• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

27 Habib Adjie, Hukum Notaris Indonesia (Tafsiran Tematik Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris), Refika Aditama, Bandung, 2008, hal.3. Petunjuk Jabatan Notaris merupakan peraturan mengenai jabatan profesi Notaris yang diatur dalam Instructie Voor de Notarissen Residerende di Nederlands Indie yang berorientasi pada Notariswet atau dikenal dengan Peraturan Jabatan Notaris. Untuk Indonesia, hal ini dilaksanakan sejak disetujuinya pasal-pasal tentang notariswet yang ada dalam Peraturan Jabatan Notaris ditambah dengan pasal-pasal yang diperlukan pada saat itu.30.

Istilah atau sebutan jabatan notaris di Indonesia lebih dikenal dengan istilah officiar jenderal atau publica ambtenaar pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Hindia Timur. Masa pemerintahan Negara Republik Indonesia Merdeka terbagi menjadi 2 (dua) masa atau masa berdasarkan lahirnya undang-undang tentang Notaris, yaitu : 34. Lahirnya undang-undang ini dilatarbelakangi oleh adanya jaminan perlindungan dan jaminan tercapainya kepastian hukum mengenai pelaksanaan tugas Notaris yang sebelumnya telah diatur dalam Undang-undang No.

Selain itu, perubahan UUJN juga bertujuan untuk melakukan harmonisasi dengan undang-undang lainnya. Seseorang menjadi pejabat publik apabila ia diangkat dan diberhentikan oleh negara serta diberi wewenang oleh undang-undang untuk melayani masyarakat di suatu daerah tertentu. Sebab, undang-undang mengangkatnya menjadi pegawai negeri dan diberi wewenang untuk melakukan tindakan tersebut.

Tidak berstatus Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara, Pengacara atau sedang tidak memangku jabatan lain, yang dilarang oleh undang-undang untuk menjalankan jabatan Notaris; Dan.

Kewenangan, Kewajiban Dan Larangan Notaris

Pada dasarnya Notaris harus memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat yang membutuhkan pembuktian akta otentik. Membuat akta-akta yang berkaitan dengan tanah; atau g. 3) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris mempunyai kewenangan lain yang diatur dengan peraturan perundang-undangan. Notaris sebagai pejabat publik yang berwenang membuat akta otentik tentunya mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Pasal 1869 KUH Perdata “Suatu surat yang tidak dapat dianggap sebagai surat otentik, baik karena kekurangan wewenang atau ketidakmampuan pejabat yang bersangkutan, atau karena cacat bentuk, mempunyai kekuatan tulisan di bawah tangan jika ditandatangani oleh Para Pihak." Pasal ini memuat ketentuan yang pada pokoknya menyatakan bahwa suatu akta tidak berfungsi sebagai akta otentik dan hanya mempunyai kekuatan pembuktian di bawah tangan apabila. Dari ketentuan Pasal 15 ayat (1) UUJN dapat disimpulkan bahwa salah satu kewenangan Notaris adalah membuat akta secara umum, namun ada batas waktunya.

Mengenai perbuatan-perbuatan yang akan dibuat atau dikuasakan untuk dibuatkan perbuatan-perbuatan otentik yang berkaitan dengan segala perbuatan, perjanjian-perjanjian dan ketentuan-ketentuan yang keberadaannya diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan atau dikehendaki oleh yang bersangkutan. Untuk memenuhi keaslian akta yang dilakukannya, maka Notaris yang melakukan akta tersebut harus berada dalam keadaan berwenang pada saat melakukan akta tersebut. Ketentuan ini masih menambah larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf UU yang menyatakan “Notaris dilarang: a.

Mengenai batasan kewenangan materiil dalam hal ini terlihat dari pasal 15 UUJN yang memberikan batasan bahwa kewenangan Notaris dalam membuat akta adalah sepanjang tugas tersebut tidak dilimpahkan kepada pejabat umum lainnya. Dalam kaitannya dengan akta notaris, istilah terdegradasi terjadi apabila suatu akta notaris yang seharusnya merupakan akta otentik mengalami penurunan mutu ke kedudukan yang lebih rendah dalam hal kekuatan pembuktiannya dibandingkan sebelumnya yang mempunyai kekuatan pembuktian sempurna hanya dalam bentuk akta notaris saja. permulaan pengesahan sebagai akta di bawah tangan saja dan terdapat cacat hukum yang mengakibatkan batal atau tidak berlakunya akta Notaris tersebut. Menjaga kerahasiaan segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan yang dilakukannya dan segala keterangan yang diperoleh untuk maksud melakukan perbuatan itu sesuai dengan sumpah/janji tugas, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang;

Pembacaan akta di hadapan pengusul dengan disaksikan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk penyusunan akta wasiat di bawah tangan, yang kemudian ditandatangani oleh pengusul, saksi dan pengusul. notaris; Menyelesaikan seluruh teknik administrasi pembuatan catatan notaris, seperti pembacaan, penandatanganan, penyerahan salinan, dan pengarsipan notulen. Alasan-alasan yang dapat diberikan oleh Notaris atas penolakan pembuatan suatu akta di antara para pihak antara lain adalah alasan-alasan yang menjadikan Notaris tidak memihak.

Notaris boleh menolak keinginan pemohon untuk membuat akta di hadapannya, sepanjang ada alasannya yang jelas. Jika para pihak menghendaki Notaris membuat akta dalam bahasa yang tidak mereka kuasai, atau jika yang hadir berbicara dalam bahasa yang tidak jelas, sehingga Notaris tidak mengerti apa yang diinginkannya.

Kedudukan Jabatan Notaris Sebagai Jabatan Terhormat

Melaksanakan pekerjaan lain yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan atau keadilan, yang dapat merugikan kehormatan dan harkat dan martabat jabatan Notaris. Jabatan Notaris mempunyai dua ciri dan ciri yang hakiki, yaitu ketidakberpihakan dan independensi dalam memberikan bantuan kepada klien. Dalam pengujian UUJN huruf c disebutkan: “bahwa Notaris adalah suatu jabatan tertentu yang menjalankan profesi pemberian jasa hukum kepada masyarakat, dan untuk mencapai keamanan hukum, ia harus mendapat perlindungan dan jaminan”. juga terdapat pada Jabatan Notaris.

Dalam konteks profesi, suatu profesi dapat dibedakan menjadi profesi pada umumnya dan profesi mulia atau mulia (officium nobile). Jabatan Notaris dapat dikatakan officium nobile karena jabatan Notaris sangat erat hubungannya dengan kemanusiaan. Disinilah letak “kemuliaan” kedudukan Notaris, dimana melalui kewenangannya membuat akta autentik dan kewenangan lainnya adalah memberikan kepastian hukum, ketertiban dan perlindungan hukum kepada masyarakat yang memerlukannya, oleh karena itu Notaris diharapkan selalu mentaati segala sesuatunya. peraturan perundang-undangan dan kode etik yang berkaitan dengan jabatan dan profesinya.

Jabatan Notaris merupakan suatu jabatan yang terhormat (Officium Nobile) karena Notaris sebagai pejabat umum merupakan suatu jabatan yang dapat dipercaya (Vertrouwens Ambt) dan secara pribadi Notaris adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat untuk memberikan bukti berupa suatu akta otentik. (Vertrouwens. Orang). Pentingnya fungsi Notaris tentunya harus dibarengi dengan seseorang yang memantapkan dirinya dengan hal-hal yang baik, sebagai penunjang dalam menjalankan profesi officium nobile yang merupakan profesi mulia. Yang dimaksud dengan “berkelanjutan” adalah waktu yang lama sampai masa pensiun atau sampai berakhirnya masa kerja profesi yang bersangkutan.

Pengakuan terhadap organisasi profesi didasarkan pada nilai-nilai moral yang tercermin pada keahlian dan keterampilan para anggota profesi yang bersangkutan, bukan pada ketentuan hukum positif59 yang disebut Kode Etik. Kedudukan kode etik bagi Notaris sangatlah penting, pertama, bukan hanya karena Notaris merupakan suatu profesi dan harus diatur dalam kode etik, namun juga karena hakikat dan hakikat pekerjaan Notaris sangat berorientasi pada legalisasi. sehingga dapat menjadi landasan hukum utama mengenai status harta benda, hak dan kewajiban klien pengguna jasa Notaris. Kedua, agar ketidakadilan tidak terjadi akibat pemberian status harta benda, hak dan kewajiban yang tidak sesuai dengan aturan dan asas hukum dan keadilan, sehingga mengganggu ketertiban umum dan juga mengganggu hak-hak pribadi pencari nafkah. Keadilan, maka bagi Notaris “Sangat diperlukan adanya kode etik profesi yang baik dan modern”.

Kode etik tidak hanya sekedar rumusan norma moral bagi orang yang menjalankan profesinya, tetapi juga menjadi standar tindakan para anggota profesinya. Kode etik Notaris merupakan peraturan organisasi, sehingga hanya mengikat bagi anggota organisasi. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa kode etik bukanlah suatu hukum positif, sehingga diperlukan fasilitas untuk menegakkan kode etik agar dapat ditaati secara maksimal oleh anggota organisasi.

Secara umum Kode Etik Profesi bukanlah undang-undang sehingga tidak mempunyai kekuatan hukum. Sanksi pelanggaran etika profesi merupakan sanksi profesi yang dikenakan oleh komunitas profesi berdasarkan kode etik yang disepakati bersama. , masing-masing pada Pasal 82 dan 83 UUJN, jadi bisa.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga produk perjanjian dari Notaris tersebut disebut sebagai akta autentik.Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang dalam membuat akta autentik sebagaimana

Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang ini atau berdasarkan

Sehingga produk perjanjian dari Notaris tersebut disebut sebagai akta autentik.Notaris sebagai pejabat umum yang berwenang dalam membuat akta autentik sebagaimana

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini atau

Seorang notaris dalam menjalankan jabatannya mempunyai kewenangan khusus dalam membuat akta autentik diatur dalam Pasal 15 ayat 1, Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 sebagaimana yang

Sebagai bentuk penegasan tentang kewenangan Notaris dalam pembuatan akta autentik yang diatur diluar Undang-Undang Jabatan Notaris sebagaimana yang terdapat dalam Pasal 1868 KUHPerdata

Jadi Notaris memiliki legalitas untuk melakukan perbuatan hukum membuat akta autentik.Kewenangan Notaris sebagai pejabat umum yang bertugas membuat akta autentik, termasuk kewenangan

Pengertian dari Notaris sendiri berdasarkan Pasal 1 ayat 1 UUJNP, menyatakan bahwa: “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memilki kewenangan