• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

72 3.1 Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post-positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulam data dilakukan dengan triangulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. (Sugiyono, 2013:9)

Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen 1982, memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci.

b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome.

d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

(Sugiyono, 2013:13)

(2)

Berdasarakan hal di atas dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan di lapangan dan membuat laporan penelitian secara mendetail.

Peneliti menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif itu adalah penelitian yang menjelaskan realitas dengan menggunakan penjelasan deskriptif dalam bentuk kalimat dan dilakukan dalam kondisi yang alamiah melalui berbagai data yang ditemukan di lapangan.

Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan informasi sedalam mungkin pada latar yang alami sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai tanpa rekayasa. Metode yang digunakan untuk mempermudah penelitian ini lebih diarahkan kepada metode fenomenologi. Peneliti menggunakan metode fenomenologi untuk mengetahui kegiatan marketing public relations melalui penggunaan media sosial berdasarkan pengalaman informan, serta memahami kegiatan marketing public relations tersebut di Urban Radio Bandung 106,3 FM.

3.2 Paradigma Dan Pendekatan 3.2.1 Paradigma Kontruktivis

Paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2011:49).

Paradigma konstruksionis memandang realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi terbentuk dari hasil konstruksi. Karenanya, konsentrasi analisis pada paradigma konstruksionis adalah menemukan

(3)

bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi, dengan cara apa konstruksi itu dibentuk. Dalam studi komunikasi, paradigma konstruksionis ini sering sekali disebut sebagai paradigma produksi dan pertukaran makna (Eriyanto, 2011:43).

Paradigma ini melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna. Yang menjadi titik perhatian bukan bagaimana seseorang mengirim pesan, tetapi bagaimana masing-masing pihak dalam lalu lintas komunikasi saling memproduksi dan mempertukarkan makna. Disini diandaikan tidak ada pesan dalam arti yang statis yang saling dipertukarkan dan disebarkan. Pesan itu sendiri dibentuk secara bersama-sama antara pengirim dan penerima atau pihak yang berkomunikasi dan dihubungkan dengan konteks sosial dimana mereka berada.

Fokus pendekatan ini adalah bagaimana pesan dibuat dan diciptakan oleh komunikator dan bagaimana pesan secara aktif ditafsirkan oleh individu sebagai penerima (Eriyanto, 2011:46)

Paradigma konstruktivis secara konstruksi makna memberikan cara pandang peneliti terhadap subjek penelitian yaitu Urban Radio. Dalam hal ini peneliti memutuskan menggunakan paradigma kontruktivis karena ingin mengetahui pesan yang dibuat oleh Urban Radio dan bagaimana pesan secara aktif ditafsirkan oleh target audience. Peristiwa yang ditemukan oleh peneliti adalah eksistensi media radio saat ini menurun dengan adanya media baru berbasis intenet, yang mana target audience dari radio lebih memilih media sosial dalam memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan, maka peneliti ingin mengetahui cara yang dilakukan Urban Radio bagaimana peristiwa atau realitas tersebut dikonstruksi dalam strategi marketing public relations. Dengan demikian,

(4)

penelitian dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut.

3.2.2 Studi Fenomenologi

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi.

Menurut Huserl (dalam, Moleong, 2011:14) mengartikan fenomenologi sebagai:

1) pengalaman subyektif atau pengalaman fenomenologikal; 2) suatu studi tentang kesadaran dari prespektif pokok dari seseorang. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subyektif dari berbagai jenis dan tipe subyek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari prespektif pertama seseorang.

Fenomenologi merupakan pandangan berpikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subyektif manusia dan interpretasi- interoretasi dunia. Dalam hal ini, para fenomenologis ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada orang lain.

Teori fenomenologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori fenomenologi menurut Alfred Schutz. Menurut Schutz, dunia sosial adalah realitas interpretif (Kuswarno, 2009:110).

Tindakan manusia serta segala peristiwa yang telah terjadi dianggap sebagai sebuah realitas yang bermakna. Individu bisa memberikan makna terhadap realitas tersebut. Makna terhadap sebuah realitas dalam teori ini bukan hanya makna yang berasal dari individu sendiri namun juga bersifat intersubjektif.

(5)

Individu sebagai anggota masyarakat berbagi presepsi dasar mengenai realitas melalui interaksi atau sosialisasi mereka dengan anggota masyarakat lainnya (Kuswarno, 2009:38).

Inti pemikiran Schutz adalah bagaimana memahami tindakan sosial melalui penafsiran. Proses penafsiran dapat digunakan untuk memperjelas atau memeriksa makna yang sesungguhnya, sehingga dapat memberikan konsep kepekaan yang implisit. Schutz meletakkan hakikat manusia dalam pengalaman subjektif, terutama ketika mengambil tindakan dan sikap terhadap dunia kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, Schutz mengikuti pemikiran Husserl, yaitu proses pemahaman aktual kegiatan kita, dan pemberian makna terhadapnya, sehingga ter-refleksi dalam tingkah laku. (Kuswarno, 2013).

Schutz mengawali pemikirannya dengan mengatakan bahwa objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya berhubungan dengan interpretasi terhadap realitas. Orang-orang saling terikat ketika membuat interpretasi ini. Peneliti berusaha untuk menyamakan persepsi dengan informan. Persamaan persepsi dapat terbentuk apabila adanya komunikasi yang terus menerus sehingga peneliti dapat menemukan makna dari informan sebagai objek penelitian

Peneliti harus menggunakan metode interpretasi yang sama dengan orang yang diamati, sehingga peneliti bisa masuk ke dalam dunia interpretasi dunia orang yang dijadikan objek penelitian. Menurut Schutz, tindakan manusia adalah bagian dari posisinya dalam masyarakat (Kuswarno, 2009:38)

Ada dua aspek yang dibahas dalam teori fenomenologi, yaitu:

(6)

1. Aspek intersubjektif, yakni makna subjektif yang terbentuk dalam dunia sosial oleh aktor berupa sebuah “kesamaan dan kebersamaan”.

Pembentukan makna dapat dihasilkan dari proses berbagi makna antar individu. Individu dalam penelitian ini adalah para informan penelitian yang berprofesi sebagai marketing public relations dan mempunyai pengalaman terkait masalah yang sedang diteliti.

2. Aspek historis, yaitu tindakan yang berorientasi pada waktu. Ada dua hal yang dilihat dari aspek historis, yaitu motif tujuan (in order to motive) dan motif alasan (because motive). Motif tujuan merupakan motif yang dimiliki oleh informan untuk mencapai tujuan tertentu ketika mereka menafsirkan dan melakukan sebuah tindakan. Motif alasan merupakan pijakan atau pemahaman yang menjadi latarbelakang informan sehingga membentuk pemahaman tersendiri dalam menafsirkan tindakan tersebut.

Penggunaan metode ini dengan alasan bahwa fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi Marketing Public Relations melalui penggunaan media sosial dalam meningkatkan eksistensi Urban Radio di kalangan generasi milenial melalui Strategi MPR. Sementara pendekatan fenomenologi bertujuan untuk menggambarkan makna dari pengalaman Marketing Public Relations Urban Radio dalam menerapkan Strategi MRR untuk meningkatkan eksistensi di kalangan generasi milenial. Maka dari itu disini peneliti ingin mengetahui makna dari pengalaman yang dialami oleh subjek penelitian terkait dengan strategi MPR dalam meningkatkan eksistensi melalui Studi Fenomenologi ini.

(7)

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek sekaligus informan dari penelitian ini adalah Public Relations sebagai penyusun strategi komunikasi pemasaran dan divisi digital marketing di Urban Radio Bandung 106,3 FM sebagai informan utama didalam publik internal, kemudian ada informan pendukung yang berfungsi menambah informasi pada saat proses wawancara, diantara informan pendukung adalah pendengar dari kalangan generasi milenial yang mengetahui tentang Urban Radio. Untuk melengkapi data yang dibutuhkan peneliti melakukan wawancara dan observasi terhadap informan tersebut.

Sedangkan objek penelitian ini adalah Urban Radio Bandung 106,3 FM mengenai Strategi Marketing Public Relations melalui penggunaan media sosial dalam meningkatkan eksistensi di kalangan generasi milenial di kota Bandung.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penyusunan penelitian ini teknik pengumpulan data yang diterapkan oleh peneliti adalah menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder sebagai berikut:

3.4.1 Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara langsung dari objek yang sedang diteliti melalui wawancara kepada narasumber yang berkompeten. Data primer dilakukan dengan tiga cara yaitu sebagi berikut:

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Peneliti hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh secara observasi. (Sugiyono, 2013:226)

(8)

Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi partisi pasif karena peneliti terlibat dengan beberapa event Urban Radio atau yang sedang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Observasi partisi patif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. (Sugiyono, 2013:227)

Seperti yang dikemukakan di atas observasi ini dapat digolongkan menjadi empat partisifati;

A. Partisipasi pasif

Dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.

B. Partisipasi moderat

Dalam partispasi ini terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisifatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

C. Partisipasi aktif

Dalam observasi ini, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

D. Partisipasi lengkap

Dalam pengumpulan data, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

(9)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian observasi partisipasi pasif, karena peneliti merupakan salah satu pendengar setia Urban Radio yang sering diundang beberapa kali dalam setiap event yang diadakan oleh Urban Radio Bandung 106,3 FM.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan atau sumber data agar mendapatkan data yang lengkap. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti melakukan wawanacara mendalam dengan bagian public relations dan bagian digital marketing Urban Radio seputar kegiatan marketing public relations. Wawancara bertujuan untuk mengetahui strategi marketing public relations dalam meningkatkan eksistensi di kalangan generasi milenial.

Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) dan tidak berstruktur, teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam, memberikan penjelasan mengenai permasalahan yang ada ataupun mengenai pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber yang di wawancarai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati berbagai dokumen yang berkaitan dengan peristiwa yang sedang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian, bisa berbentuk dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

(10)

K. Yin berpendapat, “penggunaan dokumen yang paling penting adalah mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain. Pertama, dokumen membantu memperivikasikan ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi-organisasi yang telah disinggung dalam wawancara.

Kedua, dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber lainnya. Ketiga, inferensi dapat dibuat dari dokumen-dokumen dengan mengobservasi dari pada dokumen- dokumen perusahaan.” (Yin, 2013:104)

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan di publikasi oleh suatu organisasi atau perusahaan. Peneliti menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data melalui kepustakaan, teori-teori, serta metode penelitian dari refensi buku dan informasi melalui media internet.

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen dalam (Moleong 2011: 248), “analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.”

Tujuan analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul dan menyajikannya dalam susunan yang sistematis kemudian mengolah dan menafsirkannya. Peneliti akan mengumpulakan data berupa informasi tersebut secara bertahap, mereduksi, dan seterusnya sampe akhir.

(11)

Dalam analisis data kualitatif yang dilakukan peneliti dilapangan, analisis terdiri dari empat alur kegiatan yaitu;

1. Reduksi Data

Peneliti memfokuskan pada data sesuai kebutuhan penelitian, menarik kesimpulan-kesimpulan dan memilih hal-hal pokok dari data yang di dapat pada saat observasi di lapangan.

2. Penyajian Data

Peneliti menyajikan data menggunakan pedoman wawancara, observasi, serta dokumentasi sebagai sekumpulan informasi penelitian selama di lapangan. Kemudian peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar teori untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan tahap selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

3. Menarik Kesimpulan

Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan meringkas hasil sesuai dengan fakta dilapangan dan tujuan penelitian. Sehingga makna-makna yang awalnya belum jelas menjadi jelas sesuai dengan kebenaranya.

3.6 Uji Kredibilitas Data

Uji data yang valid dapat diperoleh dengan melakukan uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif. Adapun macam pengujian kredibilitas antara lain dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan membercheck (Sugiyono, 2013:270)

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Triangulasi data. Triangulasi data adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

(12)

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti menggunakan triangulasi data maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilatas data, yaitu mengecek kredibilatas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

1. Triangulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan oleh peneliti melalui pengecekan pada berbagai sumber.

2. Triangulasi Teknik

Untuk menguji data yang sudah dilakukan peneliti dengan cara mengecek data kepada sumber data yang sama tetapi dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.

Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data menggunakan analisi data teknik, peneliti melakukan pengecekan data kembali kepada marketing public relations dengan teknik pengumpulan data yang berbeda kepada narasumber yang sama.

3.7 Tempat dan Waktu Pennelitian

Tempat penelitian adalah wilayah di mana penelitian tersebut dilakukan yang dipilih berdasarkan objektivitas. Waktu penelitian merupakan jangka yang terstruktur yang merupakan ukuran durasi kejadian pada saat penelitian. Penelitian dilaksanakan di kota Bandung. Agar penelitian ini sesuai dengan apa yang diharapkan maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian yaitu di Jalan Anyer no 52 kebonwaru, Batununggal, kota Bandung, Jawa Barat. Waktu penelitian ini berlangsung dimulai bulan April-Agustus 2019. Waktu penelitian yang dilakukan

adalah sebagai berikut

(13)

84 Tabel 3. 1 Time Schedule Penelitian

Kegiatan

Tahun 2019

April Mei Juni Juli Agustus

Pra Penelitian 16 April

Pengajuan Surat Riset Objek Penelitian 22 April

Pengajuan Judul 13 Mei

Acc Judul, Pengajuan BAB 1 17 Juni

Revisi BAB 1, Pengajuan BAB 2 & BAB 3 24 Juni

ACC BAB 1, Revisi BAB 2 & BAB 3 08 Juli

ACC BAB 2, Revisi BAB 3 11 Juli

ACC BAB 3, Pengajuan BAB 4 15 Juli

Revisi BAB 4, Pengajuan BAB 6 18 Juli

ACC BAB 4 dan Revisi BAB 6 22 Juli

ACC BAB 6, Pengajuan BAB 5 25 Juli

ACC BAB 5, Abstrak & Daftar Pustaka 30 Juli

Proses pembuatan Karya 22 Juli sampai 15 Agustus

Pendaftaran Sidang 05 Agustus

Pelaksanaan Sidang 23 Agustus

(14)

85

Referensi

Dokumen terkait

”Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Menurut Sugiyono (2014: 8) Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

Metode penelitian sebagai metode yang berlandaskan pada filsafat positivisme, metode yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu teknik

Metode penelitian kuantitaif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Menurut Sugiyono, 2017 penelitian kuantitatif adalah: "Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

Menurut Sugiyono 2019:16 metode penelitian kuantitaf dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau