• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Sesuai dengan judul yang diangkat yakni Mengatasi Situasi Kandas Pada Kapal M.V Sea Glory Pada Saat Kapal Melakukan Sandar dan Loading Di Pelabuhan Sakaminato Japan, maka sebagai deskripsi data akan dijelaskan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga dengan deskripsi ini Penulis mengharapkan agar pembaca mampu dan bisa merasakan tentang semua hal yang terjadi selama Penulis melaksanakan penelitian. Penelitian ini di lakukan pada saat kapal M.V Sea Glory mengalami kandas di pelabuhan Sakaminato Japan pada saat melaksanakan sandar dan loading.

Kapal M.V Sea Glory mempunyai route yang tetap atau liner ship, dimana route yang ditempuh telah terjadwal dan tetap (tidak berubah-ubah), jika ada perubahan route itu karena adanya kerusakan pada kapal lain yang harus segera digantikan, dan sesuai kebijakan Kantor Pusat di China.

B. HASIL PENELITIAN

Dibawah ini merupakan hasil observasi dan pembahasan wawancara yang dilakukan dikapal MV. SEA GLORY selama taruna melaksanakan praktek berlayar adalah sebagai berikut:

1. Penyajian data

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang penulis dapat di atas kapal, maka penulis dapat mengkaji beberapa temuan penilitian yang berhubung

(2)

dengan mengatasi situasi kandas di atas kapal M.V. Sea Glory pada saat kapal melakukan sandar dan loading di pelabuhan Sakaminato Japan.

Pada saat taruna melaksanakan dinas jaga kapal sandar bersama Juru Mudi jaga dan Mualim jaga dan ketika kapal mengalami kandas maka di lakukannya sounding kedalaman air laut di pelabuhan Sakaminato Japan.

Dan berikut tabel hasil sounding kedalaman air laut di pelabuhan Sakaminato Japan:

Jam Lokasi

Posisi pengecekan

kedalaman air laut

Hasil pengecekan kedalaman air laut

07 : 00

Di kapal M.V Sea Glory ( Sakaminato,Japan )

- Haluan kapal - Palka 1 - Palka 2 - Buritan

- 6.15 meter - 5.25 meter - 5.25 meter - 7.00 meter

08 : 00 Di kapal M.V Sea Glory ( Sakaminato,Japan )

- Haluan kapal - Palka 1 - Palka 2 - Buritan

- 6.15 meter - 5.25 meter - 5.25 meter - 7.00 meter

09 :00 Di kapal M.V Sea Glory ( Sakaminato,Japan )

- Haluan kapal - Palka 1 - Palka 2 - Buritan

- 6.17 meter - 5.27 meter - 5.27 meter - 7.02 meter

10 :00 Di kapal M.V Sea Glory ( Sakaminato,Japan )

- Haluan kapal - Palka 1 - Palka 2

- 6.17 meter - 5.27 meter - 5.27 meter

(3)

- Buritan - 7.02 meter 11 :00 Di kapal

M.V Sea Glory ( Sakaminato,Japan )

- Haluan kapal - Palka 1 - Palka 2 - Buritan

- 6.27 meter - 5.37 meter - 5.37 meter - 7.12 meter

12 :00 Di kapal M.V Sea Glory ( Sakaminato,Japan )

- Haluan kapal - Palka 1 - Palka 2 - Buritan

- 6.37 meter - 5.47 meter - 5.47 meter - 7.22 meter

13 :00 Di kapal M.V Sea Glory ( Sakaminato,Japan )

- Haluan kapal - Palka 1 - Palka 2 - Buritan

- 6.47 meter - 5.57 meter - 5.57 meter - 7.32 meter

Tabel 1.2 Hasil Sounding Kedalaman Air Laut Di Pelabuhan Sakaminato Japan Dengan pelaksanaan pengecekan kedalaman air laut dengan posisi mulai dari haluan kapal, palka 1 (satu), palka 2 (dua) dan buritan maka pihak kapal dan pelabuhan telah mendapatkan hasil seperti data yang sudah di paparkan dalam tabel diatas. Pengecekan di atas di lakukan pada saat kapal mengalami kandas dengan di mulainya air laut pada saat mengalami surut tertinggi dan air laut pada saat mengalami pasang tertinggi.

2. Analisis data

Dari hasil data yang penulis kumpulkan selama praktek laut bisa disimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi di atas kapal M.V Sea Glory kandas pada saat kapal sandar dan melakukan loading adalah

(4)

1. Kurangnya memperhatikan kedalam laut di pelabuhan sakaminato japan oleh Chief Officer .

Ketika akan melakukan harusnya Chief Officer melakukan pengecekan ulang terhadap kedalam laut di pelabuhan tersebut yang dapat dilihat di peta sehingga bisa mempertimbangkan final draft ketika selesai melaksanakan loading sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan pada kapal seperti yang penulis alami yaitu kandas.

2. Tidak ada pemberitahuan oleh pihak agency pelabuhan atas adanya perubahan kedalaman laut di pelabuhan tersebut.

Tidak adanya pemberitahuan dari pihak agency pelabuhan terkait perubahan kedalaman laut di pelabuhan tersebut mengakibatkan kapal M.V Sea Glory mengalami kandas seperti kapal yang sebelumnya pernah melakukan sandar.

3. Tidak melakukan koordinasi dengan pihak agency di pelabuhan Sakaminato Japan.

Kurangnya koordinasi Chief Officer di atas kapal M.V Sea Glory dengan pihak agency di pelabuhan sakaminato japan mengenai draft kapal M.V Sea Glory ketika telah di isi muatan secara penuh atau final draft M.V Sea glory ketika terisi muatan penuh. Sehingga ketika telah dilakukannya proses muat dan proses muat sudah hampir selesai terjadi kandas akibat ada perubahan kedalaman laut di pelabuhan Sakaminato Japan.

Berdasarkan hasil pengeamatan yang penulis dapat di atas kapal M.V Sea Glory dengan Owner Dalian Shenghua Ship Management,.Co.Ltd. maka penulis dapat mengkaji beberapa temuan penelitian yang berhubungan dengan Mengatasi Situasi Kandas Pada Kapal M.V Sea Glory Pada Saat Kapal Melakukan Sandar Dan Loading Dipelabuhan Sakaminato Japan.

Dari hasil temuan yang penulis uraikan di atas, diketahui kejadian tersebut dapat mengakibatkan bahaya pada saat kapal melakukan pelayaran sandar. Untuk itu perlu kiranya di perhatikan data-data di atas.

(5)

Karena tujuan dari koordinasi dengan pihak agency sebelum melakukan proses muat yaitu untuk menghindari kejadian – kejadian yang bisa membahayan kapal, crew maupun muatan, perlu di tegaskan bahwa hal ini di tunjukkan untuk keselamatan kapal dan semua crew kapal. Dalam hal ini perlu diberikan contoh-contoh mengenai kejadian- kejadian yang terjadi akibat tidak adanya koordinasi pihak kapal atau Chief Officer dengan pihak agency pelabuhan. Hal ini dilakukan biar adanya kesadaran dan motivasi untuk menghindari kecelakaan atau kejadian-kejadian yang dapat merugikan pihak pelabuhan, crew maupun pihak perusahaan pada saat kapal melakukan sandar dan melakukan proses loading.

a. Beberapa akibat dari tidak adanya koordinasi pihak kapal yaitu Chief Officer dengan pihak agency pelabuhan setempat.

1. Tidak adanya koordinasi pihak pihak kapal yaitu chief officer dengan agency pelabuhan sakaminato japan. Serta tidak adanya pemberitahuan oleh pihak agency kepada pihak kapal terkait perubahan kedalaman laut yang terjadi di pelabuhan Sakaminato Japan.

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang dilakukan penulis di atas kapal M.V Sea Glory, di ketahui bahwa pentingnya koordinasi pihak kapal atau Chief Officer dengan pihak agency sebelum melakukan proses bongkar muat di suatu pelabuhan atau pentingnya pemberitahuan oleh pihak agency pelabuhan terkait adanya perubahan yang terjadi di pelabuhan setempat sehingga pihak kapal dapat mengetahui mengenai perubahan-perubahan yang ada di daerah setempat yang dapat menyebabkan kecelakaan kapal pada saat kapal melakukan sandar. Seperti hal yang penulis alami pada saat melaksanakan praktek berlayar pada saat melaksanakan sandar dan melaksanakan loading di pelabuhan Sakaminato,Japan yang mana dalam hal ini sebelum melakukan sandar di pelabuhan tersebut pihak kapal atau Second Officer telah melakukan pengecekan kedalaman laut dan telah menyampaikan

(6)

ke Chief Officer mengenai kedalaman laut di pelabuhan Sakaminato Japan di pelabuhan apakah ada perubahan-perubahan yang terjadi, Setelah dilakukannya pengecekan Second Officer tidak menemukan adanya perubahan-perubahan yang ada di daerah pelabuhan tersebut. Akan tetapi setalah melaksanakan sandar dan dilakukannya proses loading, ketika proses loading sudah hampir selesai terjadi suatu kejadian yaitu kapal mengalami kandas, sehingga kapal mengalami kemiringan sebesar 10 degrees. Setelah dilakukan pengecekan ulang oleh Second Officer di peta untuk kedalam laut tertulis 12,5 meter yang mana dalam hal ini aman karena kapal pada saat sudah melaksanakan proses muat hanya menggunakan draft maksimal sebesar 6.50 meter, Namun pada saat melaksanakan proses loading dan pada saat draft kapal menunjukkan 6,00 meter lunas kapal sudah menyentuh dasar laut yang dapat di rasakan dengan adanya kemiringan yang tidak menentu atau berubah-ubah. Sewaktu-waktu miring kanan sewaktu waktu miring kiri sehingga di berhentikannya proses loading dan langsung dilakukannya pengecekan di kapal maupun di pelabuhan.

Setelah dilakukan pengecekan oleh Second Officer ternyata pelabuhan mengalami kedangkalan yang awalnya di peta dalamnya laut dipelabuhan tersebut 12,5 meter setelah dilakukannya pengecekan kedalaman laut hanya 5,47 meter dibagian tengah 6,47 meter di haluan dan 7,32 di buritan sehingga kapal mengalami kandas dibagian tengah sepanjang 10 meter. Ketika dilaksanakan pengecekan oleh Second Officer langsung dilaporkan terhadap Port Security Control Sakaminato Japan. 20 menit kemudian pihak pelabuhan, Coast Guard Japan, Port Security Control Sakaminato,Japan langsung meninjau lokasi tempat kapal M.V Sea Glory sandar. Dan langsung dilakukannya pengecekan ulang secara bersama dan hasilnya pun sama. Hal ini tentu sangat penting untuk diberikannya pemberitahuan oleh pihak agency terkait

(7)

perubahan kedalaman laut agar tidak terjadi lagi hal seperti yang penulis alami yaitu kandas atau grounding pada saat sandar di area tersebut.

Dari kejadian di atas sehingga banyak dampak negatif yang di hasilkan :

1. Keterlambatan Loading

Yang seharusnya waktu loading pada saat itu sudah selesai dan dikarenakan kapal menglami kandas,maka terjadi keterlambatan loading. Sehingga terdapat keputusan dari pihak kapal, pelabuhan, coast guard Japan, port security control untuk kembali membongkar muatan yang telah termuat diatas kapal sampai lunas kapal tidak menyentuh dasar laut atau kandas. Sehingga dari kejadian diatas jadwal pelayaran yang harusnya sudah terjadwal dengan terperinci dan perhitungan maka pihak perusahaan mengubah atau mengatur jadwal ulang karena yang seharusnya loading selesai dalam waktu 3 hari kini harus dikerjakan selama 8 hari. Hal ini tentunya mengakibatkan perubahan jadwal pelayaran karena keterlambatan loading yang di akibatkan kapal kandas karena tidak adanya koordinasi dari pihak kapal yaitu Chief Officer dengan pihak agency pelabuhan setempat, serta tidak adanya pemberitahuan pihak agency pelabuhan setempat terkait perubahan kedalaman laut di pelabuhan Sakaminato Japan.

C. PEMBAHASAN

Dari analisa data tersebut, maka penulis akan membahas rumusan masalah yang telah dituliskan pada bab sebelumnya. Penulis akan membahas tentang apa penyebab terjadinya kapal M.V Sea Glory kandas pada saat melakukan sandar dan loading di pelabuhan Sakaminato Japan.

(8)

1. Penyebab terjadinya kapal M.V Sea Glory kandas pada saat melakukan sandar dan loading dipelabuhan Sakaminato Japan

Adapun penyebab terjadinya kapal M.V Sea Glory kandas pada saat melakukan sandar dan loading dipelabuhan Sakaminato Japan penyebab utamanya yaitu adanya perubahan terkait kedalam laut di pelabuhan Sakaminato Japan hal ini disebebkan adanya penumpukan lumpur yang ada di dasar laut pelabuhan sakaminato japan. Selain itu tidak adanya koordinasi pihak kapal atau Chief Officer dengan pihak agency pelabuhan prihal final draft kapal M.V Sea Glory ketika sudah terisi muatan secara penuh sehingga kurangnya mempertimbangkan kedalaman laut yang ada di peta dan pasang surut yang ada di pelabuhan Sakaminato Japan. Dan tidak adanya pengecekan kedalaman laut diarea pelabuhan Sakaminato Japan oleh pihak pelabuhan sehingga ketika ada perubahan kondisi laut dipelabuhan tidak mengetahuinya. Hal ini bisa membahayakan kapal jika tidak di atasi secara cepat atau jika tidak ada berita edaran terkait perubahan kedalaman laut dari pihak pelabuhan maupun oceanografi Japan setelah di lakukannya pengecekan terkain kandasnya kapal M.V Sea Glory pada saat sandar dan melakukan loading di pelabuhan Sakaminato Japan. Hal ini bisa menyebabkan robeknya lambung kapal apabila kapal yang lewat di perairan itu terjerat oleh benda-benda asing yang mungkin ada di perairan tersebut.

Dan apabila ada pergeseran pulau maupun pendangkalan perairan ketika ada pemberitahuan maka kita akan mengetahui apa saja perubahan-perubahan yang terjadi di perairan yang kita gunakan sebagai route pelayaran. Sehingga kita bisa menghindari atau memilih route yang lain untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan jika kita tetap lewat di perairan itu. Sehingga sedikit kecil kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan.

2. Langkah – langkah untuk mengatasi situasi kandas kapal M.V Sea glory saat melakukan sandar dan loading dipelabuhan Sakaminato Japan .

Dalam hal ini penulis mengambil pemecahan masalah bersama pihak kapal dan pelabuhan untuk mengatasi situasi kandas dikapal M.V Sea Glory

(9)

pada saat melakukan sandar dan loading dipelabuhan Sakaminato Japan sebagai berikut :

a). Melakukan sounding air ballast pada kapal M.V Sea Glory

Hal ini dilakukan dikarenakan takut terjadinya kebocoran pada lambung kapal M.V Sea Glory karena telah menglami kandas di pelabuhan sakaminato Japan dan juga sounding air ballast dilakukan karena kemiringan kapal yang sewaktu-waktu berubah secara besar yaitu 7 sampai 10 degrees.

b). Melakukan bongkar muatan yang sudah termuat di dalam cargo hold Hal ini dilakukan karena untuk mengurangi muatan di atas kapal M.V Sea Glory, karena jika muatan berkurang maka draft kapal akan berkurang juga hal ini dilakukan agar kapal M.V Sea glory tidak mengalami kandas lagi. Dan tindakan ini dilakukan tentunya setelah dilakukannya diskusi dari pihak kapal yaitu Captain, Chief Officer dan Second Officer dengan pihak pelabuhan yaitu port agency, port security control and coast guard Japan selama lebih kurangnya 3 jam di Captain room kapal M.V Sea Glory.

Seperti hal yang penulis alami pada saat melaksanakan praktek kerja laut (prala) diatas kapal M.V Sea Glory yang mengalami kandas karena tidak adanya koordinasi pihak kapal dengan pihak pelabuhan dan tidak adanya pemberitahuan dari pihak oceanografi terkait perubahan kedalaman laut di pelabuhan Sakaminato Japan yang mengkibatkan kapal M.V Sea Glory kandas. Sehingga dalam hal ini banyak kerugian yang di akibatkan, yaitu :

1).Waktu, waktu yang seharusnya proses loading diselesaikan dalam waktu 3 (tiga) hari kini harus diselesaikan dalam waktu 8 (delapan) hari karena harus membongkar kembali muatan sudah ada didalam palka karena kapal mengalami kandas.

(10)

2).Jadwal yang harusnya sudah tersusun dengan sebagaimana mestinya harus mengatur ulang jadwal lagi dikarenakan adanya keterlambatan dalam proses loading karena kapal mengalami kandas.

Dalam mengatasi hal tersebut perwira kapal memberitahuakan kepada coast guard diarea tersebut hingga langsung diadakannya pengecekan ulang guna memberi tahukan kepada oceaonografi untuk diadakan pemberitahuan Notice to Marine agar tidak lagi terjadi kapal kandas diarea tersebut, yang dapat merugikan pihak perusahaan maupun pelabuhan.

(11)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dituangkan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil simpulan bahwa banyak faktor-faktor yang menyebabkan kandasnya kapal pada saat berlayar diperairan sempit dan dangkal. Adapun kesimpulan yang diambil peneliti adalah:

Penyebab utama kandasnya kapal MV.Sea Glory di pelabuhan Sakaminato Japan adalah kegagalan bridge team dan adanya perubahan kedalaman laut di pelabuhan Sakaminato Japan yang di akibat karena adanya penumpukan lumpur.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk membebaskan kapal MV.Sea Glory dari posisi kandas adalah dengan melakukan pembongkaran muatan yang sudah termuat di palka 1 (satu) dan memindahkan muatan dari palka 1 (satu) ke palka 2 (dua) guna mengurangi draft kapal agar tidak kandas.

B. SARAN

Sebagai langkah perbaikan kedepannya maka peneliti memberikan beberapa saran kepada pihak kapal dan juga perusahaan agar kejadian kandas tidak terulang lagi, adapun saran yang dapat diberikan adalah:

Sebaiknya Nakhoda dan perwira agar sebelum melakukan persiapan untuk berlayar harus melakukan pengecekan terhadap semua yang diperlukan untuk berlayar seperti, passage plan, semua alat navigasi dan komunikasi, dan lain lain,

(12)

sehingga semua perlaratan yang di butuhkan bisa berguna dengan baik.

Sebaiknya perusahaan memberikan latihan atau diklat tentang bridge team management untuk meningkatkan kemampuan dari Nakhoda dan perwira dan menyegarkan keterampilan mereka dalam melakukan navigasi yang aman, bijaksana untuk meminimalkan risiko kecelakaan yang disebabkan oleh human error.

Referensi

Dokumen terkait

Dari wawancara dengan ke delapan Narasumber di ketahui bahwa Peran Juru kamera dalam Proses Produksi berita sangat besar dan penting dalam sebuah proses produksi di program

Ada juga beberapa paparan dari nelayan kapal Asia Makmur yaitu oleh Bapak Bagas selaku salah satu nelayan kapal Asia Makmur di Desa Bendar Kecamatan Juwana

Hasil dari pendekatan yang dibuat oleh CSR Officer perusahaan sebagai komunikator, telah mampu mencakup keseluruhan masyarakat di sekitar pabrik di Sukorejo, Pandaan dan Rungkut,

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh langsung komitmen organisasi terhadap Kinerja karyawan adalah sebesar 22.7%, dan pengaruh tidak langsung melalui

Terlihat dari tabel 4.9 bisa di ketahui bahwa nilai probabilitas atau p value dari struktur asset yaitu sebesar 0,024 yaitu menunjukan bahwa nilai p value struktur asset kurang dari

Apalagi untuk komunikasi saat kondisi kapal dalam bahaya, yaitu misal meminta tolong kepada kapal lain pada saat kapal kita dalam bahaya, ataupun yang paling sering taruna alami pada

Lembar checklist tersebut berisi tentang perawatan yang dilakukan di atas kapal, Perawatan yang dilaksanakan di dalam checklist seperti menjaga kebersihan panel listrik yang dilakukan

Windi Harjulianto Putra Second Officer √ √ − √ 11 November 2020 Muhtar Third Officer √ √ − − Keterangan : √ : melakukan − : tidak melakukan Di atas kapal Tanto