• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

1Dokumentasi Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an... membawa langkah lembaga menuju masa depan yang lebih baik. Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an didirikan bukan sekedar untuk eksis, namun mempunyai tujuan untuk mendirikan lembaga pendidikan Islam yang profesional. Letak Geografis Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an Denah Lokasi Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an.

Eksistensi budaya Sipakatau, Sipakakainge dan Sipakalebbi dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an Kabupaten Pinrang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ketiga budaya tersebut hampir 100% hadir di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur’an dan menjadi sentral dalam pembentukan akhlak santri. Berikut ini eksistensi budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi dalam pembentukan akhlak santri yang diamalkan di lingkungan Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an.

Sikap saling menghormati dan menghormati merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap santri Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an. Kami diajari pentingnya menghormati satu sama lain dan menghormati seseorang. Selama saya bekerja di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an, saya melihat akhlak santri di pesantren ini baik, terlihat dari cara santri mengambil makanannya selalu rapi dan sopan. dalam sambutannya 16. Selama menjadi peneliti di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an, peneliti sangat melihat nilai-nilai budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi dalam diri setiap santri.

Internalisasi budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi terhadap pembentukan moralitas santri di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an.

Tabel 4.1. Jadwal program harian Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur’an
Tabel 4.1. Jadwal program harian Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur’an

Internalisasi budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi terhadap pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur’an

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses internalisasi budaya sipakatau, sipakainga dan sipakalebbi menuju pembentukan akhlak santri adalah sebagai berikut. Bentuk kegiatan yang mengandung nilai-nilai sipakatau, sipakainge dan budaya sipakalebbi dirancang dan direncanakan oleh ustadz dan ustadzah (pembimbing). Pada tahap ini berlangsung proses penanaman nilai-nilai budaya sipakatau, sipakainga dan sipakalebbi serta konsep pendidikan moral.

Berdasarkan wawancara tersebut dapat dipahami bahwa proses pemerolehan budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi pada tahap ini berupa pemberian informasi kepada siswa untuk saling mengingat (sipakainge) dalam beribadah kepada Allah SWT. dan akhlak terhadap orang lain berupa sikap saling menghormati (sipakatau) tanpa menghiraukan kesalahan orang lain. Setelah kami diberikan pemahaman materi akhlak oleh ustadzah, kami diminta untuk menerapkan nilai-nilai budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai sarana pengamalan nilai, maka diciptakanlah program dan peraturan pesantren yang mengandung nilai-nilai budaya Sipakatau, Sipakakainge dan Sipakalebbi untuk mengenalkan santri dalam mengamalkan apa yang diketahuinya.

Pendekatan dan metode dalam proses internalisasi budaya Sipakatau, Sipakainge dan Sipakalebbi menuju pembentukan moralitas Santri. Dalam proses internalisasi budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi menuju pembentukan akhlak santri tentunya diperlukan cara dan pendekatan yang berbeda-beda yang bertujuan untuk mensukseskan proses tersebut. Pendekatan pihak pesantren khususnya ustadz dan stadzah (penasehat) dalam menyukseskan internalisasi budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi menuju pembentukan akhlak santri dilakukan melalui proses pendekatan bertahap. Pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut.

Dalam melatih siswa agar selalu hidup sesuai dengan nilai-nilai sipakatau, sipakainge dan budaya sipakalebbi biasanya dilakukan dengan cara yang baik hati, memotivasi, lemah lembut dan memudahkan siswa itu sendiri. Pendekatan kelompok yang dilakukan ustazd dan utadzah adalah dengan meningkatkan internalisasi budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi dengan mengajak seluruh santri untuk mengikuti program dan aturan yang ada di pondok pesantren. a) Mengenalkan budaya sipakainge kepada santri melalui program ta’lim dan tren dakwah, setiap santri wajib mengikuti program tersebut. Metode yang dilakukan ustadz dan ustadzah dalam upaya menanamkan budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi guna membentuk akhlak santri di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an Kabupaten Pinrang adalah sebagai berikut.

Melalui metode pembiasaan ini diharapkan siswa mampu memahami pentingnya nilai-nilai budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi dalam berperilaku terhadap orang lain. Melalui metode ini siswa selalu diawasi oleh pengawas dalam pelaksanaan setiap program dan aturan yang mengandung nilai-nilai budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi. Agar para santri selalu mengikuti program dan tata tertib asrama yang mengandung nilai-nilai budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi.

Berikut nilai-nilai pendidikan agama Islam yang terkandung dalam proses internalisasi budaya sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi menuju terbentuknya akhlak santri. Semangat santri merupakan implikasi dari budaya Sipakatau, Sipakainge dan Sipakalebbi di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an Kabupaten.

Akhlak santri yang menjadi implikasi dari Budaya Sipakatau, Sipakainge dan Sipakalebbi di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur’an Kabupaten

Setelah para santri mengikuti program Ta’lim yang didalamnya terkandung nilai-nilai budaya sipakainge (saling mengingatkan), para santri selalu melaksanakan ibadahnya dengan ikhlas karena para santri telah memperoleh wawasan melalui program ta’lim yang diadakan. rutin setiap malam agar manusia sadar bahwa dirinya adalah hamba ciptaan Allah. Selain itu, ibadah-ibadah keagamaan seperti salat wajib dan sunnah menjadi hal yang wajib dilaksanakan di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an agar para santri terbiasa melaksanakan salat tersebut walaupun tidak berada di pondok pesantren. lingkungan. Di pesantren kita diwajibkan untuk mengikuti program seperti Ta’lim, Sholat dan program lainnya.

Maka ketika sudah waktunya pulang dan aku sudah sampai di rumah saat azan dikumandangkan, aku merasa harus menunaikan panggilan tersebut karena di pesantren kita selalu diingatkan untuk beribadah dan selalu menunaikan panggilan Allah yang f . misalnya Sholat dan Baca Al Quran 23. Sebelum saya masuk pesantren, anak saya selalu diingatkan untuk sholat, namun setelah masuk pesantren dia rajin sholat berjamaah di mesjid, ketika mendengar azan, dia bergegas segera menuju masjid untuk salat berjamaah. . Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an menekankan pada santrinya untuk selalu rendah hati, dalam hal ini santri yang hafalannya banyak maka santri tidak merasa sombong dan tidak memandang rendah santri lain yang ingatannya kecil.

Ketika saya sudah mencapai target hafalan, saya tidak pernah merasa puas karena saya yakin masih ada siswa lain yang lebih hafal, dan saya selalu menyemangati teman saya yang belum mencapai target hafalan, seperti mengajarinya cara menghafal, memberi dan mengingatkannya. . untuk selalu mengingat pengorbanan orang tua kita untuk menyekolahkan kita di pesantren agar mereka semakin semangat menghafal tanpa putus asa. 25. Di Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur'an, ta'zim sudah menjadi akhlak yang wajib dimiliki oleh setiap santri, terlihat dari cara santri menghormati ustadz dan ustadzah, tidak memimpin ketika berjalan, berhenti ketika berjalan. ustadz dan ustadzah lewat bersamaan dengan tangga kami. , berdiri ketika pimpinan pondok atau ustadz dan ustadzah lewat. Salah satu hal yang dapat saya lakukan untuk membantu teman saya adalah ketika teman saya membutuhkan uang karena orang tuanya tidak menjenguk, saya meminjamkan uang saya kepada teman saya untuk dia gunakan.

Tak jauh berbeda dengan akhlak santri ketika di pesantren, ketika di madrasah santri juga mengamalkan budaya sipakatau (saling menghormati), sipakainge (saling mengingatkan). Tidak hanya kepada ustadz dan ustadzah saja kita juga selalu diingatkan untuk selalu menghormati orang tua kita, selama di pesantren saya selalu menjaga nama baik orang tua saya dengan tidak melakukan pelanggaran dan hal ini selalu diingatkan oleh teman-teman saya untuk selalu mengingat pengorbanan orang. , sehingga hal ini selalu membuat saya bersemangat dalam menghafal Al Quran. Dan ketika aku pulang ke rumah, aku selalu mengingat apa yang aku pelajari di pesantren, untuk selalu mendengarkan dan menuruti apa yang diperintahkan orang tuaku.

Gambar

Tabel 4.1. Jadwal program harian Pondok Pesantren Tassbeh Baitul Qur’an
Tabel 4.2. Program rutin setelah shalat magrib

Referensi

Dokumen terkait

Lalu apa yang Daud lakukan memangnya selain berpura-pura gila yang membuat dia yakin Tuhan akan menolongnya, sekarang saya ajak kita untuk membuka Mazmur 56, lagi-lagi mari kita tidak

Selain itu saya juga pernah dimarahi oleh kakak pembina karena saya tidak melaksanakan tugas sesuai dengan perintahnya, akan tetapi ketika marah pembina tetap mengasih tau apa yang