BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Metode Ranked Positional Weight
Berikut adalah urutan operasi kerja sebagai berikut:
Gambar 4.1 Urutan Operasi Kerja 4.1.1 Waktu Siklus Operasi
Berikut adalah waktu siklus tiap operasi sebagai berikut:
Tabel 4.1 Waktu Siklus Operasi
Kegiatan Operasi Waktu Siklus (menit)
Pembuatan pola (badan) A 3
Memotong (badan) B 5
Penghalusan (badan) C 2
Pembuatan pola (alas) D 3
Pemotongan (alas) E 4
Penghalusan (alas) F 2
Pengecatan G 9
inovasi H 6
inspeksi I 9
Total 43
A B C
G
D E F
H I
Jika dalam satu bulan dihasilkan 4201 unit RakRik, jumlah hari kerja selama satu bulan adalah 25 hari kerja dengan 8 jam kerja perhari:
TC = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑡
𝑄 = 8 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 25
4201 = 2,85 ≈ 3 menit / unit
4.1.2 Matrik Pendahulu
Berikut matrik pendahulu dari operasi produksi meja lipat:
Tabel 4.2 Matrik Pendahulu Operasi
Pendahuluan
Operasi Pengikut
A B C D E F G H I
A 0 1 1 0 0 0 1 1 1
B -1 0 1 0 0 0 1 1 1
C -1 -1 0 0 0 0 1 1 1
D 0 0 0 0 1 1 1 1 1
E 0 0 0 -1 0 1 1 1 1
F 0 0 0 -1 -1 0 1 1 1
G -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 1 1
H -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0 1 I -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 0
4.1.3 Bobot Posisi Tiap Operasi
Berikut bobot posisi dari tiap operasi produksi meja lipat:
Tabel 4.3 Bobot Posisi Tiap Operasi
Operasi Waktu Bobot Posisi Rangking
A 3 34 1
Operasi Waktu Bobot Posisi Rangking
B 5 26 3
C 2 24 5
D 3 30 2
E 4 26 4
F 2 24 6
G 9 15 7
H 6 9 8
I 9 9 9
4.1.4 Pengukuran Operasi Berdasarkan Bobot
Berikut pembebanan operasi pada stasiun kerja dari produksi meja lipat:
Tabel 4.4 Pengukuran Operasi Berdasarkan Bobot
Rangking Operasi Waktu Bobot Posisi
1 A 3 34
2 D 3 30
3 B 5 26
4 E 4 26
5 C 2 24
6 F 2 24
7 G 9 15
8 H 6 9
9 I 9 9
4.1.5 Pembebanan Operasi pada Stasiun Kerja
Berikut pembebanan operasi pada stasiun kerja dari produksi meja troli:
μ =𝜀𝑆𝑇𝑖
𝑇𝑐 = 43
9 = 4,7 ≈ 5 Stasiun kerja
Tabel 4.5 Pembebanan Operasi Pada Stasiun Kerja
Nomer Stasiun Kerja
Rangking Operasi Waktu Keterangan
Waktu Kumulatif
Stasiun Kerja
Efisiensi Stasiun Kerja
1 A 3 Dipilih
I 2 D 3
Tidak Dipilih
8 8/9 = 88,88 %
3 B 5 Dipilih
2 D 3 Dipilih
II 4 E 4 Dipilih 9 9/9 = 100 %
5 C 2 Dipilih
III
6 F 2
Tidak
Dipilih 9 9/9 = 100%
7 G 9 Dipilih
IV
6 F 2 Dipilih
8 8/9 = 88,88 %
8 H 6 Dipilih
V 9 I 9 Dipilih 9 9/9 = 100%
Efisiensi rata-rata lintasan 95,5 %
Atau bila menggunakan rumus:
𝐿𝐸 = 𝜀𝑆𝑇𝑖
𝑇𝑐 = 43
(5)(9)
= 95,5 %
Balance delay (d) = 𝑛.𝐶− 𝛴𝑡𝑖
(𝑛.𝑡𝑖) ×100%
= (5×9)− 43
(5×9) ×100%
= 4,4 %
Balance delay (d) = √∑(𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 − 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛)2
= √(3 − 8)2+ (3 − 9)2+ ⋯ + (9 − 9)2
= 216 Analisa :
Berdasarkan tabel diatas pembebanan operasi terdiri dari lima stasiun.
Stasiun I terdiri dari dua operasi yakni operasi A dan B dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 88,88 %. Untuk stasiun II terdiri dari tiga operasi yakni operasi D, E dan C didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 100 %.
Stasiun III terdiri dari 1 operasi yakni operasi G dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 100%. Stasiun IV terdiri dari dua operasi yakni operasi F dan H dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 88,88%. Stasiun V terdiri dari satu operasi yakni operasi I dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 100%.
4.1.6 Layout Hasil Perhitungan Ranked Positional Weight
Berikut merupakan layout hasil perhitungan ranked positional weight.
Gambar 4.2 Layout Hasil Perhitungan Ranked Positional Weight 4.2 Metode Largest Candidate Rule
Berikut adalah urutan operasi kerja dalam pembuatan produk RakRik.
Gambar 4.3 Urutan Operasi Kerja 4.2.1 Waktu Siklus Operasi
Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu proses pekerjaan, atau jumlah waktu tiap-tiap elemen dalam suatu pekerjaan.
Berikut adalah waktu siklus tiap operasi dalam pembuatan satu produk RakRik.
Tabel 4.6 Waktu Siklus Operasi
Kegiatan Operasi Waktu Siklus (menit)
Pembuatan pola (badan) A 3
Memotong (badan) B 5
Penghalusan (badan) C 2
Pembuatan pola (alas) D 3
A B D E C G F H I
A B C
G
D E F
H I
Kegiatan Operasi Waktu Siklus (menit)
Pemotongan (alas) E 4
Penghalusan (alas) F 2
Pengecatan G 9
inovasi H 6
inspeksi I 9
Total 43
Jika dalam satu bulan dihasilkan 400 unit RaRik, jumlah hari kerja selama satu bulan adalah 25 hari kerja dengan 8 jam kerja perhari:
TC = 𝑡
𝑄 = 8 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 25 ℎ𝑎𝑟𝑖
400 = 30 ≈ 3 menit / unit 4.2.2 Mengurutkan Elemen Kerja Berdasarkan LCR
Berikut adalah urutan elemen kerja berdasarkan LCR dalam pembuatan produk RakRik.
Tabel 4.7 Urutan elemen kerja berdasarkan LCR
Operasi Kegiatan Waktu Siklus (menit)
G Pengecatan 9
I inspeksi 9
H inovasi 6
B Memotong (badan) 5
E Pemotongan (alas) 4
A Pembuatan pola (badan) 3
D Pembuatan pola (alas) 3
C Penghalusan (badan) 2
F Penghalusan (alas) 2
4.2.3 Pembenan Operasi pada Stasiun Kerja
Berikut pembebanan operasi pada stasiun kerja dari produksi meja troli.
μ =𝜀𝑆𝑇𝑖𝑇𝑐 = 43
9 = 4,77 ≈ 5 Stasiun kerja
Tabel 4.8 Pembebanan Operasi Pada Stasiun Kerja
Nomer Stasiun Kerja
Operasi
Waktu Siklus
Keterangan
Waktu Kumulatif
Stasiun Kerja
Efisiensi Stasiun Kerja
I G 9 Dipilih 9 9/9 = 100%
II I 9 Dipilih 9 9/9 = 100%
III
H 6 Dipilih
9 9/9 = 100%
B 5
Tidak Dipilih
E 4
Tidak Dipilih
A 3 Dipilih
IV
B 5 Dipilih
9 9/9 = 100%
E 4 Dipilih
V
D 3 Dipilih
7 7/9 = 77,77%
C 2 Dipilih
F 2 Dipilih
Efisiensi rata-rata lintasan 95.55 %
Atau bila menggunakan rumus:
𝐿𝐸 = 𝜀𝑆𝑇𝑖
𝑇𝑐
= 43
(5)(9)
= 95,55 %
Balance delay (d) = 𝑛.𝐶− 𝛴𝑡𝑖
(𝑛.𝑡𝑖) ×100%
= (5×9)− 43
(5×9) ×100%
= 4,4 %
Smoothness Index = √∑(𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 − 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛)2 = √(9 − 9)2+ (9 − 9)2+ ⋯ + (2 − 9)2 = 12,33
Analisa:
Berdasarkan tabel diatas pembebanan operasi terdiri dari lima stasiun. Stasiun I terdiri dari operasi G dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 100%.
Untuk stasiun II terdiri dari operasi I didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 100 %. Stasiun III terdiri dari dua operasi yakni operasi H dan A dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 100%. Stasiun IV terdiri dari dua operasi yakni operasi B dan E dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 100%.
Stasiun V terdiri dari tiga operasi yakni operasi D, C, dan F dengan didapatkan nilai efisiensi stasiun kerja sebesar 77,77%.
4.2.4 Layout Hasil Perhitungan Largest Candidate Rule
Berikut merupakan layout hasil perhitungan Largest Candidate Rule.
Gambar 4.4 Layout Hasil Perhitungan Largest Candidate Rule
4.3 Metode Region Approach
Gambar 4.5 Urutan Operasi Kerja 4.3.1 Waktu Siklus Operasi
Berikut adalah waktu siklus tiap operasi sebagai berikut:
Tabel 4.9 Waktu Siklus Operasi
Kegiatan Operasi Waktu Siklus (menit)
Pembuatan pola (badan) A 3
Memotong (badan) B 5
Penghalusan (badan) C 2
Pembuatan pola (alas) D 3
Pemotongan (alas) E 4
Penghalusan (alas) F 2
Pengecatan G 9
inovasi H 6
inspeksi I 9
Total 43
G I H A B E D C F
A B C
G
D E F
H I
Jika dalam satu bulan dihasilkan 4201 unit RakRik, jumlah hari kerja selama satu bulan adalah 25 hari kerja dengan 8 jam kerja perhari:
TC = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑡
𝑄 = 8 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑥 25
4201 = 2,85 ≈ 3 menit / unit 4.3.2 Pembagian Jaringan Kerja Ke Dalam Wilayah-Wilayah
Berikut merupakan pembagian jaringan kerja ke dalam wilayah-wilayah dalam proses produksi Rakrik yang dapat dilihat sebagai berikut:
I II III IV V VI
Gambar 4.6 Pembagian Kerja Ke Dalam Wilayah 4.3.3 Pembagian Pekerjaan dalam Tiap Wilayah
Berikut merupakan pembagian pekerjaan dalam tiap wilayah untuk proses produksi Rakrik yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.10 Pembagian Pekerjaan dalam Tiap Wilayah Operasi Ranking Operasi
I A, D
II B, E
III C, F
IV G
V H
VI I
A B C
G
D E F
H I
𝜇 = 𝜖𝑆𝑇𝑖 𝑇𝑐 = 43
9 = 0,956 ≈ 1 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎
4.3.4 Pembebanan Pekerjaan
Berikut merupakan pembebanan pekerjaan untuk proses produksi Rakrik yang dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.11 Pembebanan Pekerjaan Nomor Stasiun
Kerja
Pembebanan Operasi
Waktu Operasi Stasiun
Efisiensi Stasiun Kerja
I A+B+C+D+E+F
+G+H+I
3+5+2+3+4+2 +9+6+9=43
43/45=95,56%
Efisiensi rata-rata lintasan 95,56%
Atau bisa menggunakan rumus:
𝐿𝐸 = 𝜀𝑆𝑇𝑖
𝑇𝑐
= 43
(5)(9)
= 95,55 %
Balance delay (d) = 𝑛.𝐶− 𝛴𝑡𝑖
(𝑛.𝑡𝑖) ×100%
= (5×9)− 43
(5×9) ×100%
= 4,4 %
Smoothness Index = √∑(𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠 − 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑢𝑛)2 = √(9 − 9)2+ (9 − 9)2+ ⋯ + (2 − 9)2 = 12,33
Analisa:
Berdasarkan tabel di atas, pembebanan operasi terdiri dari 1 stasiun, yaitu stasiun I yang terdiri dari seluruh operasi, yakni A, B, C, D, E, F, G, H, dan I dengan waktu 43 menit.
4.3.5 Layout Hasil Perhitungan
Berikut merupakan layout hasil perhitungan untuk proses produksi Rakrik yang dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 4.7 Layout Hasil Perhitungan Metode Region Approach
4.4 Performansi Line Balancing
Untuk menyeimbangkan beban kerja dari lini perakitan digunakan tiga metode yaitu Ranked Positional Weight, Largest Candidate Rule, dan Region Approach. Setelah dilakukan perhitungan ketiga metode tersebut menghasilkan keluaran performansi yang sama seperti pada tabel dibawah :
Tabel 4.12 Performansi Line Balancing
Keluaran Potensial RPW LCR RA
Jumlah Stasiun Kerja
5 5 1
Line Efficiency 95,5 % 95,55 % 95,55 %
Balance Delay 4,4 % 4,4 % 4,4 %
Smoothness Index 216 12,33 12,33
A B C D E F G H I
Analisa:
Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan metode Largest Candidate Rule dan Region Approach memiliki line efficiency terbesar dan smoothness index yang lebih mendekati angka 0 dibandingkan metode-metode lainnya. Maka metode yang terbaik adalah kedua metode tersebut. Namun, karena jumlah stasiun kerja pada metode Region Approach lebih sedikit, maka metode yang digunakan adalah metode Region Approach