• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Responden pada penelitian ini sebagian besar berusia 16-18 tahun, berasal dari daerah Malang dengan tingkat pendidikan kelas 10.

2. Ada peningkatan tingkat pengetahuan responden setelah penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang.

3. Ada peningkatan daya terima makaanan pokok dan lauk hewani setelah diberikan penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang. Dan terjadi penurunan daya terima lauk nabati dan sayur setelah diberikan penyuluhan gizi.

4. Ada peningkatan tingkat konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat setelah diberikan penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang. Dan tidak terdapat peningkatan konsumsi Fe dan Vitamin C setelah diberikan penyuluhan gizi.

5. Ada perbedaan tingkat pengetahuan responden sebelum dan setelah penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang.

6. Ada perbedaan daya terima makanan pokok dan lauk hewani sebelum dan setelah penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang. Dan tidak ada perbedaan daya terima lauk nabati dan sayur sebelum dan setelah penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang.

7. Ada perbedaan tingkat konsumsi konsumsi energi, protein, lemak dan karbohidrat sebelum dan setelah penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang. Dan tidak ada perbedaan tingkat konsumsi Fe dan Vitamin C sebelum dan setelah penyuluhan gizi di Asrama Putri MAN 1 Malang.

B. Saran

1. Perlu diberikan pendidikan gizi untuk para penghuni asrama khususnya remaja putri dengan cara memberikan penyuluhan gizi seimbang secara periodik (1 tahun sekali) agar siswi dapat memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya dan gizi seimbang bagi remaja. Sehingga dapat

(2)

66 menunjang kegiatan pembelajaran disekolah, diasrama dan untuk tumbuh kembang.

2. Diharapkan pengelola asrama mempertimbangkan kembali cara penyajian yang sesuai dengan karakteristik penghuni asrama, hal ini dikarenakan masih adanya siswi yang tidak mendapatkan bagian makanan terutama sayur. Disarankan pada saat pengambilan sayur terdapat petugas yang membagi agar distribusi sayur dapat merata ke seluruh penghuni asrama.

3. Pembuatan standar porsi sesuai dengan rata-rata kecukupan gizi penghuni asrma.

4. Perlu dilakukan evaluasi menu secara berkala (1 tahun sekali) untuk mengetahui jenis makanan yang tidak disukai oleh penghuni asrama sehingga dapat melaksanakan variasi menu.

5. Perlu dilakukan evaluasi mengenai kandungan zat gizi makanan yang disediakan oleh asrama, untuk mengetahui kontribusi energi dan zat gizi dalam pemenuhan makan sehari.

6. Untuk meningkatkan tingkat konsumsi zat besi (Fe) dan Vitamin C penghuni asrama, maka dapat memilih bahan makanan tinggi Fe dan Vitamin C. Bahan makanan tinggi Fe seperti; telur, daging sapi, ikan laut, bayam, kangkung, sawi, singkong, kacang tanah, kacang polong dan kacang kedelai.

Bahan makanan tinggi Vitamin C seperti; kubis, kol kembang, brokoli, lobak dan kentang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko terjadinya anemia pada remaja putri khususnya pengetahuan tentang gizi seimbang, status gizi, kepatuhan konsumsi tablet

a. Penerimaan e-learning di kalangan siswa – siswi SMA Pangudi Luhur Yogyakarta didasari oleh niat perilaku untuk menggunakan e-learning. Niat perilaku untuk

Selanjutnya dilakukan intervensi yang pertama kepada remaja yaitu penyuluhan tentang gizi seimbang, pentingnya sarapan, dan pentingnya minum TTD bagi remaja putri yang dilakukan pada

Ada pengaruh komik terhadap pengetahuan siswa terkait kebiasaan menyikat gigi yaitu sebelum diberikan komik diketahui bahwa rata-rata pengetahuan siswa tentang Pesan Gizi Seimbang PGS

89 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan analisis data hasil penelitian tentang Pengaruh Program Asrama terhadap pembentukan karakter

Tingkat konsumsi zink baduta setelah diberi konseling gizi meningkat kategori normal sebesar 57,14% dan diatas AKG sebesar 14,28% sedangkan tingkat konsumsi zink baduta setelah

Sebesar 50% balita mempunyai status gizi normal, 50% balita lainnya mempunyai masalah gizi diantaranya yaitu 28% balita termasuk dalam kategori pendek dan sangat pendek, 4% balita dalam

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan ada perubahan pola makan yang sudah sesuai dengan standart diet Rendah Kalori Gizi Seimbang RKGS yang diberikan yaitu perubahan dari aspek