• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

103

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Krebet Kecamatan Bululawang, yang mana konseling gizi dilakukan pada dua kelompok dengan media yang berbeda. Maka dapat disimpulkan :

1. Ibu balita memiliki perbedaan tingkat pengetahuan yang lebih baik tentang gizi seimbang pada balita setelah diberikan konseling gizi menggunakan media leaflet dibandingkan sebelum konseling gizi yaitu dengan rata-rata skor pada pretest 42,20 menjadi 64,33 dengan selisih rata-rata skor sebesar 24,13. Adanya perbedaan ini disebabkan pemberian konseling gizi yang diberikan secara bertahap dengan media leaflet dengan pertemuan 4 kali selama 1 bulan.

2. Balita memiliki perbedaan tingkat konsumsi energi yang lebih baik setelah diberikan konseling gizi pada ibu menggunakan media leaflet dibandingkan sebelum konseling gizi yaitu dengan rata-rata tingkat konsumsi energi sebelum 63,46 menjadi 86,46 dengan selisih rata-rata skor sebesar 23.

Adanya perbedaan ini disebabkan oleh meningkatnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang balita sehingga berpengaruh terhadap pemberian makanan yang dapat meningkatkan tingkat konsumsi energi pada balita 3. Balita memiliki perbedaan tingkat konsumsi protein yang lebih baik setelah

diberikan konseling gizi pada ibu menggunakan media leaflet dibandingkan sebelum konseling gizi yaitu dengan rata-rata tingkat konsumsi protein sebelum 73,73 menjadi 89,00 dengan selisih rata-rata skor sebesar 16.

Adanya perbedaan ini disebabkan oleh meningkatnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang balita sehingga berpengaruh terhadap pemberian makanan yang dapat meningkatkan tingkat konsumsi protein pada balita.

4. Ibu balita memiliki perbedaan tingkat pengetahuan yang lebih baik tentang gizi seimbang pada balita setelah diberikan konseling gizi menggunakan media booklet dibandingkan sebelum konseling gizi yaitu dengan rata-rata skor pada pretest 44,13 menjadi 89,2 dengan selisih rata-rata skor sebesar 45. Adanya perbedaan ini disebabkan pemberian konseling gizi yang

(2)

104 diberikan secara bertahap dengan media booklet dengan pertemuan 4 kali selama 1 bulan.

5. Balita memiliki perbedaan tingkat konsumsi energi yang lebih baik setelah diberikan konseling gizi pada ibu menggunakan media booklet dibandingkan sebelum konseling gizi yaitu dengan rata-rata tingkat konsumsi energi sebelum 64,13 menjadi 91,53 dengan selisih rata-rata skor sebesar 27,5. Adanya perbedaan ini disebabkan oleh meningkatnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang balita sehingga berpengaruh terhadap pemberian makanan yang dapat meningkatkan tingkat konsumsi energi pada balita

6. Balita memiliki perbedaan tingkat konsumsi protein yang lebih baik setelah diberikan konseling gizi pada ibu menggunakan media booklet dibandingkan sebelum konseling gizi yaitu dengan rata-rata tingkat konsumsi protein sebelum 69,86 menjadi 91,46 dengan selisih rata-rata skor sebesar 21,6. Adanya perbedaan ini disebabkan oleh meningkatnya pengetahuan ibu tentang gizi seimbang balita sehingga berpengaruh terhadap pemberian makanan yang dapat meningkatkan tingkat konsumsi protein pada balita.

7. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan ibu pada dua kelompok konseling gizi menggunakan media leaflet dan konseling gizi menggunakan media booklet yang dibuktikan dengan hasil uji p-value 0.000. Adanya perbedaan ini disebabkan oleh penggunaan media yang berbeda, karena media leaflet memiliki isi lebih singkat dan jelas namun media tidak tahan lama sedangkan media booklet isi lebih terperinci, jelas dan dapat memuat gambar lebih banyak yang dapat menarik minat pembaca. Sehingga tingkat pengetahuan pada kelompok media booklet memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Sedangkan tingkat konsumsi energi dan protein balita tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan hasil uji p-value energi (0.270) dan protein (0.326). Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi yaitu pendapatan, pekerjaan, pendidikan serta pengetahuan.

(3)

105 B. Saran

1. Untuk Ibu Balita

Diharapkan ibu lebih memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi balita dan dapat menerapkan gizi seimbang dalam menyediakan makanan bagi balita ke dalam kehidupan sehari-hari.

2. Untuk Institusi

Diharapkan petugas puskesmas terutama petugas gizi untuk dapat menambah pengetahuan serta wawasan kepada ibu balita tentang pentingnya memenuhi kebutuhan zat gizi pada balita untuk mendukung pertumbuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan konseling gizi secara rutin setiap bulan di posyandu sehingga ibu balita dapat menerapkan kedalam kehidupan sehari-hari.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kelemahan penelitian ini adalah kurang tepat dalam menempatkan responden pada kelompok media booklet dan media leaflet sehingga tidak sesuai dengan kemampuan responden dengan pendidikan yang tergolong rendah karena dasar pemilihan dilakukan acak/random. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menempatkan responden lebih tepat berdasarkan tingkat pendidikan sehingga sesuai dengan media yang akan digunakan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan tingkat pengetahuan gizi ibu balita gizi kurang sebelum dan sesudah pemberian edukasi gizi di Puskesmas Baun pada

Tingkat konsumsi vitamin A balita sebelum diberikan pendampingan gizi pada kelompok kontrol dengan kategori defisit tingkat berat sebanyak 2 responden atau 18,3% dan pada kategori

Terdapat perbedaan praktik ibu dalam pemberian makan balita, tingkat konsumsi zat besi dan vitamin A setelah pendampingan gizi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.. Tidak

Tingkat konsumsi zink baduta setelah diberi konseling gizi meningkat kategori normal sebesar 57,14% dan diatas AKG sebesar 14,28% sedangkan tingkat konsumsi zink baduta setelah

Sebesar 50% balita mempunyai status gizi normal, 50% balita lainnya mempunyai masalah gizi diantaranya yaitu 28% balita termasuk dalam kategori pendek dan sangat pendek, 4% balita dalam

Kelas ibu balita diberikan 4 kali pertemuan selama 1 bulan dengan waktu 60 menit setiap pertemuan dengan pemantauan tingkat konsumsi energi dan protein dilakukan 2 kali pada sebelum dan

Terdapat perbedaan yang tidak signifikan sebelum dan sesudah konseling menyusui terhadap tingkat konsumsi protein ibu hamil trimester III di Desa Wandanpuro pada α 0,05.. Terdapat

Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Hasil pengukuan Skala ukur Konseling Gizi Upaya meningkatkan pengetahuan ibu mengenai gizi seimbang balita dengan media