• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orientasi Perusahaan (Bumitama Gunajaya Agro Group)

N/A
N/A
Prasetyo Ibrahim

Academic year: 2023

Membagikan "Orientasi Perusahaan (Bumitama Gunajaya Agro Group)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

“ORIENTASI PERUSAHAAN”

A N T I C I P A T I N G T U R B U L A N C E T R A U G H C O N S O L I D A T I O N & E X E C U T I O N

MODUL BASIC 02

(2)

BGA Grup

1 Bumitama Gunajaya Agro Group (BGA Group) adalah kelompok perusahaan

yang bergerak di bidang perkebunan dan pabrik kelapa sawit. Saat ini BGA Group beroperasi di 3 provinsi yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Riau. BGA Group bertekad tidak sekadar membangun perkebunan, melainkan membangun

masyarakat perkebunan di Indonesia, bersama dengan para petani kelapa sawit yang merupakan mitra usaha.

www.bumitama.com

[email protected]

(3)

Peran perkebunan Sawit terhadap pertumbuhan ekonomi

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Menurut data direktorat jenderal perkebunan kementerian pertanian pada tahun 2021, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan telah menjadi 15.081.021 hektar dan produksi kelapa sawit 49.710.345 ton Crude Palm Oil (CPO).

Devisa yang disumbangkan oleh kelapa sawit pun tidak main-main bahkan ditengah pandemi yang sedang menghantam perekonomian, global export sawit mampu menghasilkan devisa senilai 351,5 triliun ditahun 2020. Selain menjadi penyumbang, devisa industri ini juga menyediakan lapangan pekerjaan yang sangat besar.

Menurut data direktorat jenderal perkebunan kementerian pertanian

ditahun 2019, 59% perkebunan kelapa sawit dikelola oleh perusahaan

dan 41% nya dimiliki oleh masyarakat.

(4)

Dampak Positif Industri Kelapa Sawit Terhadap Jumlah Tenaga Kerja

3

Penciptaan lapangan kerja: Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor ekonomi yang menyediakan banyak lapangan kerja. Proses penanaman, perawatan, pemanenan, pengolahan, dan distribusi kelapa sawit melibatkan banyak pekerja, mulai dari petani kelapa sawit hingga karyawan di pabrik pengolahan dan perusahaan perdagangan. Dengan demikian, industri kelapa sawit dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah-daerah di mana kelapa sawit ditanam.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian jumlah tenaga kerja di perkebunan sawit besar, baik swasta maupun negara mencapai 4,42 juta pekerja (angka sementara) pada 2018. Jumlah tersebut terdiri atas 4,0 juta (90,68%) merupakan pekerja di perkebunan sawit besar swasta nasional, kemudian 321 ribu (7,26%) pekerja perkebunan sawit besar negara, dan 91 ribu (2,07%) pekerja perkebunan sawit besar swasta asing. Jumlah tenaga kerja tersebut belum termasuk karyawan yang bekerja di perusahaan-perusahaan sawit.

0 200.000 400.000 600.000 800.000

Kalimantan Tengah Sumatera Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Aceh Kalimantan Utara Bengkulu Sulawesi Tengah Papua Barat Papua Kepulauan Riau Gorontalo Maluku

Jumlah TK di Perkebunan Kelapa Sawit Besar Menurut Provinsi (2018)

(5)

Dampak Positif Industri Kelapa Sawit Terhadap Jumlah Tenaga Kerja

Diversifikasi ekonomi: Industri kelapa sawit juga mendorong diversifikasi ekonomi di daerah-daerah produsen. Selain pekerjaan yang terkait langsung dengan kelapa sawit, ada pula permintaan akan berbagai barang dan jasa pendukung seperti transportasi, logistik, perbaikan mesin, konstruksi, dan sektor lainnya. Hal ini dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat setempat.

Penyediaan pelatihan dan pengembangan keterampilan: Industri kelapa sawit dapat memberikan peluang bagi pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi tenaga kerja lokal. Perusahaan kelapa sawit sering mengadakan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan pekerja, baik dalam bidang pertanian, pengolahan, atau manajemen. Ini dapat memberikan kesempatan bagi tenaga kerja lokal untuk meningkatkan kapasitas mereka Peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal: Industri kelapa sawit biasanya beroperasi di daerah pedesaan atau terpencil di negara-negara produsen kelapa sawit. Hal ini memberikan peluang ekonomi kepada masyarakat lokal yang sebelumnya mungkin memiliki sedikit pilihan pekerjaan. Dengan adanya industri kelapa sawit, masyarakat lokal dapat memperoleh pekerjaan yang memberikan pendapatan dan peningkatan taraf hidup, serta akses ke layanan pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.

(6)

Tantangan Industri Kelapa Sawit

5

1. Keberlanjutan lingkungan: Salah satu tantangan terbesar adalah dampak lingkungan yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit.

2. Konflik lahan dan hak asasi manusia: Ekspansi perkebunan kelapa sawit sering kali terjadi di daerah yang dihuni oleh masyarakat adat atau komunitas lokal. Hal ini dapat menyebabkan konflik lahan, pelanggaran hak asasi manusia, dan pemindahan paksa penduduk.

3. Ketahanan iklim dan emisi gas rumah kaca: Industri kelapa sawit secara tidak langsung berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca melalui deforestasi, pembakaran lahan, dan penggunaan pupuk nitrogen. Perubahan iklim dapat berdampak negatif pada produktivitas kelapa sawit dan stabilitas produksi.

4. Tuntutan pasar dan sertifikasi: Permintaan global terhadap kelapa sawit yang berkelanjutan semakin meningkat. Pelanggan dan konsumen semakin memperhatikan isu-isu lingkungan dan sosial terkait produksi kelapa sawit. Oleh karena itu, ada tuntutan untuk mendapatkan sertifikasi yang menjamin praktik berkelanjutan dalam industri kelapa sawit. Tantangan ini mendorong produsen untuk mematuhi standar sertifikasi yang ketat, seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), dan mengadopsi praktik terbaik dalam rantai pasok kelapa sawit.

5. Inovasi dan diversifikasi produk: Industri kelapa sawit dihadapkan pada kebutuhan untuk terus berinovasi dan diversifikasi produk. Mengembangkan produk-produk turunan kelapa sawit yang lebih berkelanjutan dan beragam dapat membantu mengurangi ketergantungan pada minyak sawit mentah dan meningkatkan nilai tambah industri. Tantangan ini termasuk pengembangan bioplastik, bioenergi, dan produk-produk non-pangan dari kelapa sawit

(7)

Coverage Area

Planted Area : 186,62 Ha

Inti : 131,099 Ha (70%) Plasma : 55,529 Ha (30%)

Riau:

▪ 2K Ha Planted Area

▪ 1 Mill (90 Tph capa)

West Kalimantan:

▪ 81K Ha Planted Area

▪ 5 Mill (300 Tph capa)

Central Kalimantan:

▪ 105K Ha Planted Area

▪ 9 Mill (675 Tph capa)

Cooperative Numbers : 56 Units Family Members : 35,599

Staff : 1,500 Worker : 32,500

Corporate University : 3 Unit Central Workshop : 2 Unit Research Center & Innovation : 2 Unit

Tissue Culture : 1 Unit

Mill : 15 Units Total Capa : 1,065 Tph

Mineral 49.058 Ha (27%) Marginal 130.748 Ha (73%)

- Distrudept 73.525 Ha (41%)

(8)

8

Organisasi Tanpa Vision

• Tidak dapat berkembang dengan terarah

• Investasi sia-sia

• Salah langkah & Kemunduran

• Berbahaya

# Berlayar Tanpa Tujuan

(9)

BGA VISION

“To Be A Leading CPO Producer

through Continuous Improvement, Focus on Productivity, Cost Efficiency, Sustainability, and Growth.”

Menjadi produsen CPO terkemuka melalui perbaikan yang berkelanjutan, yang berfokus pada produktifitas, efisiensi biaya,

praktek-praktek yang lestari dan pertumbuhan perusahaan."

(10)

10

Definisi Mission

• Apa sebabnya kita ada

(why we exist / what we believe we can do)

• Sesuatu yang diantarkan oleh organisasi dalam mencapai Visi

• Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi

suatu organisasi.

• Pernyataan misi organisasi,

terutama di tingkat unit bisnis

menentukan batas dan maksud

aktivitas bisnis perusahaan

(11)

BGA MISSION

To enhance shareholders' value

(Meningkatkan nilai pemegang saham)

To improve the benefits & quality of life of our employees

(Meningkatkan manfaat & kualitas hidup karyawan)

To improve the welfare of the local communities & the environment

(Meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar & lingkungan)

(12)

12

Cultur Pillar

Cultural Pilar (Pilar Budaya)

 Koridor perilaku yang merupakan penerapan nilai-nilai yang diyakini dalam tindakan sehari-hari

 Tindakan karyawan (default setting, bawah sadar = BUDAYA), yang menjadi tiang (PILAR)perusahaan

 Rambu-rambu, yang diyakini menjamin keselamatandan harmoni dalam perjalanan mencapai visi

Prinsip > nilai-nilai > norma ……..behavior !

(13)

Values

Values (Nilai-Nilai)

 Sesuatu yang dijunjung tinggi dan diyakini secara bersama

 Keyakinan yang dianut oleh sekelompok atau secara pribadi

 Kode etik organisasidan strategi (how you do)

Prinsip > nilai-nilai > norma

(14)
(15)

Pengenalan Struktur Organisasi/Region

BDME (2256 Ha) SMNE (1724 Ha)

SPGE (1726 Ha) GMKE (2143 Ha)

MAGE (2914 Ha) BMKE (2936 Ha) SPYE (2447 Ha)

BHPE (2333 Ha) BBGE (1681 Ha) BKCE (2494 Ha) Area Controller 2A (10,020 Ha)

Roy Benny Tindaon

Area Controller 1 (10,266 Ha) BAGE (2136 Ha) SMRE (1728 Ha) BHJE (2003 Ha)

Indra Yapet

Area Controller 2B (8,235 Ha)

Patuan Panjaitan

EPIIC - R.Mentaya

Doni Eka Putra

Regional Head Mentaya (28,521 Ha)

Martona Parasian

(16)

Pengenalan Struktur Organisasi/Region

16

BKLE (2056 Ha) BHGE (3004 Ha) SMME (2587 Ha) HBTE (2770 Ha)

KRYE (2,219Ha) PAGE (2801 Ha) KAGE (3595 Ha)

Didik Prastiyono

EPIIC-Reg.Pundu PHRE (2771 Ha)

PMSE (3369 Ha) PNRE (2812 Ha) PNBE (2771 Ha)

SDME (3857 Ha) SAGE (3476 Ha) SBHE (3987 Ha)

SCME (3112 Ha)

Esa Robby Silmi Alkhamdani

Area Controller 3A (10,911 Ha)

Akhirin Fitra

Area Controller 4B (10,759 Ha)

Khairil Manar Jambak

Regional Head Pundu (44,051 Ha)

Akhirin Fitra

Area Controller 4A (11385Ha)

Chandra Manullang

Area Controller 3B (11,386 Ha)

(17)

Pengenalan Struktur Organisasi/Region

SSBE (3603 Ha)

DSRE (3395 Ha) STRE (2946 Ha) SLNE (2256 Ha) BBRE (2856 Ha)

KHLE (3667 Ha) KTWE (2339 Ha) TRYE (3435 Ha)

Area Controller 5A (8,915 Ha) Area Controller 5B (11,453 Ha) Area Controller 5C (9,441 Ha) EPIIC - R.Kotawaringin DMRE (2487 Ha)

SPNE (2825 Ha)

Amsah Mulyadi

Regional Head Kotawaringin (29,810 Ha)

Rahmat Putra Wahyuda Hasibuan Lukman Saprudin Sahata O. Simatupang

(18)

Pengenalan Struktur Organisasi/Region

16

BSRE (2377 Ha)

SJYE (3305 Ha) SBDE (2731 Ha) MSJE (3417 Ha)

Frenius Siagian

Area Controller 6A (10,792 Ha) KNDE (2251 Ha)

STHE (3399 Ha) MUTE (2765 Ha)

Adityo Herlambang

EPIIC - Reg.Kendawangan

Hasmen Sitinjak

Regional Head Kendawangan (21,025 Ha)

Environ Sembiring

Area Controller 6B (10,233 Ha)

(19)

Pengenalan Struktur Organisasi/Region

BLRE (2536 Ha) TNRE (2905 Ha)

SRSE (3071 Ha) BKRE (2685 Ha) MRYE (4027 Ha) TMRE (3046 Ha)

Area Controller 7A (11,298 Ha) Area Controller 7B (12,829 Ha) EPIIC - Reg. Sei. Rasau

PRYE (3136 Ha) BRYE (2721 Ha)

Natal Udin Halomoan Saragih

Regional Head Sei Rasau (24,127 Ha)

Friendly Hilman Sitorus Lavin Dwi Saputra Wahyu Hidayat

(20)

Pengenalan Struktur Organisasi/Region

16

BTJE (3577 Ha) PHJE (1187 Ha) HJYE (1187 Ha)

SLJE (3746 Ha) NJYE (2662 Ha) BJYE (3138 Ha) SMJE (3192 Ha)

Area Controller 8A (10,779 Ha) Area Controller 8B (12,738 Ha) EPIIC -Reg. Nanga Tayap

CMJE (1799 Ha) CJAE (3062 Ha)

Daud Samsudi

Regional Head Nanga Tayap (23,517 Ha)

Bihandra Evanjoe Hermansyah Dedi Endri Wahyudi Hendrikus Weto Sada

(21)

Pengenalan Struktur Organisasi/Region

M Nur Adyaksa

Regional Head Rokan Hulu (2,299 Ha)

PNDE (2299 Ha)

(22)

Tantangan dan Strategi Efektif BGA

17

BBNE (3432 Ha) PHYE (2757 Ha) SBJE (2288 Ha) DPJE (1782 Ha)

Rudi Ismanto

Regional Head Sei Melayu (10,258 Ha)

Area Controller 10 (10,258 Ha)

Aron Schnitzer Saragih

(23)

Komitmen BGA pada era Persaingan SDM

Memberikan Fasilitas terbaik untuk karyawan agar karyawan dapat memberikan kontribusi terbaiknya

Membangun Budaya Kerja Efektif dan Efisien

Membangun Training Center Membangun Fasilitas Olahraga Membangun Rumah Ibadah

Membangun Perumahan Karyawan

Membangun Tempat untuk Riset

(24)

Aktivitas Karyawan di Kebun

19

(25)

Training Center

(26)

Sarana Olahraga

21

(27)

Sarana Ibadah

(28)

Rumah Karyawan

23

(29)

Mess

(30)

Riset di BGA

25

Automatic

Weather

Station

(31)

UPS (Unit Pelayanan Sembako)

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan yang diperoleh oleh responden petani kelapa sawit pada usaha perkebunan rakyat di Desa Bambaira Kecamatan Bambair Kabupaten Mamuju Utara adalah sebesar

Pendapatan yang diperoleh oleh responden petani kelapa sawit pada usaha perkebunan rakyat di Desa Bambaira Kecamatan Bambair Kabupaten Mamuju Utara adalah sebesar

Karena berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini yang berjudul “Sistem Akuntansi Persediaan Minyak Kelapa Sawit Pada PT Perkebunan Mitra Ogan

Sembakung Kab Nunukan Provinsi Kalimantan Utara telah dikerjakan sendiri atau sama dengan pemegang izin usaha yaitu sebagai petani plasma perkebunan kelapa sawit,

Perkebunan Mitra Ogan untuk meningkatkan produksi minyak kelapa sawit dengan judul : “Implementasi Sistem Informasi Forecasting Produksi Minyak Kelapa Sawit Dengan

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disarankan usaha untuk meningkatkan persepsi dan partisipasi dari petani pada kegiatan koperasi dalam usaha perkebunan kelapa sawit rakyat

Perkebunan Nusantara III (Persero) Unit PKS Torgamba bergerak dalam bidang usaha pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dan inti

Usaha kemitraan yang dilakukan dalam model pengembangan integrasi ternak dan perkebunan kelapa sawit dapat meningkatkan posisi tawar (bargaining position) petani-petemak