BAURAN PEMASARAN (MARKETING MIX) ABON REBUNG (Artikel Kewirausahaan)
Oleh
Shelly Wahyuni 2014231024
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2022
PENDAHULUAN
Marketing Mix
Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah satu perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan distribusi, yang di dalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran (Mas'ari dkk, 2020). Menurut Praestuti (2020) Rangkaian unsur – unsur marketing mix atau variabel marketing mix juga dikenal sebagai 4 P. 4 P yang merupakan unsur marketing mix adalah singkatan dari Product (produk), Price (harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).
Menurut Syukur dan Syahbudin (2017) Fungsi dari bauran pemasaran (marketing mix) adalah sebagai sarana untuk menjual produk kepada konsumen, memuaskan pelayanan dalam penjualan produk kepada konsumen, mengkomunikasikan nilai- nilai perusahaan, membangun citra perusahaan di masyarakat, membangun branding di masyarakat, dan menciptakan pelanggan yang loyal kepada perusahaan.
PEMBAHASAN
Analisa Strategi Marketing Mix Abon Rebung
1. Product (Produk)
Produk adalah sesuatu yang dipasarkan dan ditawarkan untuk di perhatikan, dimilki, dipakai, atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen. Intensitas kompetisi di pasar memaksa perusahaan untuk mengupayakan adaptasi produk yang tinggi guna meraih keunggulan yang kompetitif atas pesaing, karena adaptasi produk dapat memperluas basis pasar lokal dan ditingkatkan untuk preferensi lokal tertentu. Konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor-faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli (Selang, 2013).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa produk yang hendak dijual haruslah memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri dibandingkan produk yang lain, sehingga dapat bersaing dengan competitor dalam hal pemasaran. Oleh karena itu penulis mengambil ide abon rebung sebagai produk, dengan nama “BonBung” yang artinya abon rebung. Pemilihan ide usaha ini dikarenakan biayanya yang lebih murah dan dapat menjadi alternatif bagi konsumen yang tidak dapat mengkonsumsi daging namun tetap dapat makan abon, dan hampir semua kalangan menyukai abon sehingga dianggap potensial untuk mengembangkan bisnis abon rebung.
Harga bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan abon rebung juga sangat terjangkau dan mudah untuk didapatkan. Bahan bakunya antara lain adalah rebung, santan kelapa, cabai merah, bawang merah, bawang putih, serai, laos, daun salam, gula pasir, garam, asam jawa, dan minyak goreng. Abon rebung juga dikemas dengan kemasan plastik aluminium foil dan dilakukan pengepresan sehingga dapat bertahan hingga 3 bulan.
2. Price (Harga)
Menurut Daryanto (2019) harga diartikan dengan membayarkan sejumlah uang untuk mendapatkan barang atau jasa. Konsumen menukarkan sejumlah nilai untuk menukarkannya dengan keuntungan untuk memperoleh barang. Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan
yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya.
Penetapan harga dari abon rebung dilakukan berdasarkan perhitungan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak mempengaruhi jumlah produksi abon yang dikeringkan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang mempengaruhi jumlah produksi abon karena dikeluarkan secara terus menerus, seperti biaya untuk membeli bahan baku
(Yulia dkk, 2019). Setelah perhitungan didapatkan total biaya tetap dan biaya variabel sebsar Rp.13.487..473,00 dan produksi per tahun sebanyak 2.880 kemasan. Sehingga harga per kemasan ditetapkan sebesar Rp. 8.000,00 per kemasan 100 gram, dengan keuntungan 70%. Penetapan harga sebesar Rp.8000,00 per 100 gram berdasarkan Competition Pricing dan Penetration Pracing, yaitu menetapkan harga dengan membandingkan harga dari abon sapi dan ayam, dan menetapkan harga yang jauh lebih rendah dengan harapan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar.
3. Place (Tempat)
Menurut Budiwati (2012) tempat (place) berkaitan dengan semua keputusan dalam membawa produk yang benar ke wilayah pasar target. Suatu produk tidak akan banyak digunakan oleh seorang pelanggan jika tidak tersedia pada saat dan tempat yang dibutuhkan. Produk dapat mencapai pelanggan melalui saluran distribusi. Saluran distribusi (channel of distribution) merupakan sekumpulan perusahaan atau individu yang berpartisipasi dalam aliran produk dari produsen hingga pengguna akhir atau konsumen. Tempat atau lokasi penjualan dari abon rebung adalah diberbagai minimarket di Indonesia, serta menjualkannya secara online melalui media sosial seperti instagram dan facebook, serta beberapa e- commerce yang tersedia di Indonesia.
4. Promotion (Promosi)
Menurut Daryanto, (2019), promosi adalah unsur dalam bauran-bauran pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan tentang produk pada suatu perusahaan. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan meningkatkan sasaran pasar atas produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan
(Selang, 2013).
Promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan dan menarik pelanggan untuk membeli abon rebung adalah dengan melakukan diskon harga hingga 50%
diberbagai marketplace abon rebung di awal-awal pemasaran, serta diskon harga di media sosial serta E-commerce pada tanggal-tanggal tertentu seperti hari peringatan kemerdekaan, menjelang hari raya dan pada tanggal-tanggal penting lainnya. Bekerjasama dengan influencer sehingga abon rebung dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat umum. Bekerja sama juga dengan layanan pesan antar dan menerapkan system Cash On Delivery (COD) untuk para konsumen yang membeli produk melalui media sosial.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari bauran pemasaran (marketing mix) ide usaha abon rebung dengan harga Rp.8.000,00 per kemasan 100 gram, dengan penjualan melalui minimarket-minimarket yang ada di Indonesia serta berbagai digital marketing seperti berbagai media social dan E-coomerce layak direalisasikan dan menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiwati, H. (2012). Implementasi marketing mix dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk unggulan keripik pisang Agung di Kabupaten Lumajang. WIGA: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi.
Vol. 2(2) ; 29-44.
Daryanto, L. H., dan Hasiholan, L. B. (2019). The Influence Of Marketing Mix On The Decision To Purchase Martabak “Setiabudi”Pak Man Semarang.
Journal of Management. Vol. 5 (5).
Mas'ari, A., Hamdy, M. I., & Safira, M. D. (2020). Analisa strategi marketing mix menggunakan konsep 4p (price, product, place, promotion) pada PT.
Haluan Riau. Jurnal Teknik Industri: Jurnal Hasil Penelitian Dan Karya Ilmiah Dalam Bidang Teknik Industri. Vol. 5(2) ; 79-86.
Selang, C. A. (2013). Bauran pemasaran (marketing mix) pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen pada fresh mart Bahu Mall Manado. Jurnal EMBA:Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi.
Vol. 1(3).
Syukur, P. A., & Syahbudin, F. (2017). Konsep Marketing Mix Syariah. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah. Vol.5(1) ; 71-94.
Yulia, Y., Putri, A. K., & Purwasih, R. (2019). Pendampingan Usaha Produksi Ukm Raja Abon Makmur Lestari Berbasis Marketing Strategy. Journal of Chemical Information and Modeling. Vol 1(1) ; 1689–1699.