• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN UTS

N/A
N/A
Nafisah Icah

Academic year: 2025

Membagikan "BELAJAR DAN PEMBELAJARAN UTS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN UTS

Dosen Pengampu

Akhmad Munaya Rahman,M.Pd

Disusun Oleh:

Nur Hadhirah Nafisah (2110115120017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN

2022

(2)

1. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran pada dasarnya mengacu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran memiliki peran penting dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan tujuan pembelajaran digunakan sebagai konsep dan pola pembelajaran yang akan dilakukan. Menurut Hermawan (2008: 9.4) Tujuan pembelajaran merupakan rumusan perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar tampak pada diri siswa sebagai akibat dari perbuatan belajar yang telah dilakukan.

Hermawan (2008: 1.17) Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas terhadap pemilihan materi / bahan ajar, strategi, media, dan evaluasi.

Tujuan pembelajaran tidak terlepas dari tuntutan zaman dan kebutuhan.

Hal ini dikarenakan bahwa pembelajaran dirancang sedemikian rupa guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Selain itu, tujuan pembelajaran disusun mengacu pada falsafah dan ideologi suatu bangsa. Hal ini memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan subsistem dari pendidikan secara umum yang mengemban beberapa aspek yang meliputi poltik, budaya, ekonomi dan juga kekuatan-kekuatan sosial.

Evaluasi Tujuan Pendidik Media Peserta

Didik Strategi Kurikulum KOMPONEN-KOMPONEN

PEMBELAJARAN JXHDN

PE

(3)

2. Pendidik

Pendidik menjadi komponen pembelajaran berikutnya yang menempati posisi dalam menciptakan kegiatan belajar-mengajar baik di kelas maupun di luar kelas. Pendidik di dalam perkembangannya bukan lagi berperan sebagai sumber dari segala sumber belajar namun lebih berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan belajar peserta didik. Hal ini dijelaskan secara lebih mendalam oleh Hermawan, dkk (2008: 9.4) yang menyatakan bahwa pendidik menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan secara optimal. Pendidik harus mampu menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran siswa yang dinamis dan inovatif.

3. Peserta Didik

Komponen pembelajaran selanjutnya yaitu peserta didik. Peserta didik dapat diartikan sebagai orang yang berperan di dalam kegiatan belajar, dengan kata lain peserta didik diposisikan sebagai subyek utama dalam proses pembelajaran. Menurut Sujarwo (2012: 6) peserta didik sebagai subyek yang mengalami dan merespons informasi dari pendidik dengan sikap dan aktivitas belajar. Perlu disadari bahwa setiap peserta didik memiliki kemampuan dan potensi yang terbaik bagi dirinya, potensi tersebut akan berkembang secara optimal bila diberi kesempatan. Masing-masing individu memiliki kemampuan dasar berbeda, sehingga pelayanan dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan kemampuannya. Pola penyeragaman dalam pengelolaan peserta didik dalam pembelajaran mulai dikurangi, variasi pelayanan mulai dikembangkan, agar masing-masing potensi dapat berkembang secara optimal. Pada awalnya peserta didik belum menyadari pentingnya belajar, seiring dengan proses pembelajaran pembiasaan belajar melalui pemberian kesempatan pengalaman belajar.

(4)

4. Kurikulum

Sujarwo (2012: 7) mengemukakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana kegiatan pembelajaran yang berisi tujuan, materi pembelajaran, pembelajaran (metode/strategi), dan penilaian dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kurikulum dipandang sebagai semua pengalaman belajar yang diberikan pendidik kepada peserta didik selama mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan, atau segala usaha lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Materi pembelajaran di dalam kurikulum diartikan sebagai bahan yang hendak diajarkan kepada peserta didik, dengan kata lain materi pembelajaran merupakan bahan ajar yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dipelajari peserta didik sesuai dengan standard kompetensi yang telah ditetapkan. Secara garis besar materi pembelajaran selaras dengan pendapat Bloom melalui teori Taksonomi Bloom bahwa kemampuan yang harus dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik terdiri dari kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat ditinjau dari 2 segi yaitu pendidik dan peserta didik. Materi pembelajaran dari segi pendidik merupakan bahan yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik pada proses pembelajaran.

Dari segi peserta didik, materi pembelajaran merupakan bahan yang harus dipelajari dengan tujuan pencapaian standard kompetensi dan kompetensi yang telah ditetapkan.

5. Strategi

Strategi dapat diartikan sebagai pokok-pokok yang menjadi acuan untuk bertindak mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi menjadi komponen pembelajaran yang memiliki arti suatu rencana kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran. Sujarwo (2012: 7-8) mengemukakan bahwa strategi merupakan suatu penataan mengenai cara mengelola, mengorganisasi dan menyampaikan sejumlah materi pembelajaran untuk dapat mewujudkan tujuan pembelajaran, sedangkan pembelajaran

(5)

merupakan pengaturan informasi dan lingkungan sedemikian rupa sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam penyajian informasi tersebut terjadi interaksi, interelasi dan interdependensi di antara pendidik, peserta didik dan lingkungan belajar. Strategi pembelajaran dimaknai sebagai suatu strategi dalam mengelola secara sistematis kegiatan pembelajaran sehingga sasaran didik dapat mencapai isi pelajaran atau mencapai tujuan yang diharapkan. Dick, Carey & Carey (2003: 1) menyebutkan lima komponen umum dari strategi instruksional sebagai berikut:

1) kegiatan pra instruksional, 2) penyajian informasi, 3) partisipasi peserta didik, 4) tes, dan 5) tindak lanjut. Sembilan urutan kegiatan instruksional, yaitu:

1) memberikan motivasi atau menarik perhatian, 2) menjelaskan tujuan instruksional kepada peserta didik, 3) mengingatkan kompetensi prasyarat, 4) memberi stimulus (masalah, topik, dan konsep, 5) memberikan petunjuk belajar, 6) menentukan penampilan peserta didik, 7) memberi umpan balik, 8) menilai penampilan, 9) menyimpulkan.

Strategi pembelajaran pada dasarnya harus menjadi kemampuan pendidik. Pendidik harus mampu di dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran yang dirasa efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Di dalam merancang dan menerapkan strategi pembelajaran tentunya harus melihat pada aspek kesesuian pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan acuan kurikulum dan keterlibatan peserta didik.

6. Media Pembelajaran

Media merupakan suatu alat, benda atau seperangkat komponen yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menyampaikan informasi, pesan ataupun suatu hal sehingga informasi atau pesan tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan, yang pada intinya media berperan dalam mempermudah pekerjaan manusia. Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2011: 4-5) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset video camera, video recorder, film, slide (gambar

(6)

bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Di lain pihak, National Education Association memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya, dengan demikian, media dapat dimanupulasi, dilihat, didengar atau dibaca.

7. Evaluasi Pembelajaran

Sujarwo (2012: 10-11) mengatakan bahwa evaluasi berasal dari bahasa Inggris yang berarti penilaian atau penaksiran, sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berkelanjutan dan dilakukan secara menyeluruh dengan tujuan penjaminan, pengendalian dan penetapan kualitas (nilai, makna dan arti) atas berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Dalam Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar proses dinyatakan bahwa evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan poses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.

(7)

REFERENSI

https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrOtYte11Bi2V8s22ajzbkF;_ylu=c2VjA2ZwLWF 0dHJpYgRzbGsDcnVybA--

/RV=2/RE=1649493982/RO=11/RU=https%3a%2f%2fwww.glendomi.com%2f2012

%2f10%2fkomponen-komponen-

pembelajaran_3.html/RK=2/RS=fss6_gufcU4pi9CtDletXiCM314-

Referensi

Dokumen terkait

Desain pembelajaran meliputi penetapan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi ajar dan kebutuhan belajar peserta didik; pengembangan

(2) Penyajian materi atau bahan ajar. Kegiatan ini merupakan inti dari pembelajaran. Dalam kegiatan ini peserta didik ditanami pengetahuan baru dan mengembangkan pengetahuan

• Guru memberikan penjelasan Konsep awal tentang perubahan materi melalui Bahan ajar atau media pembelajaran agar Peserta didik siap untuk berdiskusi dengan kelompok. ➢

Peserta didik diberikan media pembelajaran berupa video pembelajaran untuk memotivasi peserta didik, bahan ajar yang di dalamnya memuat apersepsi yang dapat memotivasi

Keefektifan modul diukur dari: (1) penguasaan bahan ajar peserta didik, dan (2) respon peserta didik. Untuk mengetahui penguasaan bahan ajar peserta didik digunakan

Dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah diharapkan peserta didik menjadi tertarik terhadap materi yang akan diajarkan dan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik

Proses pembelajaran secara daring juga harus dapat memastikan bahwa setiap peserta didik melakukan aktifitas belajar secara mandiri, sehingga bahan ajar yang dibuat

Bahan ajar ini bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik (Prastowo, 2015:79).