• Tidak ada hasil yang ditemukan

Belajar tentang pengembangan kurikulum

N/A
N/A
kaifa zulva

Academic year: 2024

Membagikan "Belajar tentang pengembangan kurikulum"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Istilah kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus

ditempuh/ diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah.

Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum telah dikenal sejak kurang lebih satu abad yang lampau.

Dalam kamus Webster lahuri 1856 untuk pertama kalinya digunakan istilah kurikulum. Pada waktu itu kurikulum dipakai dalam bidang olah raga, yaitu suatu alat yang dibawa seorang sejak start sampai finish”. Dalam kurun waktu yang berbeda istilah kurikulum muncul dengan

berbagai definisi, misalnya diartikan sebagai mata pelajaran yang harus diambil untuk suatu pendidikan atau training. Kurikulum sama dengan isi buku teks, garis-garis besar program pendidikan (GBPP), pedoman guru, serta alat pelajaran yang diperlukan suatu mata pelajaran.

Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil. Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa fungsi dari pengembangan kurikulum?

b. Bagaimana peranan pengembangan kurikulum?

C. Manfaat

a. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang fungsi pengembangan kurikulum.

b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peran pengembangan kurikulum.

BAB II PEMBAHASAN A. Fungsi Pengembangan Kurikulum

1. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai baerikut:

a. Tujuan Nasional

Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan

(2)

bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional dengan penjabaran sebagai berikut:

b. Tujuan Intitusional

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.

c. Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oerasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.

d. Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka setelah menempuh proses belajar- mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar- mengajar. Ada dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.

2. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik

Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu kesiapan anak.

Anak didik diharapkan mendapat sejumlah pengalaman baru yang dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya kelak. Kalau kita kaitkan dengan pendidikan islam, pendidikan harus berorientasikan kepada kepentingan peserta didik, dan perlu diberikan pengetahuan untuk pada zamannya kelak. Nabi Muhammad SAW brsabda:

“Didiklah anak-anakmu, karena mereka diciptakan untuk menghadapi zaman yang lain dari zamanmu”. Sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan mampu

(3)

menawarkan program-program pada anak didik yang akan hidup pada zamannya, dengan latar belakang sosio historis dan cultural yang berbeda dengan zaman dimana kedua orangtuanya berada.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik Guru

Guru merupakan pendidik professional, yang mana secara implicit ia telah merelakan dirinya untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang ada di pundak orangtua. Para orangtua yang menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti ia telah melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru atau pendidik.

Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah:

Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar pada anak

didik.

Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka

menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

Dengan adanya kurikulum sudah tentu tugas guru sebagai pengajar dan pendidik akan lebih terarah. Pendidik adalah salah satu faktor yang sangat menntukan dalam proses pendidikan, dan merupakan salah satu kompenen yang berinteraksi secara aktif dalam pendidikan.

4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah / Pembina Sekolah

a) Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai tanggung jawab

terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para Pembina sekolah lainnya adalah:

Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yakni memperbaiki situasi belajar

b) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi belajar anak

kea rah yang lebih baik.

c) Sebagai pedoman dalam memberikan kepada guru atau pendidi k agar dapat memperbaiki situasi

belajar

d) Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk mengembangkan

kurikulum pada masa datang.

e) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar-mengajar.

5. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

Kurikulum bagi orangtua, mempunyai fungsi agar orangtua dapat berpastisipasi membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya.Bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung dengan sekolah/guru mengenai masalah yang menyangkut anak-anak mereka. Adapun bantuan berupa materi dari orangtua anak melalui Bp-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orangtua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak- anak mereka. Dengan demikian partisipasi orangtua inipun tidak kalah penting dalam menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah. Meskipun orangtua telah menyerahkan anak- anak mereka kepada sekolah agar diajarkan dengan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat bagi pribadinya, orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama.

Namun tidak berarti tanggung jawab kesuksesan anaknya secara total menjadi tanggung jawab guru dan sekolah. Sebenarnya keberhasilan tersebut merupakan suatu sistem kerjasama

(4)

berdasarkan fungsi masing-masing, yakni orangtua, sekolah, dan guru.Oleh karena itu, pemahaman orangtua mengenai kurikulum merupakan hal yang mutlak.

6. Fungsi Kurikulum bagi sekolah tingkat diatasnya

a. pemelihara keseimbangan proses pendidikan.

Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Misalnya, pada suatu bidang telah diberikan pada kurikulum sekolah ditingkat bawahnya, harus dipertimbangkan lagi pemeliharaanya pada kurikulum sekolah tingkat diatasnya , terutama dalam hal pemilihan bahan pengajaran.

Penyesuaian bahan tersebut dimaksudkan untuk menghindari keterulangan penyampaian yang bisa berakibat pemborosan waktu, dan yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga kesinambungan bahan pengajaran itu.

b. Penyiapan tenaga baru

Di samping itu, terdapat juga kurikulum yang berfungsi untuk menyiapkan tenaga pengajar. Bila suatu sekolah atau lembaga pendidikan bertujuan menghasilkan tenaga guru (LPTK), maka lembaga tersebut harus mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat dibawahnya tempat calon guru yang dipersiapkan itu akan mengajar. Misalnya murid SPG harus mengetahui kurikulum SD, mahasiswa IKIP/FKG harus menguasai kurikulum SLTP dan SMU.

7. Fungsi Kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan

Kurikulum suatu sekolah juga memiliki fungsi bagi masyarakat dan pihak pemakai lulusan sekolah bersangkutan. Dengan mengetahui kurikulum pada suatu sekolah, masyarakat, sebagai pemakai lulusan dapat melaksanakan sekurang-kurangnya dua macam:

a) Ikut memberikan kontribusi,dalam memperlancar program pendidikan yang membutuhkan

kerjasama dengan pihak orangtua dan masyarakat.

b) Ikut memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi penyempurnaan program pendidikan di

sekolah, agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

8. Disamping kurikulum mempunyai tujuan yang telah dikemukakan diatas, kurikulum juga

mempunyai fungsi lain, sebagaimana dikemukakan oleh Alexander Inglis dalam bukunya principle of secondary education (1918) sebagai berikut:

a) Fungsi penyesuaian

Anak didik hidup dalam suatu lingkungan. Dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut. Lingkungan senantiasa berubah, tidak statis, bersifat dinamis, maka anak didik diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi yang demikian. Oleh Karena itu, program pendidikan yang diarahkan dengan berbagai aspek kehidupannya, sarana, dan juga usaha mereka dalam mengembangkan kehidupan sebagai individu, anggota masyarakat, dan warga Negara.

b) Fungsi pengintegrasian

Maksudnya, orientasi dan fungsi kurikulum untuk mendidik individu anak didik yang mempunyai pribadi yang integral. Mengingat individu anak didik merupakan bagian yang integral dari masyarakat, makapribadi yang integrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum kurikulum diharapkan mampu mempersiapkan anak didik agar mampu mengintegasikan diri dalam

(5)

masyarakat, dengan modal pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan cara berpikir yang dimiliki, sehingga ia dapat berperan dan memberikan kontribusi kepada masyarakat.

c) Fungsi pembeda

Pada prinsipnya, potensi yang dimiliki anak didik itu memang berbeda-beda. Dan peran pendidikanlah untuk mengembangkan potensi- potensi yang ada itu secara wajar, sehingga anak didik dapat hidup dalam masyarakat yang senantiasa beraneka ragam namun satu tujuan dengan pembangunan tersebut. Berkaitan dengan diferensiasi pada anak didik tersebut sesuai hadist Nabi SAW, beliau bersabda: “Kami para Nabi diperintahkan untuk menempatkan manusia sesuai dengan potensi akalnya (H. R. Abu Bakar bin Asy-Syakir). Hadist ini dapat diintepretasikan bahwa pendidikan harus diorientasikan kepada pengembangan potensi yang berbeda-beda dari anak didik, sehingga perlakuan terhadap mereka sepatutnya mempertimbangkan perbedaan kemampuan dan potensi masing-masing.

d) Fungsi persiapan

Kurikulum berfungsi mempersiapkan anak didik agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh. Apakah anak didik melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi atau persiapan untuk belajar di masyarakat seandainya ia tidak mungkin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Mempersiapkan untuk belajar lebih lanjut tersebut sangat diperlukan mengingat sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan anak didik, termasuk dalam pemenuhan akan minat mere

e) Fungsi pemilihan

Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan fungsi kurikulum itu diantaranya diferensiasi, Dimana antara diferensiasi (perbedaan) dengan pemilihan (seleksi) merupakan dua hal yang erat hubungannya. Pengakuan atas ke berbedaan berarti pula memberikan kesempatan bagi anak didik dalam hal memilih apa yang diinginkannya dan menarik minatnya. Karenanya, dalam pengembangan-pengembangan tersebut, maka kurikulum perlu disusun secara luas dan bersifat fleksibel dan luwes. Kurikulum hendaknya dapat memberikan pilihan yang tepat sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik.

f) Fungsi diagnostic

Fungsi diagnose bertujuan agar siswa dapat mengadakan evaluasi kepada dirinya, menyadari semua kelemahan dan kekuatan yang ada pada dirinya, sehingga dapat memperbaiki dan mengembangkannya sendiri sesuai dengan kemampuan yang ada, yang akhirnya dapat dikembangkan secara maksimal dalam masyarakat.

B. Peranan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum bagi program pendidikan dimana sekolah sebagai institusi social melaksanakan oprerasinya, paling tidak dapat ditentukan 3 jenis kurikulum :

a. Peranan Konservatif

(6)

Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentramisikan nilai- nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini bagi generasi muda.

b. Peranan Kritis dan evaluative

Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat.

Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan.

c. Peranan Aktif

Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Sehingga pewarisan dan nilai-nilai budaya masa lalu.kepada siswa perlu disesuaikan dengan masa sekarang.

BAB III KESIMPULAN

Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil.

Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan).

Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen- komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Sudah jelas bahwa kurikulum mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting dalam maju mundurnya pendidikan yang dilaksanakan, karena dalam fungsi dan peran kurikulum menyangkut semua aspek-aspek yang terlibat dalam system pendidikan, dimana semua terkait dan saling melengkapi.

(7)
(8)

FUNGSI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

I. PENDAHULUAN

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktifitas belajar mengajar.

Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam pencapaian tujuan pendidikan. Apabila masyarakat dinamis, kebutuhan anak didikpun akan dinamis sehingga tidak terasing dalam masarakat, karena memang maysrakat berubah berdasarkan kebutuhan itu sendiri.

II. PEMBAHASAN

A. Fungsi Pengembangan Kurikulum

Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua insan, yang selalu menjadi tumpuan dan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat. Pendidikan juga sebagai alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat, dan mencetak generasi yang mampu melangkah sesuai dengan apa yang menjadi harapan bangsa[1]. Maka di dalam pendidikan diterapkan kurikulum yang berfungsi untuk mencapai tujuan tujuan yang diharapkan. Sebelum kita bicara mengenai fungsi kurikulum, terlebih dahulu akan dijelaskan apa yang dimaksud dengan fungsi. Kata fungsi berasal dari bahasa inggris “function” yang mempunyai banyak arti, diantaranya yang berarti jabatan, kedudukan, kegiatan dan sebagainya[2]. Kurikulum merupakan salah satu asas penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, apabila asas ini baik dan kuat, maka dapat dipastikan proses belajar mengajarpun akan semakin lancar sehingga tujuan pendidikanpun akan tercapai[3]. Dalam aktifitastas belajar mengajar, kedudukan kurikulum sangat krusial karena dengan kurikulum anak didik akan memperoleh manfaat (benefit). Namun demikian, disamping kurikulum bermanfaat bagi anak didik, ia juga mempunyai fungsi fungsi lain yakni[4]:

1. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan

Kurikulumm pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha mencapai tujuan tujuan pendidikan yang diinginkan sekolah tertentu yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai, sehingga salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau kembali tujuan yang selama ini digunakan sekolah yang bersangkutan(Soetopo & Soemanto, 1993:17). Maksudnya, bila tujuan tujuan yang diinginkan belum tercapai, orang akan cenderung meninjau kembali alat yang digunakan untuk mencapai tujuan itu, misalnya dengan meninjau kurikulumnya.

(9)

Pendidikan tertinggi sampai pendidikan terendah mempunyai tujuan, yaitu tujuan yang akan dicapai setelah berakhirnya aktifitas belajar.

Di Indonesia ada 4 tujuan pendidikan utama yang secara hirarkis dapat ditemukan, yaitu:

Tujuan Nasional

Tujuan Institusional

Tujuan Kurikuler

Tujuan Instruksional

Dalam pencapaian tujuan pendidikan yang dicita citakan, tujuan tujuan tersebut meski dicapai secara bertingkat yang saling mendukung, sedangkan keberadaan kurikulum disini adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan (pendidikan )

2. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik

Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu persiapan bagi anak didik. Anak didik diharapkan mendapatkan sejumlah pengalaman baru yanmg dikemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya nanti.

Kalau kita kaitkan dengan pendidikan islam, pendidikan mestinya diorientasikan kepada kepentingan peserta didik, dan perlu diberi bekal pengetahuan untuk hidup pada zamannya kelak.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik

Sesuai dengan fungsinya bahwa kurikulum adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendididkan, maka guru semestinya mencermati tujuan pendidkan yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan dimana ia bekerja[5].Guru merupakan pendidik profesional, yang secara implisit telah merelakan dirinya untuk memikul sebagai tanggung jawab pendidikan yang ada dipundak orang tua. Tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti orang tua sudah

melimpahkan sebagian tanggung jawab pedidikan anaknya kepada guru / pendidik, tentunya orang tua berharap agar anaknya menemukan guru yang baik, kompeten, dan berkualitas (Ramayulis, 1996:39).

Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidi adalah:

Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman belajar para anak didik.

(10)

Pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang telah diberikan.

Langeveld mengajukan lima komponen yang berinteraksi secara aktif dalam proses pendidikan yaitu:

Komposisi tujuan pendidikan, sebagai landasan ideal pendidikan dan yang dicapai melalui proses pendidikan tersebut.

Komponen Terdidik, sebagai masukan manusiawi yang diperluka sebagai subjek aktif dan dikenai proses pendidikan tersebut.

Komponen alat pendidikan, sebagi unsur sarana atau objek yang dikenakan kepada terdidik dalam proses pendidikan.

Komponen pendidik, merupakan unsur manusiawi yang membantu mengenalkan alat pendidikan kepada anak didik dan mengarahkan proses pendidikan menuju sasaran yang diharapkan

sebagaimana tercantum dalam tujuan pendidikan.

Komponen lingkungan pendidikan, sebagi unsur suasana yang membantu dan memberikan udara segar dalam proses pendidikan (Supeno, 1995:42-43).

4. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah atau Pembina Sekolah

Bagi kepala sekolah yang baru, yang dipelajari pertama kali adalah tujuan lembaga yang akan dipimpinnya. Kemudian mencari kurikulum yang berlaku sekarang untuk dipelajari, terutama pada buku petunjuk pelaksanaan[6].Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang memupunyai tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para pembina lainnya adalah:

Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki situasi belajar.

Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik.

Sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru atau pendidik agar dapat memperbaiki situasi belajar.

Sebagai seorang administrator, menjadikan kurikulum sebagai pedoman untuk pengembangan kurikulum pada masa mendatang.

Sebagai pedoman unruk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar (Soetopo dan Soemanto, 1993:19)

(11)

5. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

Bagi orang tua, kurikulum difungsikan sebagai bentuk adanya partisipasi orang tua dalam membantu usaha sekolah dalam memajukan putra putrinya. Bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung dengan sekolah/ guru mengenai masalah masalah menyangkut anak anak mereka. Bantuan berupa materi dari orang tua anak dapat melalui lembaga BP-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orang tua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak anak mereka, sehingga partisipasi orang tua inipun tidak kalh pentingnya dalam menyukseskan proses belajar mengajar disekolah

6. Fungsi Kurikulum bagi Sekolah tingkat Diatasnya

Fungsi kurikulum dalam hal ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan

Pemahaman kurikulum yang digunakan oleh suatu sekolah pada tingkat diatasnya dapay melakukan penyesuaian di dalam kurikulumnya, yakni:

- Jika sebagian kurikulum disekolah bersangkutan telah diajarkan pada sekolah yang beradad

dibawahnya, sekolah dapat meninjau kembali perlu atau tidaknya bagian tersebut diajarkan.

- Jika keterampilan keterampilan tertentu yang diperlkan dalam mempelajari kurikulum suatu

sekolah belum diajarkan pada sekolah yang berada dibawahnya, sekolah dapat

mempertimbangkan masuknya program tentang keterampilan keterampilan ini kedalam kurikulumnya.

b) Penyiapan tenaga baru

Jika suatu sekolah berfungsi menyiapkan tenaga pendidik bagi sekolah yang berada dibawahnya, perlu sekali sekolah tersebut memahami kurikulum sekolah yang berada dibawahnya itu. Pengetahuan tentang kurikulum yang berada dibawahnya berkaitan dengan pengetahuan tentang isi, organisasi, atau susunan serta cara pengajarannya. Dengan harapan, hal itu akan membantu sekolah dan pendidik dalam melakukan revisi revisi dan penyesuaian

kurikulum.

7. Fungsi bagi Masyarakat dan Pemakai Lulusan

Kurikulum adalah alat produsen dari sekolah, sedangkan masyarakat adalah konsumennya.

Sudah barang tentu antara produsen dan konsumen harus ada sinkron. Kurikulum sekolah outputnya harus dapat link and match dengan kebutuhan masyarakat[7].Kurikulum suatu sekolah juga berfungsi bagi masyarakat dan pihak pemakai lulusan sekolah yang berangkutan. Dengan

(12)

mengetahui kurikulum suatu sekolah, masyarakat, sebagai pemakai lulusan, dapat melaksanakan sekurang kurangnya dua macam berikut:

- Ikut memberikan kontribusi dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang

membutuhkan kerja sama dengan pihak orangtua dan masyarakat.

- Ikut memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi menyempurnakan program pendidikan

di sekolah, agar lebih serasi degan kebutuhan masyarakat dan lapangan kerja.

Di samping mempunyai fungsi di atas, kurikulum juga memiliki fungsi lain yang tentu memiliki pendekatan berbeda dengan sebelumnya. Sebagai mana dikemukakan Alexander Inglis dalam bukunya Principle of Secondary Education (1981)[8], sebagai berikut:

- The adjust fine of adaptive function (penyesuaian)

- The integrative function (pengintegrasian )

- The differential function (pembeda)

- The propaedeutic function (persiapan)

- The selective function (pemilihan )

- The diagnostic function (Diagostik); ( Hamalik, 1990:9)

a. Fungsi penyesuaian

Anak didik hidup dalam suatu lingkungan, sehingga anak didik dituntut untuk mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan tersebut. Lingkungan senantiasa berubah, tidak statis , bersifat dinamis, karena itu anak didik diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi seperti itu. Semuanya meski disesuaikan dengan kondisi dan keadaan perorangan.

Muhammad Fadhil Al-Jamali menungkapkan bahwa pendidikan yang disarikan Al_Qur`an berorientasi:

Mengenalkan individu akan adanya peran diantara sesama makhluk dengan tanggung jawabnya didalam hidup ini.

Mengenalkan individu akan individu sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat.

Mengenalkan individu akan alam ini dan mendorong mereka mengetaui hikmah diciptakannya alam ini, serta memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam.

Menegakkan individu akan alam ini akan pencipta alam ini dan memerintahkan untuk beribadah kepadanya.

b. Fungsi pengintegrasian

(13)

Dalam hal ini, orientasi dan fungsi kurikulum adalah mendidik anak didik agar mempunyai pribadi yang integral. Mengingat anak didik merupakan bagia yang integral dari masyarakat, pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam rangka

pembentukan dan pengintegrasian masyarakat.

Implikasinya, anak didik menjadi bagian integral dari masyarakat dimanapun ia berada.

Kurikulum diharapkan mampu mempersiapkan anak didik agar mampu mengintegrasikan diri dalam masyarakat dengan pengetahuan, keterampilan, dan cara berfikir yang dimiliki, sehingga ia dapat berperan dan memberi kontribusi kepada masyarakat.

c. Fungsi perbedaan

Kurikulum hendaknya dapat memberi pelayanan terhadap perbedaan perbedaan

peorangan dalam masyarakat. Pada prinsipnya, perbedaan (differensiasi) akan mendorong orang berfikir kritis dan kreatif, dan akhirnya akan menggerakan kemajuan sosial dalam masyarakat.

Bukan berarti dengan perbedaan tersebut solidaritas dan integrasi akan terabaikan, namun adanya diferensiasi bisa juga menghindari terjadinya stagnasi sosial.

Jadi, fungsi kurikulum sebagai pembeda dapat memberi pelayanan kepada anak didik sebagai anggota (calon anggota) masyarakat sesuai dengan perbedaan perbedaan yang dimilikinya, dengan tidak mengabaikan solidaritas sosial masyarakat. Hal ini dapat dimulai dengan memprogram kurikulum pendidikan yang relevan dan mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar yang mendorong anak didik yang berbeda beda tersebut untuk berfikir kreatif, kritis, dan berorientasi masa depan, sehingga dapat berguna nantinya dalam masyarakat.

d. Fungsi persiapan

Kurikulum berfungsi mempersiapkan anak didk agar mampu melanjutkan study lebih lanjut untuk suatu jangkauan yang lebih jauh, apakah anak didik melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi atau persiapan untuk belajar didalam masyarakat seandainya ia tidak mungkin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Hamalik, 1990:11). Bersiap untuk belajar lebih lanjut tersebut sangat diperlukan, mengingat sekolah tidak mungkin memberikan semua apa yang diperlukan anak didik, termasuk dalam memenuhi minat mereka.

Dapat disimpulkan bahwa kurikulum memiliki fungsi persiapan bagi anak didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut, namun dalam jenjang, bidang, dan jenis sekolah tertentu sangat mungkin kurikulumnya didesain untuk mempersiapkan anak didik

(14)

memasuki dunia kerja. Karenanya, kurikulum mempunyai fungsi persiapan (the propaedeutic function) bagi anak didik

e. Fungsi pemilihan

Antara keberbedaan (diferensiasi) dengan pemilihan (seleksi) merupakan dua hal yang erat sekali hubungannya. Pengakuan atas keberadaan mereka berarti ada keinginan untuk memberikan kesempatan bagi anak didik dalam memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya. Karenanya, dalam mengembangkan kemampuan kemampuan tersebut, kurikulum perlu disusun secara luas serta bersifat fleksibel dan luas, selain itu kurikulum, hendaknya dapat memberikan pilihan yang tepat sesuai dengan minat dan kemampuan peserta didik.

f. Fungsi diagnostic

Salah satu aspek pelayanan pendidkan adalah mebantu dan mengarahkan anak didik agar mampu memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Ini semua dapat dilakukan apabila mereka menyadari semua kelemahan dan

kekuatan yang ada pada diri mereka melalui eksplorasi dan prognosis, sehingga dia sendiri dapat memperbaiki kelemahan tersebut dan mengembangkan fungsi kurikulum dalam mendiagnosis dan membimbing anak didik agar berkembang secara optimal.

Fungsi diagnosis adalah agar siswa dapat mengadakan evaluasi kepada dirinya dan menyadari semua kelemahan dan kekuatan diri sehingga dapat memperbaiki dan

mengembangkan nya ssuai dengan kemampuan yang ada, yang pada akhirnya dapat bekembang secara maksimal dalam masyarakat. Hal ini relevan dalam pendidikan islam, yaitu menanamkan nilai nilai insani dan nilai nilai ilahi pada peserta didik.

8. Fungsi kurikulum bagi penulis

Para penulis buku ajar mestinya mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang berlaku pada waktu itu. Untuk membuat berbagai pokok bahasan maupun sub pokok bahasan, hendaknya penulis buku ajar membuat analisis intruksional terlebih dahulu. Kemudian menusun garis garis besar program pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran tertentu, baru berbagai sumber bahan yang relevan[9].

B. Peranan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan (peserta didik). Apabila dianalisis secara sederhana sifat dari masyarakat dan kebudayaan, diman sekolah sebagai institusi social

(15)

melaksanakan operasinya, paling tidak dapat ditemukan tiga jenis peranan kurikulum yang dinilai sangat pokok atau krusial, yaitu:

i. Peranan konservatif

ii. Peranan kritis

iii. Peranan kreatif dan evaluative

Ketiga peran tersebut sama pentingnya dan saling berkaitan, yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

1) Peranan konservatif

Kebudayaan mencakup aturan yang berisi kewajiban dan tindakan tindakan yang diterima dan ditolak atau tindakan yang dilarang dan yang diizinkan. Semua kebudayaan yang sudah membudaya harus ditransmisikan kepada anak didik selaku generasi penerus. Oleh karena itu, semua ini menjadi tanggung jawab kurikulum dalam menafsirakan dan mewariskan nilai nilai budaya yang mengandung makna membina prilaku anak didik. Sekolah sebagai lambing social sangat berperan dalam mempengaruhi prilaku anak sesuai dengan nlai nilai social yang ada dalam masyarakat. Jadi kurikulum bertugas menyimpan dan mewariskan nilai nilai budaya (Wiryokusumo dan Mulyadi, 1988:7).

Dengan demikian kurikulum bias dikatakan konservatif karena mentransmisikan dan menafsirkan warisan social kepada anak didik atau generasi muda. Sekolah sebagai suatu lembaga social, sangat berperan penting dalam mempengaruhi dan membina tingkah laku anak sesuai dengan nila nlai social yang ada di lingkungan masyarakat, sejalan dan selaras dengan peran pendidikan sebagaimana suatu proses social.

2) Peran kritis dan evaluative

Dalam hal ini, kurikulum turut aktif dan berpartisipasi dalam control social dan menekankan pada unsure kritis. Nilai nilai social yang tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi serta dilakukan perbaikan. Dengan demikian, kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar criteria tertentu. Maksudnya

kurikulum itu selain mewariskan atau mentransmisikan nilai nilai kepada generasi muda, juga sebagai alat untuk mengevalusai kebudayaan yang ada. Apakah nilai social yang ada atau dibawa itu sesuai atau tidak dengan perkembangan yang akan datang serta apakah perlu diadakan

perubahan atau tetap seperti aslinya.

3) Peran kreatif

(16)

Kurikulum melakukan kegiatan kegiatnan kreatif dan kontruktif, dalam arti menciptakan dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu dalam mengembangkan potensinya,

kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berfikir, berkemapuan dan berketerampilan baru, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat. Implikasi peranan diatas dalam praktek pendidikan dengan kurikulum yang digunaka adalah bahwa pendidikan memiliki cita cita untuk menciptaka suatu masyarakat yang ideal, sesuai dengan nilai nilai yang dianut suatu bangsa dan selaras dengan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum berupaya didesain agar dapat

mengembangkan sains dan teknologi dengan tepat seningga anak didik menjdi sumber daya manusia yang handal, namun tanpa kehilangan identitas bangsanya.

III. KESIMPULAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

Pengembangan kurikulum sendiri mempunyai beberapa fungsi dan peranan. Fungsinya adalah:

i. Fungsi Kurikulum dalam Rangka Pencapaian Tujuan Pendidikan

ii. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik

iii. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik

iv. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah atau Pembina Sekolah

v. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

vi. Fungsi Kurikulum bagi Sekolah tingkat Diatasnya

vii. Fungsi bagi Masyarakat dan Pemaki Lulusan

Sedangkan peran kurikulum adalah:

1. Peranan konservatif 3. Peran kreatif.

2. Peran kritis dan evaluative

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdulah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007 Dakir, H, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

At Ta`dib Jurnal Kependidikan Islam, volume 4, nomor 2, Fakultas Tarbiyah ISID Pondok Modern

Darussalam Gontor Ponorogo, 1429 H

As`adie, Basuki, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Penelitian TindakanKelas ), cetakan pertama, STAIN Ponorogo Press, 2009

[1] Basuki As`adie, Desain Pembelajaran Berbasis PTK (Penelitian TindakanKelas ), cetakan pertama, STAIN Ponorogo Press, 2009, hal 115

[2] H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan Kurikulum, cetakan pertama, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, hal 12

[3] At Ta`dib Jurnal Kependidikan Islam, volume 4, nomor 2, Fakultas Tarbiyah ISID Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, 1429 H, hal 194

[4]Abdulah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, cetakan pertama, Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2007, hal 205

[5] H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan…, hal 15

[6] Ibid hal 16

[7] Opcit hal 17

[8] Abdulah Idi, Pengembangan Kurikulum…, hal 211

[9] H. Dakir, Perencanaan Dan Pengembangan…, hal 14

Referensi

Dokumen terkait

merupakan alat untuk mencapai tujuan. Tanpa adanya kurikulum maka tujuan pendidikan akan sulit dicapai. Dalam perumusan dan pengembangan kurikulum, mulai dari rumusan

Prof. Darkir - Menyatakan bahwa kurikulum merupakan alat dalam mencapai tujuan pendidikan. Jadi, kurikulum ialah program pendidikan dan bukan program pengajaran, sehingga program

Strategi atau metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Strategi dalam pelaksanaan menempati

Maka kurikulum diartikan sebagai alat perlengkapan suatu mata pelajaran yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk mencapai suatu tujuan dari pendidikan

Strategi atau metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Strategi dalam pelaksanaan menempati

Pada praktek pembelajaran secara daring, dengan kurikulum merdeka belajar pendidik/guru BK memiliki peranan penting yaitu tidak hanya memberikan materi saja tetapi pendidikan karater

Pengertian Kurikulum Zainal Arifin 2015 Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua

• Kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa guna terlaksanakannya proses pembelajaran yang baik dalam mencapai tujuan pembelajaran.. • Kurikulum adalah alat untuk mengukur dan