PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai “Adakah hubungan antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Inpres Bontomanai Kota Makassar?”.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Gaya Mengajar
Ali menemukan bahwa gaya mengajar guru tercermin dari cara dia mengajar menurut pandangannya sendiri. Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar adalah segala bentuk penampilan guru ketika berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa. Gaya mengajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar harus bervariasi, inovatif dan mudah diterima siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran, kata Asmani.
Gaya mengajar teknologi ini berarti seorang guru mematuhi berbagai sumber media yang tersedia.
Karakteristik Gaya mengajar
Menurut Rahman (2011:5), terdapat enam ciri gaya mengajar guru yang bersifat negatif dan akan mempengaruhi psikologi siswa, yaitu: .. 1) Duduk di meja saat mengajar. Guru yang bermain telepon seluler saat mengajar merupakan contoh masyarakat yang menggunakan teknologi berupa telepon seluler pada tempat dan waktu yang tidak tepat, kecuali telepon seluler tersebut digunakan oleh guru dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar. Guru yang tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas, patut diberikan sanksi dipotong atau tidak dibayar gajinya.
Guru yang melakukan pelecehan seksual tentunya telah melakukan kesalahan fatal karena merusak nama baik dunia pendidikan sekaligus merusak kehormatan dan harkat dan martabat seorang guru.
Pengertian Motivasi belajar
Belajar sebagai salah satu bentuk perubahan perilaku bersifat relatif permanen dan berpotensi terjadi sebagai hasil latihan atau penguatan berdasarkan tujuan mencapai tujuan tertentu. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara utuh, sebagai hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan serangkaian proses mental dan fisik untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungan yang meliputi keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Inti dari motivasi belajar adalah dorongan dari dalam dan luar diri siswa belajar untuk melakukan perubahan tingkah laku secara umum dan berbagai indikator atau unsur pendukungnya.
Ciri-ciri Motivasi belajar
Berdasarkan hasil survei pada tabel diatas, 17 dari 34 siswa atau 50% siswa yang menjawab, guru selalu mengajar IPS dengan permainan, 9 siswa dari 34 siswa atau 26,47%. IPS, 4 siswa dari 34 atau 11,76% siswa yang menjawab tidak pernah mendapat poin seratus jika diberi pekerjaan rumah IPS. Pernahkah gurumu memintamu maju ke depan untuk menyelesaikan soal-soal IPS?
Apakah anda selalu mengajarkan pelajaran IPS dengan menggunakan gambar/alat peraga? Pernahkah Anda mendapat hadiah jika Anda menjawab pertanyaan ilmu sosial dengan benar?
Fungsi Motivasi belajar
Bentuk-bentuk Motivasi
Pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial
- Pengertian Ilmu pengetahuan Sosial
- Hakikat Pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial
- Tujuan Ilmu pengetahuan sosial
- Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan bahan kajian terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang terorganisir terhadap konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Pada dasarnya pengajaran IPS adalah tentang kehidupan manusia yang meliputi seluruh tingkah laku dan kebutuhannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan ilmu-ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu-ilmu sosial atau perpaduan dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial.
Dalam kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial tahun 1975, Ilmu Pengetahuan Sosial dikatakan sebagai suatu bidang studi yang merupakan gabungan dari sejumlah mata pelajaran IPS. Bidang pendidikan Ilmu Sosial terutama akan berperan dalam meningkatkan kecerdasan, keterampilan, pengetahuan, rasa tanggung jawab dan demokrasi. Istilah ilmu pengetahuan sosial atau resminya Ilmu Pengetahuan Sosial yang disingkat IPS baru dikenal setelah seseorang bersekolah secara formal.
Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak lain adalah “mata pelajaran atau mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang dipelajari dengan mengintegrasikan bidang ilmu sosial dan “humaniora”. Tujuan ini dapat tercapai apabila program pembelajaran IPS di sekolah diselenggarakan dengan baik. di sekolah dasar mencakup hal-hal yang ada di sekitar lingkungan siswa.
Ilmu pengetahuan sosial pada jenjang ini merupakan pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu ilmu sosial, humaniora, ilmu pengetahuan, permasalahan sosial dan permasalahan kehidupan. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah pembelajaran yang mempelajari hal-hal yang ada di sekitar lingkungan siswa, dimana pembelajaran dimulai dari siswa itu sendiri kemudian meluas ke apa yang ada disekitarnya dan kehidupannya terjadi.
Kerangka Pikir
Hidayati dkk menyatakan bahwa permasalahan sosial adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun dan memerlukan perbaikan atau pembagian, yang timbul karena kondisi masyarakat atau lingkungan sosialnya, serta memerlukan penerapan kekuatan-kekuatan sosial yang diperlukan untuk memperbaikinya. masalah-masalah ini. atau diatasi. Permasalahan sosial muncul dari keadaan yang ada di masyarakat atau lingkungan sosial. Lingkungan sosial mencakup berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, misalnya aspek sosio-biologis, aspek sosio-kultural, aspek sosio-ekonomi, aspek sosio-politik, aspek sosio-ekonomi, aspek sosio-politik, aspek sosio-politik, geografis, dan seterusnya. Ketika anda menghadapi suatu permasalahan sosial di masyarakat, sebaiknya anda tidak hanya melihat sekilas saja, namun harus mempelajarinya untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Gaya mengajar seorang guru erat kaitannya dengan motivasi belajar siswa, karena jika gaya mengajar seorang guru membosankan maka siswa tidak akan termotivasi untuk belajar. Dengan mengubah gaya mengajar yang diberikan kepada siswa, guru dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial seorang mahasiswa harus peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat, mempunyai sikap mental yang positif untuk memperbaiki segala permasalahan yang terjadi dan terampil dalam menghadapi setiap permasalahan yang terjadi setiap hari, baik yang terjadi pada dirinya sendiri. dan itu terjadi di masyarakat.
Semua orang akan senang jika mendapat motivasi positif yang akan membuat siswa semakin semangat berkreasi dan menunjukkan kreatifitasnya. Dari penjelasan di atas, secara umum hubungan gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa adalah IV. kelas di SD Inpres Bontomanai Kota Makassar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
- Variabel dan Desain Penelitian
- Populasi dan sampel
- Defenisi Operasional
- Instrumen Penelitian
- Teknik pengumpulan Data
- Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, 17 siswa dari 34 siswa atau 50% siswa yang memberikan jawaban, guru selalu menyuruh mengerjakan soal IPS, 17 siswa dari 34 siswa atau 50%. Ilmu tersebut diberikan oleh guru, dan tidak ada satupun siswa yang memberikan jawaban pernah mengerjakan tugas IPA yang diberikan oleh guru. Apakah Anda selalu melontarkan kata-kata pujian atau sanjungan jika mampu menjawab soal IPS?
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, terdapat 21 siswa dari 34 siswa atau 61,76% siswa yang memberikan peringatan untuk tidak membuat keributan, hal ini dilakukan oleh guru jika membuat keributan di kelas, 13 siswa dari 34 siswa atau 38,24% . Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, 24 siswa dari 34 siswa atau 70,59% siswa yang menjawab bapak/ibu guru selalu membentuk kelompok dalam pembelajaran IPS, 10 siswa dari 34 siswa atau 29,41% dari jumlah siswa yang menjawab. siswa yang sudah memberikan jawaban pak. /bu Guru terkadang membentuk kelompok di kelas IPS dan tidak ada. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, sebanyak 22 siswa dari 34 siswa atau 64,70% siswa yang sudah memberikan jawaban, Bapak/Ibu guru, sudah memberikan jawaban.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, 29 siswa dari 34 siswa atau 85,29% siswa yang memberikan jawaban Pak Guru selalu berpenampilan baik. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, 16 siswa dari 34 siswa atau 47,05% siswa yang memberikan jawaban selalu memberikan tambahan jam (tutoring) untuk pelajaran yang sulit, 16 siswa dari 34 siswa atau 47,05%. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel diatas, 21 siswa dari 34 siswa atau 61,76% siswa yang memberikan jawaban selalu senang mengikuti pelajaran IPS, 13 siswa dari 34 siswa atau 38,23% siswa yang memberikan jawaban terkadang suka mengambil pelajaran IPA. pelajaran Sosial dan tidak.
Berdasarkan hasil survei pada tabel di atas, 3 siswa dari 34 siswa atau 8,82% siswa yang memberikan jawaban sering bertengkar dengan temannya saat guru menjelaskan pelajaran, dan 11 siswa dari 34 siswa atau 322 siswa. 35%. Berdasarkan hasil survey pada tabel diatas, 32 siswa dari 34 siswa atau 94,11% siswa yang menjawab merasa senang ketika diberikan pekerjaan rumah mata pelajaran IPS, 2 siswa dari 34 siswa atau 5,88% siswa yang memberikan jawaban merasa kurang. senang ketika mereka diberi pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah IPS, dan tidak. Berdasarkan hasil survey pada tabel diatas, 27 siswa dari 34 siswa atau 79,41% siswa yang memberikan jawaban selalu mengerjakan tugas IPA yang diberikan guru, 7 siswa dari 34 siswa atau 20,58% siswa yang memberikan jawaban kadang-kadang mengerjakan tugas ilmiah.
Berdasarkan hasil survei pada tabel di atas, 23 siswa dari 34 siswa atau 67,64% siswa yang memberikan jawaban tidak pernah mendapat nilai seratus saat mengerjakan pekerjaan rumah IPS, 7 siswa dari 34 siswa atau 20,58% siswa yang telah memberikan jawaban menerima seratus poin jika diberi pekerjaan rumah. Berdasarkan hasil survei pada tabel di atas, terdapat 33 siswa dari 34 siswa atau 97% siswa yang menjawab bertanya kepada guru apakah belum paham.
Analisis Data Penelitian
Berdasarkan hasil survey pada tabel diatas, 28 siswa dari 34 siswa atau 82,35% siswa yang memberikan jawaban merasa senang ketika ada ulangan IPS, 6 siswa dari 34 siswa atau 17,64% siswa yang memberikan jawaban jawaban sedang terkadang senang ketika ada ulangan IPS, dan tidak ada siswa yang memberikan jawaban tidak senang ketika ada ulangan IPS. Dengan demikian terdapat hubungan sedang antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar IPS kelas IV SD Inpres Bontomanai Kota Makassar. Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa.
Sedangkan menurut Sardiman, motivasi belajar adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “perasaan”. Dari penelitian teoritis tersebut, hasil penelitian konsisten dengan penelitian teoritis, hasil penelitian atau data yang diperoleh membuktikan bahwa gaya mengajar guru mempunyai hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan gaya mengajar guru dengan motivasi belajar IPS siswa kelas IV SD INPRES Bontomanai Kota Makassar dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gaya mengajar guru dengan motivasi belajar IPS. motivasi belajar IPS berada pada kategori sedang.
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan gaya mengajar guru dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kelas IV SD INPRES Bontomanai Kota Makassar berada pada kategori sedang. Dengan demikian, pihak sekolah atau guru hendaknya lebih meningkatkan kualitas gaya mengajar gurunya agar motivasi belajar siswa semakin meningkat. Hubungan Gaya Mengajar Guru dengan Minat Siswa Belajar Mata Pelajaran IPS di SMP Muhammadiyah Kota Cirebon.
Pembahasan Hasil Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Organisasi atau lembaga yang baik harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan kelembagaan SD INPRES Bontomanai Kota Makassar sebagai lembaga pendidikan mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar atau kegiatan lainnya. untuk didukung.