PENDAHULUAN
Deskripsi Permasalahan
Kegunaan Buku Ini
Secara lebih spesifik, buku ini disusun untuk menjelaskan bagaimana Program Bimbingan dan Konseling dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaannya. Bagi guru pembimbing, buku ini akan memudahkan pelaksanaan program bimbingan dan konseling sesuai dengan program yang direncanakan dalam upaya meningkatkan/.
Metode Kajian
Melalui buku ini, guru mata pelajaran terinspirasi untuk dapat bekerja sama dengan guru bimbingan dan konseling untuk lebih meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar yang telah selesai. Beberapa metode yang digunakan antara lain; pertama dengan observasi yaitu mengamati situasi sekolah dan proses kegiatan bimbingan dan konseling serta mengambil dokumentasi dari tempat penelitian yang berkaitan dengan program layanan bimbingan dan konseling.
Profil Wilayah Kajian
Mengembangkan apresiasi terhadap agama yang dianut sehingga mampu menghasilkan peserta didik yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Sekilas tentang ruang BK di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu. Ruang BK mempunyai 6 meja untuk guru.
KONSEP-KONSEP TEORITIS
Program Bimbingan dan Konseling
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu klien (klien) memperoleh wawasan tentang dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan dan standar). Menentukan pelaksanaan setiap kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
Langkah-langkah Penyusunan Program Bimbingan dan
Pengkajian kebutuhan merupakan suatu kegiatan yang tujuannya untuk mengetahui keadaan nyata peserta didik, yang akan menjadi dasar perencanaan program bimbingan dan konseling. Hasil penilaian kebutuhan siswa/konselor diuraikan dalam bentuk narasi sebagai landasan empiris bagi guru BK atau petugas BK pada saat merencanakan program bimbingan dan konseling di sekolah menengah. Langkah-langkah penilaian: a) pendefinisian data yang diperlukan untuk menyiapkan program pengelolaan dan. Langkah awal dalam penilaian kebutuhan adalah menentukan data yang akan diukur/diungkapkan untuk keperluan penyusunan program bimbingan dan konseling.
Apabila diterapkan di sekolah, guru bimbingan dan konseling atau konselor diharapkan mampu mengidentifikasi permasalahan sesuai dengan standar grid DCM. Untuk itu program bimbingan dan konseling harus didasarkan pada hasil penilaian yang menyeluruh terhadap kebutuhan dan karakteristik perkembangan dalam berbagai aspek. Program bimbingan dan konseling hendaknya mendapat dukungan dari berbagai pihak yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan komite sekolah.
Selain didasarkan pada landasan filosofis dan teoritis, perencanaan bimbingan dan konseling juga harus didasarkan pada hasil penilaian kebutuhan siswa/pengawas.
Tahap Perancangan ( Designing ) dalam Perencanaan
Berdasarkan hasil pengkajian sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan dasar pemikiran diadakannya program bimbingan dan konseling seperti berikut ini. Kebutuhan ini merupakan modal yang luar biasa dalam menunjang keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Visi adalah gambaran yang ingin diwujudkan melalui program bimbingan dan konseling dalam jangka waktu tertentu.
Komponen program bimbingan dan konseling SMA meliputi: (1) layanan inti, (2) layanan perencanaan dan peminatan individu siswa (3) layanan responsif, dan (4) dukungan sistem. Bimbingan dan konseling di sekolah. pengembangan keterampilan, pengetahuan dan sikap dalam bidang pribadi, sosial, akademik dan karir. Perencanaan kali ini harus dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor berdasarkan isi program dan dukungan manajemen.
Selain itu, pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang dirancang dengan baik hendaknya diatur waktunya dalam satu tahun ajaran.
Tugas Guru Pembimbing
Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk penilaian layanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya. Mengingat kenyataan bahwa jumlah konselor profesional di Indonesia masih relatif terbatas, maka peran guru sebagai mentor nampaknya penting. Ada atau tidaknya konselor profesional di sekolah, upaya membimbing siswa tentu mutlak diperlukan.
Misalnya memahami gaya dan kebiasaan belajar, serta memahami potensi dan bakat anak, serta latar belakang kehidupannya. Guru dapat memperlakukan siswa sebagai individu yang unik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan keunikannya. Guru selalu memberikan kesempatan kepada siswanya untuk berkonsultasi mengenai kesulitan yang dihadapi siswanya, baik di dalam maupun di luar kelas.
Komponen Penilaian Program Bk Dan Penilaian
Untuk mengetahui gambaran keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dapat melihat hasil dari peserta. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah harus dilihat pada siswa yang menerima layanan bimbingan. Perubahan kemajuan peserta didik terlihat pada tercapainya tujuan layanan bimbingan, tercapainya tugas perkembangan dan hasil belajar peserta didik serta keberhasilannya setelah tamat sekolah, baik dalam studi lanjut maupun dalam kehidupan di masyarakat. Evaluasi atau penilaian dilakukan melalui pendidikan.
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah harus disesuaikan dengan pedoman dasar layanan konseling. Untuk mendapatkan gambaran keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, maka perlu dilihat pada diri siswa yang menerima layanan bimbingan dan konseling. Evaluasi hasil kegiatan bimbingan dan konseling yang meliputi layanan orientasi, layanan informasi, layanan instalasi dan distribusi, layanan penguasaan/pembelajaran, layanan konseling individual/.
Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai satu bulan) setelah suatu jenis layanan dan/atau kegiatan dukungan konseling diberikan untuk mengetahui pengaruh layanan/kegiatan tersebut terhadap peserta didik.
Penelitian yang Relevan
Program Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Kota
Sebagai wujud nyata pengabdian di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu, maka program kegiatan yang dikemas dalam bentuk kegiatan pengabdian dan dukungan harus benar-benar dilaksanakan. Pendekatan kelompok atau klasikal pada hakekatnya bukan untuk kepentingan kelompok atau kelas, melainkan untuk kepentingan individu siswa dalam kelompok atau kelas tersebut.3 Oleh karena itu, pencantuman petunjuk atau kondisi sekolah, lingkungan dan masyarakat luas masyarakat dalam program - Program orientasi dan konseling sebagai isi layanan bukan untuk kepentingan sekolah, lingkungan atau masyarakat, tetapi untuk kepentingan individu siswa agar mereka memahami, berperilaku dan bertindak positif di dalam dan terhadap sekolah, lingkungan dan masyarakat. masyarakat.
Pelaksanaan Tahap-Tahap Program Satuan Kegiatan
Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dengan pekerjaan mengajar, maka tujuan layanan bimbingan dan konseling berbeda dengan tujuan evaluasi guru. Seperti yang diungkapkan oleh seorang guru mata pelajaran, bimbingan dan konseling mempunyai penilaian yang berbeda dengan kita sebagai guru mata pelajaran. Dalam semua kegiatan tersebut, evaluasi dalam bimbingan dan konseling lebih merupakan “penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan
Program bimbingan dan konseling di sekolah memerlukan perolehan guru pembimbing dan/atau keterlibatan pihak-pihak yang terlibat melalui unit kegiatan pendukung dimaksud. Seluruh program kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung, merupakan bentuk bimbingan dan konseling bagi mahasiswa Peduli yang terlibat. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Materi yang menjadi isi setiap layanan yang direncanakan dapat diambil dari materi masing-masing guru.
Kegiatan pengembangan penggunaan data pada umumnya dikoordinasikan dengan pelaksanaan berbagai jenis layanan dan kegiatan dukungan bimbingan dan nasehat.
Pelaporan Data Bukti Fisik
Waktu untuk Pelaksanaan Program Kegiatan
Segala kegiatan tersebut, baik di dalam maupun di luar jam sekolah, harus dikelola dengan jelas dan hati-hati agar dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya. Tugas pokok guru pembimbing di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu dijabarkan dalam program kegiatan. Silabus, naskah dan rencana yang menjadi acuan pelaksanaan program Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu merupakan hasil rumusan seluruh anggota MGP (Musyawarah Pengawas Guru).
Musyawarah guru pembimbing dihadiri oleh guru pembimbing tingkat sekolah menengah di kota Bengkulu. Atas arahan salah satu guru BK, acara ini dibuat dan dipajang di dinding Ruang Bimbingan dan Konseling. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Silabus ini disusun oleh MGP yang kemudian diperluas tergantung jumlah guru pembimbing.27.
Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh guru BK lainnya, bahwa kurikulum MGP dijadikan acuan dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
Jenis Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Prosedur Penyusunan Program Pelayanan Bimbingan
Pembagian siswa asuh diatur oleh masing-masing sekolah dengan memperhatikan pemerataan, kemudahan dan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling. Selama satu semester harus diusahakan agar 150 atau lebih mahasiswa asuh tersebut mendapat layanan bimbingan dan konseling. Dalam pelaksanaannya di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu, tidak semua kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan secara tatap muka (kontak langsung) antara guru pembimbing dan siswa penanggung jawab.
Program bimbingan dan konseling di sekolah Kegiatan pengumpulan data konferensi kasus dan kunjungan rumah pada umumnya dilakukan tanpa partisipasi langsung siswa (walaupun penyelenggaraan konferensi kasus dan kunjungan rumah harus sepengetahuan/izin siswa secara lisan). Begitu pula jika suatu kegiatan pelayanan atau kegiatan dukungan bimbingan dan konseling rata-rata memakan waktu dua jam. Dengan kata lain, setiap kegiatan layanan atau penunjang bimbingan dan konseling harus dilaksanakan sesuai dengan ciri khusus kegiatan itu, isi dan tujuannya.
Guru pembimbing memastikan seluruh siswanya mendapat bimbingan dan konseling langsung setiap semester.
Program Bimbingan dan Konseling yang
- Kendala Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Sedangkan layanan bimbingan dan konseling melalui media antara lain papan bimbingan, kotak soal, dan leaflet. Hal ini terlihat dari kurangnya motivasi siswa untuk memperoleh dan memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling. Melihat fasilitas yang ada untuk pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu sangat mendukung.
Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Secara umum sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling sudah cukup memadai. Kepala SMA Negeri 1 Kota Bengkulu telah mendukung pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Padahal, kepala sekolah mempunyai tugas langsung untuk memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa yang berada di bawah asuhannya.
Hal ini menggambarkan bahwa guru pembimbing masih mengalami kesulitan dalam menerapkan program layanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
PENUTUP
Kesimpul
Program layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Kota Bengkulu sudah terstruktur dengan baik, namun masih banyak program yang belum terlaksana dengan baik. Masih banyak materi layanan bimbingan dan konseling yang tidak dimasukkan dalam program yang dibuat oleh guru pembimbing, seperti layanan mediasi dan konsultasi. Dengan menggunakan silabus yang dirumuskan MGP, materi tidak sesuai dengan silabus yang disusun oleh guru pembimbing di sekolah.
Program bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru pembimbing di SMA N 1 Kota Bengkulu yaitu: Bimbingan Pribadi, Bimbingan Sosial, Bimbingan Belajar, Bimbingan Kejuruan, Layanan Orientasi, Layanan Informasi, Layanan Penempatan dan Distribusi, Layanan Pembelajaran, Layanan Konseling Individu, Layanan Bimbingan Kelompok , Layanan Konseling Kelompok, Layanan Mediasi, Layanan Konsultasi, Aplikasi Instrumentasi, Organisasi Kumpulan Data, Konferensi Kasus, Kunjungan Rumah dan Transfer Kasus. Hambatan supervisi guru dalam pelaksanaan Program Layanan Bimbingan dan Konseling ditinjau dari berbagai aspek, antara lain; sikap dan kedisiplinan guru dan siswa, dukungan atasan, sarana dan prasarana, administrasi, serta wawasan dan keterampilan supervisi guru.
Implikasi
Saran
Al-Quran and its Translations, Jakarta, Jakarta: Procurement Project for the Holy Koran, Ministeriet for Religion i Republikken Indonesien, Pelita IV/. Juntika Nurihsan og Akur Sudianto, 2005, Management of Guidance and Counseling in Elementary Schools Curriculum 2004, Jakarta, Gramedia Widiasarana.