P R O G R A M
BIMBINGAN DAN KONSELING SMP KELAS 8
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Di Susun Oleh :
Trias Komala Desmayanti : 21010191 Tiara Nuri Zahira : 21010123 Imas Nur Asiah : 21010181 Ahmad Farobi Payoban : 21010223 Muhamad Ilyas Abdillah : 19010297
Yusup : 21010157
Aldi Firman : 21010178
BIMBINGAN DAN KONSELING
SMP PGRI CIBEUREUM
KOTA CIMAHI
TAHUN 2023
i LEMBAR PENGESAHAN
Program Bimbingan dan Konseling SMP PGRI CIBEUREUM tahun pelajaran 2022/2023 ini telah disetujui dan di sahkan pada :
Hari : ……….……….
Tanggal : ……….……….
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Bimbingan Konseling
Dina Suciati M.Pd Fahdilla Noor Azizah,S.Pd
NIP.197712072007012007 NIP.-
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran 2022/2023.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b) layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan sistem. Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbingan dan konseling perlu menyusun program guna menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun angket kebutuhan yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak lain yang terkait. Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dina Suciati M.Pd. selaku kepala sekolah SMP PGRI CIBEUREUM 2. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMP PGRI CIBEUREUM
Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan Konseling untuk peningkatan mutu dalam menyusun buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang membantu mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan mendapat imbalan pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Amin
Kota Cimahi, 04 Juli 2023 Hormat Kami
Penyusun
iii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
PROGRAM TAHUNAN ... 1
A. RASIONAL ... 1
B. LANDASAN HUKUM ... 3
C. VISI DAN MISI ... 4
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN ... 5
1. Profil kelas dari hasil analisa Angket Kebutuhan Peserta Didik ... 6
2. Profil Konseli dari Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik ... 10
3. Deskripsi Rumusan Kebutuhan... 11
B. RUMUSAN TUJUAN ... 13
C. KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ... 17
D. BIDANG LAYANAN ... 24
E. MENGEMBANGKAN TEMA/TOPIK LAYANAN BK ... 27
F. RENCANA KEGIATAN/OPERASIOAL (ACTION PLAN) ... 30
G. RENCANA EVALUASI. PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT ... 41
H. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING ... 43
I. ANGGARAN DAN BIAYA ... 44
PROGRAM SEMESTERAN... 46
1. PROGRAM SEMESTER GANJIL ... 47
2. PROGRAM SEMESTER GENAP ... 51
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ... 54
(RPL BK) ... 54
1
PROGRAM TAHUNAN A. RASIONAL
Pendidikan yang bermutu di sekolah adalah pendidikan yang mampu membantu peserta didik mencapai standar akademis yang diharapkan sesuai dengan kondisi perkembangan diri yang sehat dan optimal. Pendidikan sebagai sarana optimalisasi dalam rangka mengaktualisasikan diri harus dapat mengarahkan individu untuk dapat mencapai tugas perkembangannya. Aktualisasi diri tersebut dapat dikembangkan dengan adanya layanan bimbingan konseling yang berorientasi kepada tugas perkembangan (developmental) diri terutama pada tugas perkembangan (developmental task) individu, yang terkadang individu itu tidak mengetahui tugas perkembangannya sendiri.
Peran layanan bimbingan dan konseling di sekolah menengah sangatlah penting dalam pencapaian tugas perkembangan siswa yang optimal sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh setiap siswa. Oleh karena itu tugas guru pembimbing/konselor sekolah adalah memfasilitasi dan membimbing dalam pengoptimalan pencapaian tugas perkembangan tersebut. Program layanan bimbingan konseling adalah bagian yang terintegrasi dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Sesuai dengan pertumbuhan perkembangan siswa di sekolah, maka program bimbingan dan konseling yang dirancang mengacu pada kompetensi karir, akademik, sosial dan pribadi siswa dengan maksimal mampu mencapai tugas tugas perkembangannya.
Dengan adanya tugas perkembangan ini layanan bimbingan dan konseling yang merupakan bagian integral dalam pendidikan harus dapat memberikan warna dalam mewujudkan siswa dalam memperhalus, menginternalisasikan dan mengintegrasikan tugas perkembangan dengan optimal sehingga orientasi bimbingan dan konseling yang berorientasi pada perkembangan individu bisa diaplikasikan sesuai dengan harapan dan tujuan dari pendidikan.
Program layanan bimbingan dan konselling yang terlaksanan dengan baik sangat dipengaruhi oleh media yang digunakan, sarana dan prasarana sekolah, serta personal guru pembimbing/konselor sekolah yang berkompetensi dalam bidangnya dan mampu mengaplikasikan program tersebut dalam pelaksanaannya. Program bimbingan dan konseling di sekolah akan terselenggara secara efektif, apabila didasarkan kepada kebutuhan nyata dan kondisi objektif perkembangan peserta didik.
2
Siswa tingkat SMP sebagai siswa yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (becoming), yang berkembang ke arah kematangan dan kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, siswa memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Di samping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan siswa tidak selalu berlangsung secara mulus, atau steril dari masalah.
Perkembangan siswa tidak terlepas dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial.
Sifat inhern lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan diskontinuitas perkembangan prilaku siswa seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan masalah masalah pribadi atau penyimpangan prilaku.
Penyimpangan perilaku remaja seperti di atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum dalam tujuan pendidikan nasional (UU No. 20 Tahun 2003), yaitu : (1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, (2) berkhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi yaitu : bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikulum dan bidang bimbingan dan konseling.
Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan trampil dalam aspek akademik, tetapi kurang memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan Program Bimbingan konseling di sekolah, bukan semata mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral spiritual).
3 B. LANDASAN HUKUM
Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah mengacu kepada landasan hukum yang terdiri dari :
1. Undang undang no 2/1989 : Sistem Pendidikan Nasional Pasal II ayat I : Pendidikkan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
2. Peraturan pemerintah no 29/1990 tentang pendidikan menengah BAB X pasal 29 ayat I : Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, merencanakan masa depan, ayat 2 : bimbingan diberikan oleh guru pembimbing.
3. SK Menpan no. 025/0/1995 tentang petunjuk Teknis ketentuan pelaksanaan jabatan fungsional guru BK dan angka kreditnya.
4. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Pertama, Madrasaf Tsanawiyah, balitbang Depdiknas tahun 2003.
5. Pemberdayaan guru Bimbingan dan Konseling dalam implementai kurikulum 2004.
6. Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006.
7. Petunjuk Pelaksanaan Program BK di SMP.
4 C. VISI DAN MISI
1. Visi dan Misi SMP PGRI CIBEUREUM a. Visi Sekolah SMP PGRI CIBEUREUM
”TERWUJUDNYA PESERTA DIDIK YANG BERAKHLAK MULIA, CERDAS, TERAMPIL ,MANDIRI DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN”
b. Misi
1) Menanamkan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia melalui pengamalan ajaran agama
2) Mengoptimalkan PBM dan BK/BP
3) Mengembangkan potensi, minat dan bakat peserta didik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan olah raga
4) Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan dan pengembangan diri yang terencanadan berkesinambungan
5) Menanamkan rasa mencintai lingkungan sekolah c. Strategi
1) Memanfaatkan seoptimal mungkin tenaga pengajar yang berkelayakan dan mendapat pelatihan untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar 2) Mendapatkan seoptimal mungkin staf TU yang telah mendapat pelatihan untuk
meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi sekolah
3) Memanfaatkan sarana perpustakaan untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan siswa dan guru
4) Memanfaatkan sarana laboratorium untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA
5) Memanfaatkan sarana komputer untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan siswa dalam bidang teknologi
6) Memanfaatkan Guru BP/BK untuk mengadakan bimbingan husus siswa yang mengalami kesulitan belajar
7) Memanfaatkan waktu luang siswa dan Guru untuk mengadakan pelajaran tambahan
8) Memanfaatkan program OSIS dan Alumni untuk mengadakan kegiatan Ekstrakurikuler sesuai minat siswa
9) Memanfaatkan guru bidang studi agama untuk memberikan tambahan bimbingan moral keagamaan
5
10) Memanfaatkan guru-guru untuk memberikan pelajaran budi pekerti sesuaidengan bidang studinya masing-masing
11) Memanfaatkan guru dan siswa yang yang mampu membaca Al-Qur’an untuk mengadakan bimbingan tadarus Al-Qur’an
12) Memanfaatkan waktu sebelum kegiatan belajar mengajar (kira-kira 5 menit ) untuk membaca ayat-ayat /surat-surat pendek
d. Tujuan
1) Mengembangkan budaya sekolah yang religius melalui kegiatan kultum setiap hari jum’at
2) Mengembangkan budaya sekolah yang religius melalui kegiatan mengumpulkan uang infak setiap hari jumat
3) Meningkatkan perilaku akhlak seluruh warga sekolah dengan target 90%
mengikuti kegiatan baca Quran sebelum KBM
4) Meningkatkan aktualisasi ciri khas sekolah dalam hal keagamaan dengan target 3 kejuaraan keagamaan tingkat kota
5) Meningkatkan hasil UN sebesar 0,5 point dibandingkan tahun lalu
6) Meningkatkan kecerdasan seluruh warga sekolah dengan target 100% siswa kelas IX lulus UN dan siswa kelas VII dan VIII 100% naik kelas
7) Mengembangkan program pembiasaan berupa literasi, pembacaan asmaul husna dan keputrian untuk peningkatan kemandirian peserta didik.
8) Meningkatkan rasa mencintai lingkungan sekolah dengan kegiatan sabtu bersih D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Guru Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI CIBEUREUM memiliki tugas untuk mengidentifikasi kebutuhan peserta didik atau konseli berdasarkan asumsi teoretik dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Salah satu langkah awal dalam melaksanakan tugas ini adalah menyusun daftar kebutuhan atau Need Assessment. Tujuan dari penyusunan instrumen ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa atau konseli.
Tim guru Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI CIBEUREUM secara mandiri membuat dan menyusun angket kebutuhan peserta didik. Angket ini disesuaikan dengan lingkungan dan masalah/kebutuhan konseli di sekolah, dengan mengacu pada Standar Kompetensi Konselor Pendidikan (SKKPD) dan menggunakan pendekatan tujuan yang meliputi empat bidang layanan.
6
Beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan siswa antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), dan masih banyak lagi.
Tim guru Bimbingan dan Konseling dapat memilih instrumen yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks sekolah untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan.
Selain itu, pengalaman Konselor dalam melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga dapat menjadi dasar penyusunan daftar kebutuhan konseli. Hal ini memungkinkan untuk memperoleh informasi yang lebih komprehensif dan akurat tentang kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik atau konseli di SMP PGRI CIBEUREUM.
Angket kebutuhan peserta didik di SMP PGRI CIBEUREUM, dibuat dan disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan masalah/kebutuhan konseli di sekolah yang berdasarkan pada SKKPD dengan pendekatan tujuan (4 bidang layanan). Angket diolah dengan aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik, hasilnya sebagai berikut :
1. Profil kelas dari hasil analisa Angket Kebutuhan Peserta Didik
NO
BUTIR ANGKET KEBUTUHAN PESERTA DIDIK
JML
RESPONDEN PROSENTASE PRIORITAS
WAKTU LAYANAN
(BULAN)
BIDANG LAYANAN
PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR
1
Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari
Tuhan YME 22 2,72% TINGGI 227 179 307 97
5
Kadang-kadang saya masih suka menyontek pada
waktu ulangan 25 3,09% TINGGI
28,02
% 22,10% 37,90%
11,98
%
8
Saya masih merasa belum memiliki rasa
percaya diri 27 3,33% TINGGI
10
Saya belum tahu cara melakukan eksplorasi bakat
secara mandiri 20 2,47% TINGGI
14
Saya merasa belum bisa menjadi pribadi
yang mandiri 23 2,84% TINGGI
15
Saya sering lupa waktu ketika bermain/membu
ka media sosial 21 2,59% TINGGI
7
(fb, wa, instagram, dll)
21
Saya sering beda pendapat dengan orang
lain 22 2,72% TINGGI
25
Saya sukar bergaul dengan teman-teman di
sekolah 26 3,21% TINGGI
26
Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang kesehatan reproduksi
remaja 24 2,96% TINGGI
27
Saya belum banyak tahu tentang dampak
dari pacaran 17 2,10% TINGGI
28
Saya malu jika membicarakan masalah seks dan pacar kepada orang
tua 27 3,33% TINGGI
31
Saya belum paham yang harus dilakuan dengan adanya pemanasan
global 27 3,33% TINGGI
32
Saya belum mengetahui banyak tentang jenis obat-obat terlarang serta
dampaknya 28 3,46% TINGGI
33
Saya belum tahu cara memilih lembaga bimbingan
belajar 24 2,96% TINGGI
35
Saya belum tahu cara meraih prestasi di
sekolah 19 2,35% TINGGI
36
Saya belum paham tentang gaya belajar dan strategi yang sesuai
dengannya 22 2,72% TINGGI
37
Saya merasa kesulitan dalam memahami
pelajaran 17 2,10% TINGGI
39
Saya merasa belum menenumkan cara belajar
yang efektif 20 2,47% TINGGI
40
Saya selalu malas untuk
belajar di rumah 21 2,59% TINGGI
8
43
Saya belum bisa membuat peta pikiran (mind
mapping) 25 3,09% TINGGI
44
Saya belum mengenal tentang macam- macam
kecerdasan 26 3,21% TINGGI
45
Saya belum paham cara kerja otak kiri
dan otak kanan 28 3,46% TINGGI
48
Saya kurang dapat menyalurkan bakat dan minat
di sekolah 23 2,84% TINGGI
49
Saya belum tahu tentang prospek karir untuk
setiap mapel 23 2,84% TINGGI
50
Saya belum banyak tahu tentang jenis- jenis profesi di masyarakat dan
Prospeknya 29 3,58% TINGGI
2
Saya kadang lupa untuk berprilaku sopan dan santun dalam
kehidupan 15 1,85% SEDANG
3
Saya merasa belum paham etika yang baik dan benar dalam pergaulan teman
sebaya 14 1,73% SEDANG
9
Saya belum tahu cara
mengendalikan
emosi 14 1,73% SEDANG
11
Saya masih sering
mengalami sakit
/ alergi 11 1,36% SEDANG
16
Saya merasa sulit
mengendalikan ketergantungan dengan
handphone 14 1,73% SEDANG
20
Saya belum tahu tentang bentuk- bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara
mensikapinya 15 1,85% SEDANG
23
Saya belum tahu cara untuk menjaga
persahabatan 12 1,48% SEDANG
9
agar tetap langgeng
24
Saya belum tahu tentang bullying dan cara
mensikapinya 13 1,60% SEDANG
29
Saya merasa malu jika bergaul dengan teman yang beda jenis
kelamin 13 1,60% SEDANG
30
Saya merasa takut bertanya atau menjawab
di kelas 16 1,98% SEDANG
34
Saya merasa tidak memiliki semangat
belajar 10 1,23% SEDANG
41
Saya belajarnya jika akan ada ulangan atau
ujian saja 15 1,85% SEDANG
46
Saya sering dimarahi orang
tua karena boros 9 1,11% SEDANG
47
Saya tidak terbiasa
menabung 13 1,60% SEDANG
4
Saya merasa sulit mematuhi tata tertib di
sekolah 8 0,99% RENDAH
6
Waktu saya banyak dihabiskan untuk bermain game atau
games online 8 0,99% RENDAH
7
Saya sulit meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap orang
lain 2 0,25% RENDAH
12
Kondisi keluarga saya sedang tidak
harmonis 2 0,25% RENDAH
13
Saya sedang mempunyai masalah dengan anggauta keluarga di
rumah 1 0,12% RENDAH
17
Saya merasa tidak betah tinggal di rumah
sendiri 2 0,25% RENDAH
18
Saya merasa tidak pernah di perhatikan dari
orang tua 1 0,12% RENDAH
19
Kata maaf,
tolong dan 5 0,62% RENDAH
10
terimakasih kadang lupa saya ucapkan dalam pergaulan
22
Saya sedang mempunyai masalah dengan teman di
sekolah 2 0,25% RENDAH
38
Saya belum terbiasa belajar bersama atau
kelompok 6 0,74% RENDAH
42
Orang tua kurang peduli dengan kegiatan
belajar saya 3 0,37% RENDAH
2. Profil Konseli dari Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik NOMOR
NAMA SISWA L/P JUMLAH
MASALAH %
Urut Kode Induk
23 0 0 Fikri Setiawan 0 40 80,0%
30 0 0 sri bunga handa1ni 0 37 74,0%
10 0 0 Alsa Dilah Pebrianti 0 36 72,0%
21 0 0 Revan Maulana 0 36 72,0%
24 0 0 halimah kusuma dewi 0 35 70,0%
26 0 0 Muhammad Hussain Al Gifari 0 33 66,0%
27 0 0 Rizky Dika S1hreza 0 33 66,0%
1 0 0 Abdul hadi Muhammad Fadil 0 32 64,0%
31 0 0 Sifa Haq Fauziah 0 32 64,0%
13 0 0 Firman sur1na 0 31 62,0%
5 0 0 Fajril Muhammad Ramdhan 0 30 60,0%
20 0 0 Dekas Bratadikara 0 29 58,0%
7 0 0 MUHAMAMAD ARIFIN SANTOSO 0 27 54,0%
8 0 0 Agustian nuridans1h 0 27 54,0%
29 0 0 Wildan Ferdi1ns1h 0 27 54,0%
4 0 0 Muhammad agung firmans1h 0 26 52,0%
22 0 0 Sabrina 0 26 52,0%
15 0 0 Aditia Ramadhani Pratama 0 25 50,0%
18 0 0 Neng tiara pratama 0 25 50,0%
3 0 0 Ajeng dwi rahardjo 0 24 48,0%
9 0 0 Rianti Maulida 0 24 48,0%
16 0 0 Ardian pratama 0 24 48,0%
25 0 0 Sabrina 0 23 46,0%
14 0 0 Naufa fauziah 0 22 44,0%
28 0 0 Salma Azzahra 0 21 42,0%
19 0 0 Siti Mul1ni 0 20 40,0%
11 0 0 angga seti1wan 0 19 38,0%
17 0 0 Dean Zul Fadillah 0 19 38,0%
11
2 0 0 ASTRI RACHMA SULISTIATI 0 13 26,0%
12 0 0 FADHIA NOVIETA NISRINA 0 11 22,0%
6 0 0 FIRA FEBRIANTI 0 3 6,0%
Deskripsi hasil angket:
Berdasarkan hasil angket yang telah diberikan dapat dilihat seperti diatas dan dapat disimpulkan bahwa permasalahan tertinggi terdapat pada bidang belajar yaitu sebesar 37, 90%, diikuti oleh bidang Pribadi yaitu sebesar 28,02%,pada bidang sosial sebesar 22,10%& dan bidang karier sebesar 11,98%. Butir permasalahan yang paling tinggi yaitu tentang jenis-jenis profesi dimasyarat sebanyakb29 konseli dengan presentase sebesar 3,58%, diikuti dengan mengetahui mengenai obat-obatan terlarang dan dampaknya sebanyak 28 konseli dengan presentase sebesar 3,46%, dan tentang pemanasan global sebanyak 27 konseli dengan presentase sebesar 3,33%. Sementara peserta didik dengan permasalahan paling banyak berada pada peserta didik yang bernama FIKRI SETIAWAN sebanyak 40 butir masalah dan SRI BUNGA HADAINI sebanyak 37 butir masalah.
3. Deskripsi Rumusan Kebutuhan BIDANG
LAYANAN ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
PRIBADI Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME
pentingnya bersyukur kepada tuhan
Saya kadang lupa untuk berprilaku sopan dan santun dalam kehidupan
belajar penting nya sopan dan santun
Saya merasa belum paham etika yang baik dan benar dalam pergaulan teman sebaya
pentingnya memamhi etika baik dan benar dalam pergaulan Saya merasa sulit mematuhi tata tertib di
sekolah
pentingnya mematuhi tata tertib sekolah
Kadang-kadang saya masih suka menyontek pada waktu ulangan
kejujuran siswa dalam ulangan Waktu saya banyak dihabiskan untuk bermain
game atau games online
pentingnya me manajement waktu
Saya sulit meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap orang lain
kemampuan untuk sadar akan kesalahan sendiri
Saya masih merasa belum memiliki rasa percaya diri
mengembangkan rasa percaya diri
Saya belum tahu cara mengendalikan emosi
belajar untuk menahan amarah dan sabar
Saya belum tahu cara melakukan eksplorasi bakat secara mandiri
kemampuan mengeksplorasi bakat secara mandiri
Saya masih sering mengalami sakit / alergi Pentingnya menjaga kesehatan Kondisi keluarga saya sedang tidak harmonis
Kemampuan menjaga keharmonisan
Saya sedang mempunyai masalah dengan anggauta keluarga di rumah
kemampuan mengerti dengan keluarga
12
Saya merasa belum bisa menjadi pribadi yang mandiri
kemampuan untuk menjadi pribadi yang mandiri Saya sering lupa waktu ketika
bermain/membuka media sosial (fb, wa, instagram, dll)
belajar menggunakan sosial media secukupnya
Saya merasa sulit mengendalikan ketergantungan dengan handphone
Belajar bersosialisasi dengan teman dan masyarakat SOSIAL
Saya merasa tidak betah tinggal di rumah sendiri
kemampuan untuk tidak bergantung pada orang lain Saya merasa tidak pernah di perhatikan dari
orang tua
Pentingnya mengerti pada orang tua
Kata maaf, tolong dan terimakasih kadang lupa saya ucapkan dalam pergaulan
terbiasa berkata maaf, tolong dan terimakasih
Saya belum tahu tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan cara mensikapinya
mampu mengetahui bentuk bentuk kenakalan remaja dan cara mensikapinya
Saya sering beda pendapat dengan orang lain
kemampuan untuk menghargai pendapat orang lain
Saya sedang mempunyai masalah dengan teman di sekolah
mampu menjaga keharmonisan dalam pertemanan
Saya belum tahu cara untuk menjaga persahabatan agar tetap langgeng
mengetahui cara menjaga hubungan persahabatan agar tetap langgeng
Saya belum tahu tentang bullying dan cara mensikapinya
mampu memahami tentang bullying dan cara mensikapinya Saya sukar bergaul dengan teman-teman di
sekolah
pentingnya bergaul dengan teman sekolah
Saya merasa masih sedikit pemahaman tentang kesehatan reproduksi remaja
pentingnya memahami kesehatan reproduksi remaja
Saya belum banyak tahu tentang dampak dari pacaran
Memahami dampak dari pacaran Saya malu jika membicarakan masalah seks dan
pacar kepada orang tua
kemampuan untuk terbuka pada orang tua
Saya merasa malu jika bergaul dengan teman yang beda jenis kelamin
Kemampuan untuk bisa bergaul dengan teman lawan jenis BELAJAR Saya merasa takut bertanya atau menjawab di
kelas
Kemampuan untuk berani bertanya dan menjawab dikelas Saya belum paham yang harus dilakuan dengan
adanya pemanasan global
mengetahui hal yang harus dilakukan dengan adanya pemanasan global Saya belum mengetahui banyak tentang jenis
obat-obat terlarang serta dampaknya
mengetahui dampak dari obat- obat terlarang
Saya belum tahu cara memilih lembaga bimbingan belajar
mampu memilih lembaga bimbingan belajar Saya merasa tidak memiliki semangat belajar
Kemampuan untuk memiliki semangat belajar
Saya belum tahu cara meraih prestasi di sekolah
kemampuan untuk mengetahui cara meraih prestasi disekolah Saya belum paham tentang gaya belajar dan
strategi yang sesuai dengannya
Memahami gaya belajar dan strategi yang sesuai dengan diri sendiri
13 Saya merasa kesulitan dalam memahami pelajaran
mampu memahami pelajaran Saya belum terbiasa belajar bersama atau
kelompok
kemampuan untuk bisa belajar secara berkelompok
Saya merasa belum menenumkan cara belajar yang efektif
kemampuan untuk menentukan cara belajar yang efektif
Saya selalu malas untuk belajar di rumah
Memiliki semangat belajar di rumah sendiri
Saya belajarnya jika akan ada ulangan atau ujian saja
Memiliki kesadaran untuk belajar dengan disiplin
Orang tua kurang peduli dengan kegiatan belajar saya
Kesadaran orang tua untuk peduli pada kegiatan belajar anaknya Saya belum bisa membuat peta pikiran (mind
mapping)
Mampu membuat peta pikiran (mind mapping) untuk
meningkatkan prestasi Saya belum mengenal tentang macam-macam
kecerdasan
Mengenal macam-macam kecerdasan dalam belajar Saya belum paham cara kerja otak kiri dan otak
kanan
Memahami cara kerja otak kiri dan otak kanan
KARIR Saya sering dimarahi orang tua karena boros Memiliki sikap hemat
Saya tidak terbiasa menabung Memiliki kebiasaan menabung Saya kurang dapat menyalurkan bakat dan
minat di sekolah
Dapat menyalurkan bakat dan minat
Saya belum tahu tentang prospek karir untuk setiap mapel
Mengetahui prospek karis setiap mata pelajaran
Saya belum banyak tahu tentang jenis-jenis profesi di masyarakat dan Prospeknya
Mengetahui jenis-jenis profesi yang ada di masyarakat B. RUMUSAN TUJUAN
Rumusan tujuan ini dibuat berdasarkan hasil asesmen yang telah dilakukan yang akan dicapai dan dituangkan dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah mengikuti layanan bimbingan dan konseling yang dapat dilihat sebagai berikut:
BIDANG LAYANAN
RUMUSAN
KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
PRIBADI
pentingnya bersyukur kepada tuhan
peserta didik perlu mengetahui pentingnya rasa bersyukur kepada tuhan
belajar penting nya sopan dan santun
peserta didik dapat memahami pentingnya sopan santun
pentingnya memahami etika baik dan benar dalam pergaulan
peserta didik dapat memahami etika yang baik dalam pergaulan
pentingnya mematuhi tata tertib sekolah
peserta didik menunjukan sikap memahami tata tertib sekolah
14 kejujuran siswa
dalam ulangan
peserta didik memahami pentingnya kejujuran saat ulangan pentingnya me
manajement waktu
peserta didik mampu me manajement waktu
kemampuan untuk sadar akan kesalahan sendiri
peserta didik menunjukan sikap sadar akan kesalahan sendiri
mengembangkan rasa percaya diri
peserta didik mampu mengembangkan rasa percaya diri belajar untuk
menahan amarah dan sabar
peserta didik memahami cara mengendalikan emosi
kemampuan mengeksplorasi bakat secara mandiri
Peserta didik dapat mengembangkan bakat secara mandiri
Pentingnya menjaga kesehatan
Peserta didik dapat membedakan makanan yang membuat tubuhnya sehat dan tidak
Kemampuan menjaga keharmonisan
Peserta didik mampu menjaga keharmonisan
kemampuan mengerti dengan keluarga
Peserta didik mengerti dengan keadaan keluarga
kemampuan untuk menjadi pribadi yang mandiri
Peserta didik belajar menerima didirnya
belajar menggunakan sosial media secukupnya
Peserta didik mampu menggunakan sosmed seperlunya
Belajar bersosialisasi dengan teman dan masyarakat
Peserta didik bisa bersosialisasi dengan masyarakat
kemampuan untuk tidak bergantung pada orang lain
Peserta didik dapat memiliki sikap mandiri
Pentingnya mengerti pada orang tua
Peserta didik mampu mengerti dengan keadaan orang tua
terbiasa berkata maaf, tolong dan terimakasih
Peserta didik mampu bersikap sopan selamanya
mampu mengetahui
Peserta didik mampu membedakan mana yang harus diikuti dan tidak
15 bentuk bentuk
kenakalan remaja dan cara mensikapinya
SOSIAL
kemampuan untuk menghargai pendapat orang lain
peserta didik mampu menghargai pendapat orang lain
mampu menjaga keharmonisan dalam
pertemanan
peserta didik dapat menjaga dalam keharmonisan pertemanan
mengetahui cara menjaga
hubungan persahabatan agar tetap langgeng
peserta didik mengetahui cara menjaga persahabatan agar tetap langgeng
mampu memahami tentang bullying dan cara
mensikapinya
peserta didik paham akan bullying dan cara menyikapinya
pentingnya bergaul dengan teman sekolah
peserta didik mengetahui pentingnya bergaul dengan teman sekolah
pentingnya memahami kesehatan reproduksi remaja
pesertadidik paham akan kesehatan reproduksi remaja
Memahami dampak dari pacaran
peserta didik paham dampak dari pacaran
kemampuan untuk terbuka pada orang tua
peserta didik dapat terbuka dengan orang tua nya
Kemampuan untuk bisa bergaul dengan teman lawan jenis
peserta didik mampu bergaul dengan teman lawan jenis
Kemampuan untuk berani bertanya dan menjawab dikelas
Peserta didik mampu membangun rasa percaya diri
BELAJAR
mengetahui hal yang harus dilakukan
Peserta didik mengetahui informasi tentang pemanasan global
16 dengan adanya
pemanasan global mengetahui dampak dari obat-obat terlarang
Peserta didik mengetahui informasi tentang obat-obatan terlarang
mampu memilih lembaga
bimbingan belajar
Peserta didik mendapat lembaga bimbingan belajar yang tepat
Kemampuan untuk memiliki semangat belajar
Peserta didik mempunyai rasa semangat belajar yang stabil
kemampuan untuk
mengetahui cara meraih prestasi disekolah
Peserta didik mampu meraih prestasi
Memahami gaya belajar dan strategi yang sesuai dengan diri sendiri
Peserta didik mampu mengenali dirinya sendiri
mampu memahami pelajaran
Peserta didik mampu berkonsentrasi dalam KBM
kemampuan untuk bisa belajar secara berkelompok
Peserta didik mampu bersosialisasi dengan baik
kemampuan untuk menentukan cara belajar yang efektif
Peserta didik mampu mengetahui cara menentukan gaya belajar sendiri
Memiliki
semangat belajar di rumah sendiri
Peserta didik mampu mengatur waktunya sendiri
KARIR
Memiliki
kesadaran untuk belajar dengan disiplin
peserta didik bisa belajar disiplin
Kesadaran orang tua untuk peduli pada kegiatan belajar anaknya
peserta didik mampu menyadari bahwa orang tua peduli terhadap kegiatan belajarnya
Mampu membuat peta pikiran (mind mapping) untuk
peserta didik mampu membuat peta pikiran untuk meningkatkan prestasi dalam belajar
17 meningkatkan
prestasi Mengenal macam-macam kecerdasan dalam belajar
peserta didik mengetahui macam-macam kecerdasan dalam belajar
Mengetahui cara kerja otak kanan dan kiri
peserta didik memiliki sikap hemat
Memiliki sikap hemat
peserta didik tidak berprilaku boros Memiliki
kebiasaan menabung
peserta didik bisa hidup hemat, suka menabung dan tidak boros
Dapat menyalurkan bakat dan minat
agar peserta didik dapat menyalurkan bakat dan minat sesuai dengan yang diinginkan
Mengetahui prospek karis setiap mata pelajaran
peserta didik mengetahui prospek karir dari setiap mata pelajaran
Mengetahui jenis-jenis profesi yang ada di masyarakat
supaya peserta didik mengetahui profesi apa saja yang ada di masyarakat
C. KOMPONEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Dalam buku Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan BK dalam Kons elingdalam JalurPendidikan Formal (Depdiknas, 2007)dijelaskan bahwa program BK men gandung empat komponen pelayanan, yaitu 1) pelayanan dasar bimbingan; 2) pelayanan perencanaan individual; 3) pelayanan responsif; dan 4) dukungan sistem. Adapun pengert ian tiap‐tiap komponen pelayanan tersebut sebagai berikut:
1. Layanan Dasar a. Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas - tugas (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Di Amerika Serikat sendiri, istilah pelayanan dasar ini lebih popule rdengan sebutan kurikulum bimbingan (guidance curriculum). Tidak jauh berbeda dengan pelayanan dasar, kurikulum bimbingan ini diharapkan dapat memfasilitasi peningkatan
18
pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dalam diri siswa yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangannya (Bowers & Hatch, 2000) Penggunaan instrumen asesmen perkembangan dan kegiatan tatap muka terjadwal di kelas sangat diperlukan untuk mendukung implementasi komponen ini. Asesmen kebutuhan diperlukan untuk dijadikan landasan pengembangan pengalaman terstruktur yang disebutkan.
b. Tujuan
Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkem bangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidu pnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas‐tugas perkembangannya. Secara rinci tujuan pelayanan ini dapat dirumuskan sebagai upaya untuk membantu konseli agar (1) memiliki kesadaran (pemahaman) tentang diri dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, sosial budaya dan agama),(2) mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya, (3)mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, dan (4) mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
c. Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang dikembangkan menyangkut aspek‐aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu konseli dalam mencapai tugas‐tugas perkembangannya (sebagai standar kompetensi kemandirian). Materi pelayanan dasar dirumuskan dan dikemas atas dasar standar kompetensi kemandirian antara lain mencakup pengembangan: (1) self-esteem, (2) motivasi berprestasi, (3) keterampilan pengambilan keputusan,(4) keterampilan pemecahan masalah, (5) keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi, (6) penyadaran keragaman budaya, dan (7) perilaku bertanggung jawab. Hal‐hal yang terkait dengan perkembangan karier (terutama di tingkat SLTP/SLTA) mencakup pengembangan: (1) fungsi agama bagi kehidupan, (2) pemantapan pilihan program studi, (3) keterampilan kerja profesional, (4) kesiapan pribadi (fisik‐psikis, jasmaniah‐rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan, (5) perkembangan dunia kerja, (6) iklim kehidupan dunia kerja, (7) cara melamar pekerjaan, (8) kasus‐kasus kriminalitas, (9) bahayanya perkelahian masal (tawuran), dan (10) dampak pergaulan bebas.
2. Pelayanan Responsif a. Pengertian
19
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas‐
tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua, guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.
b. Tujuan
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi kebut uhannya dan memecahkan masalah yang dialaminyamembantu konseli yang mengalami ham batan, kegagalan dalam mencapai tugastugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenan dengan masalah sosial‐pribadi, karier, dan atau masalah pengembangan pendidikan.
c. Fokus pengembangan
Fokus pelayanan responsif bergantung kepada masalah atau kebutuhan konseli.
masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan dirinya secara positif. Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh informasi antara l in tentang pilihan karier dan programstudi, sumber-sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras, narkotika, pergaulan bebas.
Masalah lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugastugas perkembangan.
Masalah konseli pada umumnya tidak mudah diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami melalui gejala‐gejala perilaku yang ditampilkannya. Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami konseli diantaranya: (1) merasa cemas tentang masa depan, (2) merasa rendah diri, (3) berperilaku impulsif (kekanak‐kanakan atau melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan nya secara matang), (4) membolos dari Sekolah/Madrasah, (5) malas belajar, (6) kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif, (7) kurang bisa bergaul, (8) prestasi belajar rendah, (9) malas beribadah, (10) masalah pergaulan bebas (free sex), (11) masalah tawuran, (12) manajemen stress, dan (13) masalah dalam keluarga. Untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli dapat ditempuh dengan cara asesmen dan analisis perkembangan konseli, dengan menggunakan berbagai teknik, misalnya inventori tugas‐tugas perkembangan (ITP), angket konseli, wawancara,
20
observasi,sosiometri, daftar hadir konseli, leger, psikotes dan daftar masalah konseli atau alat ungkap masalah (AUM).
3. Perencanaan Individual a. Pengertian
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahamanhasil asessmen, dan penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli amat diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam mengembangkan potensinya secara optimal termasuk kebervbakatan dan kebutuhan khusus konseli. Kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan,kolaborasi,dan advokasidiperlukan di dalam implementasi pelayanan ini.
b. Tujuan
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi,sosial, belajar,maupun karir, dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman,tujuan,dan rencana yang telah dirumuskan nya.Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi konseli untuk merencanakan,memonitor,dan mengelola rencana pendidikan, karier,dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Isi layanan perencanaan individual adalah halhal yang menjadi kebutuhan konseli untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh konseli, pelayanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan,tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing‐masing konseli. Melalui pelayanan perencanaan individual, konseli diharapkan dapat:
1) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan,merencanakan karir,dan mengembangkan kemampuan sosial‐pribadi,yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya,informasi tentang Sekolah/Madrasah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
3) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4) Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya
21 c. Fokus pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir dan sosial pribadi. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup pengembangan aspek (1) akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajaran ambahan yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat; (2 karir meliputi mengeksplorasi peluang‐peluang karir, mengeksplorasi latihanlatihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif; dan 3 sosial‐pribadi meliputi pengembangan konsep diri yang positif,dan pengembangan keterampilan sosial yang efektif.
4. Dukungan Sistem
Ketiga komponen diatas,merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli. Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam memper lancar penyelenggara pelayana diatas.Sedangkan bagi personel pendidik lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan di Sekolah/Madrasah. Dukungan sistem ini meliputi aspek‐aspek: (a)pengembangan jejaring (networking), (b) kegiatan manajemen, (c) riset dan pengembangan.
a. Pengembangan Jejaring (networking)
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor yang meliputi (1) konsultasi dengan guru‐guru, (2) menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, (3) berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan‐kegiatan Sekolah/Madrasah, (4) bekerjasama dengan personel Sekolah/Madrasah lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan konseli,(5)melakukan penelitian tentang masalah‐masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling, dan (6 melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan pelayanan bimbingandan konseling.
b. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkanmemelihara, dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan‐kegiatan (1) pengembangan program, (2) pengembangan staf, (3) pemanfaatan sumber daya, dan (4) pengembangan penataan kebijakan.1)Pengembangan Profesionalitas Konselor secara terus
22
menerus berusah untuk memutakhirkan pengetahuan dan keterampilannya melalui(a)inservice training,(b aktif dalam organisasi profesi, (c) aktif dalam kegiatankegiatan ilmiah; seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (d) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).2)Pemberian Konsultasi dan Berkolaborasi Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan guru,orang tua, staf Sekolah/Madrasah lainnya, dan pihak institusi di luar Sekolah/ Madrasah (pemerintah,dan swasta) untu memperoleh informasi,dan umpan balik tentang pelayanan bantuan yang telah diberikannya kepada para konseli, menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan konseli, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya Sekolah/Madrasah untuk menjalin kerjasama dengan unsur‐unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini seperti dengan pihak‐pihak (1) instansi pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi,seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia),(4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait,seperti psikolog,psikiater,dokter,dan orang tua konseli, (5) MGBK (Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling), dan (6) Depnaker (dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan). 3) Manajemen Program Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas,sistematis, dan terarah. Keterkaitan antar komponen pelayanan dan strategi peluncurannya dapat disimpan pada gambar 2 kerangka kerja utuh bimbingan dan konseling.Keempat komponen pelayanan BK yang meliputi pelayanan dasar, perencanaan individual, pelayanan responsive, dan dukungan sistem dapat digambarkan dalam bentuk matriks.
Alokasi waktu kegiatan dari komponen program berdasar hasil angket adalah sebagai berikut :
KOMPONEN
PROGRAM NO MATERI / TOPIK / KEGIATAN JUMLAH
LAYANAN PROPORSI PERHITUNGAN WAKTU/JAM
Layanan Dasar
1 Pentingnya memiliki rasa syukur kepada Tuhan YME
33 58%
13,89473684 2 Materi Tatakrama
3 Tata tertib sekolah yang baik 4 M`embuat schedule
5 self awareness
6 Mengembangkan rasa percaya diri
7 Mengendalikan Emosi
23 8 Mengetahui makan yang sehat 9 Mampu berinteraksi dengan baik 10 Memahami keluarganya
11 Memahi manfaat sosmed 12 Mampu berinteraksi dengan
sesama
13 Mampu bersikap mandiri 14 Memahami orang tua
15 Memahami pendapat orang lain 16 Mampu menjaga keharmonisan
pertemanan
17 Mampu bersahabat dengan baik 18 bergaul dengan teman sekolah 19 memahami tentang kesehatan
reprofuksi remaja 20 dampak pacaran 21 terbuka pada orang tua 22 bergaul dengan teman lawan
jenis
23 Meraih Prestasi 24 konsep diri
25 konsentrasi belajar 26 bersosialisaai 27 gaya belajar 28 mendisiplinkan diri 29 kinerja otak kiri dan kanan 30 berempati terhadap orang tua 31 manajemen uang yang baik 32 perilaku beradab yang baik <