• Tidak ada hasil yang ditemukan

Book chapter Riana & Hilal

N/A
N/A
Riana Anggraeny Ridwan

Academic year: 2023

Membagikan "Book chapter Riana & Hilal"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Sosial Penggunaan Biofertilizer

Biofertilizer merupakan salah satu alternatif sekaligus solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi pada sistem pertanian konvensional. Selain dikenal akan manfaatnya yang ramah terhadap lingkungan, biofertilizer juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Pada bab ini, akan diekplorasi berbagai dampak sosial yang terkait dengan penggunaan biofertilizer.

A. Manfaat kesehatan bagi petani dan konsumen.

Salah satu keunggulan utama biofertilizer adalah dampak positifnya bagi kesehatan manusia. Tidak seperti pupuk kimia atau pupuk sintetis yang dapat meninggalkan residu pada tanaman dan mengakumulasi zat berbahaya bagi tubuh, biofertilizer bersifat alami dan organik.

Pupuk kimia tidak hanya menimbulkan risiko kesehatan bagi petani selama proses pemupukan tapi juga berkontribusi pada kualitas keseahatan jasmani konsumen atau masyarakat luas.

Penggunaan biofertilizer selama aplikasi atau proses pemupukan dapat meminimalkan paparan petani terhadap bahan kimia beracun . Petani yang terpapar pupuk kimia memiliki tingkat masalah pernapasan, iritasi kulit, dan masalah kesehatan lainnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menggunakan biofertilizer (Ismail et al., 2018). Studi lain juga menunjukkan bahwa petani yang menggunakan biofertilizer memiliki residu pestisida yang lebih rendah dalam sampel urin mereka, yang menunjukkan bahwa paparan dan risiko kesehatannya lebih rendah (Bandyopadhyay et al., 2019). Oleh karena itu, pupuk kimia seringkali membutuhkan penggunaan alat pelindung dan tindakan pencegahan keselamatan karena sifatnya yang berbahaya. Sebaliknya, biofertilizer biasanya aman untuk ditangani dan mampu mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan paparan pestisida.

Penggunaan biofertilizer juga berkontribusi pada produksi makanan yang lebih aman dan sehat bagi konsumen. Penelitian mengenai analisis kadar residu pupuk kimia dan biofertilizer pada sayuran menunjukkan bahwa sayuran yang ditanam dengan biofertilizer memiliki tingkat residu kimia yang jauh lebih rendah, sehingga mengurangi potensi risiko kesehatan bagi konsumen (Saha et al., 2020). Penelitian-penelitian yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa terdapat manfaat kesehatan yang signifikan dari biofertilizer bagi petani dan konsumen.

Dengan meminimalkan paparan bahan kimia beracun, biofertilizer berkontribusi pada

(2)

kesejahteraan masyarakat pertanian secara keseluruhan dan memastikan produksi makanan yang lebih aman dan sehat.

B. Praktik pertanian berkelanjutan.

Praktik pertanian berkelanjutan merupakan praktik pertanian yang mengacu pada metode dan sistem pertanian yang memaksimalkan produktivitas sembari meminimalkan dampak negatif lingkungan serta memastikan kelangsungan produksi pertanian dalam jangka panjang. Praktik ini melibatkan penggunaan sumber daya alam secara efisien, pelestarian keanekaragaman hayati, pengurangan input bahan kimia, dan peningkatan kesehatan dan kesuburan tanah. Praktik pertanian berkelanjutan memprioritaskan kesehatan ekosistem, ketahanan terhadap perubahan iklim, dan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan. Praktik ini juga berupaya menyeimbangkan kelayakan ekonomi, pengelolaan lingkungan, dan keadilan sosial dalam sistem pertanian.

Penggunan dan aplikasi biofertilizer dapat meningkatkan kesuburan tanah yang tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman, meningkatkan siklus hara, dan meningkatkan kesehatan tanah secara keseluruhan namun juga mendorong pertanian berkelanjutan. Biofertilizer juga berperan penting dalam mengurangi erosi tanah. Praktik pertanian konvensional, utamanya yang melibatkan pengolahan tanah secara intensif dan penggunaan pupuk sintetis, dapat menyebabkan degradasi dan erosi tanah. Namun, biofertilizer berkontribusi pada pengembangan struktur tanah yang sehat, termasuk peningkatan agregasi tanah dan kapasitas menahan air, sehingga mengurangi risiko erosi tanah. Penerapan biofertilizer mengurangi tingkat erosi tanah dibandingkan dengan penerapan pupuk konvensional (Elhag et al., 2021).

Manfaat lain dari penggunaan biofertilizer adalah peningkatan keanekaragaman mikroba di dalam tanah yang mendorong sistem pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Penggunan biofertilizer mendukung proliferasi mikroorganisme yang menguntungkan, seperti bakteri pengikat nitrogen dan jamur pelarut fosfat, yang berkontribusi terhadap ketersediaan nutrisi dan meningkatkan pertumbuhan tanaman (Gupta et al., 2019). Biofertilizer juga mampu mengfisienkan sumber daya yang tersedia, mengurangi kehilangan unsur hara, dan meminimalkan dampak lingkungan yang terkait dengan pupuk kimia. Terdapat perbedaan dampak lingkungan sistem pengelolaan hara terpadu berbasis biofertilizer dengan sistem pemupukan konvensional. Nitrogen dan fosfor yang hilang lebih rendah pada sistem berbasis

(3)

biofertilizer, sehingga mengurangi potensi pencemaran lingkungan. (Naz et al., 2018).

Peningkatan kesuburan tanah, pengurangan erosi tanah, pelestarian keanekaragaman hayati pada tanah dan dukungan pengelolaan nutrisi terpadu yang diperoleh dari pemanfaatan biofertilizer berkontribusi pada pengembangan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan tangguh.

C. Peningkatan ketahanan pangan.

Ketahanan pangan merupakan kondisi di mana semua individu memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap makanan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan hidup aktif dan sehat. Ketahanan pangan mencakup ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan, dan stabilitas pasokan pangan. Ketahanan pangan juga memastikan bahwa orang memiliki akses yang konsisten baik kuantitas maupun kualitas pangan yang memadai setiap saat.

Ketahanan pangan bukan hanya tentang tidak adanya kelaparan atau kekurangan gizi tetapi juga tentang kemampuan individu dan masyarakat untuk memproduksi, mendapatkan, dan mengkonsumsi makanan secara berkelanjutan dengan cara yang bermartabat dan berkelanjutan.

Ketahanan pangan merupakan hak asasi manusia yang mendasar dan merupakan komponen penting dari pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan bagi individu dan masyarakat.

Penggunaan biofertilizer berperan penting pada upaya peningkatan ketahanan pangan, terutama di daerah yang menghadapi kendala sumber daya dan tantangan pertanian. Dengan meningkatkan kesuburan tanah, biofertilizer memungkinkan produktivitas dan hasil tanaman lebih tinggi, sehingga meningkatkan ketersediaan makanan. Selain itu, karena biofertilizer sering diproduksi dari bahan limbah organik yang tersedia secara lokal, pemanfaatannya mendukung prinsip ekonomi sirkular dan mengurangi ketergantungan pada input eksternal, berkontribusi pada ketahanan pangan dan swasembada jangka panjang.

Penerapan biofertilizer secara signifikan meningkatkan hasil panen, yang mengarah pada peningkatan produksi pangan (Subedi et al., 2020). Dengan peningkatan produksi pertanian, permintaan pangan global dapat terpenuhi untuk populasi yang terus bertambah. Penggunaan biofertilizer juga meningkatkan ketahanan tanaman dengan meningkatkan ketersediaan nutrisi, kapasitas menahan air, dan toleransi stress sehingga mengurangi risiko gagal panen (Bhattarai et al., 2019). Hal ini memungkinkan petani untuk menahan variabilitas iklim dan mengurangi kerentanan sistem produksi pangan, sehingga memperkuat ketahanan pangan.

(4)

Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer meningkatkan siklus dan retensi nutrisi di dalam tanah, mengurangi kehilangan nutrisi melalui pencucian dan limpasan (Deol et al., 2019). Pemanfaatan nutrisi yang efisien ini memastikan ketersediaannya untuk serapan tanaman, meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi dan mendukung ketahanan pangan.

Dengan meningkatkan produktivitas pertanian, menggalakkan praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan pengelolaan nutrisi, dan mendukung petani skala kecil, biofertilizer berperan penting dalam memastikan pasokan pangan yang lebih aman dan berkelanjutan.

D. Pemberdayaan petani skala kecil

Penggunaan biofertilizer berpotensi dalam pemberdayaan petani skala kecil, yang seringkali menghadapi keterbatasan akses terhadap pupuk sintetis yang mahal. Dengan menyediakan alternatif yang terjangkau dan berkelanjutan, biofertilizer memungkinkan petani skala kecil untuk meningkatkan produktivitas pertaniannya tanpa mengeluarkan biaya yang berlebihan. Produksi dan pemanfaatan biofertilizer dapat dikelola secara lokal, memungkinkan petani menjadi mandiri dan memungkinkan petani untuk berinvestasi di usaha pertanian mereka untuk meningkatkan standar hidupnya (Iqbal et.al, 2018). Pemberdayaan ini memperkuat tatanan sosial ekonomi masyarakat pedesaan dan mendukung pembangunan pertanian yang inklusif dan berkeadilan.

Pemberdayaan petani skala kecil juga dimungkinakan melalui transfer pengetahuan dan keterampilan dengan adanya adopsi biofertilizer. Karena biofertilizer sering diproduksi secara lokal, penggunaannya mendorong berbagi pengetahuan dan pembangunan kapasitas dalam masyarakat. Petani dapat belajar dari pengalaman satu sama lain, bertukar informasi tentang teknik produksi biofertilizer, dan secara kolektif meningkatkan praktik pertanian mereka.

Pemberdayaan melalui transfer pengetahuan ini dapat menjadi pembelajaran peer-to-peer, membangun jaringan sosial, dan memperkuat ketahanan masyarakat. Sebuah studi oleh Dossa et al. (2020) di Benin, Afrika Barat menunjukkan bahwa penggunaan biofertilizer menciptakan proses pembelajaran berbasis masyarakat, mendorong inovasi dan menggalakkan pertanian berkelanjutan di kalangan petani skala kecil.

Dampak sosial penggunaan biofertilizer sangat besar dan luas. Penggunaan biofertilizer berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan petani dan konsumen, mengurangi pencemaran lingkungan, menggalakkan praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan,

(5)

dan memberdayakan petani skala kecil. Dengan menggalakkan biofertilizer, kita dapat mendorong sistem pertanian yang lebih berkelanjutan dan inklusif yang dapat mengatasi tantangan sosial dan lingkungan yang dihadapi oleh komunitas global kita.

D. Manfaat Ekonomi Penggunaan Biofertillizer

Penggunaan biofertilizer atau pupuk organik yang terbentuk dari mikroorganisme hidup mampu memberikan dampak kemajuan ekonomi yang berkesinambungan. Jika ditinjau dari berbagai sudut pandang, termasuk yang berkaitan dengan seperti apa praktik pertanian yang digunakan, jenis tanaman seperti apa yang ditanam, serta seperti apa kondisi lingkungan yang menjadi obyek tanam. Berikut ini adalah beberapa dampak ekonomi sebagai akibat dari penggunaan biofertilizer:

1. Penurunan Biaya Pupuk Kimia

Penggunaan biofertilizer dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia yang cenderung menggunakan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pupuk biofertilizer. Selain itu, penggunaan biofertilizer secara alami dapat meningkatkan kesuburan tanah sehingga hal ini dapat memberikan keuntungan bagi petani karena petani dapat mengurangi jumlah dan frekuensi penggunaan pupuk kimia yang cenderung menggunakan biaya yang lebih mahal, hal ini akan dapat mengurangi biaya produksi pertanian.

2. Peningkatan Produktivitas Tanaman

Biofertilizer dapat membantu meningkatkan produktivitas tanaman aagar bisa tumbuh lebih subur dengan meningkatkan penyerapan unsur hara, khususnya unsur hara mikro, oleh tanaman. Unsur yang terkandung dalam tanaman yang menggunakan pupuk biofertilizer akan menghasilkan lebih banyak hasil, yang pada masa yang akan datang akan memberikan hasil yang lebih berlimpah kepada petani sehingga akan meningkatkan pendapatan petani.

3. Pengurangan Dampak Lingkungan

Penggunaan pupuk biofertilizer umumnya lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pupuk kimia. Dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbasis bahan kimia, biofertilizer dapat membantu mengurangi pencemaran air dan tanah, serta dampak

(6)

negatif lainnya terhadap lingkungan, hal ini dapat membantu mengurangi biaya jangka Panjang yang berkaitan dengan pemulihan dan perlindungan lingkungan.

4. Peningkatan Kualitas Tanah

Penggunaan biofertilizer dapat meningkatkan kualitas tanah secara kontinyu (berkelanjutan), tanah yang subur akan dapat menghasilkan hasil dan kualitas panen yang lebih baik yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan petani dari waktu ke waktu.

5. Pengembangan Pasar Biofertilizer

Produksi dan penjualan biofertilizer dapat menciptakan peluang ekonomi baru.

Perusahaan yang menghasilkan biofertilizer dapat memanfaatkan pasar yang berkembang untuk produk organik dan ramah lingkungan, yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.

6. Penyimpanan dan Distribusi

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam hal penyimpanan dan distribusi pupuk biofertilizer, terutama jika mikroorganisme hidup harus tetap hidup selama masa penyimpanan dan transportasi. Biaya infrastruktur dan teknologi yang diperlukan untuk menjaga kualitas biofertilizer dapat menjadi factor biaya tambahan.

7. Pendidikan dan Pelatihan

Penggunaan biofertilizer memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus. Pelatihan petani dalam penggunaan yang benar dan efektif dari biofertilizer dapat memerlukan investasi dalam pendidikan dan pelatihan.

Dalam banyak kasus, penggunaan biofertilizer dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang yang signifikan, terutama jika diimplementasikan dengan baik dan sesuai dengan kondisi lokal. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya awal, pendidikan petani, dan kondisi lingkungan setempat saat mengevaluasi dampak ekonomi dari penggunaan biofertilizer.

Daftar Pustaka

(7)

Ismail, S. M., Talib, J., Mansor, N., & Jaafar, M. N. (2018). Health effects among chemical farmers exposed to chemical fertilizer. Journal of Environmental Science and Health, Part B, 53(7), 439-445.

Bandyopadhyay, S., Bhowmik, A., Das, S., & Chakraborti, D. (2019). Pesticide residues in urine of farmers using chemical and bio-fertilizers in agriculture. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 67(26), 7462-7470.

Saha, D., Datta, S., Bhattacharya, S. S., Majumdar, S., & Chakraborty, A. (2020). Residue level of chemical and bio-fertilizer used on vegetables: An estimation of dietary intake and risk assessment of synthetic fertilizers in Kolkata. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(7), 2302.

Elhag, M., Bader, A., & Bakheit, B. (2021). Comparative effect of biofertilizers on some soil properties and soil erosion rates under sunflower (Helianthus annuus L.) cultivation.

Applied Soil Ecology, 159, 103820.

Gupta, A., Kumar, V., Pandey, R., & Pandey, K. D. (2019). Soil microbial diversity: An intrinsic aspect of soil ecosystem. Frontiers in Microbiology, 10, 2804.

Naz, M. Y., Akram, M., Ali, A., & Ullah, Z. (2018). Biofertilizer-based integrated nutrient management: An efficient and sustainable production approach for sustainable crop production and soil health. Agriculture, Ecosystems & Environment, 252,

Subedi, U., Dulal, P., & Kafle, G. (2020). Impact of biofertilizers on crop productivity and yield:

A review. Frontiers in Sustainable Food Systems, 4, 113.

Bhattarai, B. P., Midmore, D. J., & Paudel, G. S. (2019). Biofertilisers improve crop resilience to climate change in subsistence agricultural systems. Sustainability, 11(2), 495.

Deol, J. S., Saha, S., & Singh, G. (2019). Impact of biofertilizers on nutrient dynamics and crop productivity in sustainable agriculture. Nutrient Cycling in Agroecosystems, 113(2), 173- 194.

Iqbal, M. M., Anjum, S. A., Zaman, Q. U., Ahmad, R., & Ullah, M. I. (2018). Economic and social impacts of biofertilizers on small-scale farmers: A case study from Pakistan.

Agriculture, Ecosystems & Environment, 252, 21-28.

Dossa, K., Sanogo, D., & Chikoye, D. (2020). Enhancing smallholder maize productivity through biofertilizer technology in Benin. International Journal of Agricultural Sustainability, 18(1), 57-72.

Referensi

Dokumen terkait

Mempelajari efektivitas jumlah rorak dan jenis mulsa dalam mengurangi kehilangan unsur hara dan bahan organik sebagai upaya konservasi kesuburan tanah pada

Najis haiwan seperti tahi ayam dan tahi kambing biasanya digunakan sebagai baja oleh para petani dan dapat meningkatkan kesuburan tanah, namun dengan pengunaan eaeing tanah, baja

Sedangkan dari segi kualitas yaitu penggunaan pupuk an- organik yang masih cukup tinggi yang berpotensi mendegradasi kesuburan tanah, tingkat pendidikan petani

Penggunaan Mikoriza secara umum akan memberikan manfaat yang besar bagi kesuburan tanah dalam jangka waktu yang panjang, terutama pada tanah-tanah yang kurang

Limbah pelepah kelapa sawit ini sangat berpotensi untuk diolah menjadi bahan yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami sebagai pupuk organik,

Perbaikan teknik budidaya dan meningkatkan kesuburan tanah melalui penggunaan pupuk perlu diperhatikan untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun yang

Hal ini sesuai dengan literatur Yulipriyanto (2010) yang menyatakan bahwa keuntungan dari adanya bahan organik pada tanah adalah mengurangi kerapatan massa pada tanah

Harapannya, masyarakat di Desa Duren khususnya mampu mengolah limbah ternak untuk mengurangi pencemaran lingkungan, meningkatkan kesuburan tanah di daerah tersebut, serta membantu