• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budidaya Tanaman Kangkung Organik di Yayasan Petrasa

N/A
N/A
Riki Rahmadani

Academic year: 2025

Membagikan "Budidaya Tanaman Kangkung Organik di Yayasan Petrasa"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN MATA KULIAH BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK

BUDIDAYA TANAMAN KANGKUNG (IPOMOEA REPTANS POIR) SECARA ORGANIK DI YAYASAN PETRASA PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

(MBKM) DI DESA PEGAGAN JULU VI, KEC SUMBUL, KABUPATEN DAIRI, PROVINSI SUMATRA UTARA

Oleh :

NAMA : Davin Shah Reza NIRM : 01.01.21.203

PROGRAM STUDI PENYULUH PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir) Secara Organik” yang merupakan salah satu komponen untuk memenuhi persyaratan serta bagian dari penilaian pelaksanaan merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.

Pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka mulai dilaksanakan pada hari Senin, 23 Oktober 2023 sampai dengan 10 Februari 2024 di Yayasan Petrasa Organik, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan

Pertanian Medan

2. Tience Elizabet Pakpahan, SP, M.Si selaku Ketua Jurusan Pertanian 3. Mahmudah, SP, MP dan Elrisa Ramadhani, SP, Msi selaku Dosen

Pembimbing Mata Kuliah

4. Tience Elizabet Pakpahan, SP, M.Si selaku Dosen Pembimbing Internal 5. Panitia Pelaksana Merdeka Belajar Kampus Merdeka ( MBKM ).

6. Ridwan Samosir selaku Direktur Utama Yayasan Petrasa 7. Muntilan H Nababan selaku Pembimbing Eksternal

8. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Dairi, ... 2023

Davin Shah Reza

(3)

DAFTAR ISI

(4)

DAFTAR TABEL

(5)

DAFTAR GAMBAR

(6)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak yang menyadari risiko penggunaan bahan kimia dalam budidaya sayuran, terutama pupuk dan pestisida.

Sayangnya, banyak petani hanya memprioritaskan keuntungan tanpa memperhatikan dampak kesehatan atau efek samping bahan kimia.

Ketidakpahaman masyarakat tentang risiko bahan kimia dalam sayuran bisa menyebabkan penyakit dan bahkan kematian karena kurangnya kesadaran kesehatan. Penting untuk menyadari dampak kesehatan sejak dini, termasuk dalam konsumsi sayuran. Disarankan untuk memilih sayuran alami atau organik, yang tanpanya menggunakan bahan kimia sintetis, guna menghindari risiko kesehatan dan mendukung pertanian yang ramah lingkungan.

Gaya hidup sehat ini sudah menjadi tren internasional yang menekankan perlunya produk pertanian yang aman dikonsumsi, kaya nutrisi, dan ramah lingkungan. Permintaan akan produk pertanian organik, termasuk sayuran seperti kangkung darat, terus meningkat sebagai respons terhadap preferensi konsumen yang semakin menyadari pentingnya kesehatan dan lingkungan.

Kangkung darat (Ipomoea reptans) merupakan salah satu jenis sayuran yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Indonesia dan diminati oleh semua golongan, karena memiliki cita rasa yang lezat. Tanaman kangkung termasuk dalam kategori tanaman sayuran musiman dengan siklus hidup yang singkat dan tidak membutuhkan lahan yang luas untuk ditanam, sehingga cocok untuk budidaya di daerah perkotaan yang umumnya memiliki lahan terbatas. Selain kelezatan rasanya, kangkung juga kaya akan nutrisi, seperti vitamin A, B, dan C, serta berbagai mineral, terutama zat besi, yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan kesehatan tubuh.

Politeknik Pembangunan Pertanian Medan aktif terlibat dalam usaha menyediakan tenaga kerja terampil sesuai dengan program keahliannya, terutama dalam bidang pertanian. Dalam upaya tersebut, Polbangtan Medan berkomitmen memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa melalui program Merdeka

(7)

Belajar Kampus Merdeka selama 4 bulan, bekerja sama dengan berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta. Dalam rangka meningkatkan kompetensi, mahasiswa diarahkan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan budidaya bayam merah melalui kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Yayasan Petrasa. Keputusan ini didasarkan pada keyakinan bahwa Yayasan Petrasa mampu memberikan wawasan dan pengetahuan yang berharga kepada mahasiswa.

B. Tujuan

Laporan ini disusun dengan beberapa tujuan, yakni:

a) Memberikan mahasiswa pengalaman berharga melalui kegiatan lapangan di bidang pertanian untuk mendapatkan pemahaman yang luas.

b) Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang keterkaitan antara teori dan praktik, serta faktor-faktor yang mempengaruhi, agar mahasiswa siap terjun ke masyarakat.

c) Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif mahasiswa yang mendukung budaya kewirausahaan.

d) Memberikan pemahaman langsung tentang budidaya kangkung organik di Yayasan Petrasa.

e) Menyajikan analisis tentang usaha tani dan pemasaran komoditas kangkung organik di Yayasan Petrasa.

C. Manfaat

Manfaat dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

a) Memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya pada tanaman sayuran pakcoy organik yang dilakukan di Yayasan Petrasa

(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertanian Organik

Pertanian merupakan suatu sistem ekologi yang kompleks, terhubung erat dengan tumbuhan, hewan, alam, dan manusia. Dalam konteks pertanian modern, terdapat dua kepentingan utama, yakni meningkatkan produktivitas tanaman sambil tetap menjaga kelestarian alam. Petani berusaha meningkatkan produktivitas, namun dihadapkan pada tantangan penyakit, hama, dan gulma yang dapat mengurangi produksi. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana memenangkan persaingan dengan hama dan penyakit tanpa merusak ekosistem alam (Isniani, 2006).

Pertanian organik, seperti keberlanjutan kehidupan hutan, mengandalkan kesuburan tanah dari bahan organik alami. Dalam definisi lain, pertanian organik merupakan sistem pertanian tanpa menggunakan bahan anorganik seperti pupuk, pestisida, dan hormon pertumbuhan (Pracaya, 2002). Prinsip pertanian organik adalah menjaga keberlanjutan lingkungan, dengan beberapa metode seperti penggunaan kompos, pupuk kandang, dan mempertahankan pola tanam polikultur (Pracaya, 2002).

Meski pertanian organik menghadapi kendala, seperti produksi awal yang lebih rendah dan biaya yang lebih tinggi, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan hasil pertanian dan kualitas tanah. Beberapa lokasi di India bahkan berhasil memenuhi standar produksi pertanian organik setelah dua puluh tahun penggunaan pupuk organik secara berkelanjutan (Isniani, 2006).

Kelebihan pertanian organik melibatkan peningkatan aktivitas organisme yang menguntungkan tanaman, meningkatkan cita rasa dan kandungan gizi, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, serta memperpanjang umur penyimpanan tanaman tanpa merusak penampilan produksi.

Namun, beberapa kelemahannya mencakup harga produksi yang masih tinggi, biaya produksi yang tinggi, dan hasil produksi yang lebih sedikit. Meski demikian, pertanian organik tetap memiliki potensi untuk membawa dampak

(9)

positif pada keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia.

B. Klasifikasi Tanaman Kangkung

Adapun Klasifikasi Tanaman Kangkung Sebagai Berikut : Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliapsida Ordo : Solanales Famili : Convovulceae

Genus : Ipomea

Spesies : Ipomoeareptans Poir.

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) merupakan tanaman sayuran daun yang hanya tumbuh selama satu musim dan memiliki peran penting dalam konsumsi masyarakat di wilayah Asia Tenggara dan Asia Selatan. Tanaman ini sudah dikenal oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia dan memiliki siklus hidup yang singkat. Kangkung mudah untuk dibudidayakan, memiliki umur pendek, harganya relatif terjangkau, dan memberikan manfaat positif untuk pertumbuhan badan dan kesehatan (Sofiari, 2009).

C. Syarat Tumbuh 1. Iklim

Tanaman kangkung darat dapat tumbuh secara optimal sepanjang tahun, mampu beradaptasi baik pada iklim panas maupun dingin. Suhu yang ideal untuk pertumbuhan kangkung berkisar antara 20 hingga 28°C, dengan kelembaban di atas 60%. Pada musim hujan, pertumbuhan kangkung menjadi sangat cepat dan subur (Aditya, 2009). Kangkung memerlukan lahan terbuka atau paparan sinar matahari yang memadai. Di tempat yang terlindungi, tanaman kangkung dapat tumbuh memanjang tetapi cenderung kurus.

Meskipun mampu bertahan dalam panas terik dan musim kemarau yang

(10)

panjang, jika ditanam di lokasi yang agak terlindung, kualitas daunnya tetap baik dan lemas, sehingga lebih disukai oleh konsumen. Suhu udara juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat, dengan setiap kenaikan 100 m, suhu udara turun sekitar 1°C, sesuai dengan penjelasan (Aditya 2009).

2. Ketinggian

Kangkung darat mampu tumbuh dan menghasilkan hasil yang optimal mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, mencapai ketinggian sekitar

± 2000 meter di atas permukaan laut. Kedua jenis kangkung, baik yang tumbuh di darat maupun di air, dapat ditanam di berbagai lokasi, termasuk dataran rendah dan dataran tinggi (Anggara, 2009).

3. Media Tanam

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) memerlukan tanah yang subur, gembur, kaya akan bahan organik, dan tidak terpengaruh oleh tingkat keasaman tanah. Tanaman ini tidak dapat tumbuh optimal pada tanah yang tergenang, karena akar dapat dengan mudah mengalami pembusukan. Di sisi lain, kangkung air memerlukan tanah yang selalu tergenang air. Pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptans Poir) lebih baik pada tanah datar, karena tanah dengan lereng tinggi tidak mampu menjaga kandungan air dengan baik (Haryoto, 2009).

D. Morfologi

Morfologi tanaman Kangkung adalah sebagai berikut:

1. Akar

Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan bercabang- cabang yang menyebar kesegala arah. Akar mampu menembus tanah hingga ke dalaman 60-100 cm, dan juga dapat tumbuh secara mendatar hingga radius 150 cm terutama kangkung air.

(11)

2. Batang

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda

3. Daun

Berdasarkan klasifikasi tanaman kangkung darat, mempunyai daun- daun yang panjang dengan ujung yang runcing, berwarna hijau keputih- putihan dan bunganya berwarna putih. Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).

4. Bunga

Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).

5. Buah/Biji

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Maria, 2009).

(12)

E. Budidaya Tanaman Kangkung 1. Persiapan Lahan

Sebelum menanam, disarankan untuk mempersiapkan lahan dengan baik. Lahan yang optimal untuk budidaya kangkung adalah yang terpapar sinar matahari cukup atau yang menerima pantulan dan biasan matahari.

Pastikan lahan bebas dari gulma, dapat dilakukan dengan menggunakan alat pemotong atau secara manual, tujuannya adalah untuk mempermudah proses pengolahan tanah sebelum menanam kangkung. Setelah membersihkan lahan dari gulma, langkah selanjutnya adalah melakukan pembalikan tanah dengan cara mencangkul hingga kedalaman 20 cm, kemudian biarkan terkena sinar matahari selama 1 minggu. Setelah 1 minggu, lanjutkan dengan membuat bedengan berlebar 60-100 cm, tambahkan pupuk pada setiap bedengan, dan ratakan (Hidayat, 2019).

2. Penanaman

Waktu yang optimal untuk menanam kangkung adalah pada musim hujan karena tanaman membutuhkan pasokan air yang cukup. Namun, disarankan untuk tidak menanamnya di lahan yang terlalu tergenang air, karena hal tersebut dapat menyebabkan akar membusuk dan tanaman mati.

Terdapat dua sistem penanaman kangkung, yaitu sistem sebar dan sistem baris.

a. Sistem Sebar

Metode ini melibatkan penyebaran benih secara merata di atas permukaan bedengan, yang kemudian ditutupi dengan tanah.

Keuntungan dari pendekatan ini adalah waktu penanaman yang lebih cepat dan jumlah populasi tanaman yang lebih banyak. Namun, kelemahannya adalah penggunaan benih yang lebih banyak, penanganan tanaman yang lebih sulit, dan memerlukan keterampilan khusus.

(13)

b. Sistem Baris

Metode ini melibatkan penyebaran benih dalam larikan dengan jarak tanam sekitar 20 cm. Keuntungan dari pendekatan ini adalah penggunaan benih yang relatif sedikit, serta proses penyiangan gulma yang lebih mudah. Namun, kelemahannya adalah memerlukan lebih banyak waktu dan menggunakan lahan yang lebih luas.

3. Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari, pada pagi dan sore hari, terutama pada fase awal pertumbuhan atau disesuaikan dengan kondisi tanah. Proses penyiraman dapat dilakukan menggunakan gembor atau selang plastik.

b. Penyulaman

Penyulaman dilakukan satu minggu setelah penanaman, bertujuan untuk memastikan pertumbuhan tanaman yang seragam dengan mengganti tanaman yang tidak tumbuh menggunakan tanaman cadangan yang telah disiapkan sebelumnya.

c. Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap satu minggu atau sesuai perkembangan gulma, terutama jika gulma mengganggu tanaman kangkung. Gulma dapat merugikan tanaman karena mengambil nutrisi yang diperlukan dan menjadi sarang hama. Oleh karena itu, penyiangan perlu dilakukan (Hidayat, 2019).

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan tujuan menyediakan unsur hara yang cukup sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pada kangkung, pemupukan dilakukan menggunakan pupuk organik.

(14)

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman kangkung dapat diserang beberapa hama, antara lain bekicot, ulat grayak, dan kutu daun. Pengendalian bekicot dapat dilakukan dengan sanitasi kebun dan membuang bekicot secara manual. Ulat grayak dapat diatasi dengan sanitasi maksimal dan penggunaan insektisida diazinon sesuai petunjuk. Kutu daun dapat dikendalikan dengan sanitasi maksimal dan penyemprotan insektisida.

Adapun penyakit yang sering menyerang kangkung adalah karat putih dan bercak daun. Pengendalian penyakit karat putih dapat dilakukan dengan menggunakan Dithane M-45 atau Benlate.

Sedangkan penyakit bercak daun dapat diatasi dengan mencabut tanaman yang terinfeksi dan memindahkan tanaman sehat untuk mencegah penyebaran jamur.

4. Panen dan Pasca Panen

Budidaya kangkung membutuhkan sekitar satu bulan dari tahap penanaman hingga panen. Pemanenan kangkung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan memotong atau mencabut. Secara umum, petani lebih suka mencabut kangkung secara langsung untuk menjaga kesegarannya. Walaupun penggunaan metode pemotongan dapat menyebabkan kangkung layu lebih cepat, tetapi jika dipanen tanpa mencabut akarnya dari pot, hal tersebut tidak akan mempengaruhi kesegaran tanaman. Disarankan untuk tidak mencabut akarnya saat melakukan pemanenan agar tanaman dapat dipanen kembali tanpa perlu menanam ulang. Biasanya, dalam satu periode penanaman, dapat dilakukan pemanenan hingga tiga kali. Tahapan pasca panen untuk tanaman kangkung darat mencakup proses pembersihan, sortasi, penimbangan, pengemasan, penyimpanan, dan pemasaran.

5. Pemasaran

Optimalkan pemasaran produk pertanian dengan menjual langsung ke pasar terdekat dan memberikan layanan penjualan langsung ke rumah

(15)

konsumen. Penjualan langsung ke pasar memastikan ketersediaan produk dan membangun hubungan langsung dengan pembeli, sementara penjualan langsung ke rumah konsumen menciptakan pengalaman berbelanja personal dan terjangkau. Pemanfaatan media sosial dan penekanan pada nilai keberlanjutan dan kualitas produk dapat menarik perhatian konsumen yang peduli dengan asal-usul dan kualitas. Dengan menggabungkan kedua strategi ini, dapat menciptakan fondasi pemasaran yang kokoh, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan dampak positif produk di pasar.

(16)

III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan budidaya tanaman organik pada tanaman kangkung organik dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2023 s.d 10 Febuari 2024 Di Yayasan Petrasa, Desa Pegagan Julu VI, Kec Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatra Utara.

B. Materi Kegiatan

Budidaya tanaman kangkung organik mempelajari aspek dari hulu sampai hilir. Dari pemilihan benih, pengolahan lahan, pemupukan dasar, penanaman, perawatan, pemupukan, panen, pasca panen, dan pemasaran.

C. Prosedur Pelaksanaan

Adapun Langkah-langkah pelaksanaan kerja dalam kegiatan budidaya Kangkung (Ipomoea reptans Poir) di Desa Pegagan Julu VI, Kec Sumbul, Kab.

Dairi, Provinsi Sumatera Utara. antara lain:

a. Pengolahan Lahan b. Persiapan Benih c. Penanaman d. Pemeliharaan

 Penyiraman 2 kali sehari atau tergantung kondisi cuaca

 Penyulaman/ penyisipan dilakukan pada saat tanaman berumur 3 hari

 Pemupukan pertama dilakukan pada usia 7 HST dan pemupukan ke dua dilakukan pada umur 15 HST

 Pengendalian hama dan penyakit dilakukan 1 kali seminggu atau.

e. Pemanenan dilakukan saat tanaman Kangkung telah berumur 25 HST f. Pasca panen Kangkung dilakukan dengan perlakuan membuang

sampah-sampah yang terikut saat pemanenan

g. Pemasaran, target pasarnya adalah konsumen baik didalam daerah atau luar daerah MBKM.

(17)

IV. HASIL & PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Yayasan Petrasa terletak di wilayah kelurahan Panji Dabutar Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. Letak Geografis Kecamatan Sitinjo.

Gambar 1 Peta Wilayah

Kabupaten Dairi sebagian besar terdiri dari dataran tinggi dan berbukit- bukit yang terletak antara 98000′ – 98030’dan 2015′-3000’LU. Sebagian besar tanahnya didapati gunung-gunung dan bukit-bukit dengan kemiringan bervariasi sehingga terjadi iklim hujan tropis. Kota Sidikalang adalah Ibukota Kabupaten Dairi berada pada ketinggian 1.066 meter diatas permukaan laut.

Pada umumnya Kabupaten Dairi berada pada ketinggian rata-rata 700 s/d 1.250 m diatas permukaan laut. Sedangkan Kecamatan Tigalingga, Kec. Siempat Nempu dan Kecamatan Silima Pungga-Pungga terletak pada ketinggian antara 400 – 1.360 m diatas permukaan laut. Kecamatan Sumbul, Sidikalang , Kerajaan dan Kec.Tanah Pinem berada pada ketinggian 700- 1.600 meter diatas permukaan laut.

(18)

a. Sejarah Singkat

Gambar 2 Logo Yayasan Petrasa

PETRASA adalah sebuah organisasi non-pemerintah yang didirikan oleh beberapa orang akademisi, teolog dan aktifis yang prihatin terhadap kondisi petani. Berdiri pada tanggal 21 Juli 2001 dan melakukan pelayanan di Dataran Tinggi Sumatera bagian Utara. Sebagaimana diketahui, petani merupakan salah satu penopang utama dari sosial ekonomi dan budaya masyarakat Indonesia. Sementara pembangunan saat ini lebih fokus pada pengembangan sektor industri dan teknologi.

Industri dan teknologi telah membawa harapan-harapan baru, tetapi dipihak lain juga melahirkan keprihatinan seperti ketidakpastian dalam pelaksanaan hukum, berkurangnya akses rakyat terhadap asset produksi, makin besar jurang antara sikaya dan simiskin, pendidikan yang tidak merata, pengangguran, dan ketergantungan terhadap teknologi yang tidak mendukung kepada keutuhan ciptaan.

Lompatan modernisasi juga telah membawa perubahan nilai yang mendasar dalam kehidupan masyarakat agraris. Dalam bidang pertanian sendiri, sistem pengelolaan pertanian tidak lagi menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam. Eksploitasi hutan yang tidak terkendali juga ikut merusak kondisi alam dan pertanian. Melihat hal tersebut, sudah saatnya pertanian kembali pada sistem pertanian yang selaras dengan alam. Sistem ini merupakan teknologi pertanian lokal yang terabaikan dan saat ini

(19)

sangat layak untuk digali dan dikembangkan. Kesadaran petani dan konsumen akan pentingnya menjaga ciptaan, penggalian kearifan dan nilai-nilai lokal, serta teknologi lokal merupakan prakarsa yang akan ditumbuh kembangkan dalam mengelola pertanian selaras alam.

Dalam mewujudkan pertanian selaras alam yang sejahtera dan mendukung petani lokal, perlu dilakukan penguatan organisasi atau kelompok dalam bertani PSA (Organik). Melalui kelompok, Petrasa melakukan pendampingan dalam pengembangan ekonomi rakyat dan pertanian organik. Pada video berikut kita akan melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Petrasa dalam mendukung petani lokal dan Pertanian Selaras Alam (Organik). Semoga dapat memotivasi dan memberikan dampak positif kepada petani-petani Dairi.

b. Visi

Mewujudkan petani selaras alam yang berdaulat, bermartabat, dan sejahtera.

c. Misi

 Meningkatkan kemampuan petani untuk mengelola pertanian dengan teknologi selaras alam.

 Memperkuat posisi tawar organisasi petani untuk memperjuangkan hak-haknya.

 Mendorong lahirnya kebijakan yang berpihak pada petani.

 Mendorong terciptanya pasar yang adil.

B. Kegiatan Budidaya Tanaman Kangkung Organik a. Persiapan Lahan

Langkah awal dari budidaya kangkung organik adalah sanitasi lahan dari bekas tumpangsari jagung dan jahe yang merupakan bagian dari persiapan lahan. Proses ini mencakup pembuatan bedengan dengan metode pencangkulan yang dilakukan setelah membersihkan lahan dari sisa

(20)

tanaman dan plastik. Tanah yang keras atau berbongkah dihaluskan agar menjadi lebih gembur untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman tanam.

Gambar 3 Sanitasi Lahan

Selanjutnya, dalam kelanjutan budidaya kangkung, bedengan yang telah dibuat, dikeringkan dengan sinar matahari secara langsung. Tujuannya adalah untuk membalik tanah agar lebih gembur dan membunuh organisme pengganggu tanaman serta gulma yang mungkin masih ada dalam tanah.

Dalam proses ini, alat yang digunakan adalah cangkul untuk melakukan pembalikan tanah bedengan.

Gambar 4 Olah Lahan

Pemberian pupuk dasar dilakukan bersamaan dengan persiapan media tanam sebelum proses penanaman. Pupuk dasar yang diberikan di atas bedengan yang sudah digemburkan adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari sisa panen padi, daun kipait, dan kulit kopi yang telah diolah dalam tumpukan selama sekitar dua bulan.

Gambar 5 Pemberian Pupuk Dasar

(21)

b. Persiapan Benih

Langkah berikutnya adalah melakukan perlakuan pada benih dengan merendamnya sebelum penanaman, hal ini bertujuan untuk memisahkan benih yang tidak baik dan untuk mempercepat proses perkecambahan pada tanaman kangkung.

Gambar 6 Persiapan Benih c. Penanaman

Penanaman secara langsung dilaksanakan dengan cara menabur benih dalam garis yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu, benih disebar secara merata mengikuti alur atau barisan yang telah ditetapkan, dan akhirnya ditutup dengan lapisan tipis tanah. Kelebihan dari metode ini adalah penggunaan benih yang lebih sedikit, tanpa memerlukan keahlian khusus, dan penyiangan gulma relatif lebih mudah. Namun, kekurangannya adalah membutuhkan lahan yang lebih luas dan ada risiko benih terkubur terlalu dalam.

Gambar 7 Penanaman d. Pemeliharaan

Penyiraman

Penyiraman tanaman kangkung dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan setiap hari karena kangkung

(22)

membutuhkan banyak air dalam masa pertumbuhannya

Gambar 8 Penyiraman

Penyiangan

Penyiangan harus dimulai saat tanaman mencapai usia 1 minggu. Proses ini melibatkan pencabutan gulma di sekitar wilayah pertumbuhan tanaman, berfungsi untuk mengurangi risiko serangan hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan secara berkala, yakni satu kali dalam seminggu. Jika terdapat situasi tertentu, tindakan segera seperti pencabutan gulma harus dilakukan.

Gambar 9 Penyiangan

Pemupukan

Pemberian pupuk cair dimulai 1 minggu setelah penanaman. Setelah itu, pemberian pupuk cair dilakukan setiap minggu dengan dosis rendah, yakni setengah liter pupuk cair dicampur dengan 5 liter air. Penyediaan pupuk ini dihentikan seminggu sebelum masa panen. Jika tanaman menunjukkan tanda- tanda serangan hama, tindakan penyemprotan segera diterapkan.

Gambar 10 Pemupukan

(23)

Pupuk organik memiliki tingkat penyerapan unsur hara yang cenderung lebih lambat daripada pupuk anorganik. Namun, pupuk organik memiliki kandungan unsur hara yang lebih lengkap dibandingkan pupuk anorganik. Penting untuk memberikan dosis pupuk yang tepat, disesuaikan dengan kebutuhan unsur hara tanaman pada setiap fase pertumbuhannya.

Pengendalian Hama & Penyakit

Melakukan Pengendalian Hama dengan menggunakan Pestisida Nabati yang terbuat dari daun kipahit yang di lakukan seminggu sekali agar terhindar dari serangan hama.

Gambar 11 Pengendalian Hama e. Panen & Pascapanen

Panen pertama dapat dilakukan pada hari ke-27 setelah tanam.

Pada saat ini, kangkung telah mencapai tinggi batang sekitar 20-25 cm.

Proses panen kangkung darat menggunakan sistem pencabutan. Kegiatan panen dilakukan pada sore dan pagi hari dengan metode mencabut. Setelah dipanen, kangkung darat yang baru diambil dikumpulkan dan diikat dalam bentuk ikat. Untuk penyimpanan sebelum dijual, langkah-langkahnya mencakup merendam kangkung yang telah diikat dalam air tawar bersih dan kemudian menjemurnya.

Gambar 12 Panen Kangkung

(24)

f. Pemasaran Produk

Untuk memudahkan akses dan memastikan ketersediaan tanaman kangkung organik yang berkualitas, pemasaran dilakukan melalui door to door. Selain itu, pemasaran dilakukan di Pasar Sidikalang, di mana kami secara langsung menjual tanaman kangkung organik kepada konsumen.

Gambar 13 Pemasaran Kangkung

C. Studi Kelayakan Bisnis Tabel 1 Alat dan Bahan

No. Keterangan Jumlah

Barang

Harga Satuan (Rp)

Total (Rp.)

1. Bibit Kangkung 1 kg 45.000 45.000

2. Gembor 1 pcs 35.000 35.000

3. Ember 1 pcs 20.000 20.000

4. Cangkul 1 pcs 80.000 80.000

5. Sewa Lahan 350 m2 150.000 150.000

Jumlah 330.000

Tabel 2 Hasil Panen

No. Keterangan Produksi Harga Satuan

(Rp)

Total (Rp.)

1. Hasil Panen 960 ikat 2.000 1.920.000

Jumlah 1.920.000

(25)

Tabel 3 Laba Bersih

No. Keterangan Jumlah (Rp) Total (Rp.)

1. Penerimaan 1.920.000 1.920.000

2. Bahan Produksi 330.000 330.000

Total Laba Bersih 1.590.000

Tabel 4 Analisis R/C

No. Keterangan Penerimaan (Rp) Biaya (Rp) Kalayaka n (R/C) 1. Usaha Tani Kangkung

Organik

1.920.000 330.000 5,81

Keterangan :

R/C > 1, Usaha Tani Layak R/C < 1, Usaha Tani Tidak Layak R/C = 1, Usaha Tani Impas

(26)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam menjalankan Magang Berbasis Kampus Mandiri (MBKM) di Yayasan Petrasa, penerapan budidaya kangkung secara organik dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Budidaya Tanaman Kangkung secara Organik tidak hanya memberikan manfaat dalam memperbaiki kandungan unsur tanah, tetapi juga memberikan keuntungan berupa penghematan biaya dalam proses bercocok tanam.

2. Prinsip budidaya tanaman organik yang diterapkan membantu menghasilkan sayuran yang sehat dan bergizi tanpa risiko paparan bahan kimia berbahaya.

3. Dalam merawat tanaman secara organik, penting untuk memberikan pupuk organik secara rutin, baik dalam bentuk padat maupun cair. Hal ini dikarenakan pupuk organik memiliki kebutuhan yang lebih besar dibandingkan dengan pupuk kimia, yang umumnya digunakan dalam jumlah yang lebih sedikit.

B. Saran

Dalam Budidaya Sistem Pertanian Organik kita harus lebih telaten dan kreatif dalam pembuatan nutrisi bagi tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, 1994. Berbagai Jenis Media Tanam dan Penggunaannya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Agustina, L. 2011. Teknologi Hijau Dalam Pertanian Organik Menuju Pertanian Berlanjut. UB Press. Malang.

Anggara, R. 2009. Pengaruh Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.) Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BALB/C. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang

Aditya, D. P. 2009. Budidaya Kangkung. http://dimasadityaperdana.blogspot.com.

Haryoto, 2009. Kreatif di seputar rumah bertanam kangkung raksasa di pekarangan. Penerbit Kanisius. 36 hal.

Djuariah, D. 2007. Variabilitas Genetik, Heritabilitas dan Penampilan Fenotipik 50 Genotipe Kangkung Darat Di Dataran Medium. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang.

Latarang dan syakur. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap pertubuhan dan produksi Bawang Merah. J.Hort. 5(5):39 – 43.

Maria, G.M. 2009. Respon Produksi Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) Terhadap Variasi Waktu Pemberian Pupuk Kotoran Ayam. Jurnal Ilmu Tanah 7(1) : 18-22.

Edi, S. 2014. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kangkung Darat (Ipomeareptanspoir). Issn : 2302-6472 3(1) : 17-24. Fp. Univ. Jambi.

Hidayat, Taufik. 2019. Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir.) Terhadap Konsentrasi Pupuk Organik Cair Nasa. Skripsi. Universitas Andalas Padang.

Ningsih, A., Mansyurdin dan Maideliza. T. 2016. Perkembangan Aerenkim Akar Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir) dan Kangkung Air (Ipomoea Aquatic Forsk.). Jurnal Biologi. ISSN: 2502-6720. Vol. 9(1), hal : 37-43.

(28)

Gambar

Gambar 1 Peta Wilayah
Gambar 2 Logo Yayasan Petrasa
Gambar 5 Pemberian Pupuk Dasar
Gambar 4 Olah Lahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

BUDIDAYA TANAMAN SELADA ( Lactuva sativa ) DENGAN PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR. Yang dipersiapkan dan disusun

Pemberian bahan organik hingga dosis 60 ton/ha memberikan respon linier terhadap bobot per bedeng tanaman kangkung dan masih dapat meningkat apabila dilakukan penambahan

Pada uji penerapan penggunaan pupuk cair organik limbah ikan rucah pada tanaman sayuran bayam dan kangkung yang dilakukan pengamatan pada tinggi tanaman, panjang/luas daun,

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pemberian konsentrasi pupuk organik cair NASA pada tanaman kangkung darat jika ditinjau dari panjang daun yang memberikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pupuk organik hayati berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat (2) pupuk organik hayati tidak dapat mensubstitusi

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengajarkan kepada wanita tani memanfaatkan pekarangan yang dimiliki dengan melakukan budidaya tanaman sayuran berupa kangkung

GELUMBANG MUARA ENIM)21/01/2014 · Namun SRI yang dimaksudkan adalah serangkaian metode dalam budidaya tanaman padi. Pestisida organik didigolongkan menjadi dua Budi Daya Padi

Praktikum budidaya tanaman tebu di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada tanggal 17 Desember