• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 2 pembentukan uptd 3 2017

N/A
N/A
Annisa Ritka

Academic year: 2025

Membagikan "Buku 2 pembentukan uptd 3 2017"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMBENTUKAN UPTD BIDANG PLP

BUKU 2

(2)

TIM PENYUSUN

Penanggungjawab:

Dodi Krispratmadi

Penulis:

Marsaulina Pasaribu Meinar Manurung Nurul Madina Niken Sri Hartiwi Puji Setiyowati Lita Adwitiaswari Lutvi Hastowo

Jakarta, Desember 2017

Edisi I. Buku Pedoman Kelembagaan Infrastruktur Permukiman Bidang PLP

(3)

3

(4)
(5)

5

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengelompokkan sub urusan pemerintahan air limbah dan persampahan yang merupakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang masuk ke dalam urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar.

Oleh karena itu, urusan air limbah dan persampahan menjadi prioritas dalam penyelengaraan urusan pemerintahan.

Arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 mengamanatkan bahwa pada tahun 2019, Indonesia mencapai 100% akses sanitasi. Pembangunan yang berkelanjutan perlu memperhatikan tidak hanya dari aspek teknis tetapi juga aspek regulasi, kelembagaan, keuangan dan peran serta masyarakat. Infrastuktur sanitasi yang dibangun melalui Pemerintah Pusat, selayaknya dioperasikan dan dipelihara oleh Pemerintah Daerah untuk pelayanan kepada masyarakat.

Peran lembaga yang mengoperasikan dan memelihara infrastruktur tersebut sangat penting. Pemisahan fungsi regulator dan operator sedapat mungkin dijalankan, dengan maksud agar pelayanan kepada masyarakat lebih fokus dan optimal.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga telah dan akan terus mendampingi Pemerintah Daerah untuk memperkuat kelembagaan baik regulator maupun operator pengelola infrastruktur air limbah dan persampahan. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mencapai akses sanitasi adalah dengan melakukan penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam bidang pengembangan air limbah dan persampahan.

Dalam rangka mendorong Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk membentuk kelembagaan teknis (operator) pengelola infrastruktur air limbah dan persampahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, menyusun Buku Pedoman Kelembagaan Infrastruktur Permukiman Bidang PLP.

Buku pedoman ini terdiri dari 3 (tiga) buku, yaitu Buku 1 Penjelasan Umum Kelembagaan Bidang PLP, Buku 2 Pembentukan UPTD Bidang PLP, dan Buku 3 Penerapan PPK BLUD Pada UPTD Bidang PLP.

Kami berharap buku pedoman ini memberikan manfaat bagi para pihak yang berkepentingan dalam pengelolaan infrastruktur permukiman bidang PLP.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, Desember 2017 Direktur Jenderal Cipta Karya

Ir. Sri Hartoyo, Dipl, SE, ME.

(6)
(7)

7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I DAFTAR ISI III DAFTAR TABEL VII DAFTAR GAMBAR IX DAFTAR ISTILAH XI 1 UPTD SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DAN PENGELOLAAN SAMPAH 1

1.1 UMUM 1

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN 1

1.3 KRITERIA PEMBENTUKAN UPTD 2

1.4 KLASIFIKASI DAN KEDUDUKAN UPTD 3 1.5 LINGKUP TUGAS UPTD BIDANG PLP 4

1.6 SUSUNAN ORGANISASI UPTD 5

1.7 KEPEGAWAIAN DAN JABATAN UPTD 6

2 TAHAPAN PEMBENTUKAN UPTD 9

2.1 PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS 10

2.2 KONSULTASI DOKUMEN KAJIAN AKADEMIS PEMBENTUKAN UPTD 11 2.3 PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH (RANPERKADA) 11 2.4 PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH 13 2.5 FASILITASI RANCANGAN PERKADA 13 2.6 PENGESAHAN PERATURAN KEPALA DAERAH 13

3 PENYUSUNAN KAJIAN AKADEMIS 15

3.1 PENJELASAN UMUM 15

3.1.1 Prinsip Penulisan Kajian Akademis 15

3.1.2 Sistematika Penulisan Kajian Akademis 16

3.2 PENULISAN PADA BAB PENDAHULUAN 17

(8)

3.2.2 Penulisan Tujuan 19 3.3 PENULISAN PADA BAB KRITERIA PEMBENTUKAN UPTD 19 3.3.1 Penulisan Sub Bab Kegiatan Teknis Operasional Tertentu Yang Akan Dilaksanakan 19 3.3.2 Penulisan Sub Bab Bentuk/Jenis Barang/Jasa Yang Disediakan Bagi Masyarakat atau Perangkat Daerah Lain dan Frekuensi Penerima Barang/Jasa 23 3.3.3 Penulisan Sub Bab Kontribusi Dan Manfaat Langsung dan Nyata Kepada Masyarakat dan/atau Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan (Penerima Manfaat) 24 3.3.4 Penulisan Sub Bab Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana 25 3.3.5 Penulisan Sub Bab Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksana Tugas Teknis Operasional 36 3.3.6 Penulisan Sub Bab Jabatan Teknis Yang Tersedia Sesuai Tugas dan Fungsi UPTD dan Nama Pegawai

(tenaga) teknis 36

3.4 PENULISAN PADA BAB ANALISIS BEBAN KERJA 37 3.5 PENULISAN PADA BAB ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI 38

3.5.1 Penjelasan Umum 38

3.5.2 Pelaksanaan Analisis 39

3.6 PENULISAN BAB PENUTUP 40

4 PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KEPALA DAERAH PEMBENTUKAN UPTD 43

5 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UPTD 47

5.1 ANALISIS JABATAN 47

5.2 ANALISIS BEBAN KERJA 56

5.3 PETA JABATAN UPTD 58

5.4 MANAJEMEN SDM UPTD SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK 58

5.4.1 Analisis Jabatan SDM UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik 58

5.4.2 Analisis Beban Kerja UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik 88

5.4.3 Peta Jabatan UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik 105

(9)

9

6 OPERASIONALISASI UPTD 173

6.1 UMUM 173

6.2 DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN 174

6.2.1 Sumber Daya Manusia 174

6.2.2 Sarana dan Prasarana 174

6.2.3 Anggaran 175

6.2.4 Sistem Penjaminan Kualitas Pelayanan UPTD 175

6.3 CARA PENYIAPAN PERENCANAAN KINERJA 176

6.3.1 Penjelasan Umum 176

6.3.2 Menetapkan Target Kegiatan Tahunan 176

6.3.3 Menjabarkan Dari Target Capaian ke Rencana Kinerja UPTD 177 6.3.4 Menyusun Rencana Kegiatan dan Pengusulan Anggaran 177 6.3.5 Menyusun Rencana Kerja 178

6.4 STANDAR OPERASI PROSEDUR PELAYANAN 179

6.4.1 Penjelasan Umum 179

6.4.2 Contoh Daftar Kebutuhan SOP Pada UPTD Bidang PLP 180 6.5 PENGOPERASIAN ASET DAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT 185 6.5.1 Penjelasan Umum 185

6.5.2 Inventarisasi Aset / Sarana dan Prasara 185

6.5.3 Mengoperasikan Aset Yang Efektif dan Efisien 186

6.5.4 Pelayanan Masyarakat 186

6.5.5 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana 187

6.5.6 Kemitraan dengan Masyarakat dan Swasta Untuk Pelayanan 187

6.5.7 Menjaga Hubungan Yang Baik Dengan Pelanggan/Masyarakat 187

6.6 PERATURAN DAERAH PENDUKUNG 188

6.7 MEKANISME PENGUMPULAN RETRIBUSI SAMPAH/ AIR LIMBAH 189

LAMPIRAN 1 192

LAMPIRAN 2 198

(10)
(11)

11

Tabel 1 1. Klasifikasi UPTD dan Penentuannya 3

Tabel 1 2. Pilihan Tugas UPTD Persampahan 4 Tabel 1 3. Pilihan Tugas UPTD Air Limbah Domestik 4 Tabel 1 4. Susunan Organisasi UPTD Berdasarkan Klasifikasinya 5

Tabel 1 5. Jabatan UPTD 6

Tabel 2 1. Susunan Tim Pembahas Rancangan Perkada 13 Tabel 3 1. Contoh Daftar Ketersediaan Pegawai Dinas 25 Tabel 3 2. Contoh Komponen Biaya Operasional Kegiatan Penyapuan Jalan/ taman dan Pengumpulan Sampah 27 Tabel 3 3. Contoh Komponen Biaya Operasioanl Pengangkutan Sampah dari TPS ke TPA 28 Tabel 3 4. Contoh Komponen Biaya Operasioanl dan Pengelolaan TPST 29 Tabel 3 5. Contoh Komponen Biaya Operasional TPA 30 Tabel 3 6. Contoh Komponen Biaya Operasional dan Pemeliharaan Air Limbah (Truk Sedot dan IPLT) 31 Tabel 3 7. Contoh Komponen Biaya Operasional IPAL 33 Tabel 3 8. Contoh Gambaran Kantor UPTD dan Perlengkapannya 34 Tabel 3 9. Contoh Gambaran IPLT di Kabupaten A 35 Tabel 3 10. Contoh Gambaran Prasarana dan Sarana Lainnya 35 Tabel 3 11. Contoh Daftar SOP Pelaksanaan Tugas Operasional UPTD 36 Tabel 3 12. Contoh Daftar Personil Yang Memiliki Keahlian/Keterampilan 36 Tabel 3 13. Contoh Tabel Analisis Beban Kerja 37 Tabel 3 14. Tabel Komponen Belanja Langsung dan Tidak Langsung 39 Tabel 3 15. Contoh Analisis Rasio Belanja Pegawai 40 Tabel 3 16. Kesimpulan Pemenuhan Kriteria Pembentukan UPTD 40

Tabel 5 1. Analisis Jabatan 48

Tabel 5 2. Matrik Analisis beban kerja UPTD 57 Tabel 5 3. Contoh ABK Kepala UPTD Sistem Air Limbah Domestik 88 Tabel 5 4. Contoh ABK Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pada UPTD SPALD 89 Tabel 5 5. Contoh ABK Pengadministrasi Umum Pada UPTD SPALD 90 Tabel 5 6. Contoh ABK Pengadministrasi Keuangan Pada UPTD SPALD 91

DAFTAR TABEL

(12)

Tabel 5 7. Contoh ABK Pramubakti Pada UPTD SPALD 92 Tabel 5 8. Contoh ABK Petugas Keamanan Pada UPTD SPALD 93 Tabel 5 9. Contoh ABK Pengemudi Pada UPTD SPALD 94 Tabel 5 10. Conoth ABK Teknisi Keciptakaryaan (Pelaksana pada sub sistem pengolahan setempat

dan sub sistem pengangkutan) Pada UPTD SPALD 95 Tabel 5 11. Contoh ABK Teknisi Keciptakaryaan (Pelaksana di IPLT/ sub sistem pengolahan lumpur tinja)

Pada UPTD SPALD 96

Tabel 5 12. Contoh ABK Penata penyehatan lingkungan pemukiman Pada UPTD SPALD 97 Tabel 5 13. Contoh ABK Teknisi Keciptakaryaan (pelaksana pada Sub sistem pelayanan & sub sistem

pengumpulan) Pada UPTD SPALD 98 Tabel 5 14. Contoh ABK Teknisi Keciptakaryaan (Pelaksana di IPAL / Sub sistem pengolahan terpusat)

Pada UPTD SPALD 101

Tabel 5 16. Kualifikasi dan Tugas Jabatan Pelaksana Pada UPTD SPALD 106

Tabel 5 17. Contoh ABK Kepala UPTD Persampahan 150

Tabel 5 18. Contoh ABK Kepala Sub Bag TU Pada UPTD Persampahan 151

Tabel 5 19. Contoh ABK Pengadministrasi Umum Pada UPTD Persampahan 153

Tabel 5 20. Contoh ABK Pengadministrasi Keuangan Pada UPTD Persampahan 155

Tabel 5 21. Contoh ABK Pramu Bakti Pada UPTD Persampahan 156

Tabel 5 22. Contoh ABK Petugas Keamanan Pada UPTD Persampahan 157

Tabel 5 23. Contoh ABK Pramu Kebersihan Pada UPTD Persampahan 158

Tabel 5 24. ABK Pengawas Lapangan Petugas Kebersihan Jalan, Saluran dan Selokan Pada UPTD Persampahan 159

Tabel 5 25. Contoh ABK Pramu Kebersihan (petugas di TPS) Pada UPTD Persampahan 160

Tabel 5 26. Contoh ABK Pengemudi Pada UPTD Persampahan 161

Tabel 5 27. Contoh ABK Pengelola Sampah (Petugas di SPA) Pada UPTD Persampahan 162

Tabel 5 28. Contoh ABK Operator Jembatan Timbangan Pada UPTD Persampahan 163

Tabel 5 29. ABK Operator Alat Berat Pada UPTD Persampahan 164

Tabel 5 30. Contoh ABK Pengawas Lapangan Petugas Kebersihan TPA Pada UPTD Persampahan 165

(13)

13

Gambar 2 1. Tahapan Pembentukan UPTD Provinsi 9

Gambar 2 2. Tahapan Pembentukan UPTD Kabupaten/Kota 10 Gambar 2 3. Alur Tahapan Penyusunan Hingga Penetapan Perkada 12 Gambar 5 1. Peta Jabatan UPTD Pengelolaan SPALD 105 Gambar 5 2. Peta Jabatan UPTD Persampahan 170

DAFTAR GAMBAR

(14)
(15)

15

DAFTAR istilah

A

ABK : Analisis Beban Kerja

B

BPS : Badan Pusat Statistik

I

IPALD : Instalasi Pengolaha Air Limbah Domestik IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja ITF : Intermediate Treatment Facilities

O

Operator : yang bertugas menjaga, melayani, dan menjalankan suatu peralatan, mesin

P

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

PD PAL : Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah PLP : Penyehatan Lingkungan Permukiman

PPK BLUD : Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

PUTR : Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Perkada : Peraturan Kepala Daerah (Gubernur/ Walikota/ Bupati) Perda : Peraturan Daerah

R

Regulator : Yang bertugas sebagai pembuat kebijakan, pengatur dan pengawas

RDF : Refused Derived Fuel

(16)

S

SNI : Standar Nasional Indonesia SPA : Stasiun Peralihan Antara

SPALD S : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat SPALD T : Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat SOP : Standar Operasi dan Prosedur

SDM : Sumber Daya manusia

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

T

TPA Sampah : Tempat Pemrosesan Akhir Sampah TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

TPS 3R : Tempat Pengolahan Sampah Dengan Prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle)

U

UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah

(17)

17

(18)
(19)

1

1 UPTD SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DAN PENGELOLAAN SAMPAH

1.1 Umum

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) adalah organisasi yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau teknis penunjang tertentu pada dinas atau badan, sesuai penjelasan pasal 1 Permendagri No. 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah. Yang dimaksud UPTD bidang PLP pada buku ini meliputi :

1. UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik.

2. UPTD Pengelolaan Sampah.

UPTD berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas sesuai dengan bidang urusan pemerintahan yang diselenggarakan. UPTD merupakan bagian dari perangkat daerah.

1.2 Maksud, Tujuan dan Hasil Yang Diharapkan

Pembentukan UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik dan UPTD Pengelolaan Sampah dimaksudkan agar terpisahnya fungsi antara operator dengan regulator yang menangani air limbah domestik atau persampahan.

Tujuan pembentukan UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik dan UPTD Pengelolaan Sampah adalah meningkatkan kualitas pengelolaan infrastruktur air limbah domestik atau persampahan yang akan berdampak pada pelayanan kepada masyarakat.

Hasil yang diharapkan dengan terbentuknya UPTD adalah:

1. Terwujudnya tata kelola yang baik dalam pengelolaan persampahan atau air limbah domestik di daerah.

2. Meningkatnya kualitas pelayanan persampahan atau air limbah domestik yang dilaksanakan pemerintah daerah kepada masyarakat.

3. Terwujudnya lingkungan permukiman yang bersih dan sehat.

(20)

1.3 Kriteria Pembentukan UPTD

A Kriteria Pembentukan UPTD Provinsi

Sesuai dengan pasal 11 Permendagri No. 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, kriteria pembentukan UPTD provinsi meliputi:

1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu dari urusan pemerintahan yang bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung jawab dari dinas/badan induknya.

2. Penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau oleh perangkat daerah lain yang berlangsung secara terus menerus.

3. Memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan.

4. Tersedianya sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, dan infrastruktur.

5. Tersedianya jabatan fungsional teknis sesuai dengan tugas dan fungsi UPT yang bersangkutan 6. Memiliki SOP dalam melaksanakan tugas teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis

penunjang tertentu.

7. Memperhatikan keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/kota.

B Kriteria Pembentukan UPTD Kab/Kota

Sesuai dengan pasal 20 Permendagri No. 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, kriteria pembentukan UPTD kabupaten/kota meliputi:

1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang tertentu dari urusan Pemerintahan yang bersifat pelaksanaan dan menjadi tanggung jawab dari dinas/badan instansi induknya.

2. Penyediaan barang dan/atau jasa yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau oleh perangkat daerah lain yang berlangsung secara terus menerus.

3. Memberikan kontribusi dan manfaat langsung dan nyata kepada masyarakat dan penyelenggaraan pemerintahan.

(21)

3

1.4 Klasifikasi dan Kedudukan UPTD

Klasifikasi UPTD dan penentuannya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1-1. Klasifikasi UPTD dan Penentuannya

UPTD Provinsi UPTD Kab/Kota

Klasifikasi

1. UPTD Kelas A Untuk mewadahi beban kerja besar 2. UPTD Kelas B Untuk mewadahi beban kerja kecil Penentuan Klasifikasi

1. UPTD Kelas A 1. Lingkup tugas dan fungsinya meliputi 2 (dua) fungsi atau lebih pada Dinas/Badan atau wilayah kerjanya lebih dari 1 (satu) kabupaten/Kota; dan 2. Jumlah jam kerja efektif

15.000 jam atau lebih per tahun

1. Lingkup tugas dan fungsinya meliputi 2 (dua) fungsi atau lebih pada Dinas/Badan atau wilayah kerjanya lebih dari 1 (satu) kecamatan.

2. Jumlah beban kerja 10.000 atau lebih jam kerja efektif pertahun atau lebih

2. UPTD Kelas B 1. Lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 (satu) fungsi pada Dinas/Badan atau wilayah kerjanya hanya mencakup 1 (satu) kabupaten/kota 2. Jumlah jam kerja efektif

antara 6.000 jam sampai dengan kurang dari 15.000 jam per tahun

1. Lingkup tugas dan fungsinya hanya 1 (satu) fungsi pada Dinas/Badan atau wilayah kerjanya hanya 1 (satu) kecamatan

2. Jumlah jam kerja antara efektif 5.000 sampai dengan kurang dari 10.000 jam kerja efektif per tahun

(22)

1.5 Lingkup Tugas UPTD Bidang PLP

Pilihan lingkup tugas UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik dan UPTD Pengelolaan Sampah dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah. Berikut ini beberapa pilihan tugas UPTD.

A. Pilihan Tugas UPTD Persampahan

Tabel 1-2. Pilihan Tugas UPTD Persampahan

Lingkup Pilihan Tugas UPTD

1. Pengumpulan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga dari sumbernya sampai ke TPS/TPST/

TPA UPTD Pengangkutan

sampah dan kebersihan UPTD Pengelolaan Sampah 2. Pengangkutan sampah dari TPS

sampai TPA

3. Pengolahan dan pemprosesan akhir

sampah UPTD TPA Sampah

B. Pilihan Tugas UPTD Air Limbah Domestik

Tabel 1-3. Pilihan Tugas UPTD Air Limbah Domestik

Lingkup Pilihan Tugas

SPAL Sub Sistem UPTD

SPALD-S Pengolahan Setempat

UPTD SPALD - S

UPTD Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Pengangkutan

Pengolahan Lumpur Tinja

SPALD-T Pelayanan

UPTD SPALD -T Pengumpulan

Pengolahan Terpusat

(23)

5

1.6 Susunan Organisasi UPTD

Sesuai dengan pasal 18 dan pasal 27 Permendagri No. 12 tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, susunan organisasi UPTD dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1-4. Susunan Organisasi UPTD Berdasarkan Klasifikasinya Klasifikasi Susunan Organisasi Gambar Struktur Organisasi

UPTD Provinsi

Kelas A Kepala UPTD

Subbag TU

Paling banyak 2 seksi

Kelompok jabatan fungsional

Kepala UPTD

Sub Bag Tata Usaha

Seksi

Kelas B Kepala UPTD

Subbag TU

Pelaksana dan Kelompok Jabatan fungsional

Kepala UPTD

Sub Bag Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional

UPTD Kab/Kota

Kelas A Kepala UPTD

Subbag TU

Kelompok Jabatan fungsional

Kepala UPTD

Sub Bag Tata Usaha

Kelompok Jabatan Fungsional

(24)

Klasifikasi Susunan Organisasi Gambar Struktur Organisasi Kelas B Kepala UPTD

Kelompok Jabatan fungsional

Kepala UPTD

Pelaksana/ Kelompok Jabatan Fungsional

1.7 Kepegawaian dan Jabatan UPTD

Pengangkatan pejabat dan pegawai UPTD harus memenuhi standar kompentesi sesuai dengan bidang urusan pemerintahan yang ditangani. Jabatan struktural UPTD dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1-5. Tabel Jabatan UPTD

UPTD Provinsi Kelas A UPTD Provinsi Kelas B

Struktur Kepala UPTD Kasubag Kepala Seksi Kepala UPTD Kasubag

Jabatan Eselon III.b/

Jabatan Adminis- trator

Eselon IV.a/

Jabatan Penga- was

Eselon IV.a/ Ja-

batan Pengawas Eselon IV.a/

Jabatan Penga- was

Eselon IV.b/

Jabatan Pengawas

UPTD Kab/Kota Kelas A UPTD Kab/Kota Kelas A

Struktur Kepala UPTD Kasubag Kepala UPTD

Jabatan Eselon IV.a/ Jabatan Eselon IV.b/ Jabatan Eselon IV.b/ Jabatan

(25)

7

(26)
(27)

9 Proses pembentukan UPTD harus dilengkapi dengan beberapa dokumen antara lain:

1. Kajian akademis pembentukan UPTD;

2. Analisis rasio belanja pegawai;

3. Rancangan peraturan kepala daerah pembentukan UPTD.

Pembentukan UPTD dilakukan melalui beberapa langkah sebagai berikut:

1. UPTD Provinsi

Penyusunan:

•Kajian Akademis

•Analisis Rasio Belanja Pegawai

Konsultasi Pembentukan UPTD Provinsi ke Menteri Dalam Negeri, dengan membawa Kajian Akademis

dan Analisis Rasio Belanja Pegawai

Penyusunan Rancangan Peraturan Gubernur (Ranperkada) Tentang

Pembentukan UPTD Provinsi

Pembahasan Rancangan Peraturan Gubernur oleh

Tim pembahas Fasilitasi Ranperkada

kepada Menteri Dalam Negeri melalui Dirjen

Otonomi Daerah Pengesahan Rancangan

Peraturan Kepala Daerah UPTD oleh Gubernur

2 TAHAPAN PEMBENTUKAN UPTD

(28)

2. UPTD Kab/Kota

Penyusunan:

•Kajian Akademis

•Analisis Rasio Belanja Pegawai

Konsultasi Pembentukan UPTD Kab/Kota ke Gubernur

dengan membawa Kajian Akademis dan Analisis Rasio

Belanja Pegawai

Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/ Walikota

(Ranperkada) Tentang Pembentukan UPTD

Kab/Kota

Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota

oleh Tim pembahas Fasilitasi Ranperkada

kepada Gubernur Pengesahan Rancangan

Peraturan Kepala Daerah UPTD oleh Bupati/Walikota

Gambar 2-2. Tahapan Pembentukan UPTD Kabupaten/Kota

Tahapan pembentukan UPTD diatas, akan dijelaskan lebih lanjut pada sub bab berikut ini.

2.1 Penyusunan Kajian Akademis

Dokumen kajian akademis merupakan salah satu syarat utama dalam pembentukan UPTD.

Kajian akademis disusun melalui beberapa langkah: (1) Pengumpulan data/informasi, dan dokumen referensi, (2) Pengembangan materi dan (3) Penulisan kajian akademis.

1. Pengumpulan data dan dokumen referensi

Data yang dikumpulkan mencakup: landasan teori dan konsep pengelolaan persampahan dan/

atau air limbah domestik, gambaran eksisting pengelolaan persampahan dan/atau air limbah domestik, rencana pembentukan UPTD (ketersediaan SDM pada Dinas induk, kebutuhan SDM UPTD, rencana program kegiatan UPTD, kebutuhan biaya operasinoal UPTD). Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian menjadi pertimbangan pembentukan UPTD.

(29)

11 3. Penulisan Kajian Akademis

Dilakukan oleh salah satu atau beberpa orang yang ditunjuk yang memiliki kemampuan dalam penulisan dokumen. Dalam proses penulisan dilakukan review atau pembahasan untuk mendapatkan masukan dari draf setiap bab. Proses menyeluruh dalam penulisan dokumen Penyusunan Analisis Rasio Belanja Pegawai

Penyusunan Analisis rasio belanja pegawai dilakukan melalui beberapa langkah:

1. Pengumpulan data terkait kepegawaian dan anggaran pada Dinas Induk yang akan membentuk UPTD.

2. Analisis yang meliputi perbandingan antara total belanja pegawai dibandingan dengan total belanja keseluruhan di lingkungan Dinas yang akan dibentuk UPTD.

Analisis rasio belanja pegawai dimaksudkan untuk melihat porsi belanja pegawai sebelum dan sesudah UPTD terbentuk.

2.2 Konsultasi Dokumen Kajian Akademis Pembentukan UPTD

Sebelum UPTD ditetapkan oleh Kepala Daerah, harus dikonsultasikan secara tertulis kepada Menteri Dalam Negeri (untuk UPTD Provinsi) dan kepada Gubernur (untuk UPTD Kab/Kota). Konsultasi pembentukan UPTD ini dilakukan dengan dilengkapi dokumen Kajian Akademis dan Analisis Rasio Belanja Pegawai.

Pelaksanaan konsultasi ini untuk mendapatkan masukan dan rekomendasi terkait rencana pembentukan UPTD.

2.3 Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah (Ranperkada)

Pembentukan UPTD provinsi ditetapkan dengan Peraturan Gubernur, sedangkan untuk pembentukan UPTD Kab/Kota ditetapkan Bupati/Walikota. Ranperkada disusun dengan memperhatikan hasil kajian akademis dan analisis rasio belanja pegawai serta mengacu pada Permendagri No.80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah.

Tahapan penyusunan hingga penetapan peraturan kepala daerah dapat dilihat sebagai berikut (Diterjemahkan dari Permendagri No.80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah):

(30)

Pembentukan Tim Pembahasan Perkada

Pembahasan Rancangan Perkada oleh Tim Pembahas

Penyusunan materi muatan Perkada oleh Dinas/Badan

Pemrakarsa

Paraf Koordinasi Tim Pembahasan pada setiap halaman rancangan Perkada

Pengajuan rancangan Perkada ke Bupati/Walikota melalui

Sekda kab/kota

Paraf Koordinasi Sekda kab/kota Fasilitasi terhadap

rancangan Perkada

dari Gubernur Bupati/Walikota

Penyempurnaan rancangan Perkada ke Buptati/Walikota melaui

sekda kab/kota

Penyempurnaan rancangan Perkada hasil fasilitasi dari Gunernur ?

Rancangan perkada selesai pembahasan ?

Rancangan Perkada SK Bupati/Walikota Tentang

Pembentukan Tim Pembahasan Perkada

Belum Selesai

Selesai

Ada

Ada

Tidak Ada

(31)

13

2.4 Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Daerah

Pembahasan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang UPTD bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dan masukan dari pemangku kepentingan. Ranperkada pembentukan UPTD Provinsi dibahas oleh tim pembahas rancangan peraturan gubernur yang dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan gubernur. Sedangkan ranperkada pembentukan UPTD Kab/Kota dibahas oleh tim pembahas rancangan peraturan walikota/bupati yang dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan walikota/bupati.

Susanan tim pembahas ranperkada pembentukan UPTD sebagaimana diatur dalam Permendagri No. 80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 2-1. Susunan Tim Pembahas Rancangan Perkada

Tim Pembahas Ranperkada Provinsi Tim Pembahas Ranperkada Kab/Kota Ketua Pimpinan Dinas Pemrakarsa/pejabat yang ditunjuk oleh pimpinan Dinas pemrakarsa Sekretaris Pimpinan Sekretariat Daerah yang

membidangi hukum Provinsi Pimpinan Sekretariat Daerah yang membidangi hukum Kab/Kota

Anggota Sesuai dengan kebutuhan

2.5 Fasilitasi Rancangan Perkada

Pembinaan terhadap rancangan produk hukum daerah berbentuk Peraturan Gubernur dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri melalui Dirjen Otonomi Daerah, sedangkan untuk rancangan produk hukum daerah berbentuk Peraturan Bupati/Walikota dilakukan oleh Gubernur.

Fasilitasi yang dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Otonomi Daerah bagi provinsi dan gubernur bagi kabupaten/kota dilakukan paling lama 15 (lima belas) hari setelah diterima rancangan perkada. Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud Menteri Dalam Negeri melalui Direktur Jenderal Otonomi Daerah bagi provinsi dan gubernur tidak memberikan fasilitasi, maka terhadap rancangan perkada dilanjutkan tahapan penetapan menjadi perkada.

2.6 Pengesahan Pengaturan Kepala Daerah

Ranperkada yang telah dilakukan pembahasan dan telah memperoleh fasilitasi disampaikan kepada Kepala Daerah untuk dilakukan penetapan dan pengundangan. Dalam hal Kepala Daerah berhalangan sementara atau tetap, penandatanganan ranperkarda dilakukan oleh pelaksana tugas, pelaksana harian, atau pejabat kepala daerah (pasal 110 Permendagri No. 80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah).

(32)
(33)

15

3 Penyusunan Kajian Akademis

3.1 Penjelasan Umum

Dokumen kajian akademis UPTD yang disyaratakan dalam pembentukan UPTD, disusun mengikuti sistematika yang dijelaskan pada Surat Kementerian Dalam Negeri Kepada Gubernur, Bupati/

Walikota Nomor 061/4338/OTDA Tanggal 12 Juni 2017 Tentang Pedoman Konsultasi Cabang Dinas dan UPTD

3.1.1 Prinsip Penulisan Kajian Akademis

Kajian akademis yang dimaksudkan dalam panduan ini adalah penulisan dokumen kajian mengenai beberapa aspek secara komprehensif yang bisa menjelaskan secara logis alasan daerah untuk melakukan pembentukan UPTD dan dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dari kajian adalah dokumen kajian akademis yang akan diajukan dan dikonsultasikan dengan pejabat terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sebagai dokumen kajian akademis dalam penulisannya perlu memperhatikan beberapa prinsip sebagai berkut:

1. Pokok pikiran yang runut dan mudah dipahami

2. Penggunaan bahasa yang lugas dan tegas dalam menyatakan maksud tujuan dan hasil analisis serta kesimpulan dan rekomendasinya.

3. Menggambarkan proses yang logis dan menyeluruh sehingga dapat ditelaah dengan mudah oleh pengambil kebijakan

4. Dukungan data yang valid yang mampu meyakinkan pengambil kebijakan

5. Menegaskan bukti/fakta bahwa seluruh kriteria/ syarat pembentukan UPTD dipenuhinya/

terkonfirmasi

6. Hasil kajian akademis bisa diterjemahkan ke dalam rumusan/konsideran Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang UPTD.

(34)

3.1.2 Sistematika Penulisan Kajian Akademis

Kerangka dokumen kajian akademis berisi bab dan sub-bab dan penjelasan singkat lingkup materi dan informasi kunci apa saja yang akan dimuat dari masing-masing bab dan sub-bab. Berikut ini sistematika penulisan kajian akademis:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Tujuan

BAB II KRITERIA PEMBENTUKAN UPTD

II.1. Kegiatan Teknis Operasional Tertentu Yang Akan Dilaksanakan

II.1.1 Kegiatan yang merupakan pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan daerah

II.1.2. Bukan merupakan kegiatan perumusan kebijakan

II.1.3 Bukan merupakan kegiatan lintas perangkat daerah dan bukan pembinaan kepada unit kerja lain

II.1.4. Memerlukan arahan, pengaturan dan pembagian kerja, pengawasan dan/atau pengambilan keputusan dalam pelaksanannya

II.2. Bentuk/Jenis Barang/Jasa Yang Disediakan Bagi Masyarakat atau Perangkat Daerah Lain dan Frekuensi Penerima Barang/Jasa

II.2.1. Barang/ Jasa Yang Diberikan Bersifat Konkrit dan Terukur Baik barang/Jasa Kolektif Maupun Barang/jasa Individu

II.2.2. Penyediaan Barang/jasa yang diperlukan secara terus menerus

II.3. Kontribusi Dan Manfaat Langsung dan Nyata Kepada Masyarakat dan/atau Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan (Penerima Manfaat)

(35)

17 II.4. Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana

II.4.1. Pegawai Yang Akan Ditempatkan Pada UPTD Tidak Mengakibatkan Terganggunya Kinerja Unit-Unit Organisasi Lain

II.4.2. Tidak Menambah Pegawai Baru, baik PNS ataupun Honorer

II.4.3. Belanja Pegawai dan Biaya Operasional Kantor Tidak Mengurangi Belanja Publik II.4.4. Tersedia Sarana dan Prasarana Kerja Berupa Kantor dan Perlengkapannya II.5. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksana Tugas Teknis Operasional

II.6. Jabatan Teknis Yang Tersedia Sesuai Tugas dan Fungsi UPTD dan Nama Pegawai (tenaga) teknis

II.7. Keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan pemerintah Kabupaten/kota (Kriteria ini untuk pembentukan UPTD Provinsi, lihat Pasal 11 Permendagri No. 12 tahun 2017)

BAB III ANALISIS BEBAN KERJA

BAB IV ANALISIS RASIO BELANJA PEGAWAI BAB V PENUTUP

3.2 Penulisan Pada Bab Pendahuluan

Pada Bab I Pendahuluan kajian akademis menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:

1. Latarbelakang, yang berisi penjelasan pentingnya dibentuk UPTD dan dasar pertimbangan dibentuknya UPTD.

2. Tujuan, yang berisi penjelasan tujuan dibentuk UPTD.

(36)

3.2.1 Penulisan Latar Belakang

Uraian pada latarbelakang mencakup infromasi kondisi layanan persampahan dan/atau air limbah domestik di daerah yang akan dibentuk UPTD saat ini. Jelaskan pula tantangan pengelolaan persampahan dan/atau air limbah domestik di daerah tersebut. Informasi terkait kondisi layanan persampahan dan/atau air limbah domestik dapat bersumber dari dokumen Strategis Sanitasi Kota (SSK), Buku Putih Sanitasi (BPS), Memorandum Program Sanitasi (MPS), dokumen rencana induk persampahan dan/atau air limbah domestik Kab/Kota dan dokumen lainnya.

Sesuai kedudukannnya, uraian latar belakang adalah informasi awal yang menegaskan alasan daerah untuk membentuk UPTD. Uraian latar belakang terdiri dari beberapa paragraf dan setiap paragraf menjelaskan satu pokok pikiran. Uraian latar belakang mulai paragraf pertama sampai paragraf terakhir bersifat mengalir dan logis mulai konteks yang bersifat umum dan diakhiri dengan paragraf yang menegaskan rencana pembentukan UPTD. Contoh muatan setiap paragraf dalam uraian latar belakang adalah sebagai berikut:

Contoh Rumusan Latar Belakang

• Paragraf 1: menjelaskan bahwa sub urusan persamapahan dan/atau air limbah domestik merupakan urusan wajib pemerintah daerah seperti diamanatkan Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. Dijelaskan pula adanya target pencapaian akses universal sanitasi 100% pada tahun 2019 sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2015-2019.

Selanjutnya gambarkan cakupan akses sanitasi di daerah berdasarkan data terakhir dengan menyebutkan sumbernya. Dari cakupan tersebut gambarkan berapa gap cakupan di daerah dibandingkan target nasional sebesar 100%.

• Paragraf 2: menjelaskan pokok-pokok kebijakan yang selama ini telah ditetapkan daerah untuk sanitasi dan jelaskan dalam mendukung kebijakan tersebut dokumen perencanaan sanitasi apa saja yang telah dimiliki misalnya; dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) , Buku Putih Sanitasi, Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) dan dokumen sejenisnya

• Paragraf 3: menjelaskan tantangan pembangunan dibidang persampahan dan/atau air limbah domestik.

Dan menguraikan upaya daerah terkait peningkatan layanan persampahan dan/atau air limbah domestik, melalui pembentukan UPTD (pentingnya pembentukan UPTD)

• Paragraf 4: menjelaskan bahwa pembentukan UPTD didasarkan pada pertimbangan: Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Permendagri No. 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, Perda tentang perangkat daerah dan Perkada Perangkat Daerah yang akan dibentuk UPTD.

(37)

19

3.2.2 Penulisan Tujuan

Rumusan tujuan pembentukan UPTD, contoh rumusan tujuan Rumusan Tujuan

Tujuan dari pembentukan UPTD adalah untuk melaksanakan sebagaian tugas operasional dari dinas <isi nama dinas induk UPTD> dengan lingkup layanan UPTD:

– Persampahan: seluruh pelayanan persampahan (pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir) atau hanya sebagian, misal TPA. dijelaskan.

– Air Limbah: seluruh layanan air limbah (terpusat dan setempat) atau hanya setempat (Penyedotan dan pengolahan di IPLT), dijelaskan

Cakupan layanaan UPTD akan melayani meliputi: berapa kecamatan, dan sebutkan kecamatan <isi nama kecamatan>, Kecamatan <isi nama kecamatan> dst

3.3 Penulisan Pada Bab Kriteria Pembentukan UPTD

3.3.1 Penulisan Sub Bab Kegiatan Teknis Operasional Tertentu Yang Akan Dilaksanakan

A. Kegiatan yang merupakan pelaksanaan urusan yang menjadi kewenangan daerah Pada bagian ini menjelaskan bahwa sub urusan dalam lampiran UU No. 23 Tahun 2014 yang menjadi rujukan. Jelaskan UPTD yang akan dibentuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dari sub urusan <isi sub urusannya> pada urusan pemerintahan bidang < isi nama bidang urusan pemerintahan>. Jelaskan isi sub urusan pada lampiran UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

Contoh:

UPTD Pengelola Air Limbah Domestik pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataaan Ruang Kota XYZ dibentuk untuk melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dari sib urusan air limbah pada urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan penataan ruang. Sesuai lampiran kewenangan pemerintah kota pada UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah:

(38)

Pemerintah Pusat Provinsi Kabupaten/Kota a. Penetapan pengembangan

sistem pengelolaan air limbah domestik secara nasional.

b. Pengelolaan dan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik lintas Daerah provinsi, dan sistem pengelolaan air limbah domestik untuk kepentingan strategis nasional.

Pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik regional

Pengelolaan dan pengembangan sistem air

limbah domestik dalam Daerah kabupaten/kota

B. Bukan merupakan kegiatan perumusan kebijakan

Pada bagian ini menjelaskan bahwa UPTD tidak melaksanakan kegiatan perumusan kebijakan mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, analisis data, perumusan alternatif kebijakan, dan evaluasi kebijakan. Jelaskan bahwa UPTD melaksanakan kegiatan teknis operasional pengelolaan <isi persampahan/ air limbah domestik>. Selain itu, uraikan menggunakan matrik tugas dan fungsi dinas induk dengan UPTD agar telihat perbedaan/pembagian tugas dan fungsi dari dinas induk dengan UPTD.

Uraian tugas UPTD jangan menyebutkan adanya “kata”: merumuskan kebijakan, pembinaan.

Contoh:

Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik yang selanjutnya disingkat SPALD adalah serangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik dalam satu kesatuan dengan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah domestik. Dalam pengelolaannya sistem pengelolaan air limbah domestik (SPALD) terbagi menjadi dua sistem pengelolaan yaitu Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat dan Terpusat.

SPALD Setempat yang selanjutnya disebut SPALD-S adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengolah air limbah domestik di lokasi sumber, yang selanjutnya lumpur hasil olahan diangkut dengan sarana pengangkut ke Sub sistem Pengolahan Lumpur Tinja. SPALD Terpusat yang selanjutnya disebut SPALD-T adalah sistem pengelolaan yang dilakukan dengan mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke Sub sistem Pengolahan Terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air permukaaan.

UPTD Pengelola Air Limbah Domestik Pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota XYZ akan melaksanakan pengelolaan air limbah domestik setempat dan terpusat. Perbandingan tugas dan fungsi antara dinas induk dengan UPTD sebagaimana dijelaksan pada matrik uraian tugas dan fungsi dibawah ini:

Dinas <XYZ> UPTD <YYY>

(39)

21 C. Bukan merupakan kegiatan lintas perangkat daerah dan bukan pembinaan kepada

unit kerja lain

Pada bagian ini jelakkan bahwa UPTD tidak melaksanakan kegiatan lintas perangkat daerah, yang meliputi kegiatan untuk melaksanakan tugas dari beberapa perangkat daerah. Serta tidak melaksankan kegiatan pembinaan terhadap unit kerja lain, yang meliputi: kegiatan pengawasan, koordinasi dan fasilitasi kepada unit kerja lain.

Uraikan UPTD melaksanakan sebagian tugas teknis operasional <isi sub urusan> dari dinas < isi nama dinasnya> yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang <isi nama bidang urusannya>.

Penyelenggara urusan pemerintahan bidang <isi nama bidang urusannya> pada Dinas <isi nama dinasnya> sesuai dengan Peraturan Daerah <isi nama perda organisasi perangkat daerah dan pasal yang menguraikan susunan dinas daerahnya serta jelaskan isinya>. Dan Struktur Organisasi Dinasnya.

Untuk mengetahui apakah layanan UPTD bukan merupakan kegiatan lintas perangkat daerah, dapat dijelaskan:

Sesuai Peraturan Bupati/Walikota <isi nama kabupaten/kota, nomor, tahun, tentang> Tugas fungsi dan struktur organisasi dinas yang melaksanakan urusan pekerjaan umum dan penataan ruang serta urusan bidang lingkungan hidup dan Urusan bidang perumahan dan kawasan permukiman, dapat dijelaksan seperti pada tabel berikut: (perbandingan ini dilakukan karena dibeberapa daerah antara 3 (tiga) urusan tersebut sering tumpang tindih dalam pelaksanaan persampahan/ air limbah domestik).

Dinas yang melaksanakan urusan bidang Lingkungan

Hidup

Dinas yang melaksanakan urusan bidang PUTR

Dinas yang melaksanakan urusan

bidang Perumahan dan Kawasan

Permukiman Tugas

Fungsi

Struktur Organisasi Contoh:

UPTD Pengelolan SPALD melaksanakan sebagian tugas teknis operasional sub urusan air limbah dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota XZY yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan Penataan Ruang.

Penyelengara urusan pemerintahan pekerjaan umum pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, sesuai Pasal 3 huruf (d) Perda No. 20 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah Kota XYZ, menjelaskan:

(40)

Dinas daerah terdiri dari:

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Tipe A, menyelengarakan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan urusan pemerintahanbidang kepemudaan dan olah raga

2. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Tipe B, menyelengarakan urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan Penataan Ruang

3. Dinas Lingkungan Hidup Tipe B, menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Lingkungan Hidup 4. ... Dst

Struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota XYZ, sebagaimana gambar berikut:

Kepala Dinas

Sekretariat

Seksi Seksi Seksi Seksi

UPTD

Bidang SDA Bidang Bina Marga

Bidang Air Minum dan PLP

Bidang Penataan Bangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman

D. Memerlukan arahan, pengaturan dan pembagian kerja, pengawasan dan/atau pengambilan keputusan dalam pelaksanannya

(41)

23 Rincian tugas untuk kepala UPTD dan Kepala Bagian Tata Usaha hendaknya berisi mengarahkan,

membagi kerja, mengawasi dan/atau megambil keputusan. Sedangkan untuk jabatan pelaksana terkait uraian tugas operasional UPTD.

3.3.2 Penulisan Sub Bab Bentuk/Jenis Barang/Jasa Yang Disediakan Bagi Masyarakat atau Perangkat Daerah Lain dan Frekuensi Penerima Barang/Jasa

A. Barang/ Jasa Yang Diberikan Bersifat Konkrit dan Terukur Baik barang/Jasa Kolektif Maupun Barang/jasa Individu

Jelaskan bahwa barang atau jasa yang dihasilkan UPTD dapat diidentifikasi secara jelas dan bersifat konkrit. Uraikan literatur/ teori dan pilihan lingkup layanan yang akan dijalankan UPTD: <pilih lingkup layanannya UPTD>

A. Persampahan

• Penjelasan pengelolaan sampah secara teori

• Penjelasan studi perencanaan yang telah dimiliki/ disusun daerah, misal dokumen: materplan, PTMP, SSK dan Buku Putih Sanitasi

• Penjelasan bahwa UPTD akan melakukan pelayanan berupa jasa <isi dengan layanan jasa yang mana saja dari lingkup pengelolaan sampah yang akan dilakukan UPTD, misal: pengumpulan sampah dari rumah ke rumah dan pengelolaan TPA>

B. Air Limbah

• Penjelasan pengelolaan air limbah secara teori

• Penjelasan studi perencanaan yang telah dimiliki/ disusun daerah, misal dokumen: materplan, Outline plan, SSK, Buku Putih Sanitasi dan LLTT

• Penjelasan UPTD akan melakukan pelayanan berupa jasa <isi dengan layanan jasa mana saja dari lingkup pengelolaan air limbah yang akan dilakukan UPTD>

B. Penyediaan Barang/jasa yang diperlukan secara terus menerus

Pada bagian ini menjelaskan bahwa penyediaan barang/jasa dari UPTD dilaksanakan secara terus menerus, seperti kegiatan secara reguler harian dan bukan merupakan kegiatan yang dijadwalkan bulanan atau triwulan atau catur wulan atau semesteran.

A. UPTD Persampahan:

• Jelaskan bahwa seiap hari masyarakat memproduksi sampah, berikan penjelasan timbulan sampah yang dihasilkan di kab/kota tersebut

• Penjelasan bahwa layanan pengambilan sampah dilakukan setiap hari, dan proses pemilahan hingga pemrosesan akhir dilaksanakan setiap hari, TPA menerima sampah setiap hari <isi seluruh kegiatan dari pemilahan hingga pemrosesn akhir yang dilakukan agar tergambar kegiatan yang akan dilakukan UPTD>.

(42)

B. UPTD TPA

• Jelaskan bahwa seiap hari masyarakat memproduksi sampah, berikan penjelasan timbulan sampah yang dihasilkan di kab/kota tersebut

• Penjelasan bahwa layanan pemrosesan akhir di TPA dilaksanakan setiap hari dan TPA menerima sampah setiap hari yang meliputi kegiatan apa saja <isi dengan kegiatan pemrosesan sampah di TPA yang dilakukan UPTD>

C. UPTD SPALD

• Jelaskan bahwa masyarakat menghasilkan limbah domestik setiap hari dan dampaknya apabila limbah domestik tersebut tidak dikelola dengan baik.

• Penjelasan bahwa layanan operasional air limbah SPALD yang dilakuakan UPTD dilaksanakan setiap hari, baik yang SPALD-T dan SPALD-S. Misal untuk layanan SPALD-S adanya program LLTT dimana ada penjadwalan penyedotan disetiap rumah.

D. UPTD SPALD-S

• Jelaskan bahwa masyarakat menghasilkan limbah domestik setiap hari dan dampaknya apabila limbah domestik tersebut tidak dikelola dengan baik.

• Penjelasan bahwa layanan operasional air limbah SPALD-S yang dilakuakan UPTD dilaksanakan setiap hari, Misal adanya program LLTT dimana ada penjadwalan penyedotan disetiap rumah.

3.3.3 Penulisan Sub Bab Kontribusi Dan Manfaat Langsung dan Nyata Kepada Masyarakat dan/atau Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan (Penerima Manfaat)

A. Layanan Kepada masyarakat Menjadi Lebih Dekat, Murah dan Cepat

Jelaskan bahwa instalasi pengolahan lumpur tinja/ IPAL atau TPA lokasinya jauh dari kantor dinas <tulis berapa jaraknya>. Dengan dibentuknya UPTD yang berkantor di lokasi IPLT/IPAL atau TPA, maka layanan akan menjadi dekat, cepat dan murah.

B. Layanan Yang Diberikan UPTD Merupakan Layanan Pemerintah Yang Dibutuhkan Oleh Masyarakat, Sehingga Apabila Tidak Tersedia Akan Mengganggu Kehidupan Masyarakat atau Penyelenggara Pemerintahan

(43)

25 C. Layanan Yang Diberikan Belum Disediakan Oleh BUMN, BUMD, Swasta atau penyedia

lainnya

• Jelaskan apakah layanan persampahan/ air limbah telah disediakan oleh BUMN, BUMD, Swasta atau penyedia lainnya.

• Misal: penyedotan lumpur tinja ada pihak swasta yang ikut serta, tetapi masih belum mampu memenuhi kebutuhan penyedotan lumpur tinja sehingga masih diperlukan peran pemerintah daerah.

3.3.4 Penulisan Sub Bab Sumber Daya Pegawai, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana

A. Pegawai Yang Akan Ditempatkan Pada UPTD Tidak Mengakibatkan Terganggunya Kinerja Unit-Unit Organisasi Lain

• Jelaskan Jabatan dan ketersediaan SDM pada dinas yang akan dibentuk UPTDnya Tabel 3-1. Contoh Daftar Ketersediaan Pegawai Dinas

No Nama Jabatan

Pegawai

Keteran- Jabatan gan

Pimpinan Tinggi

Jabatan Administra-

tor

Jabatan

Pengawas Jabatan Pelaksana

Jabatan Fung- sional 1 Kepala Dinas

2 Sekretaris Dinas a. Kepala Subbagian

...

1) Pengadminis- trasi Umum

2) ... Jumlah Non

PNS ....

b. Kepala Subbagian ....

1) ...

2) ...

3 Kepala Bidang ....

a. Kepala Seksi ...

1) ...

2) .... Jumlah Non

PNS ....

dst

(44)

• Ketersediaan SDM yang dijelaskan pada tabel diatas, tegaskan bahwa UPTD nantinya akan mengambil pegawai dari Dinas <isi nomenklatur dinas induk> tanpa mengambil dari Dinas lain.

• Apabila mengambil dari dinas lain <sebutkan dinas yang pegawianya akan diambil>, yakinkan bahwa tidak akan mengganggu tugas dari dinas lain yang pegawainya diambil. Dilihat dari ABK dinas lain yang akan diambil personilnya, jumlah pegawainya yang berlebih.

B. Tidak Menambah Pegawai Baru, baik PNS ataupun Honorer

• Pada bagian ini menggambarkan tersedianya SDM pada Dinas yang akan dibentuk UPTD dan kebutuhan SDM yang akan mengoperasikan UPTD. Apabila personil yang dibutuhkan untuk ditempatkan di UPTD tidak tersedia pada Dinas, dimungkinkan personil UPTD diambilkan dari Perangkat Daerah lain pada Kab/kota yang bersangkutan, tanpa mengganggu kinerja perangkat daerah lain yang diambil personilnya yang dibuktikan dari adanya kelebihan personil pada perangkat daerah tersebut pada analisis beban kerjanya.

• Contoh Ketersediaan dan Kebutuhan SDM Pada Dinas Yang Ditempatkan Pada UPTD

No Jabatan Ketersediaan Kebutuhan Kurang/Kelebihan

1 2 3 4 5

Jumlah

Pada kolom kurang/kelebihan (5) sebaiknya tidak ada penambahan pegawai, bila ada harus dijelaskan akan diambil dari dinas mana dan tidak akan mengganggu dinas yang diambil personilnya tersebut.

C. Belanja Pegawai dan Biaya Operasional Kantor Tidak Mengurangi Belanja Publik

• Bagian ini menjelaskan kebutuhan biaya operasional dan pemeliharaan apabila UPTD dibentuk.

• Jelasan besaran belanja pegawai dan belanja barang/jasa tahun terakhir. Jelaskan hasil perhitungan analisis rasio belanja pegawai sebelum UPTD dibentuk dan setelah UPTD dibentuk pada dinas akan dibahas lebih detail pada Bab Analisis Rasio Belanja Pegawai. Adanya penambahan belanja pegawai akibat adanya struktur baru UPTD tidak melebihi 0,5%.

• Apabila dinas yang akan dibentuk UPTD belum menoperasikan prasarana dan sarana air limbah/

persampahan, maka dilakukan perkiraan biaya operasional.

• Berikut ini beberapa contoh komponen kebutuhan biaya operasi UPTD.

(45)

27 A. Persampahan

1. Biaya Operasional Pengumpulan Sampah (Pengumpulan dari rumah ke rumah atau Pengumpulan dari jalan raya dan fasilitas umum ke TPS )

Tabel 3-2. Contoh Komponen Biaya Operasional Kegiatan Penyapuan Jalan/ taman dan Pengumpulan Sampah

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH HARGA PER BULAN PER TAHUN Belanja Pegawai

1 Honorarium PNS a. Pengawas Lapangan

Petugas Kebersihan Jalan, Saluran dan Selokan b. dst

2 Honorarium Non PNS a. Pramu kebersihan b. Pengemudi Motor/ Peng-

umpul sampah c. dst

Belanja Barang/ Jasa

1 Belanja Bahan Bakar untuk motor sampah

2 Belanja Pemeliharaan Alat Angkutan (Motor sampah dan gerobak sampah) 3 Belanja Pakai Habis Perleng-

kapan Kebersihan

(Sapu lidi, pengki dan pacul) 4 Belanja Pakaian Kerja Lapa-

ngan dan Pelindung kerja (pakaian kebersihan, Masker/

Gloves/ Boot) dst.

Total Biaya

(46)

2 Biaya Operasional Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA

Tabel 3-3. Contoh Komponen Biaya Operasioanl Pengangkutan Sampah dari TPS ke TPA

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH HARGA PER BULAN PER TAHUN Belanja Pegawai

1 Honorarium PNS

a. Pengawas Lapangan Angku- tan Sampah

b. dst

2 Honorarium Non PNS a. Pengemudi

b. Pramu Kebersihan TPS c. dst

Belanja Barang/Jasa

1 Belanja Bahan Bakar Truk sampah

2 Belanja Pemeliharaan Alat Angkut (truk sampah)

3 Belanja Pakai Habis Perlengka- pan Kebersihan

4 Belanja Listrik 5 Belanja Air

dst.

Total Biaya

(47)

29 3. Biaya Operasional dan Pengelolaan TPST

Tabel 3-4. Contoh Komponen Biaya Operasional dan Pengelolaan TPST

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH HARGA PER BULAN PER TA-

HUN Belanja Pegawai

1 Honorarium PNS a. Administrasi Umum b. dst

2 Honorarium NonPNS a. Pengelola Sampah b. Administrasi Keuangan c. Tenaga Pengkomposan d. Operator Mesin Penca-

cah sampah

e. Pranata Pasukan Pen- gamanan Dalam TPST f. Tenaga Kebersihan TPST Belanja Barang/Jasa

1 Belanja Bahan Bakar 2 Belanja Pemeliharaan Mes-

in Pencacah (crusher) 3 Belanja Pemeliharaan pera-

latan TPST 4 Belanja Listrik 5 Belanja Air

dst Total Biaya

(48)

4. Biaya Operasional di TPA

Tabel 3-5. Contoh Komponen Biaya Operasional TPA

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH HARGA PER

BULAN PER

TAHUN A BELANJA PEGAWAI

1 Honorarium PNS

a. Pengadministrasi Tempat Pem- buangan Akhir

b. dst

2 Honorarium NonPNS

a. Pranata Pasukan Pengamanan Dalam

b. Pengawas Pengoperasioan Alat Berat

c. Operator Alat Berat d. Teknisi Cipta Karya e. Pemelihara Peralatan f. Pengelola Sampah

g. Operator Jembatan Timbang h. Pelaksana Pemantauan i. Pramu Kebersihan j. dst

JUMLAH A

B. BELANJA BARANG/JASA 1 Belanja Alat Tulis Kantor

2 Belanja Pakai Habis Perlengkapan Komputer dan Printer

3 Belanja Listrik 4 Belanja Air

5 Belanja Pajak Barang Milik Daerah

(49)

31

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH HARGA PER

BULAN PER

TAHUN 10 Belanja Pemeliharaan Instalasi

11 Belanja Pemeliharaan Sarana &

Prasarana

12 Belanja Tanah Penutup TPA (Landfill) 13 dst

JUMLAH B JUMLAH (A + B)

B. Air Limbah

1. Biaya Pengelolaan IPLT (Sub Sistem Pengolahan Setempat hingga Sub sistem Pengolahan Lumpur Tinja)

Tabel 3-6. Contoh Komponen Biaya Operasional dan Pemeliharaan Air Limbah (Truk Sedot dan IPLT)

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH HARGA PER

BULAN PER

TAHUN A. Belanja Pegawai

1 Honorarium PNS a. Administrasi Umum b. Pengelola data pelayanan c. Penata Penyehatan Lingkungan

Permukiman d. dst

2 Honorarium Non PNS a. Teknisi Keciptakaryaan b. Pemeriksa Sanitais c. Pengemudi

d. Pelaksana Pemelihara Peralatan e. Pramu Kebersihan

f. Pemelihara sarana dan prasarana g. Pelaksana Teknisi Mesin

h. dst JUMLAH A B. Belanja Barang/ Jasa

(50)

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH HARGA PER

BULAN PER

TAHUN a. Belanja Alat Tulis Kantor

b. Belanja Pakai Habis Perlengkapan Komputer dan Printer

c. Belanja Listrik d. Belanja Air

e. Belanja Pakai Habis Perlengkapan Kebersihan

f. Belanja Bahan Bakar Minyak g. Belanja Minyak Pelumas Oli h. Belanja Pajak Barang Milik Daerah

(perpanjangan STNK, KIR dll) i. Belanja Pemeliharaan Alat Angkut

(truk sedot)

j. Belanja Pakai Habis Bahan Makanan dan Minuman

k. Belanja Jasa Pengujian Laborato- rium

l. Belanja Pemeliharaan Sarana dan Prasarana IPLT

m. Belanja Pakaian Kerja Lapangan dan Pelindung kerja

n. dst JUMLAH B JUMLAH (A + B)

(51)

33 2. Biaya Operasional IPAL (Sub Sistem Pelayanan hingga sub sistem pengolahan terpusat)

Tabel 3-7. Contoh Komponen Biaya Operasional IPAL

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

JUMLAH HARGA PER

BULAN PER

TAHUN A. Belanja Pegawai

1 Honorarium PNS a. Administrasi Umum b. Pengelola data pelayanan c. Penata Penyehatan Lingkungan

Permukiman d. dst

2 Honorarium Non PNS

a. Pelaksana Teknisi Keciptakaryaan b. Pelaksana Operator Mesin c. Pelaksana Pemelihara Peralatan d. Pelaksana Pramu Kebersihan e. Pelaksana Pemelihara sarana dan

prasarana

f. Pelaksana Teknisi Mesin g. Pengawas Jaringan Utilitas h. dst

JUMLAH A B. Belanja Barang/ Jasa

a. Belanja Alat Tulis Kantor

b. Belanja Pakai Habis Perlengkapan Komputer dan Printer

c. Belanja Listrik d. Belanja Air

e. Belanja Pakai Habis Perlengkapan Kebersihan

f. Belanja Bahan Bakar Minyak g. Belanja Minyak Pelumas Oli h. Belanja Pakai Habis Bahan

Makanan dan Minuman i. Belanja Jasa Pengujian Laborato-

rium

(52)

NO. JENIS BIAYA SATUAN VOLUME HARGA SATUAN

JUMLAH HARGA PER

BULAN PER

TAHUN j. Belanja Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana IPAL

k. Belanja Pakaian Kerja Lapangan dan Pelindung kerja

l. Belanja Pemeliharaan Instalasi Air Limbah

m. Belanja Pemeliharaan Jaringan (Pipa)

n. dst JUMLAH B JUMLAH (A + B)

Contoh komponen biaya diatas, harus disesuaikan dengan kondisi lingkup tugas UPTD yang akan dibentuk dan teknologi yang digunakan dalam pengelolaan persampahan/ air limbah didaerah yang akan dibentuk UPTDnya.

D. Tersedia Sarana dan Prasarana Kerja Berupa Kantor dan Perlengkapannya

• Pada bagian ini menggambarkan kondisi ketersediaan sarana dan prasarana yang akan digunakan oleh UPTD. Jelaskan pula kondisinya dan disertai foto. Apabila kantor untuk UPTD beroperasi belum memiliki jelaskan rencana alamat kantornya dimana, selain itu apabila infrastruktur TPA/IPLT sedang dibangun, jelaskan perkiraan penyelesainnya.

• Berikut ini contoh ketersediaan dan kondisi infrastruktur layanan yang akan dikelola UPTD:

Tabel 3-8. Contoh Gambaran Kantor UPTD dan Perlengkapannya

Sarana dan Prasarana Alamat Lokasi Foto Kondisi Saat Ini Kantor UPTD

Meja Kursi dst

(53)

35 Tabel 3-9. Contoh Gambaran IPLT di Kabupaten A

Lokasi :

Kapasitas :

Luas Area :

Tahun Dibangun : Tahun Renovasi : Kondisi Saat ini :

Foto :

Tabel 3-10. Contoh Gambaran Prasarana dan Sarana Lainnya 1, Fasilitas Utama

No Fasiitas Utama Foto Kondisi

1 Bak Pengumpul 2 Bak Anaerob 3 Kolam Fakultatif 4 Bak Maturasi

5 Bak Pengering lumpur

6 dst

2. Fasilitas pendukung

No Fasilitas Pendukung Foto Kondisi

1 Jalan akses 2 Area manuver truk 3 Truk Tinja

4 Motor sedot tinja

5 dst

(54)

3.3.5 Penulisan Sub Bab Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksana Tugas Teknis Operasional

• Jelaskan lingkup layanan UPTD dan SOP teknis operasional yang sudah dimiliki untuk menjalankan kegiatan teknis operasional UPTD

• Apabila SOP belum tersusun, maka dapat di sampaikan bahwa SOP sedang disusun dan lampirkan draft/ rancangan SOP tersebut.

Tabel 3-11. Contoh Daftar SOP Pelaksanaan Tugas Operasional UPTD

No Jenis dan Nomor SOP Judul SOP

3.3.6 Penulisan Sub Bab Jabatan Teknis Yang Tersedia Sesuai Tugas dan Fungsi UPTD dan Nama Pegawai (tenaga) teknis

Uraikan penjelasan

• Jumlah jabatan fungsional umum/ jabatan pelaksana yang dimiliki dinas,

• Daftar personil yang telah mengikuti pelatihan pengelolaan sampah/ air limbah (ditunjukkan dengan sertifikat/ surat tugas mengikuti pelatihan).

• Daftar personil yang pernah mengelola air limbah/persampahan (ditunjukkan dengan surat tugas yang pernah dimiliki)

Tabel 3-12. Contoh Daftar SOP Pelaksanaan Tugas Operasional UPTD

No Nama Keahlian/ keterampilan Bukti (sertifikat, surat tugas, ijazah dll)

(55)

37

3.4 Penulisan Pada Bab Analisis Beban Kerja

• Analisis beban kerja digunakan untuk mengetahui jumlah jam beban kerja efektif UPTD per tahun.

Bagian ini menguraikan tugas dari Kepala UPTD, Kasubag tata Usaha dan Pelaksana, hitung beban kerja masing-masing jabatan dan total keseluruhan ada berapa jam kerja efektif.

• Analisis beban kerja terkait dengan SOP dan uraian tugas yang akan dilakukan dalam operasional UPTD.

• Untuk menguraikan tugas dari masing-masing jabatan, dapat dilihat contoh pada lampiran 1 uraian tugas jabatan

• Pada bab ini, diakhir alinea harus menyimpulkan klasifikasi UPTD yang akan dibentuk, UPTD Kelas A atau UPTD Kelas B

Tabel 3-13. Contoh Tabel Analisis Beban Kerja

No Jabatan Tugas Jabatan

Uraian Tugas

Hasil Kerja

Satuan Hasil Kerja

Norma Waktu (menit)

Jam Kerja Efektif pertahun

(menit)

Beban Kerja

Jumlah jam kerja efektif

Jumlah Pegawai

(a) (b) (c) (d) (e) (f ) (g) (h) (i) (j) (k)

1. K e p a l a UPTD

2. K e p a l a S u b b a - gian Tata Usaha

3. P e l a k - s a n a / F u n g - s i o n a l Umum

NB: (j) = (e) x (g) x (i)

Analisis beban kerja secara lengkap akan dibahas pada bab selanjutnya.

(56)

3.5 Penulisan Pada Bab Analisis Rasio Belanja Pegawai

3.5.1 Penjelasan Umum

Analisis belanja pegawai berisi perbandingan rasio belanja pegawai pada perangkat daerah sebelum dan sesudah pembentukan UPTD. Meskipun pada Permendagri 12 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan Cabang Dinas dan UPTD, analisis rasio belanja dijelaskan terpisah dari kajian akademis, tetapi dalam pengajuannya disatukan kedalam kajian akademis dimasukkan dalam Bab 4.

Penyusunan analisis rasio belanja didahului dengan pemahaman struktur APBD. APBD memuat Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan. Adapun sumber-sumber Pendapatan Daerah terdiri dari :

1. Pandapatan Asli Daerah (PAD) 2. Dana Perimbangan

3. Pinjaman Daerah

4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Sedangkan Pengeluaran Daerah (Belanja Daerah) dirinci menurut organisasi, fungsi, kelompok dan jenis belanja. Elemen-elemen yang termasuk dalam Belanja Daerah adalah sebagai berikut:

1. Belanja Aparatur Daerah 2. Belanja Pelayanan Publik

3. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan 4. Belanja Tidak Tersangka.

Komponen APBD yang ketiga adalah pembiayaan, pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah.

Belanja dikelompokan menjadi:

1. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

2. Belanja langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan anggaran.

(57)

39 Berikut ini komponen-komponen dari belanja tidak langsung dan belanja langsung:

Tabel 3-14. Tabel Komponen Belanja Langsung dan Tidak Langsung

Belanja tidak langsung Belanja langsung

Belanja pegawai Bunga

Subsidi Hibah

Bantuan sosial Belanja bagi hasil Bantuan keuangan Belanja tidak terduga

Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal

Belanja pegawai pada komponen belanja tidak langsung merupakan belanja kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, sedangkan belanja pegawai pada komponen belanja langsung untuk pengeluaran honorarium/upah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

Belanja pegawai merupakan belanja yang digunakan untuk membiayai kompensasi dalam bentuk uang atau barang yang diberikan kepada aparatur negara, baik yang masih aktif maupun yang telah purnatugas, sebagai imbalan dan penghargaan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Tujuan penghitungan rasio Belanja Pegawai terhadap total Belanja Daerah adalah untuk mengetahui proporsi Belanja Pegawai terhadap total Belanja Daerah. Data Belanja Pegawai di sini adalah penjumlahan dari Belanja Pegawai langsung dan Belanja Pegawai tidak langsung. Rasio ini menggambarkan bahwa semakin tinggi angka rasionya maka semakin besar proporsi APBD yang dialokasikan untuk Belanja Pegawai. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil angka rasio Belanja Pegawai maka semakin kecil proporsi APBD yang dialokasikan untuk Belanja Pegawai APBD.

3.5.2 Pelaksanaan Analisis

Analisis rasio belanja pegawai berisi perbandingan rasio belanja pegawai pada perangkat daerah yang akan dibentuk UPTD sebelum dan sesudah pembentukan UPTD, perhitungannya dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Penambahan belanja pegawai pada perangkat daerah sebagai akibat dari adanya struktur baru pada UPTD tidak melebihi 0,5% dari total belanja pegawai perangkat daerah yang bersangkutan.

Analisis rasio belanja pegawai menggunakan instrumen pengumpulan data sebagaimana contoh tabel dibawah ini, Hasil perhitungan rasio belanja pegawai dibahas melalui forum diskusi dengan tim pembahas dan pemangku terkait. Proses pembahasan dari hasil analisis ini dituangkan dalam laporan

(58)

Berikut ini contoh lembar kerja dalam analisis rasio belanja pegawai:

Tabel 3-15. Contoh Analisis Rasio Belanja Pegawai Kabupaten/Kota:

Provinsi : Nama Dinas :

Rencana Pembentukan UPTD Persampahan dan/atau Air Limbah Domestik Data Belanja Pegawai dari tahun pembentukan UPTD:

Belanja Pegawai

Sebelum Pembentukan UPTD (1) Tahun n

Setelah Pembentukan

UPTD (1) Setelah Pembentukan UPTD (2) Belanja pegawai tidak

langsung (Rp) (a) Belanja pegawai

langsung (Rp) (b) Total belanja pegawai

(Rp) (c) = (a)+(b)

Rasio belanja pegawai

(Rp) (c.2) / (c.1) x 100%

Dari hasil perbandingan setelah dan sebelum pembentukan UPTD, maka besaran rasio belanja pegawai pada dinas <isi nama dinas> sebesar <persentase>

3.6 Penulisan Bab Penutup

Penutup berisi kesimpulan yang berisi penegasan bahwa dokumen kajian akademis telah memenuhi kriteria pembentukan UPTD sebagaimana dalam Permendagri 12 Tahun 2017.

Tabel 3-16. Kesimpulan Pemenuhan Kriteria Pembentukan UPTD

No Kriteria Indikator Uraian Pemenuhan Dalam Kajian

Akademis

(59)

41

(60)
(61)

4 penyusunan rancangan peraturan

43

kepala daerah pembentukan uptd

Peraturan Kepala Daerah adalah salah satu produk hukum daerah yang berbentuk pengaturan.

Rancangan Perkada disusun oleh Dinas Pemrakarsa, setelah disusun rancangan perkada disampaikan kepada perangkat daerah yang membidangi hukum UPTD provinsi atau UPTD kabupaten kota untuk dilakukan pembahasan. Dinas pemrakarsa memiliki tanggung jawab terhadap substansi rancangan perkada yang akan diusulkan.

Materi muatan Peraturan Kepala Daerah tentang Pembentukan UPTD bidang persampahan dan/atau air limbah domestik antara lain meliputi :

a. Ketentuan Umum

b. Pembentukan dan Kedudukan c. Susunan Organisasi

d. Tugas Pokok dan Fungsi

e. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi f. Bagan Susunan Organisasi UPTD

g. Kepegawaian h. Pembiayaan i. Tata Kerja

j. Ketentuan Penutup

(62)

A. Persampahan

No Batang Tubuh Muatan/Materi

1 Judul Memuat judul peraturan kepala daerah tentang Pembentukan UPTD Persampahan.

2 Menimbang Memuat hal-hal yang menyebabkan daerah penting

membentuk UPTD Persampahan.

3 Mengingat Memuat uraian UU, PP, Permen, Perda yang terkait pembentukan UPTD Persampahan.

4 Menetapkan Memuat pertimbangan utama dalam membentuk UPTD Persampahan.

5 Bab I Ketentuan Umum Memuat istilah-istilah yang digunakan dalam peraturan kepala daerah tentang Pembentukan UPTD Persampahan.

6 Bab II Pembentukan dan

Kedudukan Memuat pembentukan dan kedudukan UPTD Persampahan.

7 Bab III Susunan Organisasi Memuat susunan organisasi UPTD Persampahan, yang terdiri dari : kepala UPTD, sub bagian tata usaha; dan kelompok jabatan fungsional.

8 Bab IV Tugas Pokok dan Fungsi Memuat uraian tugas pokok dan fungsi organisasi UPTD.

9 BAB V Uraian Tugas Dan Fungsi

Organisasi Memuat tugas kepala UPTD, tugas dan fungsi Subbagian Tata Usaha dan Jabatan Fungsional

10 Bab VI Bagan Struktur Organi-

sasi UPTD Persampahan Memuat rincian dari bagan struktur organisasi pada UPTD Persampahan.

11 BAB VII Kepegawaian Memuat jabatan dan pangkat/ golongan pagawai UPTD 12 BAB VIII Pembiayaan Memuat sumber pembiayaan UPTD

13 Bab IX Tata Kerja Memuat rincian tata kerja UPTD Persampahan.

14 Bab X Ketentuan Penutup Memuat ketentuan penutup dari pembentukan UPTD Persampahan.

(63)

45 B. Air Limbah Domestik

No Batang Tubuh Muatan/Materi

1 Judul Memuat judul peraturan kepala daerah tentang Pembentukan UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

2 Menimbang Memuat hal-hal yang menyebabkan daerah penting

membentuk UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

3 Mengingat Memuat uraian UU, PP, Permen, Perda yang terkait pembentukan UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

4 Menetapkan Memuat pertimbangan utama dalam membentuk UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

5 Bab I Ketentuan Umum Memuat istilah-istilah yang digunakan dalam peraturan kepala daerah tentang Pembentukan UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

6 Bab II Pembentukan dan

Kedudukan Memuat pembentukan dan kedudukan UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

7 Bab III Susunan Organisasi Memuat susunan organisasi UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik, yang terdiri dari : kepala UPTD, sub bagian tata usaha; dan kelompok jabatan fungsional.

8 Bab IV Tugas Pokok dan Fungsi Memuat uraian tugas pokok dan fungsi organisasi UPTD 9 BAB V Uraian Tugas Dan Fungsi

Organisasi Memuat tugas, kepala UPTD, tugas dan fungsi kepala Subbagian Tata Usaha dan Jabatan Fungsional UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

10 Bab VI Bagan Struktur Organi- sasi UPTD Pengelolaan Air Lim- bah Domestik

Memuat rincian dari bagan struktur organisasi pada UPTD Pengelolaan Air Limbah Domestik.

11 BAB VII Kepegawaian Memuat jab

Gambar

Tabel 1-5. Tabel Jabatan UPTD
Gambar 2-2. Tahapan Pembentukan UPTD Kabupaten/Kota
Tabel 3-2. Contoh Komponen Biaya Operasional Kegiatan Penyapuan Jalan/ taman dan Pengumpulan Sampah
Tabel 3-3. Contoh Komponen Biaya Operasioanl Pengangkutan Sampah dari TPS ke TPA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, 1) profil karakter disiplin, 2 ) profil karakter tanggung jawab, 3) pembentukan karakter disiplin, 4) pembentukan karakter

bahwa dalam ketentuan Pasal 19 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lhokseumawe dinyatakan bahwa Undang-undang tersebut berlaku secara efektif

dengan kriteria penilaian pada bab 3 dan hasilnya bisa dilihat pada lampiran. Pada pelaksanaan pembelajaran ini semua kegiatan yang tertuang dalam RPP I

(1) Permohonan izin operasional sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat (2) atau ayat (3), disampaikan kepada Kepala Dinas Pendidikan melalui UPTD Pengelola TK/SD

Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kata-kata yang bersifat teknis dalam

2 Referensi  Panduan Penulisan Skripsi FISIP Universitas Brawijaya Malang yang berlaku  Buku Pedoman Pendidikan FISIP Universitas Brawijaya Malang Tahun akademik 2013/2014 3

Bagian 1 Kondisi Energi dan Tindakan Utama Bagian 2 Tren Energi Bagian 3 Kondisi kebijakan yang diambil terkait suplai&kebutuhan energi pada FY2019 Sub-bab 1 Promosi tindakan

standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S3Perumahan, Sarana dan Prasarana Permukiman, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8456:2017 © BSN 2017 2 dari 19 3.6 Intensitas