Buku ajar ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi para pemula dalam mendiagnosis status gizi dengan lebih baik, lebih akurat, dan lebih akurat. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami pengukuran dan diagnosis status gizi oleh mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan, serta dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk mengatasi masalah gizi di masyarakat. Penerbitan buku ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan, serta dokter dan tenaga kesehatan lainnya, dalam mendiagnosis status gizi di layanan primer.
Tujuan penerbitan buku ajar ini adalah untuk menjadi pedoman bagi mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan serta dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam menentukan keadaan gizi di pelayanan kesehatan dasar. Dengan adanya buku ajar ini, diagnosa keadaan gizi akan lebih akurat, tepat dan mudah. Penilaian status gizi penting untuk mendiagnosis status gizi dan sebagai dasar pengobatan jika teridentifikasi masalah gizi pada pasien.
Untuk pasien rawat inap, pengukuran status gizi berupa skrining gizi sebaiknya dilakukan dalam 24 jam pertama. Berdasarkan hal tersebut di atas, telah disusun buku pedoman pengukuran status gizi yang dapat digunakan oleh mahasiswa kedokteran dan ilmu kesehatan, serta dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk praktik sehari-hari, khususnya di pelayanan primer.
Metode Tanya Ulang Makanan
Asupan kuantitatif, yaitu menilai kecukupan asupan energi dan zat gizi lainnya dalam kaitannya dengan kebutuhannya. Asupan secara kualitatif untuk memperkirakan jenis dan jumlah makanan rata-rata per orang/hari (pola makan) yang umumnya dikonsumsi masyarakat dalam jangka waktu yang lama. Metode pengukuran asupan makanan secara kuantitatif dan kualitatif juga dapat digunakan untuk menilai kualitas makanan yang dikonsumsi.
Pengukuran kuantitatif asupan makan dilakukan dengan menggunakan metode tanya jawab (food recall), penimbangan (food weight) dan pencatatan (food record). Pengukuran kualitatif asupan makanan dilakukan dengan menggunakan metode riwayat diet dan kuesioner frekuensi makanan (FFQ). 5 Cara: wawancara asupan makanan dari bangun pagi sampai tidur di hari sebelumnya.
Metode Pencatatan Makanan
Kerugian: hasil pengukuran bergantung pada ingatan subjek, bias dapat terjadi (flat slope syndrome, yaitu kecenderungan orang gemuk untuk melaporkan asupan makanannya kurang, orang kurus melaporkan asupan makanannya secara berlebihan), tidak dapat mewakili kebenaran jika hanya dilakukan sekali.
Metode Penimbangan Makanan
Metode: individu mencatat makanan yang dikonsumsi dari bangun tidur hingga menjelang tidur, keesokan harinya petugas melakukan wawancara asupan makanan individu sebagai konfirmasi. Metode frekuensi makan adalah metode pengukuran asupan makanan untuk mendapatkan data asupan satu jenis zat gizi dengan cara menentukan frekuensi konsumsi makanan sumber zat gizi tersebut dalam satu periode (pengulangan). Di TKPI, pangan dikelompokkan menjadi 5 yaitu pangan sumber karbohidrat, protein, lemak, buah dan sayur (tabel 5-15).
Kandungan nutrisi dalam satu porsi protein hewani adalah 95 kalori, 10 gram protein, dan 6 gram lemak. Kandungan nutrisi dalam satu porsi protein nabati adalah 80 kalori, 6 gram protein, 3 gram lemak, dan 8 gram karbohidrat. Tujuan pengukuran asupan makanan adalah untuk menentukan asupan makanan saat ini dan masa lalu dari segi kualitas dan kuantitas untuk digunakan sebagai cerminan status gizi dimasa yang akan datang.
Metode asupan makanan dapat dilakukan untuk melihat jumlah/kuantitatif dan pola makan individu dan populasi. Tidak ada satu pun metode asupan makanan yang terbaik, semua metode asupan makanan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan dipilih berdasarkan tujuan peneliti. Fakultas Kedokteran akan menganalisis asupan makan mahasiswa untuk mengetahui apakah asupan makan mahasiswa tersebut sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau tidak.
Metode antropometri adalah pengukuran status gizi dengan menggunakan ukuran tubuh untuk menentukan status gizi seseorang. Antropometri merupakan salah satu indikator status gizi karena pertumbuhan massa tulang dan jaringan seseorang akan berjalan dengan baik jika asupan makanan sesuai dengan kebutuhan. Kelebihan metode antropometri dibandingkan dengan metode pengukuran status gizi lainnya adalah prosedurnya cukup sederhana, aman dan mudah dilakukan.
Pertumbuhan massa jaringan merupakan perubahan yang terjadi pada lemak tubuh dan massa otot yang mempengaruhi berat badan dan lingkar tubuh. Berat badan digunakan sebagai parameter antropometri karena perubahan berat badan mudah terlihat dalam waktu singkat dan mencerminkan status gizi saat ini. Individu berdiri tepat di tengah timbangan dan tetap berada di timbangan sampai jarum menunjuk ke berat badan.
Individu berdiri tepat di tengah timbangan dan tetap berada di timbangan sampai nomor berat muncul di layar timbangan. Kemudian hanya menimbang ibu saja, kemudian hasil timbangan dihitung dengan cara mengurangkan berat badan ibu dan anak dengan berat badan ibu sendiri.
Pertumbuhan Massa Jaringan
Pita pengukur ditempatkan secara bergiliran, dengan bagian depan setinggi alis atau bagian tulang yang paling menonjol, bagian belakang sejajar dengan depan. Setelah titik tengah ditentukan, lengan diturunkan hingga menggantung bebas di sisi tubuh dengan telapak tangan menghadap ke paha. Bagian atas tulang belakang lumbal (iliac crest) diberi tanda, kemudian pita pengukur dipasang melingkar pada titik tersebut untuk mengukur pinggang.
36 Cara mengukur BIA dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan seluruh tubuh dan segmen tubuh. Pengukuran seluruh tubuh dilakukan dengan menggunakan dua teknik, yaitu diletakkan pada tangan dan kaki (hand to foot) atau pada kedua kaki (foot to foot). Pertama, dua elektroda ditempatkan di tangan kanan bawah dan kaki kanan bawah (empat voltase ada di tangan kanan atas, bahu, paha atas, dan kaki bagian bawah).
Kedua, dua elektroda ditempatkan di pergelangan tangan kanan dan kaki kanan (tegangan quad berada di pergelangan tangan kanan, bahu, tulang belakang iliaka, dan kaki bagian bawah). Ketiga, empat elektroda ditempatkan di kedua pergelangan tangan dan kedua kaki (dua tegangan empat di pergelangan tangan kanan dan kaki kanan, dua tegangan empat di pergelangan tangan kiri dan kaki kiri). Keempat, empat elektroda ditempatkan di pergelangan tangan kanan dan kiri serta kedua kaki (empat tegangan quad berada di tempat yang sama).
38 dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan linier, yaitu pertambahan panjang tulang yang bermanifestasi pada tinggi dan berat badan manusia. Selain pertumbuhan linier, pengukuran antropometri juga dapat digunakan untuk mengukur massa jaringan, terutama lemak dan otot. Oleh karena itu, pengukuran antropometri harus dilakukan dengan menggabungkan pengukuran pertumbuhan linier dengan pengukuran massa jaringan atau dengan BIA.
Selain analisis asupan makanan, Fakultas Kedokteran juga akan melakukan analisis status gizi yang menilai indeks massa tubuh dan komposisi tubuh pada mahasiswa untuk menilai hubungan asupan makanan dengan status gizi mahasiswa. Pengukuran status gizi dengan metode laboratorium digunakan untuk mendeteksi status gizi subklinis dan untuk mengkonfirmasi diagnosis klinis dengan mengukur kadar nutrisi atau metabolit jaringan. Penilaian status gizi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketersediaan zat gizi dalam tubuh akibat konsumsi makanan.
Tes Biokimia Statis
Selain kulit kepala, kuku kaki dan tangan juga digunakan sebagai bahan biopsi untuk menentukan konsentrasi selenium. Hati dan tulang juga dapat digunakan sebagai sampel biopsi terutama untuk penelitian karena dapat menunjukkan zat besi dan kalsium yang tersimpan di dalamnya. Jaringan adiposa dapat digunakan sebagai biomarker yang baik untuk menentukan nutrisi yang larut dalam lemak seperti asam lemak dan vitamin E.
Tes Fungsional
Respons spontan in vivo adalah contoh tes fungsi otot untuk menilai masalah defisiensi energi dan protein. Tes respon pertumbuhan atau perkembangan, misalnya pertumbuhan tulang untuk menilai energi dan protein, serta kemampuan kognitif untuk menilai zat besi, yodium, seng, dan vitamin B12. Metode klinis dapat digunakan sebagai pemeriksaan tambahan terhadap metode lain seperti asupan makanan, klinis dan antropometri untuk memudahkan identifikasi masalah gizi tertentu.
Studi Kasus Fakultas Kedokteran akan menganalisis asupan makan mahasiswa untuk mengetahui apakah asupan makan mahasiswa sudah sesuai dengan AKG atau tidak. Selain menganalisis asupan makanan, FK juga akan melakukan analisis status gizi dengan menilai indeks massa tubuh dan komposisi tubuh mahasiswa dengan melakukan antropometri dan BIA. 51 Selama pengkajian, beberapa siswa mengeluhkan gejala masalah gizi berupa sering lelah, gusi kemerahan, mata kabur dan sebagainya.
Pemeriksaan klinis terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi dan mencatat gejala dan tanda fisik yang berhubungan dengan masalah gizi. Masalah gizi tertentu, misalnya kekurangan energi dan protein, diketahui terkait dengan penurunan sistem kekebalan tubuh, kelemahan otot, penurunan energi, penurunan fungsi gerak dan kognitif. Status gizi dan riwayat kesehatan pada pemeriksaan fisik diperoleh dari riwayat pasien, hasil rekam medis, atau keduanya.
Sulfonilurea ↑ nafsu makan/berat Teofilin ↓ nafsu makan/berat Antidepresan trisiklik ↑ nafsu makan/berat badan. Pemeriksaan fisik sangat bermanfaat dalam menentukan tingkat masalah gizi yang ada atau tingkat perbaikan gizi setelah dilakukan intervensi. Terakhir, adanya variasi tanda klinis akibat faktor genetik, aktivitas fisik, lingkungan, kebiasaan makan, usia dan kecepatan timbulnya masalah gizi.
Cara klinis adalah mengukur status gizi dengan pemeriksaan fisik berdasarkan gejala yang dikeluhkan pasien kemudian mengkonfirmasikan temuan dari tanda yang ada. Pemeriksaan klinis tidak dapat digunakan sebagai kriteria untuk mengukur status gizi karena hasilnya mungkin kurang spesifik dan menunjukkan kekurangan atau kelebihan gizi. Selama pengkajian, beberapa siswa mengeluhkan gejala gangguan makan berupa gusi merah, leher membesar, dll.
Food Recall: menanyakan kembali asupan makanan Food Record: mencatat asupan makanan Food Weigh: menimbang asupan makanan. SF-BIA: Single Frequency Bioelectrical Impedance Analysis Food intake survey: pengukuran asupan makanan untuk menentukan asupan gizi secara kuantitas dan kualitas.