EVALUASI EVALUASI
PEMBELAJARAN
Penulis
Fatih Arifah & Yustisianisa
Penerbit
Mentari Pustaka
Tebal
200 halaman
Cetakan I 2012 I, 2012
Daftar Isi Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran
A.
Pengertian Evaluasi Pembelajaran
B.
Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Evaluasi
C.
Cakupan, Jenis, dan Teknik Evaluasi
D
Teknik Tes dan Non tes
D.
Teknik Tes dan Non-tes
Bab II Evaluasi Pembelajaran dalam Pendidikan K kt
Karakter
A.
Konsep Dasar Pendidikan Karakter
B.
Contoh Pembelajaran dalam Pendidikan j Karakter
C.
Teknik Evaluasi Pembelajaran dalam Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter
Bab III Prosedur Evaluasi
A.
Prinsip Prosedur Evaluasi
B.
Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran Bab IV Hasil Belajar sebagai Objek Evaluasi
A
R h K itif
A.
Ranah Kognitif
B.
Ranah Afektif
C
Ranah Psikomotorik
C.
Ranah Psikomotorik
Bab V Instrumen Evaluasi Pendidikan Karakter
A.
Bentuk Instrumen Tes
B.
Bentuk Instrumen Non-tes
C.
Studi Perkembangan
D.
Portofolio
Bab VI Pengolahan Data Hasil Evaluasi
A.
Penilaian Acuan Patokan dan Penilaian Acuan Normatif
T k ik P b i Sk
B.
Teknik Pemberian Skor
C.
Pengolahan Hasil Wawancara dan Kuesioner
D
Pengolahan Data Hasil Observasi
D.
Pengolahan Data Hasil Observasi
E.
Pengolahan Data Skala Penilaian atau Skala Sikap
Sikap
Bab VII Refleksi dan Tindak Lanjut Evaluasi j
A.
Kriteria Keberhasilan Proses dan Hasil Belajar
B.
Faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan
C.
Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
D.
Remidi dan Pengayaan
B b VIII P l E l i Bab VIII Pelaporan Evaluasi
A.
Manfaat Data Hasil Evaluasi
B
Jenis dan Model Laporan Evaluasi
B.
Jenis dan Model Laporan Evaluasi
C.
Mengomunikasikan Hasil Laporan Evaluasi
D
Langkah-langkah Melaporkan Hasil Evaluasi
D.
Langkah langkah Melaporkan Hasil Evaluasi Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
BAB I
KONSEP DASAR EVALUASI
KONSEP DASAR EVALUASI
PEMBELAJARAN
A. Pengertian Evaluasi
Pembelajaran
B. Fungsi, Tujuan, dan Prinsip Evaluasi
1
2
3
4
Prinsip Evaluasi (menurut H Sujati, 2010).
1. Evaluasi hasil belajar sebaiknya menjadi bagian integral dari proses pembelajaran.
2. Evaluasi harus jelas.
3. Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif.
4. Alat evaluasi yang dipakai harus valid dan reliabel.
5 Ad i d k l j l h l i dil k k
5. Ada tindak lanjut setelah evaluasi dilakukan.
6. Evaluasi harus bersifat objektif dan adil.
P i i E l i ( t H D t 1997) Prinsip Evaluasi (menurut H. Daryanto, 1997).
1. Adanya keterlibatan siswa dalam evaluasi.
2. Keterpaduan.
3 Pedagogis 3. Pedagogis.
4. Koherensi.
5. Akuntabilitas.
C. Pelaksana, Cakupan, dan Jenis Evaluasi
Evaluasi
Pelaksana Evaluasi
Pendidik
Satuan pendidikan
Pemerintah
Cakupan Evaluasi
Kognitif
Kognitif
Afektif
Psikomotorik
Jenis Evaluasi
Evaluasi formatif
Evaluasi sumatif
Evaluasi diagnostik
Evaluasi penempatan (placement)
Evaluasi penempatan (placement)
Evaluasi seleksi
1. Teknik tes. e tes
Individu yang dievaluasi (testee) akan mengalami perlakuan yang sama, dalam hal perintah, bentuk tugas, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan evaluasi tugas. Sehingga,
individu yang dites tersebut akan memiliki skor tertentu yang dapat dijadikan sebagai gambaran atas apa yang telah
dievaluasi.
T k ik
2. Teknik non-tes
Teknik non-tes ini bisa digunakan untuk menilai psikomotorik dan afektif dari peserta didik, bukan aspek kognitifnya.
Berbagai macam teknik non-tes.
1. Pengamatan atau observasi,
2. Skala penilaian dan sikap,
3. Interview,
4. Studi kasus,
5 Angket atau kuesioner
5. Angket atau kuesioner,
6. Portofolio,
7. Dokumentasi,
8. Riwayat hidup,
9. Dan sebagainya.
A. Konsep Dasar Pendidikan Karakter
Karakter
P i P didik K k
Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter adalah segala sifat, watak, akhlak, serta budi pekerti seseorang yang menjadi ciri khas dari
orang tersebut yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, serta orang lain yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan
b b d k b l k di
perbuatan berdasarkan norma yang berlaku di masyarakat.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem il i il i k kt k d
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai nilai tersebut baik terhadap melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi
manusia insan kamil (Agus Prasetyo dkk 2011) manusia insan kamil (Agus Prasetyo, dkk, 2011).
Tujuan Pendidikan Karakter
Tujuan pendidikan karakter menurut Dharma Kesuma dkk (2011) adalah:
Dharma Kesuma dkk, (2011) adalah:
a. Mengembangkan kemampuan peserta didik yang menjadikannya sebagai
makhluk yang berketuhanan (tunduk patuh pada konsep ketuhanan) dan
mengemban amanah sebagai pemimpin di mengemban amanah sebagai pemimpin di dunia.
b. Mengembangkan, menguatkan,
memfasilitasi watak. Jadi, watak peserta didik tidak hanya sekadar dibentuk,
namun dikembangkan (sesuai dengan namun dikembangkan (sesuai dengan pandangan kontruktivisme).
c. Peradaban bangsa, yaitu dalam
k it d b b
kaitannya dengan pembangungan bangsa
Indonesia sebagai suatu bangsa .
Manfaat Pendidikan Karakter
1. Peningkatan motivasi siswa dalam meraih prestasi g p akademik.
2. Berpengaruh positif terhadap kecerdasan emosi anak.
anak.
Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter
1. Optimalisasi peran guru dalam proses pembelajaran.
2. Integrasi materi pendidikan karakter ke dalam mata g p pelajaran.
3. Guru harus memberikan reward dan punishment kepada siswa.
4. Mengoptimalkan kegiatan pembiasaan diri yang
berwawasan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia.
P i li k k l h k d if k
5. Penciptaan lingkungan sekolah yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya karakter peserta didik.
6. Menjalin kerja sama dengan orangtua peserta didik dan
k t d l b didik k kt
masyarakat dalam pengembangan pendidikan karakter.
7. Menjadi figur teladan bagi peserta didik.
B. Teknik Evaluasi dalam Pendidikan Karakter
Karakter
E l
i d l didik k kt dil k k
Evaluasi dalam pendidikan karakter dilaksanakan
untuk mengukur sudahkah seorang siswa
mempunyai satu atau sekelompok karakter yang
di k k l h d l k k
ditetapkan sekolah dalam kurun waktu tertentu.
Proses pengukuran bisa dilaksanakan melalui tes
atau non-tes. Teknik tes dilakukan untuk
mengetahui ranah kognitif siswa dalam
pembentukan dan pengembangan karakter, sementara teknik non-tes dilakukan untuk
mengetahui sikap, psikomotorik, serta produk dari pendidikan karakter yang dilakukan oleh guru.
Karakter tidak bisa dinilai dalam satu waktu saja
Karakter tidak bisa dinilai dalam satu waktu saja,
tetapi harus diamati secara terus-menerus dalam
kehidupan sehari-hari anak (bersifat kontinu).
BAB III BAB III
PROSEDUR EVALUASI
A. Prinsip Prosedur Evaluasi
T j b l j k
1. Tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi sifatnya harus jelas.
2. Teknik yang dipilih dalam evaluasi harus benar-benar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
3. Teknik evaluasi yang telah dipilih harus y g p memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Jika memungkinkan, untuk setiap tujuan pembelajaran menggunakan beberapa pembelajaran menggunakan beberapa instrumen evaluasi.
5. Ketika melakukan penafsiran pada hasil
evaluasi guru harus mempertimbangkan
evaluasi, guru harus mempertimbangkan
kelemahan-kelemahannya.
B. Langkah-langkah Evaluasi Pembelajaran
Pembelajaran
1. Menyusun perencanaan evaluasi 2. Menghimpun data g p
3. Melakukan verifikasi data
4. Mengolah dan menganalisis data 5. Melakukan interpretasi
(penafsiran) dan menarik kesimpulan
kesimpulan
6. Menyimpan instrumen dan hasil instrumen.
7. Melakukan tindak lanjut evaluasi
BAB IV BAB IV
HASIL BELAJAR SEBAGAI
HASIL BELAJAR SEBAGAI
OBJEK EVALUASI
A. Ranah Kognitif
Kognitif adalah hal-hal yang terkait dengan intelektual seseorang, misalnya menghafal,
memberikan definisi mengerjakan soal memberikan definisi, mengerjakan soal,
mengarang, dan sebagainya.
6 t h k itif t A d
1. Mengingat (remembering) = C1
6 tahapan proses kognitif menurut Anderson:
2. Memahami (understand) = C2 3 M lik ik ( l ) C3 3. Mengaplikasikan (apply) = C3 4. Menganalisis (analyze)
5. Mengevaluasi (evaluate) 6. Mencipta (create)
B. Ranah Afektif
Afektif adalah hal-hal yang terkait dengan sikap seseorang g g
Tahapan proses afektif adalah:
1. Penerimaan (receiving) 2. Responsi (responding)
3. Acuan nilai (valuing) 4. Organisasi (organization)
5. Karakterisasi (menjadi karakter)
A. RanahPsikonotorik
Perilaku psikomotor menekankan pada keterampilan neuro-mascular, yaitu keterampilan yang bersangkutan dengan keterampilan yang bersangkutan dengan
gerakan otot.
Taksonomi oleh Harrow (1972)
1. Meniru
Taksonomi oleh Harrow (1972)
2. Manipulasi
3. Ketepatan gerakan 4. Artikulasi
5. Naturalisasi
6 tingkatan dalam domain psikomotorik
a. Gerakan refleks (gerakan yang tidak disadari)
b. Gerakan dasar (basic fundamental movements). Gerakan dasar adalah gerakan yang muncul tanpa latihan tapi dapat diperhalus melalui praktik.
c. Gerakan perseptual (perceptual ability), adalah gabungan dari kemampuan perseptual dan fungsi gerak.
d. Gerakan kemampuan fisik (psysical abilities), gerak yang lebih efisien, berkembang melalui kematangan dan belajar.
e. Gerakan terampil (skilled movements), gerakan yang dapat
mengontrol berbagai tingkatan gerak, terampil, tangkas, cekatan, melakukan gerak yang sulit dan rumit (kompleks). g y g ( p )
f. Gerakan indah dan kreatif (non-discursive communication), mengomunikasikan perasaan melalui gerakan.
B AB V
I NSTRUMEN E VALUASI P ENDIDIKAN
I NSTRUMEN E VALUASI P ENDIDIKAN
K ARAKTER
A. Bentuk Instrumen Tes
Diagram Teknik Tes
Teknik tes dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tulisan, lisan, dan tindakan.
1. Tes tulisan adalah tes yang disajikan secara tertulis, baik pertanyaan yang diajukan maupun tertulis, baik pertanyaan yang diajukan maupun cara menjawabnya. Jadi, ada dua perangkat
penting dalam teknik tes tulisan, yaitu lembar soal dan lembar jawab
soal dan lembar jawab.
2. Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan
k ik i l g g t g g
cara komunikasi langsung antara orang yang melakukan tes dan orang yang dites.
d k d l h b k
3. Tes tindakan adalah bentuk tes yang
disajikan dalam bentuk tugas tindakan. Dalam teknik ini peserta tes menyelesaikan tugas
sementara tester memberikan instruksi berupa
tugas serta melakukan pengamatan.
B. Bentuk Instrumen Non-tes
Diagram Teknik Non-tes
1. Wawancara
Kelebihan dari wawancara adalah dapat kontak secara
l d didik hi bi k k
langsung dengan peserta didik sehingga bisa mengungkapkan jawaban secara lebih leluasa dan mendalam. Selain itu,
hubungan antara guru dan peserta didik pun bisa dibina menjadi lebih baik.
menjadi lebih baik.
Ada dua jenis wawancara yang biasa dilakukan, yaitu
wawancara berstruktur dan wawancara tidak berrstruktur
b b P d b k k ki
atau bebas. Pada wawancara berstruktur, kemungkinan
jawaban telah disiapkan sehingga peserta didik hanya tinggal mengategorikan jawabannya, diolah dan kemudian dianalisis untuk disusun kesimpulan.
untuk disusun kesimpulan.
Sementara itu, pada wawancara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan. Hal ini membuat peserta didik bebas dalam
k k d t K t d i
mengemukakan pendapatnya. Keuntungan dari wawacara bebas adalah informasi yang diperoleh lebih jelas dan
lengkap meskipun guru harus bekerja lebih keras dalam menganalisis jawaban-jawaban peserta didik.
menganalisis jawaban jawaban peserta didik.
2 Kuesioner 2. Kuesioner
Kuesioner (angket) merupakan salah satu
bentuk evaluasi yang berupa pertanyaan-
pertanyaan dalam kertas dan responden
diminta untuk mengisi jawaban kolom-
diminta untuk mengisi jawaban kolom
kolom yang telah tersedia.
3. Observasi
Hal yang diingat adalah observasi harus dilaksanakan Hal yang diingat adalah observasi harus dilaksanakan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Sebelumnya, pengamat harus menetapkan aspek-aspek perilaku
seperti apa yang akan diobservasi. Kemudian, aspek- seperti apa yang akan diobservasi. Kemudian, aspek aspek tersebut dirancang sebagai pedoman dalam melakukan observasi.
4. Skala Sikap dan Penilaian
a. Skala sikap dipakai untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu.
b. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu kategori yang bermakna nilai.
5. Sosiometri
Instrumen sosiometri merupakan Instrumen sosiometri merupakan teknik evaluasi yang tepat untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyesuaikan diri didik dalam menyesuaikan diri,
terutama hubungan sosialnya dengan teman sekelas.
5. Sosiometri
Instrumen sosiometri merupakan teknik evaluasi yang tepat untuk mengetahui
k didik d l
kemampuan peserta didik dalam
menyesuaikan diri, terutama hubungan
sosialnya dengan teman sekelas.
C. Studi Perkembangan
Studi perkembangan merupakan teknik yang hampir sama dengan studi kasus. Jika studi kasus dapat
dilakukan dalam kurun waktu tertentu (tergantung ( g g pada individu dan permasalahan yang dihadapinya), studi perkembangan dilakukan dalam kurun waktu yang sangat lama (tergantung pada perkembangan i di id da e baha ka akte a g te jadi
individu dan perubahan karakter yang terjadi padanya).
1. Studi longitudinalg
studi perkembangan dilakukan dengan metode jangka panjang yang menggunakan sampel (contoh) sama.
2 Metode cross sectional 2. Metode cross sectional
studi perkembangan dengan metode ini dilakukan dalam waktu tertentu. Hal ini membuat metode cross sectional bisa digunakan untuk menutup kelemahan g p pada metode longitudinal.
Metode cross sectional ini tepat digunakan jika ingin mengetahui karakteristik peserta didik secara umum pada taraf yang berbeda
pada taraf yang berbeda.
D. Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang berusaha menggali, mengumpulkan, gg , g p ,
melaporkan, serta menggunakan
otentisitas atau keaslian dari penampilan t ki j k gi t b l j t
atau kinerja kegiatan belajar peserta didik.
Evaluasi portofolio dikembangkan
berdasarkan teori konstruktivistik, yaitu asumsi bahwa peserta didik merupakan asumsi bahwa peserta didik merupakan
pribadi yang unik dan mampu membangun sebuah pengetahuan berdasarkan
pandangan dan kemampuan mereka
masing-masing.
B VI B AB VI
P ENGOLAHAN D ATA
H ASIL E VALUASI
A. Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Penilaian Acuan Patokan (PAP)
1. Penilaian acuan norma merupakan penilaian yang menggunakan acuan pada rata-rata kelompok yang sifatnya pada rata-rata kelompok yang sifatnya relatif sehingga dapat diketahui posisi kemampuan siswa di antara teman-
temannya.
2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) 2. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Penilaian acuan patokan atau PAP merupakan penilaian yang
k d t j
menggunakan acuan pada tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang
harus dikuasai oleh siswa.
B. Teknik Pemberian Skor
1. Penyekoran untuk tipe tes benar salah (true false)
2. Teknik Penyekoran Tipe Menjodohkan (Matching Test) 3. Teknik Penyekoran Pilihan Ganda
4. Penyekoran soal uraian
C P g l h D t H il W
C. Pengolahan Data Hasil Wawancara dan Kuesioner
Wawancara atau kuesioner bertujuan untuk j mengetahui:
Kegiatan yang digunakan peserta didik untuk mengisi waktu luangnya di rumah,g g y
Kebiasaan belajar yang biasanya dilakukan oleh siswa.
D. Pengolahan Data Hasil Observasi
Observasi
OBSERVASI
Keterampilan Membuat Bunga Kertas Nama siswa: ………..
Nilai Pendidikan :………..
No Aspek yang dinilai Pengamatan
1 2 3
1 Persiapan alat dan bahan √
2 Kesungguhan saat mengerjakan √
3 Sikap ketika mengerjakan √
Pemanfaatan waktu ketika 4 Pemanfaatan waktu ketika
mengerjakan √
5 Kerapian hasil pekerjaan √
J l h
Jumlah 13
Pengamat,
………
Dari contoh di atas skor hasil observasi adalah:
3+3+3+2+2=13
M k il i t t t k k li k t b t Maka, nilai rata-rata untuk kelima aspek tersebut adalah 13/5 = 2,6.
Skor ini cukup tinggi sebab maksimum rata rata atau Skor ini cukup tinggi sebab maksimum rata-rata atau skor maksimum untuk setiap aspek adalah 3. Dengan demikian, skor maksimalnya adalah 15 (3x5).
Skor ini bisa juga dikonversikan ke dalam bentuk standar 10 atau 100.
Konversi ke dalam standar 10 adalah 13/15 x 10 = 8,67 Konversi ke dalam standar 100 adalah 13/15 x 100 = 86,7 Dari skor di atas, dapat dilihat bahwa peserta didik Dari skor di atas, dapat dilihat bahwa peserta didik tersebut mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
E. Pengolahan Data Skala Penilaian t Sk l Sik
Data yang diperoleh dari instrumen skala sikap dan skala penilaian berbentuk skor atau data
atau Skala Sikap
dan skala penilaian berbentuk skor atau data interval. Oleh sebab itu, pengolahan datanya hampir sama dengan observasi.
Skala Penilaian
Perilaku Siswa Ketika Berdiskusi Nama siswa : ………
Mata pelajaran :
No Pernyataan Skala nilai
A B C D
Mata pelajaran : ………
A B C D
1.
2.
Penguasaan materi diskusi
Bekerja sama dalam mengerjakan tugas
√
√ √
3.
4.
5.
kelompok
Bahasa yang digunakan ketika diskusi Keberanian mengemukakan pendapat
√ √
g p p
Menghormati siswa lain yang sedang berbicara
Keterangan
A (skor 4) C (skor 2) B (skor 3) D (skor 1)
Dari contoh di atas skor skala penilaian adalah:
3+2+3+3+2=13
Maka, nilai rata-rata untuk kelima aspek tersebut adalah 13/5 = 2,6.
Sk k i k i k d l h 4
Skor maksimum untuk setiap aspek adalah 4.
Dengan demikian, skor maksimalnya adalah 20 (4x5).
K i k d l b t k t d 10 t 100 Konversi ke dalam bentuk standar 10 atau 100.
Konversi ke dalam standar 100 adalah 13/20 x 10 = 65
Konversi ke dalam standar 10 adalah 13/20 x 100 = Konversi ke dalam standar 10 adalah 13/20 x 100 = 6,5
B AB VII B AB VII
R EFLEKSI DAN T INDAK L ANJUT E VALUASI
E VALUASI
A. Kriteria Keberhasilan Proses dan Hasil Belajar
1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dan Hasil Belajar
Mekanisme penetapan KKM adalah sebagai berikut:
KKM KKM KD KKM SK M MP
Bagan Mekanisme Penetapan KKM
Ibdikator KKM KD KKM SK M MP
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1. Kompleksitas, yaitu tingkat kesukaran dari
indikator tersebut. Tingkat kesukaran dapat dilihat
d b l k d b hk k
dari seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memahami materi, latihan, pengulangan, dan
sebagainya.
2. Daya dukung, yaitu ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk
mendukung penyampaian indikator/materi tersebut mendukung penyampaian indikator/materi tersebut.
3. Intake siswa, yaitu kemampuan rata-rata yang dimiliki oleh siswa.
2. Tingkat Kriteria Keberhasilan
Misalnya, kriteria yang umum digunakan untuk
keberhasilan proses dan hasil belajar adalah ‘sangat b ik’ ‘b ik’ ‘ k ’ d ‘k ’
baik’, ‘baik’, ‘cukup’, dan ‘kurang’.
Kriteria yang diterapkan misalnya adalah sebagai berikut:
¾Tingkat ‘sangat baik’, jika skor hasil tes siswa < 80
¾Tingkat ‘baik’, jika 60 < skor hasil tes siswa < 80
¾Tingkat baik , jika 60 skor hasil tes siswa 80
¾Tingkat ‘cukup’, jika 40 < skor hasil tes siswa < 60
¾Tingkat ‘kurang’, jika skor siswa < 40
B. Faktor Penyebab Kegagalan dan P d k K b h il
Pendukung Keberhasilan
Faktor penyebab kegagalan maupun pendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran, dapat diamati oleh guru secara pribadi. Selain
dil k k i di id l l h k l j
dilakukan individual oleh guru kelas, guru juga dapat meminta bantuan dari orang lain untuk melihat proses pembelajaran yang telah
dil k k P b l j t b t d t
dilakukan. Proses pembelajaran tersebut dapat diamati dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.
C. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
1. Perbaikan Rencana Pembelajaran j
2 U O ti li i P P b l j
2. Upaya Optimalisasi Proses Pembelajaran
D. Remidi dan Pengayaan
R idi d l h b t k ti d k l j t dil k k Remidi adalah bentuk tindak lanjut yang dilakukan oleh guru pada siswa yang memiliki hasil proses dan hasil belajar yang rendah atau tidak mencapai
standar yang ditetapkan Sebaliknya pengayaan standar yang ditetapkan. Sebaliknya, pengayaan adalah bentuk tindak lanjut yang diberikan untuk siswa yang telah mencapai standar yang ditetapkan, bahkan memiliki prestasi yang lebih baik lagi
bahkan memiliki prestasi yang lebih baik lagi.
B AB VIII
P ELAPORAN E VALUASI
A. Manfaat Data Hasil Evaluasi
1. Siswa
•Mengetahui tentang kesulitan belajarnya, cara belajar, hubungan sosialnya, serta perkembangan karakter yang ada dalam dirinya.
2. Guru
•Mengetahui kemampuan dirinya sebagai pengajar sekaligus pendidik, baik kelebihan maupun g
kekurangannya.
3. Sekolah
•Pembinaan bagi guru dan siswa berdasarkan masukan dan aspirasi dari berbagai pihak, misalnya dengan
melengkapi saran dan prasarana, mengadakan training, dan sebagainya.g y
4. Orangtua
•Sebagai informasi tentang perkembangan belajar dan g g p g j kepribadian siswa.
B. Jenis dan Model Laporan Evaluasi
Menggunakan kategori
Menggunakan angka
Menggunakan narasi Menggunakan kombinasi Menggunakan kombinasi
angka, kategori, dan narasi
Menggunakan tabel, grafik, ataupun histogram
C. Mengomunikasikan Hasil Laporan Evaluasi
Strategi mengomunikasikan hasil laporan evaluasi:
1 M k k l ( d)
Laporan Evaluasi
1. Menggunakan kartu laporan (report card).
2. Newsletter (nawala) dan web site.
3. Konferensi guru dan orangtua.
D. Langkah-langkah
Melaporkan Hasil Evaluasi
1. Pelaporan evaluasi kepada peserta didik.
2. Pelaporan evaluasi kepada orangtua.
3. Pelaporan evaluasi kepada dewan sekolah.