• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Hasil Musyawarah Nasional KOHATI Ke XXIV

N/A
N/A
Indra Erupley

Academic year: 2024

Membagikan "Buku Hasil Musyawarah Nasional KOHATI Ke XXIV"

Copied!
218
0
0

Teks penuh

PERTIMBANGAN: Demi kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati XXIV, dipandang perlu untuk mengesahkan rekomendasi Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati XXIV. PERTIMBANGAN : Demi kelancaran pelaksanaan Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati XXIV, dipandang perlu untuk mengesahkan tata tertib pemilihan formator/.

PEDOMAN DASAR KOHATI

Untuk mencapai tujuan tersebut, HMI membentuk Korps HMI-Wati (Kohati) yang berpedoman pada Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) HMI. Mempromosikan kehidupan HMI-Wati dalam mengamalkan Islam dalam kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara.

KEANGGOTAAN

Di tingkat Cabang, diselenggarakan Konferensi HMI Kohati Cabang (MUSKOHCAB) yang merupakan rangkaian konferensi HMI Cabang. Di tingkat komisariat, dilaksanakan Musyawarah Komisariat HMI Kohati (MUSKOHKOM) yang merupakan rangkaian rapat anggota komisariat.

ANALISIS TUJUAN KOHATI, TAFSIR STATUS KOHATI,

PERAN KOHATI

Analisa Tujuan Kohati

Pihak HMI mesti bertindak balas terhadap perkembangan masalah wanita dan kanak-kanak yang berlaku dalam masyarakat melalui Kohati. Secara zahirnya, setiap aktiviti dan pergerakan Kohati sentiasa membawa misi HMI dalam menyahut isu wanita dan kanak-kanak serta menyelia dasar dan agenda yang memberi manfaat kepada wanita dan kanak-kanak.

Peran

  • Internal
  • Eksternal

Dalam hal ini Kohati menjadi wadah pendidikan dan pelatihan bagi HMI-Wati untuk memajukan, mengembangkan dan meningkatkan potensi dan perannya di berbagai bidang khususnya perempuan dan anak melalui pendidikan, pelatihan dan kegiatan lain di lingkungan kepengurusan HMI. Secara khusus, keterlibatan HMI-Wati di bidang eksternal merupakan pengembangan kualitas pelayanan masyarakatnya. Dengan kata lain, fungsi Kohati adalah mengaktualisasikan dan merangsang seluruh potensi HMI-Wati dan mendorong HMI-Wati berkomunikasi secara maksimal dalam setiap kegiatan HMI, serta memperluas ruang gerak HMI di masyarakat.

TATA KERJA KOHATI, BAGAN STRUKTUR,

Pengurus Kohati menjalankan tugasnya sebagai berikut

Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas sebagai koordinator operasional program kerja di bidang pendidikan dan pelatihan (tingkat Kohati BP IHM). Bidang Hubungan Antar Lembaga berfungsi sebagai koordinator operasional program kerja di bidang hubungan antar lembaga (tingkat Kohati BP IHM). Bidang Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif berperan sebagai koordinator operasional program kerja di bidang Kewirausahaan dan Ekonomi Kreatif (tingkat Kohati BP IHM).

BAGAN STRUKTUR KOHATI PB

BAGAN STRUKTUR KOHATI BADKO, CABANG, KORKOM, KOMISARIAT

  • Makna lambang Kohati
  • Penggunaan Lambang
  • Pencipta Lambang Kohati

Lencana Kohati digunakan pada acara seremonial Kohati dan acara resmi organisasi di luar Kohati.

POLA PEMBINAAN KOHATI, PLATFORM GERAKAN KOHATI,

Arah Pembinaan Kohati

Pembinaan insan akademisi, pencipta, abdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT (termuat dalam pasal 4 HMI AD) merupakan arah pola pembangunan Kohati. Kohati, sebagai bagian integral dari HMI, tentunya juga menjalankan proses pengkaderan sebagai wujud kader HMI-Wati. Wujud nyata dari pola pembinaan yang dilakukan sebagaimana tertuang dalam pasal 4 HMI AD beserta tafsir penjelasnya yaitu upaya peningkatan kualitas dan peran HMI-Wati sebagai anak, perempuan, ibu dan anggota profesional masyarakat untuk berbenah merupakan persiapan untuk mencapai tujuan HMI dalam jangka panjang sebagaimana tercantum dalam analisis tujuan Kohati.

Pola Dasar Pembinaan Kohati

  • Kualifikasi HMI-Wati a. Kemampuan Intelektual
  • Perkaderan Kohati
  • LK II 3) LK III

Wati hendaknya mengikuti seluruh rangkaian kader yaitu LK I, LK II dan LK III serta Pelatihan LKK dan Informal serta pelatihan Informal lainnya seperti pelatihan formal, informal dan lainnya di HMI dan Kohati.

SKEMA POLA DASAR PEMBINAAN KOHATI

Peserta LKK secara khusus dihadiri oleh kader HMI-Wati yang lolos setelah 6 bulan ke LK I dan mengikuti tindak lanjut dan penataran. Tujuan LKK adalah: mengembangkan kerangka HMI-Wati yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan sebagai percepatan pencapaian tujuan HMI dan penerapannya dalam ranah domestik dan publik. Materi yang disampaikan dalam forum kajian ini bertujuan untuk meningkatkan hard skill dan soft skill kader HMI.

Pelaksanaan

  • Manajemen Latihan
  • Organisasi Latihan

Hal ini bertujuan untuk memberikan asupan gizi berupa wacana dan pemahaman tentang Islam, Indonesia, intelektual, perempuan, gender, Islam dan organisasi serta hal-hal yang menjadi kebutuhan kader HMI-Wati pada khususnya dan kader HMI pada umumnya. Kerja sama dengan organisasi kemahasiswaan dan organisasi perempuan mutlak diperlukan untuk pengembangan organisasi di ranah eksternal. Sebab melalui networking, Kohati bisa menjadi instrumen untuk mencapai tujuan HMI dalam mengatasi permasalahan perempuan dan anak.

Pendekatan

Terjalinnya emosi dan hubungan/intuisi secara berkesinambungan serta pemikiran bersama demi terciptanya hubungan yang dialogis dan harmonis serta menciptakan suasana kondusif antara peserta dan instruktur.

Sistem Evaluasi

Penutup

Berbicara tentang platform gerakan Kohati adalah suatu rencana kerja, pernyataan sekelompok orang tentang prinsip-prinsip dasar atau kebijakan atau tempat dimana sistem operasi kerja tersebut berbicara tentang landasan umum dari gerakan Kohati yang bersifat eksternal. Selain platform, gerakan tersebut juga berbicara tentang paradigma, yaitu menggiring sudut pandang civitas akademika. Arah yang jelas dari gerakan Kohati adalah menanamkan ideologi (hegemoni.ideologi) gerakan perempuan sebagai cara untuk mewujudkan masyarakat yang adil, demokratis, egaliter dan beradab sebagai prototipe masyarakat sipil.

Pengertian

Tujuan

Target

Isu Utama/Main Issues

  • Ke-Islaman
  • Ke-Intelektualan
  • Ke-Perempuanan
  • Ke-Indonesiaan

Secara ontologis perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang secara alami mempunyai alat reproduksi yaitu vagina, payudara, kelenjar susu, dan rahim serta dapat mengalami menstruasi, hamil, melahirkan, dan menyusui. Sedangkan laki-laki adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai penis, jakun, buah zakar, dan sperma serta berpotensi menghamili lawan jenis. Secara aksiologis, perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai sifat pengasuhan bagi penghuni alam semesta lainnya, dan salah satu sifat yang menjadi fitrahnya adalah sifat keibuan yang sudah mendarah daging secara alami.

LANDASAN TEOLOGIS

  • Kedudukan Manusia
  • Isu Regenerasi dan Penjagaan Moralitas

Lelaki dan wanita mempunyai fungsi yang sama untuk bertanggungjawab ke atas khilafah di muka bumi, kerana mereka harus sama-sama bertanggungjawab sebagai hamba Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka mereka itu akan masuk surga dan mereka tidak dianiaya.” Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (menjadi) penolong bagi sebagian yang lain.

LANDASAN HISTORIS

Pada Kongres Himpunan Mahasiswa Islam VIII di Solo, beberapa lembaga dibentuk dan disahkan, salah satunya adalah Kohati. Pada Mukernas Nasional Himpunan Mahasiswa Islam tanggal 3 Januari 1966 di Jakarta, ketua departemen perempuan digantikan oleh Aniswati Rochlan hingga Kongres VIII Solo. Sejak saat itu, Kohat resmi menjadi lembaga organisasi semi otonom di seluruh jajaran Himpunan Mahasiswa Islam, dan para pendiri Kohat menjadi peserta sidang Komisi Perempuan pada Kongres VIII Himpunan Mahasiswa Islam di Solo.

LANDASAN KONSTITUSIONAL

Sebagai organisasi kemahasiswaan, Kohati harus turut berperan dalam melahirkan insan perempuan muslim yang berkualitas, tentunya hal ini dilakukan dengan memahami konteks permasalahan perempuan Indonesia saat ini. Data terakhir BPS menunjukkan 21,59% perempuan Indonesia berusia 15 tahun ke atas hanya tamat SMP dan 28,24% hanya mengenyam pendidikan SD, sedangkan angka partisipasi pendidikan perempuan juga sangat rendah, SMA 22,25%, pendidikan tinggi 8,27%. Berdasarkan kondisi di atas, maka peran Kohati harus selalu diwujudkan dalam upaya menjadi solusi terhadap kondisi yang ada, sehingga kedepannya akan lahir perempuan Indonesia yang cerdas.

PERMASALAHAN

  • Internal Organisasi
  • Eksternal organisasi

Untuk mewujudkan misi tersebut, Kohati harus mampu membangun jaringan dan berkolaborasi dengan organisasi lain, baik nasional maupun internasional. Dengan begitu, seluruh program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, perlu ditetapkan program kerja nasional yang diharapkan mampu menjawab permasalahan nyata yang terjadi di masyarakat. Memberikan makna yang kurang terhadap pelayanan dan peran perempuan dalam kehidupan rumah tangga, keluarga, masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.

FUNGSI PROGRAM KERJA NASIONAL

SASARAN

PROGRAM KERJA NASIONAL

Menjalin kerjasama dengan membangun jaringan informasi, kerja dan komunikasi dengan organisasi kemahasiswaan dan organisasi perempuan di tingkat nasional dan internasional dalam rangka pengembangan wawasan kemanusiaan dan solidaritas. Terjalinnya kerja sama yang tidak mengikat dengan berbagai pihak demi peningkatan kualitas masyarakat berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kreativitas kader dan masyarakat, untuk mendukung kemandirian kader dan masyarakat di bidang perekonomian khususnya kader HMI-Wati.

PETUNJUK PENJABARAN PKN

EVALUASI PELAKSANAAN

PENUTUP

REKOMENDASI MUNAS KE-XXIV DAN KRITERIA

Kohati PB bekerja sama dengan kantor akuntan publik untuk mengaudit aset Kohati dan transparansi keuangan Kohati. Kohati PB bekerja sama dengan Kementerian PPPA memfasilitasi Cabang Kohati dan Kohati Badko dalam menyediakan jaringan yang dapat melakukan advokasi bagi korban kekerasan seksual dengan menyediakan psikolog/mediasi. Pernah Menjadi Pengurus Cabang HMI Kohati dan HMI Kohati Badko/Kohati PB HMI, Prestasi, Lulus LKK dan LK III;

PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK)

KURIKULUM MATERI KOHATI PADA LATIHAN KADER HMI

PENDAHULUAN

Di dalam tubuh HMI, seperti halnya HMI-wan, HMI-wati pada umumnya dituntut untuk menimba ilmu dan pengalaman tentang organisasi, Islam, dan menjadi orang Indonesia. Selain itu, tampaknya belum ada efektivitas dan efisiensi dalam memanfaatkan waktu dan peluang sebagai wadah pelatihan HMI-wati. Intinya perlu ada perombakan besar-besaran dalam penerapan pola pengkaderan yang lebih baik pada kader HMI-wati.

TUJUAN JUKNIS PENYELENGGARAAN LKK Juknis ini dibuat dengan tujuan

Oleh karena itu, pada Kongres HMI tahun 2018 di Ambon, melalui Forum Musyawarah Kohati sebagai forum pengambil keputusan tertinggi di Kohati, diusulkan rumusan petunjuk teknis pelaksanaan Diklat Khusus (LKK) Kohati dan disahkan menjadi petunjuk teknis. dan acuan pelaksanaan LKK di seluruh cabang setelahnya di seluruh tanah air. Pedoman LKK yang dimiliki masing-masing cabang hendaknya mengacu pada petunjuk teknis ini dengan langkah-langkah yang akan dijelaskan lebih detail pada bagian di bawah ini.

LANDASAN KEGIATAN

TARGET PENYELENGGARAAN LKK

PENYELENGGARAAN LKK 1. Nomenklatur/penyebutan LKK

  • Tema LKK
  • Tujuan LKK
  • Target LKK
  • Persyaratan Peserta
  • Metode Pelatihan a. Screening
  • Alur Penyelenggaraan LKK
  • Metode Pelatihan
  • Organisasi dan Job Description (Pembagian Kerja) Penyelenggara LKK

Kohati PB HMI memberikan jawaban dan petunjuk seperlunya dengan tembusan untuk Kohati Badko HMI. LKK yang tidak mendapat legalitas dari Kohati PB HMI dinyatakan tidak sah pelaksanaannya dan segala bentuk akibat selanjutnya (termasuk namun tidak terbatas pada keabsahan sertifikat). Cabang HMI Kohati menyampaikan pemberitahuan atau laporan kepada Kohati PB HMI dalam bentuk kertas dan elektronik.

MATERI LKK

  • Ke-Islam-an, dengan orientasi untuk
  • Keperempuanan, dengan orientasi untuk
  • Kepemimpinan, Manajemen dan Komunikasi, dengan orientasi untuk
  • Keorganisasian: ke-HMI-an dan ke-Kohati-an, dengan orientasi untuk

Mengkomunikasikan pesan, informasi dan/atau data yang diperlukan kepada peserta sesuai tema/subtema yang ditetapkan sesuai dengan tujuan HMI. Memberikan pemahaman yang terfokus terhadap isu-isu terkini terkait perempuan agar mampu mengkritisi dan menguatkan HMI-wati dalam menindaklanjuti isu-isu tersebut sebagaimana dimaksud. Sangat mengakui visi organisasi induknya yaitu HMI yang mengakselerasi kegiatan dan program Kohati untuk secara kolektif berperan dalam mewujudkan tujuan HMI.

PENILAIAN

  • KEISLAMAN
    • Perempuan Dalam Perspektif Islam
    • Membina Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah Tujuan Umum Peserta dapat memiliki wawasan dan pengetahuan
    • Konsep Diri
    • Isu Mutakhir Perempuan
    • PDK II
    • Administrasi dan Keprotokoleran
  • KEPEMIMPINAN MENEJEMEN DAN KOMUNIKASI 1. Public Speaking, Metode Diskusi dan Diplomasi
    • Kepemimpinan

KURIKULUM UPGRADING, LATIHAN PRA NIKAH, LATIHAN

  • Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi
    • Kepemimpinan
  • Metode dan teknik pengambilan keputusan
  • Psikologi kepemimpinan
  • Peran kepemimpinan dan konflik organisasi
  • Hakekat kepemimpinan dalamIslam
  • Sistem informasi manajamen
  • Sistem dan metode pengorganisasian
  • Sistem dan metode evaluasi
  • Sistem dan metode penggerakan
  • Analisis SWOT
  • Sistem organisasi modern 1. Syarat-syarat organisasi
  • Peran komunikasi dan organisasi modern
  • Organisasi kesekretariatan HMI dan Kohati
  • Ketatausahaan dan format surat menyurat
  • Administrasi dan pengarsipan
  • Keanggotaan Kohati
  • Inventarisasi, dokumentasi dan publikasi

Standar Kompetensi Peserta memahami fungsi manajemen Indikator 1. Peserta dapat menggunakan fungsi manajemen dalam organisasi. pemahaman dan keterampilan manajemen. Standar Kompetensi Peserta dapat memahami manajemen administrasi dan peraturan dalam organisasi. menjelaskan pentingnya administrasi dan sekretariat. Standar Kompetensi Peserta dapat memahami perencanaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan organisasi yang bertanggung jawab dan transparan.

Psikologi pernikahan dan Rumah Tangga

Materi kearifan lokal

Referensi

Dokumen terkait