• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER 2020/21.2 (2021.1): Manajemen B.S

N/A
N/A
martinus pujiono

Academic year: 2024

Membagikan "BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER 2020/21.2 (2021.1): Manajemen B.S"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS TAKE HOME EXAM (THE) SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa :Agnesia Ratna Nomor Induk Mahasiswa/NIM :836952531 Tanggal Lahir :09/06/1993

Kode/Nama Mata Kuliah :ISIP4216/Manajemen B.S Kode/Nama Program Studi :116/PGSD S-1

Negara Kode/Nama UPBJJ :47/Pontianak Hari/Tanggal UAS THE :Selasa/13 Juli 2021

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.

2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.

3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.

4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA

Tanda Tangan Peserta Ujian

(2)

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa

Kejujuran Akademik Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :Agnesia Ratna NIM :836952531

Kode/Nama Mata Kuliah :ISIP4216/Manajemen B.S

Fakultas :Fk

Program Studi :S1/Ilmu Administrasi Negara

UPBJJ-UT :47/Pontianak

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.

2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.

3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian UAS THE.

4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan saya).

5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.

6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas

akademik dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

(3)

Selasa,13 Juli 2021 Yang Membuat Pernyataan

Agnesia Ratna Jawaban:

1. Desentralisasi pendidikan merupakan suatu keharusan. Ada tiga ha1

yang berkaitan dengan urgensi desentralisasi pendidikan. Ketiga ha1 tersebut adalah; pertama pembangunan masyarakat demokratis, kedua

pengembangan sosial capital, dan ketiga peningkatan daya saing bangsa6.

Ketiga ha1 tersebut sudah lebih dari cukup untuk dijadikan alasan mengapa desentralisasi pendidikan hams dilakukan oleh Bangsa Indonesia.

Pada masa dimana sebelurn diberlakukannya otoilomi daerah

pemangku kebijakan pendidikan sepenuhnya berada di tangan aparat pusat, maka di era desentralisasi pendidikan sekarang ini peranan sebagai

pemangku kebijakan akan tersebar kepada berbagai pihak yang berkepentingan yang berada di daerah provinsi atau kabupatenkota.

Sejalan dengan arah kebijakan otonomi dan desentralisasi yang ditempuh oleh pemerintah, tanggung jawab pemerintah daerah kabupatenlkota akan meningkat dan semalun luas, ternasuk dalam implementasi desentralisasi bidang pendidikan. Pemerintah daerah

kabupatenkota diharapkan untuk senantiasa meningkatkan kemampuannya dalarn berbagai tahap pembangunan pendidikan, sejak tahap perumusan kebijakan daerah, perencanaan, pelaksanaan, sampai pemantauan atau monitoring di daerah masing-masing sejalan dengan kebijakan pendidikan nasional yang digariskan pemerintah pusat. Sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional.

2. Menurut BSNP, mutu pendidikan dasar

dan menengah di Indonesia belum seperti yang diharapkan. Hasil pemetaan mutu pendidikan secara nasional pada tahun 2014 menunjukkan hanya sekitar 16% satuan pendidikan yang

(4)

memenuhi Standar Nasional Pendididkan (SNP).

Artinya sebagian besar satuan pendidikan belum memenuhi SNP, bahkan ada satuan pendidikan yang masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) (Dokumen Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendididikan Dasar dan Menengah. Direktorat Jenderal Pendididikan Dasar dan Menengah Tahun 2016). Kondisi

seperti ini perlu dicermati dan kemudian dilakukan pembenahan.

Tulisan ini, akan menggambarkan apa itu standardisasi pendidikan, komponen SNP, serta berbagai masalah yang dihadapi dalam pencapaian SNP pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.

3. Berdasarkan sudut pandang keberhasilan sekolah tersebut, kemudian dikenal dengan sekolah efektif. Pengertian umum sekolah efektif juga berkaitan dengan perumusan apa yang harus dikerjakan dengan apa yang harus dicapai. Sehingga sekolah

dikatakan efektif jika terdapat hubungan yang kuat antara apa yang telah dirumuskan untuk dikerjakan dengan hasil-hasil yang dicapai oleh sekolah. Efektifitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan telah dicapai. Efektifitas sekolah terkait pula dengan kualitas. Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh yang menunjukan kemampuaannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat misalnya nilai hasil ujian akhir, prestasi olahraga, prestasi karya tulis ilmiah dan prestasi pentas seni. Kualitas lulusan dipengaruhi oleh tahapan-tahapan kegiatan sekolah yang saling berhubungan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Efektifitas sekolah menunjukan adanya proses perekayasaan berbagai sumber dan metode yang diarahkan pada terjadinya pembelajaran disekolah secara optimal. Efektifitas sekolah merujuk pada pemberdayaan semua komponen sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dalam struktur program dengan tujuan agar siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu memiliki kompetensi. Pada sekolah efektif, semua siswa baik siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dalam belajar, yang dapat mengembangkan diri, siswa yang

(5)

memiliki kemampuan intelektualitas yang biasapun dapat mengembangkan dirinya, jika dibandingkan dengan kondisi awal ketika mereka baru memasuki sekolah.

Jadi konsep sekolah efektif adalah sekolah yang mampu mengoptimalkan semua masukan dan proses bagi ketercapaian output pendidikan, yaitu prestasi sekolah terutama prestasi siswa yang ditandai dengan dimilikinya semua kemampuan berupa kompetensi yang dipersyaratkan didalam belajar.

4. MBS dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan

fleksibilitas/keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orang tua siswa, tokoh masyarakat, ilmuan, pengusaha dan sebagainya), untuk meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan tuntutan sekolah dan masyarakat

atau stakeholder yang ada.

Dengan demikian sekolah memiliki kemandirian lebih besar dalam mengelola sekolahnya (menetapkan sasaran peningkatan mutu, menyusun rencana peningkatan mutu, melaksanakan rencana peningkatan mutu, dan melakukan evaluasi pelaksanaan peningkatan mutu), memiliki fleksibilitas pengelolaan sumber daya sekolah, dan memiliki partisipasi yang lebih besar dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan sekolah.

MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah melalui pemberian kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola sekolah yang baik yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas. Peningkatan kinerja sekolah yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas, efektivitas, efesiensi, produktivitas, dan inovasi pendidikan beserta uraiannya termasuk kinerja sekolah.

Karaktristik MBS memuat secara inklusif elemen-elemen sekolah efektif, yang dikatagorikan menjadi input, proses, dan output.Dalam tinjauan yang lebih luas,

(6)

konsep dasar pola MBS memandang sekolah sebagai sistem yang terdiri/tersusun dari komponen konteks, input, proses, output dan outcome.

5. pendekatan MBS di samping diposisikan sebagai alternatif, jugasebagai kritik atas penyelenggaraan pendidikan yang selama ini tersentralisasi.Dari beberapa hasil studi MBS <ank Dunia di beberapa negara diperoleh kesimpulan antara lain hasil studi di

%ndia, &apua 'ugini, dan 8hicago menunjukkan bahwa MBS dengan partisipasimasyarakatnya meningkatkan kehadiran siswa, dan studi di 'ikaraguamenunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan motivasi guru

karenaketerlibatannya dalam pengambilan keputusan di MBS. Selain itu, kehadiran gurudan siswa secara reguler meningkatkan perubahan positif terhadap pengalaman belajar para siswa.Menurut 4ullan dan ?atson dalam 'urkolis terdapat buktinyata bahwa keterlibatan orang tua dan masyarakat berpengaruh terhadap pembelajaran siswa, namun pada sekolah3sekolah yang belum maju pengaruhnyamasih terbatas

&encapaian mutu pendidikan di SM!' upang belum mencapai hasilmaksimal.

<eberapa sisi menjalankan menagemen dengan baik, tetapi sebagian juga belum mencapai. MBS merupakan acuan dari setiap lembaga pendidikandalam pengelolaan pendidikannya.ini menjadi kajian masalah yang menjadilandasan peneliti melakukan penelitian. esesuain pengelolaan faktor input, proses, output, outcome yang belum sepenuhnya menjalankan dan pengelolaan MBS di lmbaga pendidikan tersebut.4aktor input yang pertama adalah peserta didik. roses masuk beberapatahun terakhir ini tidak menggunakan test masuk

jenjang SLTP& dijadikan test masuk. Nilai =' SLTP& diyakini sebagai satu3satunya alat pengukur kemampuan siswa. &enyebaran siswa di SMAN 4 Kupang,tidak merata, dan melanggar SNP tentang jumlah siswa tiap rombongan belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut pendapat Rohiat (2008:47) mengartikan Manajemen Berbasis Sekolah sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih

Manajemen Bebasis Sekolah (MBS) sebagai model pengelolaan sekolah yang memberi kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kepala sekolah, mendorong

Manajemen Bebasis Sekolah (MBS) sebagai model pengelolaan sekolah yang memberi kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kepala sekolah, mendorong partisipasi

siswa Model MPMBS dapat dikatakan sebagai model manajemen yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas keluwesan-keluwesan kepada sekolah

David menegaskan bahwa esensi dari MBS adalah otonomi sekolah plus pengambilan keputusan partisipatif. 5 Otonomi dapat diartikan sebagai kewenangan atau kemandirian

Manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah merupakan model Manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada madrasah, memberikan fleksibilitas/keluwesan-keluwesan

Manajemen Berbasis Sekolah pada hakikatnya juga merupakan model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar kepada kepala

MPMBS bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada sekolah, pemberian fleksibilitas yang lebih besar kepada