1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Adanya ketunanetraan pada seorang anak akan menyebabkan adanya 3 (tiga) keterbatasan pokok yaitu: Keterbatasan dalam konsep,keterbatasan interaksi dengan lingkungan dan keterbatasan dalam mobilitas. Ketiga keterbatasan ini merupakan hal yang harus diatasi, bila tidak tunanetra akan mengalami ketidakmampuan mengembangkan diri di berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup. Untuk itu tunanetra membutuhkan keterampilan kompensatoris yaitu keterampilan yang mampumengkompensasi keterbatasan yang dimiliki. Keterampilan kompensatoris mengandung tiga hal yang saling mendukung dan melengkapi yaitu “Pengembangan Orientasi Mobilitas, Sosial dan Komunikasi (OMSK)“
Bagaimana hubungan ketiga keterbatasan tunanetra tersebut dengan keterampilan kompensatoris, dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Keterbatasan di dalam lingkup keanekaragaman pengalaman.
Penglihatan seseorang memegang peranan penting dalam mendapatkan informasi dari lingkungan. Apabila penglihatan seseorang hilang maka saluran utama di dalam memperoleh informasi dari lingkungan akan hilang. Hal ini berakibat adanya hambatan di dalam memperoleh pengalaman baru yang beraneka ragam.
Dengan hilangnya penglihatan, tunanetra dalam memperoleh informasi menggantungkan pada indera lain yang masih berfungsi.
Indera pendengaran, perabaan, penciuman, pengecap dan pengalaman kinestesis adalah saluran keindraan yang cukup penting, akan tetapi indera di luar penglihatan ini sering tidak dapat mengamati dan memahami sesuatu objek di luar jangkauanfisiknya. Dengan kata lain objek yang beradadi luar jangkauannya secara fisik tidak akan berarti bagi tunanetra.
2. Keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan
Penguasaan diri dan lingkungan, akan lebih efektif melalui penglihatan bila dibandingkan dengan indera lainnya baik secara
2
sendiri maupun dengan gabungan dari beberapa indera. Adanya ke- tunanetraan pada seseorang menyebabkan adanya keterpisahan seseorang dengan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial dalam batas-batas tertentu.
Keterpisahan dengan lingkungan fisik maupun sosial menyebabkan adanya kepasifan pada tunanetra. Gerakan yang sebagaimana dilakukan oleh orang awas sejak kecil dalam mendekatkan diri dengan lingkungannya, tidak terjadi pada tunanetra.
Hilangnya rangsangan visual menyebabkan hilangnya rangsangan untuk mendekatkan diri dengan lingkungan, yang pada gilirannya akan menyebabkan pula hilangnya keinginan untuk berinteraksi dengan lingkungan.
Di dunia ini banyak sekali kegiatan yang dapat dikuasai dengan meniru. Meniru akan lebih efektif dikuasai dengan melihat.Tiadanya penglihatan pada seseorang maka banyak aktivitas yang tidak bisa dilakukan dan menyebabkan tunanetra frustasi. Untuk itu tunanetra membutuhkan keterampilan kompensatoris pengembangan OMSK.
Untuk anak awas keterampilan OMSK bisa dipelajari secara tidak disengaja (insidentil) dengan cara meniru. Tetapi OMSK untuk tunanetra membutuhkan pembelajaran yang dirancang dengan sengaja dan terstruktur.
3. Keterbatasan dalam berpindah-pindah tempat (Mobilitas)
Keterbatasan dalam berpindah tempat bagi tunanetra merupakan akibat langsung dari ketunanetraan itu sendiri.
Keanekaragaman informasi dan keanekaragaman pengalaman akan diperoleh bila seseorang dapat berpergian dengan bebas dan mandiri.
Untuk terciptanya interaksi dengan lingkungan fisik maupun sosial dibutuhkan adanya kemampuan berpindah-pindah tempat. Semakin mampu dan terampil seorang tunanetra melakukan mobilitas semakin berkurang hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Dengan uraian keterbatasan yang dimiliki tunanetra diatas maka jelaslah bagaimana pentingnya pengembangan OMSK bagi tunanetra.
3 B. Landasan
1. Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 Pasal 31 tentang Pendidikan 2. Undang-Undang No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat 3. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
6. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005--2025
7. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/ atau Bakat Istimewa
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.71 Tahun2013 tentang Buku Teks Pengajaran dan Buku Pedoman Guru Dikdas.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus Pendidikan Dasar.
C. Tujuan
Penyusunan buku ini bertujuan untuk:
1. Membantu memberikan pemahaman pentingnya orientasi mobilitas, sosial dan komunikasi bagi tunanetra.
2. Pedoman pelaksanaan program pengembangan orientasi mobilitas, sosial dan komunikasi.
3. Memberikan layanan yang optimal kepada tunanetra.
4
D. Ruang Lingkup
Dalam buku pedoman pelaksanaan program pengembangan orientasi, mobilitas, sosial dan komunikasi berisi:
1. Pendahuluanberisi tentang latar belakang, tujuan, landasan,dan ruang lingkup
2. Pengembangan orientasi mobilitas, sosial dan komunikasi berisi tentang pengertian, tujuan, ruang lingkup, prinsip rambu-rambu.
3. Kemampuan dan indikatorberisi tentang uraian kompetensi dan indikator.
4. Pelaksanaan program pengembangan orientasi mobilitas, sosial dan komunikasi, berisi tentang langkah-langkah program pengembangan OMSK.
5. Penilaian 6. Penutup.
5 BAB II
PENGEMBANGAN ORIENTASI MOBILITAS,SOSIAL DAN KOMUNIKASI (OMSK) PADA PESERTA DIDIK TUNANETRA
Pengembangan OMSK adalah sejumlah keterampilan yang dibutuhkan tunanetra untuk menutupi atau mengganti keterbatasan sebagai akibat langsung dari adanya hambatan penglihatan.
Pengembangan OMSK adalah keterampilan yang dibutuhkan setiap orang untuk bisa akses dan berinteraksi dengan lingkungannya.
A. PengembanganOrientasi Mobilitas 1. Pengertian
Pengembangan kemampuan orientasi mobilitas adalah merupakan satu kemampuan, kesiapan dan mudahnya bergerak dari satu posisi/tempat ke satu posisi/tempat lain yang dikehendaki dengan baik, tepat, efektif, dan selamat.
2. Tujuan
Tujuan Pengembangan Orientasi Mobilitas bagi peserta didik adalah mampu memasuki setiap lingkungan yang dikenal maupun tidak dikenal dengan efektif, aman, dan baik, tanpa banyak meminta bantuan orang lain.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup program pengembangan kemampuan orientasi mobilitas diarahkan pada rangkaian aktifitas yang harus dilalui tunanetra sebagai berikut:
1) Keterampilan Orientasi dan Mobilitas.
2) Prinsip dan komponen orientasi 3) Pengembangan motorik kasar 4) Kesadaran ruang
5) Pengembangan Konsep tubuh 6) Keterampilan teknik pra tongkat 7) Keterampilan teknik tongkat
8) Bepergian dengan mandiri di lingkungan yang dikenal dan tidak dikenal
6
B. Pengembangan Sosial 1. Pengertian
Kemampuan sosial merupakan gambaran hubungan antar manusia dan lingkungannya serta perilaku manusia dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari secara mandiri tanpa banyak dibantu orang lain.
2. Tujuan
Tujuan akhir dari pengembangan kemampuan sosial adalah tunanetra mampu melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari- hari sehingga peserta didik mampu berinteraksi, beradaptasi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan pribadi dan sosial di lingkungan keluarga di sekolah dan masyarakat luas.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengembangan kemampuan sosial diarahkan pada keterampilan beraktifitas sehari-hari yang terdiri dari:
a. Aktifitas dan fungsi aktifitas kehidupan sehari-hari.
b. Berintegrasi secara sosial.
c. Hubungan pribadi dan keluarga yang sehat.
d. Mengatur diri dan rumah secara logis.
e. Menyadari pentingnya keselamatan dalam rumah.
f. Mengurangi ketergantungan pada orang lain.
g. Pengembangkan citra diri yang positif.
C. Pengembangan Komunikasi 1. Pengertian
Pengembangan komunikasi pada tunanetra menekankan pada bagaimana tunanetra dapat mengkomunikasikan secara lisan pikiran dan maksudnya dengan ekspresif dan menarik kepada orang lain. Banyak tunanetra mengkomunikasikan pikiran dan maksudnya tidak ekspresi dan tidak menarik. Hal ini bukan berarti tunanetra tidak bisa
7 melakukannya, tetapi tidak mendapatkan latihan contoh dari lingkungannya karena ketunanetraannya.
2. Tujuan
Tujuan akhir dari pengembangan komunikasi adalah mampu bersikap baik dan benar dalam berkomunikasi lisan, tulisan dan isyarat secara ekspresif menyenangkan baik menggunakan alat komunikasi manual maupun elektronik.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengembangan komunikasi untuk peserta didik tunanetra ditujukan sebagai berikut:
a. Prinsip komunikasi lisan bagi tunanetra b. Komunikasi tulisan bagi tunanetra c. Komunikasi isyarat bagi tunanetra
d. Alat bantu komunikasi elektronik dan manual
8
D. Kompetensi dan Indikator
1. Pengembangan Orientasi dan Mobilitas untuk Tunanetra
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1. Gambaran tubuh 1.1 Menjelaskan nama-
nama bagian tubuh Menyebut nama-nama bagian tubuh dari rambut sampai ke ujung kaki
Menyebutkan nama-nama bagian tubuh depan dan belakang.
Menyebutkan bagian-bagian sisi tubuh
1.2 Menunjukkan Lokasi
bagian-bagian tubuh Menemutunjukkantiap-tiap bagian tubuh
Menemutunjukkanbagian tubuh yang ada di kepala
Menemutunjukkanbagian tubuh yang ada di badan
Menemutunjukkanbagian tubuh yang ada di kaki
1.3 Melakukan gerakan
bagian-bagian tubuh Melakukan gerakkankepala dan leher
Melakukan gerakkanlengan siku
Melakukan gerakkanjari dan pergelangan tangan
Melakukan gerakkanpinggul
Melakukan gerakkanpaha
Melakukan gerakkanlutut
Melakukan gerakkankaki
Melakukan gerakkanpergelangan kaki 1.4Menjelaskan fungsi
dan bagian tubuh Menjelaskan fungsi tiap bagian tubuh dari rambut sampai kaki
Malakukan aktifitas dengan memfungsikan bagian-bagian tubuh tertentu
1.5Menghubungkanantar
bagian-bagian tubuh Menghubungkan antar bagian tubuh sendiri
Menghubungkan bagian tubuh sendiri dengan tubuh orang lain
Menghubungkan bagian tubuh sendiri dengan bagian tubuh binatang
Menghubungkan bagian tubuh sendiri dengan objek-objek di sekitarnya.
2. Keterampilan motorik, kesadaran ruang dan
9 lingkungan.
2.1Melakukan gerakan
tidur Melakukan gerakan:
Melakukan gerakantidur terlentang
Melakukan gerakantidur miring
Melakukan gerakantidur telungkup 2.2Melakukan gerakan
berguling Melakukan gerakanberguling ke kiri
Melakukan gerakanberguling ke kanan
Melakukan gerakanberguling dari telentang
Melakukan gerakanberguling dari posisi telungkup ke telungkup
Melakukan gerakanberguling dari posisi miring ke posisi miring
2.3Melakukan gerakan
duduk Melakukan gerakanduduk di lantai
Melakukan gerakanduduk di kursi
Melakukan gerakanduduk dengan posisi bersila
Melakukan gerakanduduk dengan kaki lurus ke depan (selonjor)
2.4 Melakukan gerakan
merangkak Melakukan gerakanposisi merangkak
Melakukan gerakanmerangkak maju
Melakukan gerakanmerangkak mundur
Melakukan gerakanmerangkak menirukan gerakanbinatang
2.5 Melakukan gerakan
berdiri Melakukan gerakanberdiri sempurna
Melakukan gerakanberdiri dengan satu kaki
Melakukan gerakanberdiri dengan kaki dan tangan di angkat (posisi pesawat terbang)
2.6Melakukan latihan
perabaan Membedakan permukaan yang berbeda yaitu kasar, halus, lembek, panas dan dingin
Membedakanberbagai bahan yaitu sutera, katun, dan wol.
Membedakanberjalan diberbagai permukaan seperti rumput, aspal, tanah, kerikil
Membedakanukuran yaitu panjang dan pendek.
Membedakanbentuk yaitu lingkaran, segitiga, segiempat dsb.
Membedakanhubungan dua objek atau lebih.
2.7 Melakukan latihan
pendengaran Menyebutkanjenis suara
Menyebutkanlokasi suara
Membedakan suara
Merespon terhadap suara
10
2.8Melakukan latihan
Penciuman Membedakan dan menunjukkan
Menunjukkan jenis bau-bauan
Membedakanjenis bau-bauan
Menunjukkan lokasi bau-bauan
Merespon terhadap bau-bauan 2.9Melakukan gerakan
berjalan Melakukan gerakan jalan sempurna 2.10Melakukan gerakan
lari Melakukan gerakanlari dengan
bimbingan guru
Melakukan gerakanlari tanpa bimbingan guru
Melakukan gerakanlari dengan pengarah
2.11 Melakukan gerakan
jongkok Melakukan gerakan Jongkok sempurna
Melakukan gerakanjongkok sempurna dan lompat ke depan
Melakukan gerakanjongkok sempurna dan melompat ke belakang
2.12Melakukan gerakan
meloncat Melakukan gerakanloncat dari atas ke bawah dengan bimbingan guru
Melakukan gerakanloncat dari atas ke bawah tanpa bimbingan guru
Melakukan gerakanloncat dari bawah ke atas
2.13Melakukan gerakan
melompat Melakukan gerakanmelompat
sempurna
Melakukan gerakanmelompat dengan satu kaki
Melakukan gerakanmelompat menirukan katak
2.14 Melakukan
gerakan koordinasi Melakukan gerakanmenendang bola
Melakukan gerakanmemukul
Melakukan gerakanmenarik
Melakukan gerakanmengambil
Melakukan gerakanmenangkap 2.15Melakukan
gerakanKeseimbangan Melakukan gerakanberjalan dengan satu kaki
Melakukan gerakanberjalan dengan jarai kaki
Melakukan gerakanberjalan di atas papan titian
2.16Melakukan gerakandengan mengeksplorasi lingkungan
Melakukan gerakanmengelillingi ruangan
Melakukan gerakanmencari objek di ruang atau di lingkungan
Melakukan gerakanmengikuti sumber bunyi
Melakukan gerakanmengambil objek
11 3. Konsep dasar orientasi
dan mobilitas Menjelaskan arti orientasi
Menjelaskan arti mobilitas
Menjelaskan manfaat O&M 4. Prinsip dan komponen
keterampilan orientasi 4.1 Menetapkan posisi
diri dengan
menggunakan indera yang masih berfunsi
Menetapkan dimana dirinya
Menetapkan dimana atau ke mana tujuannya.
Menetapkan bagaimana caranya untuk sampai ke tujuan
4.2Menggunakan komponen keterampilan orientasi
Menemukan landmark
Menemukan clue
Menggunakan kompas
Menetapkan sistem penomoran
Menetapkan sistem pengukuran 5. Tehnik pra tongkat
5.1Melakukan bepergian denganteknik
pendaping awas di lingkungan dekat sekolah
Melakukan gerakan dasar pendampingan awas
Melakukan teknik jalan sempit
Melakukan teknik melewati pintu:
Pintu terbuka kanan mendekat
Pintu terbuka ke arah kanan menjauh
Pintu membuka ke kiri mendekat
Pintu membuka ke kiri menjauh.
Pintu terbuka otomatis digeser
Melakukan teknik pindah pegangan
Melakukan teknik berbalik arah
Melakukan teknik cara duduk
Duduk di kursi dengan meja
Duduk di kursi tanpa meja
Melakukan teknik naik turun tangga
Melakukan teknik escalator dan elevator
Melakukan teknik masuk dan keluar mobil
Melakukan teknik menerima dan menolak ajakan
Melakukan teknik penggunaan kamar kecil
5.2 Bepergian dengan teknik melindungi diri di lingkungan sekolah
Melakukan teknik menyilang tangan di atas(upper hand)
Melakukan teknik menyilang tangan ke bawah(lower hand)
Melakukan teknik merambat(trailling)
Melakukan teknik tegak lurus dengan benda (squaring off)
Teknik mencari benda jatuh(drop objek) 5.3Melakukan orientasi Melakukan gerakanmengelilingi
12
ruang ruangan
Melakukan gerakanmenjelajahi ruangan
Menemutunjukkan letak benda di ruangan
6. Tehnik Tongkat
6.1 Penggunaan tehnik tongkat di lingkungan terbatas
Menjelaskan tentang tongkat.
Menggunakan tongkat ada saat berjalan dengan pendamping awas
Menyimpan tongkat waktu tidak dipergunakan
Menggunakan teknik tongkat
Menggunakan teknik tongkat waktu turun-naik tangga
Menggunakan teknik trailling dengan tongkat
Menggunakan teknik mendeteksi objek-rintangan
Menggunakan teknik sentuhan (touch)
Menggunakan teknik dua sentuhan (two touch)
Menggunakan teknik dua sentuhan waktu menelusuri shore line/garis pengarah
Menggunakan teknik dorong (Pussing Slide Technique)
6.2 Tehnik tongkat di lingkungan sekitar sekolah
Menetapkan posisi jalan dan bagian jalan
Menyeberang jalan dengan teknik tongkat
Berjalan di antara blok di lingkungan sekolah
Melakukan bepergian di daerah dengan kondisi jalan, dan letak rumah yang tidak teratur
Membaca dan membuat peta lingkungan
Menemukan rumah dan nomor rumah sebagai tujuan
Melakukan bepergian dengan menggunakan kendaraan umum
6.3 Tehnik tongkat di
lingkungan perumahan Menetapkan posisi jalan dan bagian jalandi lingkungan perumahan
Menyeberang jalan dengan teknik tongkat
Berjalan di antara blok di lingkungan perumahan
Membaca dan membuat peta lingkungannya
13
Menemukan rumah dan nomor rumah sebagai tujuan
Menyeberang jalan di lampu penyeberangan
Melakukan bepergian dengan menggunakan kendaraan umum
6.4 Penggunaan teknik tongkat dilingkungan perkotaan
Menggunakantehnik meminta bantuan
Menyebrang jalan dengan teknik tongkat
Melakukan berjalan di antara blok di perumahan
Melakukan bepergian di daerah dengan kondisi jalan, dan letak rumah yang tidak teratur
Membaca dan membuat peta lingkungannya
Menemukan rumah dan nomor rumah sebagai tujuan
Melakukan (drop off) diturunkan dalam satu tempat dan kembali ke rumah/tujuan yang telah ditentukan 6.5 Penggunaan teknik
tongkat di pusat perbelanjaan
Menggunakan tehnik meminta bantuan kepada orang lain
Menggunakan tehnik tongkat saat berkendaraan umum
Menggunakan tehnik tongkat di saat menyeberang jalan
Menggunakan tehnik tongkat di pusat perbelanjaan/ mall
Menggunakan tehnik tongkat di pasar tradisional
Membaca dan membuat peta lingkungan pusat perbelanjaan
menemutunjukkan toko dan nomor toko sebagai tujuan
14
2. Pengembangan Sosial Untuk Tunanetra
NO KOMPETENSI INDIKTOR
1. Kesehatan Pribadi
1.1 Memelihara kesehatan
pribadi Melakukan mandi sendiri
Mencuci dan mengeringkan tangan
Mencuci dan mengeringkan kaki
Menggosok gigi
Menggunakan kamar mandi (toilet)
Menggunakan deodoran
Memakai sepatu dan sandal
Memotong kuku
Mencuci rambut dan menyisir
Merias diri (make up) 1.2 Merawat dan
memelihara pakaian. Mencuci dengan cara manual
Mencuci dengan menggunakan mesin cuci.
Melipat pakaian
Menyetrika pakaian
Menyimpan pakaian
Memilih pakaian yang tepat
Menandai pakaian 2. Aktifitas sehari-hari
2.1 Menggunakan kompor (minyak, gas, kayu bakar, arang, briket)
menyalakan kompor (minyak, gas, kayu bakar, arang, briket)
Merawat kompor
2.2 Menyiapkan makanan Memilih bahan makanan yang sehat
Memotong bahan makanan
Mengupas bahan makanan
Memasak bahan makanan
Menggoreng bahan makanan
Mengontrol kematangan makanan
Menghidangkan makanan
Menyimpan makanan.
2.3 Menggunakan etika di
meja makan Melakukan cara duduk
Menyimpan dan menggunakan serbet
Menggunakan peralatan di meja makan
Mengorientasi meja makan
Menggunakan etika di meja makan
Menuangkanair kedalam gelas
Menata makanan di meja makan.
Menyiapkan hidangan utuk tamu/keluarga
Menyajikan makanan dan minuman
Melakukan cara makan dan minum
Makan dengan tangan
Makan dengan sendok dan garpu
15
Minum dengan gelas
Minum dengan botol
Melakukan tata cara makan di tempat pesta
2.4 Membersihkan dan merawat perabot rumah tangga
Menggunakan lampu (listrik, petromak, lampu minyak)
Membersihkan perabot rumah tangga
Membersihkan langit-langit
Membersihkan kaca jendela dan pintu
Menyapu lantai.
Mengepel lantai
Menata mebel 2.5 Membersihkan dan
merawat halaman rumah Membersihkan halaman.
Merawat tanaman
Merawat alat-alat berkebun
Merawat hewan peliharaan 2.6 Memperbaiki pakaian
sederhana Mamasukan benang ke jarum
Memperbaiki pakaian
2.7 Mengelolaan keuangan Mengenali uang kertas dan uang logam
Melipat uang kertas
Menyimpan uang ke dalam dompet/
tas
Membelanjakan uang
Menyimpan uang di Bank
Mengatur uang untuk keperluan keluarga (tlp, listrik dll)
3. Dunia kerja
3.1 Manajemen kerja Menjelaskan arti kerja.
Menyebutkan aturan kerja
Menunjukkan sikap dalam bekerja.
Menyimpan alat kerja
Memelihara alat kerja.
Menggunakan alat kerja.
3.2 Menggunakan waktu Menggunakan waktu efektif dan waktu senggang
4. Reproduksi Manusia
4.1 Reproduksi manusia Menjelaskan perbedaan tanda-tanda fisik bayi sampai dewasa laki dan perempuan dengan menggunakan model boneka
Menjelaskan perbedaan alat reproduksi laki-laki dan perempuan dengan menggunakan model boneka
Memahami masalah kewanitaan
Datang bulan
Kehamilan
16
Merawat bayi
Keluarga berencana
Membesarkan anak
Menanamkan nilai-nilai moral dan agama yang berhubungan dengan kewanitaan
3. Pengembangan Komunikasi untuk Tunanetra
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1. Baca Tulis Braille
1.1 Menunjukkan kesiapan untuk belajar membaca dan menulis Braille
Mengembangkan perabaan untuk membaca braille
Mengekplorasi benda dengan perabaan
Mengenal bentuk geometri dengan perabaan
Menemukan perbedaan titik Braille
Mengenal perbedaan titik Braille 1.2 Memperagakan posisi
membaca dan menulis Braille yang baik dan benar
Memperagakan posisi duduk saat membaca
Memperagakan posisi tangansaat membaca
Memperagakan posisi kertas saat membaca
Memperagakan gerakan tangan saat membaca
Memperagakan sikap membaca yang baik
Memperagakan cara memasang kertas pada mesin tik Braille
Memperagakan menekan tombol mesin tik Braille
Memperagakan memasang kertas pada alat tulis riglet
Menggunakan penriglet waktu menulis Braille
1.3 Menggunakan media baca-tulis awas bagi peserta didik low vision
Menggunakan media baca tulis awas bagi peserta didik low vision
Menggunakan media baca tulis elektronik
1.4 Menulis cetak awas pada
anak tertentu Memodifikasi menulis cetak awas pada anak tertentu
Memodifikasi penggunaan alat bantu tanda tangan
2. Komunikasi
2.1 Menggunakan alat komunikasi yang ada dimasyarakat
Menggunakan alat komunikasi manual
Menggunakan alat komunikasi cetak (majalah Braille)
17
Menggunakan alat komunikasi elektronik
2.2 Melakukan komunikasi antar personal dengan baik dan ekspresif.
Memperkenalkan diri dengan ekspresif
Mengenal orang dengan ekspresif
Bermain peran
Melakukan Simulasi
Melakukan ekspresi komunikasi formal
Melakukan ekspresi komunikasi non formal
2.3 Bergaul dengan etika
yang benar MenunjukkanEtika bertamu
Menunjukkan etika berbicara dengan orang yang lebih muda, sebaya, dan lebih tua
Menunjukkan etika menyapa orang
Menunjukkan etika menengok orang sakit
Menunjukkan etika meminta bantuan
Menunjukkan etika memperkenalkan diri
2.4 Melakukan kunjungan lembaga sosial masyarakat dan pusat layanan masyarakat
Melakukan kunjunganke lembaga sosial masyarakat (Karang Taruna, Remaja Masjid)
Melakukan kunjunganke pusat layanan masyarakat (Puskesmas, Bank, PLN)
18
E. Sarana dan Prasarana
No Nama Cara Penggunaan Gambar
1 Tongkat panjang Alat bantu pembelajaran OM
Dipergunakan di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor) dan dilatihkan kepada tunanetra oleh guru yang mempunyai kualifikasi khusus
2 Tongkat lipat Dipergunakan di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor) dan dilatihkan kepada tunanetra oleh guru yang mempunyai kualifikasi khusus
3 Perangkat latihan
penciuman Beberapa benda yang memiliki bau yang berbeda-bedadimasukan ke dalam suatu tempat yang berbeda, kemudian anak disuruh menditeksi dengan penciumannya dan disuruh menebak nama bbenda ang diciumnya.
4 Perangkat latihan
pengecapan Beberapa benda yang memiliki rasa yang berbeda-beda dimasukan ke dalam suatu tempat yang berbeda, kemudian anak disuruh menditeksi dengan pengecapan dan disuruh menebak nama benda yang dirasakannya
19 5 Kompas Braille Alat ini dipergunakan
untuk mengetahui arah- arah mata angin yang dinginkan oleh tunanetra dengan cara menyimpan kompas braille pada tempat yang datar, menunggunya beberapa saat menguncinya kemudian membuka untuk diraba tanda utara pada kompas tersebut.
6 Talking compass Alat ini akan memberikan informasii arah mata angin yang diinginkan oleh tunanetra dengan cara mengarahkannya pada arah tertentu memijit tombol yang tersedia dan alat ini akan memberikan informasi arah tersebut 7 Jam Braille Dipergunakan dalam
aktifitas sehari-hari dengan cara meraba simbol-simbol braille yang ada pada jam braille
8 Blindfold Tunanetra low vision biasanya lincah bergerak pada siang hari dan kesulitan untuk bergerak pada malam hari. Untuk terbiasa bergerak tanpa penglihatan, maka blindfold dipergunakan ketika melatih O&M.
Kalau pada Blindfold yang hanya memiliki satu tali, maka tali tersebut dipasangkan melingkar kepada dengan tali tidak menekan telinga. jika ada dua, maka tali yang satu di atas telinga dan satunya lagi di bawah
20
telinga. Bantalan ditempatkan di bagian bawah dalam blindfold.
9 Guidance Block
Garis pengarah Dipasang pada jalan yang strategis sebagai garis pengarah pejalan kaki tunanetra
10 Alat latihan perabaan: kain perca, amplas, pasir, tanah, dll
Diraba
11 Silinder Anak diminta menyusun silender tersebut dari yang berukuran paling panjang sampai yang pendek.
12 Menara Bangun
Datar Anak diminta menyusun bangun datar tersebut dari yang berukuran paling besar sampai paling kecil sehingga membentuk menara.
21 13 Bangun-bangun
geometri Pengembangan konsep bangun geometri baik dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi melalui mengenal , membedakan-bedakan, mengelompokan, dan menyusun bentuk
14 Perangkat latihan perabaan
alat bentuk pembelajaran dan alat assesmen
Objek yang terdiri dari berbagai tekstur dan ketebalan diberikan pada anak dan anak membeda-bedakannya melalui perabaan
15 Rangka Bangun
Ruang Terdiri dari rusuk-rusuk bangun ruang.
Guru juga dapat membuat sendiri rangka bangun ruang ini dengan bahan dasar kayu, bambu atau kawat kecil 16 Model -model
benda Dipergunakan dalam
pembelajaran untuk memperjelas konsep- konsep yang diterangkan oleh guru
17 Reglette & pena (alat
pembelajaran)
Kertas dijepit dengan reglet, kemudian huruf ditulis dengan cara menusukkan
stylush/pena pada lubang yang ada di reglet
`
22
18 Braille lego (Latihan baca tulis)
(alat bantu pembelajaran bahasa/
Dipergunakan untuk mengenalkan huruf Braille melalui aktifitas baca tulis dengan cara
memasukan dan
melepaskan balok-balok ke dalam papan yang diperuntukannya
19 Abakus
Alat bantu pembelajaran matematika
Menggeser-geserkan manik-manik yang ada pada abakus sesuai dengan kaidah-kaidah penggunaan abakus standar
20 Papan Hitung Alat bantu pembelajaran matematika
Dadu bersimbol braille diletakkan di papan sesuai dengan kotak yang ada. Titik 1 untuk angka 1, titik 1 dan 2 untuk angka 2, titik 1 dan 6 untuk angka 3, dsb.
21 Papan paku Mengkombinasikan
antara karet dan paku menjadi bangun yang diinginkan
22 Pantule/papan baca
(alat bantu pembelajaran bahasa
Papan dan paku disimpan secara terpisah. Ketika mengenalkan titik 1, ambil satu paku kemudian masukkan ke lubang ke satu pada kolom ke satu di papan.
Titik 2, ambil satu paku dan simpan di lubang 2.
Dan seterusnya dilakukan sesuai dengan petunjuk penulisan titik baille.
23 23 Pantule/papan
baca
(alat bantu pembelajaran bahasa
Papan dan paku disimpan secara terpisah. Ketika mengenalkan huruf a, ambil satu paku kemudian masukkan ke lubang ke satu pada kolom ke satu di papan.
Huruf b, ambil dua paku dan simpan di lubang 1 dan 2. Huruf l, ambil tiga paku dan simpan di lubang 1, 2, 3. Seterusnya dilakukan sesuai dengan petunjuk penulisan huruf baille.
24 Mistar Taktual/
penggaris Penggaris diletakkan pada objek yang akan diukur dan tunanetra meraba simbol braille yang ada pada penggaris untuk menentukan ukuran yang tepat sesuai dengan objek yang diukurnya.
25 Busur derajat
Braille Dalam pembelajaran alat ini dipergunakan untuk mempelajari berbagai ukuran sudut
26 Papan Geometri Alat ini dipergunakan pada mata pelajaran matematika dengan cara mengaitkan karet gelang atau sejenisnya pada paku untuk bentuk geometri yang diinginkan 27 Meteran Braille Dalam pembelajaran alat ini dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran panjang dari suatu objek atau jarak
24
28 Letter Write Kertas dijepit dalam letter writer dan tunanetra menuliskan huruf awas pada kolom yang ada pada alat tersebut, sehingga menghasilkan tulisan yang lurus
29 Rader dan sponge Alat ini dipergunakan dalam pelajaran matematika, OM, IPS, dan lainnya yang berkaitan dengan bentuk.Penggunaan alat ini dengan cara meletaskkan kertas di
atas sponge,
menggambar bentuk gambar geometri dengan menggunakan rader.
Hasil yang akan diperoleh dari menggambar dengan alat ini adalah berupa garis titik-titik yang bisa diraba.
30 Mesin Ketik
Braille Kertas dimasukan pada bagian penggulung lalu putar masuk.
Ketik huruf Braille dengan menggunakan keenam tuts.
31 Bahan bacaan
Braille Dibaca dengan cara diraba
25 32 Braille display Dikoneksikan dengan
dengan CPU
33 Notetaker Dipergunakan dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan baca tulis. Alat ini akan membunyikan angka dan simbol.
34 Embosser (Printer
Braille) Embosser dikoneksikan dengan cpu yang telah tersedia software translator Braille
35 Thermoform Master gambar yang timbul diletakan pada screen, kemudian kertas braillon atau plastik mika ukuran 80 mg diletakan di atas master gambar.
Ditutup lalu hidupkan tombol pemanas sekitar 1 menit.
36 Talking calculator (kalkulator
bicara)
Dipergunakan dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan operasi hitung. Alat ini akan membunyikan angka dan simbol lain, serta hasil operasionalnya
37 Perangkat komputer (PC)
Alat ini dipergunakan dalam berbagai aktifitas dengan memanfaatkan perangkat keras atau lunak yang secara khusus diperuntukan bagi tunanetra.
26
38 Laptop, notebook Sama dengan cara penggunaan PC, tetapi lebih fleksibel.
39 Scanner Alat ini dipergunakan untuk memvisualisasikan gambar dalam bentuk hardcopy ke dalam bentuk auditori.
40 Bangun-bangun
geometri Pengembangan konsep bangun geometri baik dalam bentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi melalui mengenal , membedakan-bedakan, mengelompokan, dan menyusun bentuk
41 Peta timbul Alat ini dipergunakan dalam pembelajaran IPS dengan cara meraba peta yang berbentuk dua dimensi. Peta ini bisa berbentuk peta yang standar maupun buatan guru sesuai dengan kebutuhan.
42 Model -model
benda Dipergunakan dalam
pembelajaran untuk memperjelas konsep- konsep yang diterangkan oleh guru
43 Jam bicara Dipergunakan dalam aktifitas sehari-hari
dengan cara
mendengarkan suara yang direproduksi oleh jam setelah tombol tertentu ditekan.
27 44 Alphabet Braille Alat ini dipajang di
dinding kelas, ruang guru, ruang sumber, dan perpustakaan untuk memberikan informasi tentang simbol Braille.
45 Perangkat latihan
perabaan Objek yang terdiri dari berbagai tekstur dan ketebalan diberikan pada anak dan anak membeda-bedakannya melalui perabaan
46 Perangkat Latihan pendengaran
Membunyikan alat mulai dari suara keras-lemah atau tinggi-rendah.
Dipergunakan untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam mengidentifikasi,
membedakan, serta melokalisasi sumber bunyi
47 Magnifier Magnifier dipegang dengan cara didekatkan atau dijauhkan dari huruf sampai huruf terlihat dengan jelas
28
48 CCTV Bahan bacaan diletakan di tas papan baca yang berada di bawah monitor. Huruf ata gambar akan muncul pada layar monitor yang kekontrasan dan ukurannya dapat disesuaikan dengan kondisi penglihatan.
Pengaturan tersebut dilakukan dengan mengoperasikan
perangkat yang ada pada CCTV.
49 Alat rekam audio Dalam pembelajaran dipergunakan untuk merekam penjelelasan yang diberikan oleh guru untuk diputar ulang.
50 Talking book Dipergunakan pada saat membaca buku dalam bentuk audio yang kecepatan, intonasi dan tinggi rendahnya suara dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
51 Screen reader
software Software diinstall ke cpu yang dilengkapi audio.
52 Braille Translater Alat ini dipergunakan untuk aktifitas membaca sehari-hari dengan cara mengkomversikan ke dalam bentuk braille. Alat
ini dalam
pengoperasiannya
dinstal terlebih dahulu pada perangkat komputer.
29 53 Open book
(software) Alat ini dipergunakan dalam kegiatan sehari- hari dalam aktifitas membaca dengan cara menyalin teks dalam bentuk hardcopy ke bentuk teks dan atau audio r dalam format softcopy.
54 Kamus elektronik Dipergunakan dalam pembelajaran bahasa asing di sekolah
55 Papan catur
tunanetra Aturan sama dengan permainan catur pada umumnya. Hubungannya dengan pembelajaran,
yaitu dalam
pengembangan konsep, sosialisasi, dan pengisian waktu luang yang positif
56 Bola bunyi Bola ditendang, dilempar, atau dupukul seuai dengan permainan yang dilakukan
57 Perangkat tenis
meja Tunanetra Bola dipukul melalui bawah net ke daerah lawan dan lawan main memukul balik. Aturan main disesuaikan dengan aturan tenis meja tunanetra.
30
58 Braille Playing
Card Dipergunakan pada saat pengembangan konsep braille serta sosialisasi melalui permainan kartu
59 Bola Besar Anak tetap berada pada posisi tengkurap sambil badan atau kaki dipegang oleh kita lalu digoyang atau digeser geser
60 Matras o Posisi tidur terlentang o Latihan miring,
tengkurap dan berguling
o Latihan peguatan otot dengan posisi tidur dan duduk
61 Sepeda statis/
static bycicle pedalnya dikayuh
62 The equilibirator Anak berjalan diatas papan dengan tetap berpegang
63 Static Bycicle Dapat untuk melakukan program Ergocycling, keamanan lebih terjamin, pengawasan tidak terlalu sulit, mudah dilakukan
31 bagi Tunanetra
64 Treadmill Jogger Dapat untuk melakukan program Ergojogging, keamanan lebih terjamin, pengawasan tidak terlalu sulit, mudah dilakukan bagi Tunanetra
65 Power Rider
66 Body slander Sangat baik untuk melatih otot betis, otot paha, melatih koordinasi anggota tubuh, pengawasan tidak terlalu sulit, mudah dilakukan bagi Tunanetra
67 Ruang Makan anak diajarkan untuk menata meja atau menyajikan menu bila ada tamu sambil mengenalkan fungsi dari kegiatan makan itu sendiri
68 Ruang tamu Role playing atau bermain peran
69 Ruang dapur Belajar memasak
32
70 Kamar mandi Orientasi cara mandi , cara buka kran panas dan dingin
71 Toilet Orientasi cara buang hajat dan cara untuk membersihkan
72 Setrika,juicer,toas
ter Diajarkan cara
penggunaannya kealiran listrik
73 Rice cooker Diajarkan cara penggunaannya kealiran listrik
74 Kompor gas Diajarkan cara menyalakan , mematikan dan perawatannya
33 75 Piring,
mangkok,cangkir Diajarkan cara menggunakan atau table manner/menata dan perawatannya
76 Hanger/gantunga
n pakaian Diajarkan cara
menggunakannya
77 Ember tertutup Air dimasukkan keember dan ditutup
78 Lap tangan Setelah tangan dicuci gunakan lap tangan
79 Sikat gigi Cara Penggunaan
Anak diminta memasang pasta gigi pada sikat gigi, kemudian melakukan menggosok/menyikat gigi.
80 Software
Translator music Braille
Diinstall ke dalam computer kemudian dioperasikan sesuai kebutuhan
34
81 Software
perekaman music (CakeTalking SONAR)
Diinstall ke dalam computer kemudian dioperasikan sesuai kebutuhan
35 BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN ORIENTASI MOBILITAS, SOSIAL, DAN KOMUNIKASI PADA PESERTA DIDIK TUNANETRA A. Prinsip Pelaksanaan
Pengembangan program OMSK pada tunanetra harus didasarkan pada prinsip sebagai berikut:
1. Kekongkritan
Pelaksanaan latihan pada tunanetra dikatagorikan kongkrit apabilamateri latihan, tempat atau lokasi latihan, waktu suasana harus kongkrit. Untuk mengkongkritkan materi maka perlu dilengkapi dengan peraga pendukung yang bersifat kongkrit. Kongkrit bisa berarti bentuk aslinya atau modelnya.
Penggunaan peraga model dilakukan bila penggunaan peraga asli tidak memungkinkan. Ketidakmungkinan penggunaan peraga asli bisa karena alasan etika, berbahaya atau membahayakan peserta didik, dan atau susah menemukan aslinya. Karena itu sejak dari rencana pembelajaran harus sudah dipikirkan bagaimana perencanaan latihan pengembangan orientasi mobilitas, sosial dan komunikasi bisa dilaksanakan kongkrit.
2. Melakukan
Dalam melakukan latihan pengembangan orientasi mobilitas, sosial dan komunikasi dilatihkan dengan cara peserta didik melakukan sesuai dengan peraga yang diberikan. Tunanetra harus diijinkan untuk mendatangi guru, meraba peraga serta mencoba melakukan sesuai dengan yang diragakan guru secara kongkrit. Penjelasan verbal tidak akan dapat membuat pembelajaran bermakna bagi tunanetra. Dengan demikian pembelajaran pada tunanetra khususnya keterampilan OMSK harus berbasis aktif dan praktek langsung.
3. Prinsip Keterpaduan
36
Prinsip terpadu mengandung arti bahwa guru dalam menjelaskan, dan menunjukkan peragaan harus secara sistimatis dan menyeluruh. Hal ini didasarkan cara tunanetra dalam mempelajari dan mengamati sesuatu.Peserta didik awas dalam mempelajari dan mengamati sesuatu dimulai dari mengamati secara utuh atau keseluruhan setelah itu bagian- bagiannya. Tunanetra denganhambatan penglihatan yang dimilikinya tidak dapat mengamati, mempelajari objek maupun peraga secara utuh dalam satu waktu. Tunanetra mempelajari dan mengamati objek dan peraga dari bagian-bagiannya, selanjutnya menyatukan kembali bagian objek dan peraga yang dipelajarinya menjadi sesuatu yang utuh dan terpadu.
Untuk pengembangan OMSK pada tunanetra harus menggunakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada (student centered approach). Ini berarti bahwa apapun yang akan dilakukan terhadap tunanetra dalam kontek pengembangan OMSK harus didasarkan kepada kepentingan dan kebutuhan tunanetra.
Mengingat sangat pentingnya program pengembangan OMSK dalam kehidupan tunanetra dan banyaknyawaktu yang dibutuhkan, maka perlu menggunakan berbagai strategi sebagai:
1. Pembelajaran terpadu, artinya sebagian materi pengembangan OMSK masuk kedalam mata pelajaran untuk dikembangkan.
2. Pembelajaran tersendiri, artinya guru penanggung jawab keterampilan kekhususan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran secara langsung dan tersendiri, yang disesuaikan dengan umur perkembangan dan kebutuhannya.
Pembelajaran prioritas, yaitu strategi ini dilaksanakan karena alasan tertentu yang ada pada tunanetra, misalnya karena peserta didik akan segera masuk di sekolah inklusiatau alasan kebutuhan yang mendesak maka perlu diprioritaskan untuk
37 dilakukan pembelajaran secara individual sampai kebutuhannya terpenuhi.
B. Rambu-rambu Pelaksanaan
Rambu-rambu pelaksanaan pengembangan orientasimobilitas social dan komunikasi bagi peserta didik tunanetra sebagai berikut:
1. Pengembangan orientasimobilita, sosial dan komunikasi disusun tidak berdasarkan jenjang, satuan pendidikan dan tingkatan kelas
2. Metoda, alat pembelajaran dan evaluasi disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan.
3. Proses pengembangan dilaksanakan dengan mengutamakan aspek motorik dan psikomotor.
4. Penguasaan kemampuan dan indikator tidak harus dilakukan secara berurutan, tetapi guru diberi wewenang untuk memilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
5. Guru yang bertanggung jawab menyampaikan pembelajaran OMSK hendaknya mereka yang sudah pernah mendapatkan pelatihan OM
6. Guru dan pelatih OMSK hendaknya memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media dan sarana sumber latihan.
7. Sistem penilaian program pengembangan OMSK dapat menggunakan penilaian kualitatif, ukuran keberhasilan program pengembangan OMSK adalah pada kompetensi, keterampilan dan kecakapan dalam melakukan aktifitas.
8. Bentuk latihan OMSK sebaiknya bervariasi, menarik minat, merangsang emosi, serta menuntun ke arah kesanggupan diri untuk melakukan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Prosedur Pelaksanaan
Untuk mencapai tujuan dari pengembangan orientasi mobilitas sosial dan komunikasi diperlukan langkah- langkahsebagai berikut:
38
1. Asesmen
Dalam kontek Pengembangan OMSK asesmen adalah metode yang sistimatis untuk mengetahui tentang:
a. Apa yang sudah dikuasai b. Apa yang belum dikuasai c. Apa yang dibutuhkan
Materi pengembangan yang sudah diketahui dan materi yang belum diketahui, tapi tidak dibutuhkan maka materi tersebut tidak perlu diprogramkan dan materi yang belum dikuasai dan dibutuhkan itu saja yang perlu diprogramkan untuk dilatihkanpada tunanetra.
2. Menetapkan prioritas materi latihan
Berdasarkan hasil asesmen, materi yang belum diketahui mungkin lebih dari satu maka guru harus memilih materi yang mana yang perlu lebih dulu untuk dilatihkan.
3. Menetapkan tujuan latihan
Setelah ditetapkannya materi yang akan dilatihkan, maka guru menyusun dan menetapkan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan harus memiliki unsur:
A=Audiens yaitu siapa yang akan mencapai tujuan B=Behavioradalah prilaku yang harus ditunjukkan
C=Conditionpada saat kondisi apa perilaku itu ditampilkan/ditunjukkan oleh (audiens)
D=Degree (Derajat) merupakan kriteria bahwa tingkah laku yang ditampilan (performance behavior) menerangkan telah berhasil menguasai pengetahuan dan keterampilan dan diajarkan.
Misalnya berapa kali ia harus melakukan praktek salah satu teknik dengan benar, sebelum dinyatakan ia berhasil menguasai teknik tersebut.
Contoh penetapan unsur tujuan:
Format ABDC
Tiap dapat (A) mempraktekan teknik menyilang tubuh (B) tiga kali berturut-turut tanpa kesalahan (D) pada saat menuruni tangga (C)
39 Format ACBD
Semua (A) pada saat berbicara (C) dapat menunjukkan ekspresinya (B) tanpa kesalahan (D)
Format ABCD
Ahmad (A) dapat mendemonstrasikan teknik mencari benda jatuh (B) didepan teman sekelasnya (C) tanpa ada kesalahan (D)
Format ABDC
Tiap dapat (A) teknik menyilang tubuh (B) tiga kali berturut- turut tanpa kesalahan (D) pada saat menuruni tangga (C)
4. Menganalisa kegiatan materi latihan
Apabila tujuan telah ditetapkan dengan jelas maka langkah selanjutnya menganalisa atau menguraikan tujuan tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diajarkan. Makin tinggi kemampuan peserta didik dalam menerima pelajaran maka langkah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan makin besar.
Berarti jumlah langakah dan tahap yang harus dilalui semakin sedikit.
Banyaknya langkah kegiatan juga tergantung dari kekomplekan bahan tugas yang akan diajarkan.
Dari analisa tujuan menjadi langkah lebih kecil maka instruktur dapat menerapkan dari mana harus memulai latihan tersebut. Memulai mengajarkan atau melatihkan tidak harus dari awal, bisa saja untuk seorang peserta dimulai dari langkah pertama tetapi bagi peserta didik yang lainnya cukup mulai dari langkah pertengahan.
Dengan analisa kegiatan program ini dan bahan yang akan diberikan lebih fleksibel. Juga akan lebih mudah menemukan hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengajarannya.
Analisa kegiatan memegang peranan dalam mendorong motivasi peserta didik dalam berlatih dan belajar. Sebab analisa tugas dari kegiatan ini memungkinkan peserta didik berhasil dan mampu melaksanakannnya.
40
Contoh:
Misalnya Tujuan yang ditetapkan adalah ”peserta didik mampu berpergian mandiri dengan kendaraan bus dari rumah ke sekolah”.
Bahan dan tujuan ini dianalisa seperti berikut:
1) Pergi dari rumah ke tempat pemberhentian bus pada watu yang tepat.
2) Menuggu bus datang
3) Mengenal bus dengan tepat 4) Menaiki bus dengan tepat.
5) Membayar ongkos bus dan meminta karcis.
6) Bertanya untuk ganti bus apabila diperlukan.
7) Menemukan ciri medan (landmark) yang tepat untuk berhenti.
8) Memijit bel untuk berhenti apabila sudah menemukan tanda untuk berhenti.
9) Keluar dari bus pada pemberhentian yang tepat.
10) Berjalan dari pemberhentian bus ke sekolah.
5. Menetapkan metode
Dalam pengajaran keterampilan OMSK mengenal 3 (tiga) cara yaitu:
a. Pengajaran dengan cara verbal
Instruktur memberikan instruksi dengan verbal dan peserta didik melaksanakan instruksi verbal tersebut. Cara ini dapat berjalan apabila menghadapi tunanetra yang mempunyai kekayaan konsep yang cukup memadai.
Bagaimana ia akan mengerti dengan apa yang dimaksud apabila tunanetra belum mempunyai konsep yang tepat tentang isi instruksi tersebut.
b. Pengajaran dengan cara demonstrasi
Guru memberikan contoh bagaimana teknik dan keterampilan
itu dilaksanakan. Peserta didik tunanetra mengamati dengan meraba dari gerakan yang dicontohkan oleh instruktur.
41 Setelah itu baru peserta didik mempraktekan dan meniru yang dicontohkan oleh instruktur.
c. Pengajaran Dengan Bantuan Fisik
Instruktur menyentuh langsung peserta didik tunanetra dan mencontohkan secara langsung kepada tunanetra. Kelemahan dari cara ini adalah adanya kontak langsung yang terlalu sering dengan peserta didik dan dapat berakibat tidak enak pada tunanetra, terutama yang telah dewasa. Instruktur dalam mengajarkan sesuatu teknik dalam mobilitas sering menggunakan ketiganya yaitu cara verbal, demonstrasi dan bantuan atau kontak fisik. Makin tiggi kemampuan tunanetra menerima pelajaran makin kurang penggunaan atau kontak fisik dalam proses belajarnya.
6. Menetapkan kriteria keberhasilan latihan
Dalam evaluasi diperlukan kriteria. Kriteria dimaksudkan untuk dapat menetapkan apakah penampilan yang ditunjukan dalam evaluasi tersebut sudah memenuhi syarat untuk dikategorikan berhasil. Kita telah mengetahui bahwa evaluasi dalam Orintasi dan Mobilitas ditekankan pada evaluasi dalam bentuk kegiatan
7. Menetapkan langkah tindak lanjut
Evaluasi dalam Orientasi dan Mobilitas ditekankan pada evaluasi penampilan dan perbuatan. Ukuran keberhasilan dalam evaluasi ditetapkan berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Jadi cara mengevaluasi peserta didik tunanetra dalam melakukan OMSK adalah melihat langsung sewaktu peserta didik melakukan kegiatan tersebut. Keberhasilan ditetapkan apabila peserta didik dapat mempraktekan keterampilan OMSK dalam situasi yang sebenarnya.
42
PESERTA DIDIK
PROFIL PERKEMBANGAN
Kompetensi
KOMPETENSI
MERENCANAKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN OMSK
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN OMSK
PENILAIAN DAN EVALUASI KEGIATAN
PENGEMBANGAN OMSK
LAPORAN KEGIATAN PENGEMBANGAN OMSK
Asesmen
ASESMEN
43 D. Program Pelaksanaan Pengembangan OMSK
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1 Gambaran tubuh
1.1 Menjelaskan nama- nama
bagian tubuh
Menyebut nama-nama bagian tubuh dari rambut sampai ke ujung kaki
Menyebutkan nama-nama bagian tubuh depan dan belakang
Menyebutkan bagian-bagian sisi tubuh
Langkah-langkah pembelajaran
Guru menggunakan tubuh peserta didik sebagai media.
1. Menemutunjukkan nama-nama bagian tubuh dari rambut sampai ke ujung kaki.
2. Menemutunjukkan nama-nama tubuh bagian depan dan bagian belakang.
3. Menemutunjukkan bagian sisi tubuh.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1.2 Lokasi bagian-bagian
tubuh Menemutunjukkan tiap-tiap
bagian tubuh
Menemutunjukkanbagian tubuh yang ada di kepala
Menemutunjukkanbagian tubuh yang ada di badan
Menemutunjukkanbagian tubuh yang ada di kaki Langkah-langkah pembelajaran.
Guru menggunakan tubuh peserta didik sebagai media.
1. Menunjukkan tiap-tiap bagian tubuh.
2. Menunjukkan bagian tubuh yang ada di kepala.
3. Menunjukkan bagian tubuh yang ada di badan.
4. Menunjukkan bagian tubuh ada di kaki.
44
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1.3 Melakukan gerakan
bagian-bagian tubuh Melakukan gerakan kepala dan leher
Melakukan gerakan lengan siku
Melakukan gerakan jari dan pergelangan
Melakukan gerakan pinggul
Melakukan gerakan paha
Melakukan gerakan lutut
Melakukan gerakan kaki
Melakukan gerakan pergelangan kaki
Langkah-langkah pembelajaran
Melalui kegiatan permainan peserta didik melakukan sebagai berikut:
1. Menggerakkan kepala.
2. Menggerakkan leher.
3. Menggerakkan bahu.
4. Menggerakkan tangan.
5. Menggerakkan pinggang.
6. Menggerakkan lutut.
7. Menggerakkan tumit.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1.4 Menjelaskan fungsi
bagian tubuh Menjelaskan fungsi tiap bagian tubuh dari rambut sampai kaki
Langkah-langkah pembelajaran.
Melalui permainan peserta didik dapat menjelaskan sebagai berikut:
1. fungsi indra;
2. fungsi tiap bagian kepala;
3. fungsi tubuh bagian depan;
4. fungsi tubuh bagian sisi dan;
5. fungsi tubuh bagian kaki.
45
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1.4 Fungsi dan bagian tubuh Melakukan aktifitas dengan memfungsikan bagian-bagian tubuh tertentu
Langkah-langkah pembelajaran
Melalui permainan peserta didik menyentuh bagian tubuh tertentu ke bagian tubuh yang lain.
1. Menggerakkan tangan untuk menyentuh bagian tubuh yang lain.
2. Menyentuhkan tangan ke bagian tubuh tertentu orang lain.
3. Menggerakkan bagian tubuh tertentu ke objek lain (contoh: sentuhlah meja dengan tangan kananmu).
4. Meletakkan objek tertentu ke bagian tubuh (contoh: letakkan selendang di bahumu).
NO KOMPETENSI INDIKATOR
1.5Hubungan antara bagian
tubuh Menghubungkan antar bagain tubuh sendiri
Menghubungkan bagian tubuh sendiri dengan tubuh orang lain
Menghubungkan bagian tubuh sendiri dengan bagian tubuh binatang
Menghubungkan bagian tubuh sendiri dengan objek-objek di sekitarnya.
Langkah-langkah pembelajaran.
Melalui permainan berpasanganpeserta didik mengikuti perintah guru.
1. Sentuhlah kepalamu.
2. Sentuhlah sikumu.
3. Sentuhlah tangan temanmu dengan tangan kananmu.
4. Sentuhlah bahu kanan temanmu dengan tangan kirimu.
5. Sentuhlah ekor kucing.
6. Sentuhlahkepala ayam.
7. Injak lap pel dengan kaki kananmu.
8. Tendang bola dengan kaki kirimu
46
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2. Keterampilan
motorik,kesadaran ruang dan lingkungan.
2.1 Melakukan gerakan
tidur Melakukan gerakan tidur
terlentang
Melakukan gerakan tidur miring
Melakukan gerakan tidur telungkup
Guru menyiapkan matras/karpet.
Langkah-langkah pembelajaran.
Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
1. Merebahkan diri di lantai, terlentang rileks.
2. Memiringkan badan ke kiri dan ke kanan, posisi tangan dibawah badan.
3. Badan telungkup, posisi kepala menghadap ke kanan atau ke kiri.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.2 Melakukan gerakan
gerakan berguling Melakukan gerakan berguling ke kiri
Melakukan gerakan berguling ke kanan
Melakukan gerakan berguling dari telentang ke posisi telungkup
Guru menyiapkan matras/ karpet.
Langkah-langkah pembelajaran.
Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
1. Badan terlentang kemudian berguling ke kiri, dan ke kanan posisi tangan disamping badan.
2. Badan telungkup kemudian berguling ke kiri dan kanan posisi tangan di samping badan.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.3 Melakukan gerakan
duduk Melakukan gerakan duduk di lantai dengan posisi bersila
Melakukan gerakan duduk di lantai dengan posisi kaki lurus ke depan (selonjor)
Melakukan gerakan duduk di kursi bersandar
Guru menyiapkan matras/ karpet.
47 Langkah-langkah pembelajaran.
Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
1. Duduk di lantai dengan posisi kaki bersila, punggung tegak lurus.
2. Duduk dengan kaki selunjur dengan posisi punggung tegak lurus.
3. Duduk di kursi dengan sandaran, dengan posisi badan tegak membentuk sudut 90 o..
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.4 Melakukan gerakan
merangkak Melakukan gerakan posisi merangkak
Melakukan gerakan merangkak maju
Melakukan gerakan merangkak mundur
Melakukan gerakan merangkak menirukan gerak binantang Langkah-langkah pembelajaran.
Guru menyiapkan matras/karpet. Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
1. Posisi merangkak (ke dua lutut dan kedua telapak tangan menyentuh lantai).
2. Merangkak maju.
3. Merangkak mundur.
4. Merangkak menirukan gerak binatang.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.5 Melakukan gerakan
berdiri Melakukan gerakan berdiri sempurna
Melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki
Melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan tangan di angkat/melayang (posisi
pesawat terbang) Langkah-langkah pembelajaran
Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan berikut.
1. Berdiri sempurna (badan tegak, kedua telapak kaki rapat, tangan di samping, wajah menghadap ke depan)
2. Berdiri dengan satu kaki
48
3. Berdiri dengan satu kaki dan tangan direntangkan (gerakan pesawat terbang)
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.6 Melakukan gerakan
latihan perabaan Membedakan permukaan yang berbeda yaitu kasar, halus, lembek, panas dan dingin
Membedakan berbagai jenis kain seperti sutera, katun, dan wol Langkah-langkah pembelajaran.
Disediakan berbagai objek permukaan, peserta didik meraba untuk melatih membedakan permukaan objek benda dan berbagai jenis permukaan sepserti kain, amplas, tanah liat, platisin dan kain katun.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.6 Melakukan gerakan
latihan perabaan Melakukan berjalan diberbagai permukaan seperti rumput, aspal, tanah, karpet, kerikil dsb.
Langkah-langkah pembelajaran.
Pembelajaran dikondisikan di lingkungan alam.
1. Berjalan di permukaan berumput.
2. Berjalan di permukaan beraspal.
3. Berjalan dipermukaan bertanah kering.
4. Berjalan dipermukaan bertanah becek.
5. Berjalan di permukaan berkerikil.
6. Membedakan permukaan yang dilalui.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.6 Melakukan gerakan
latihan perabaan Membedakan ukuran panjang dan pendek.
Membedakan berbagai bentuk yaitu
lingkaran, segitiga, segiempat Langkah-langkah pembelajaran.
Disediakan benda berbagai ukuran panjang dan berbagai bentuk geometri.
1. Berbagai ukuran panjang (penggaris, lidi)
2. Berbagai bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat)
49 3. Berbagai benda yang berbeda dari bentuk, berat, ukuran permukaan,
jenisnya dll (bola, bata, amplas, kayu dsb)
Teknik latihan perabaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu diraba secara keseluruhan dan diraba bagian perbagian untuk memperoleh informasi secara keseluruhan suatu objek. Bagi objek/benda kecil yang seluruh permukaanya bisa diraba sekaligus oleh satu atau dua telapak tangan sehingga akan mengetahui bentuk benda tersebut secara langsung menyeluruh.Tapi benda yang permukaannya tidak dapat diraba sekaligus oleh satu maupun dua telapak tangan maka tunanetra akan meraba di setiap bagian.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.6 Melakukan gerakan latihan perabaan
Membedakan hubungan dua objek atau lebih.
Langkah-langkah pembelajaran.
Membedakan benda berdasarkan jarak, arah dan posisi sehingga menemukan hubungan dua objek atau lebih yang berbeda. Contoh permukaan kursi lebih rendah daripada permukaan meja, kursi berada di sebelah kanan meja, kursi berada di sebelah utara meja.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.7 Melakukan Latihan
Pendengaran Menyebutkan jenis suara
Menyebutkan lokasi suara
Membedakan suara
Merespon terhadap suara Langkah-langkah pembelajaran.
1. Diperdengarakan suara (tepuk tangan, bunyi lonceng), peserta didik menunjukkan lokasi sumber suara
2. Diperdengarakan beberapa suara (tepuk tangan, bunyi lonceng, suara orang tertawa, suara kendaraan.
3. Peserta didik membedakan suara dengan cara: dipanggil namanya dengan volume yang berbeda (pelan, sedang, keras, peserta didik memberikan reaksi dengan cara menolehkan wajah atau mengangkat tangan.
50
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.8 Melakukan latihan
Penciuman Membedakan dan
menunjukkan jenis bau-bauan
Membedakan jenis bau-bauan
Menunjukkan lokasi bau-bauan
Merespon terhadap bau-bauan Langkah-langkah pembelajaran.
Disediakan berbagai jenis bau-bauan.
1. Dikenalkan berbagai macam bau-bauan (bumbu dapur: bawang, serei, merica, terasi, kencur).
2. Membedakan berbagai macam bau-bauan (bumbu dapur seperti bawang, serei, merica, terasi, kencur).
3. Menemutunjukkan tempat-tempat tertentu dari baunya. (tempat sampah, tukang bakso, tukang sate).
4. Menemutunjukkan makanan tertentu dari baunya. (nangka, jengkol, kemangi.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.9 Melakukan gerakan
berjalan Melakukan gerakan jalan sempurna
Langkah-langkah pembelajaran.
Melalui peragaan dan contoh berjalan, peserta didik.
Berjalan sempurna denganlangkah kaki dan ayunan tangan seirama.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.10 Melakukan gerakan
lari Melakukan gerakan lari dengan
bimbingan guru
Melakukan gerakan lari tanpa bimbingan guru
Melakukan gerakan lari dengan pengarah
Langkah-langkah pembelajaran.
Pembelajaran dikondisikan di lapangan olahraga.
1. Lapangan dibuat model lintasan lari dengan menggunakan garis pengarah (tali).
2. Peserta didik lari bergandengan dengan guru.
3. Peserta didik lari sendiri.
51 4. Peserta didik lari mengikuti tali pengarah.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.11 Melakukan gerakan
Jongkok Melakukan gerakan:
Melakukan gerakan jongkok sempurna
Melakukan gerakan jongkok sempurna dan lompat ke depan
Melakukan gerakan jongkok sempurna dan melompat ke belakang
Langkah-langkah pembelajaran.
Pembelajaran dikondisikan di lapangan olah raga, kemudian peserta didik melakukan gerakan.
1. Jongkok sempurna.
2. Jongkok sempurna sambil lompat ke depan.
3. Jongkok sempurna dan melompat ke belakang.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.12 Melakukan gerakan
meloncat Melakukan gerakan meloncat dari atas ke bawah dengan bimbingan guru
Melakukan gerakan meloncat dari atas ke bawah tanpa bimbingan guru
Melakukan gerakan meloncat dari bawah ke atas
Langkah-langkah pembelajaran.
Disediakan sarana untuk tempat meloncat (bangku, papan titian) Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
1. Meloncat dari atas ke bawah dengan bimbingan guru.
2. Meloncat dari atas ke bawah tanpa bimbingan guru.
3. Meloncat dari bawah ke atas.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.13 Melakukan gerakan
melompat Melakukan gerakan melompat sempurna
Melakukan gerakan melompat dengan satu kaki
Melakukan gerakan melompat menirukan katak
52
Langkah-langkah pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan di luar kelas dengan pendekatan permainan Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
1. Melompat sempurna.
2. Melompat dengan satu kaki.
3. Melompat dengan dua kaki.
4. Melompat menirukan katak.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.14 Melakukan gerakan koordinasi bagian tubuh
Melakukan gerakanmenedang bola
Melakukan gerakanmemukul
Melakukan gerakanmenarik
Melakukan gerakanmengambil
Melakukan gerakanmenangkap Langkah-langkah pembelajaran.
Melalui permainan peserta didik melakukan gerakan.
1. Menendang bola.
2. Memukul dengan alat (kayu) dan tanpa alat.
3. Gerakan menarik tali.
4. Mengambil benda dengan dua jari, lima jari, dan menggenggam.
5. Menangkap bola kecil dan bola besar.
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.15 Melakukan gerakan gerakan
Keseimbangan
Melakukan gerakanberjalan dengan satu kaki
Melakukan gerakan berjalan dengan jari kaki
Melakukan gerakanberjalan di atas papan titian
Langkah-langkah pembelajaran.
Disediakan papan titian.
Melalui permainan dan kompetisi peserta didik melakukan gerakan.
1. Berjalan dengan satu kaki
2. Berjalan dengan menggunakan jari kaki (jinjit) 3. Berjalan di atas papan titian
53
NO KOMPETENSI INDIKATOR
2.16 Melakukan gerakan dengan
mengeksplorasi lingkungan
Melakukan
gerakanmengelillingi ruangan
Menemukan objek di ruang atau di lingkungan
Melakukan gerakanmengikuti sumber bunyi
Langkah-langkah pembelajaran.
Pembelajaran dilakukan di ruang kelas peserta didik melakukan gerakan:
1. merambat/menelusuri (Trailling) mengelilingi ruangan, di awali pada fokal poin (pintu) menuju ke sebelah kanan atau kiri sampai menemukan pintu kembali.
2. Menggunakan garis pengarah (Direction Taking) untuk mengelilingi ruangan. Penggunaan teknik ini bisa dikombinasikan dengan teknik lain, seperti, upper hand, trailing dan lower hand.
3. Mengetahui pola ruangan (Search Patter