Revisi 03 (18-20 April 2021) 02
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN
CAPAIAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK (SKKPD)
TAHUN 2021
CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BERDASARKAN STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK (SKKPD)
Pengarah
Anindito Aditomo, S.Psi., M.Phil., Ph.D. - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Penanggung Jawab
Maman Fathurrohman, S.Pd.Si., M.Si., Ph.D. - Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Tim Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
1. Dr. Yogi Anggraena, M.Si.
2. Dra. Ranti Widiyanti, M.Si.
3. Rizki Maisura, S.Psi..
4. Leli Alhapip, S.Pd., M.Eng.
5. ….
Tim Penyusun
1. Dr. Naharus, M.Pd. - Universitas Sebelas Maret
2. Dr. Ribut Purwaningrum, M.Pd. - Universitas Sebelas Maret 3. Dr. Yusi Riska Yustiana, M.Pd. - Universitas Pendidikan Indonesia 4. Dr. Budi Purwoko, M. Pd. - Universitas Negeri Surabaya
5. R. Roy Miftahulhuda, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas dan BK 6. Eni Usmawati, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas dan BK
7. Herawati, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas dan BK 8. Anna Susanti, S.Pd., M.Pd. - P4TK Penjas dan BK Kontributor
1. Frisca Choerunnisa, S.Pd., M.Pd. - SMKN 5 Bandung
2. Yuningdartie, S.Pd., M.Pd. - SMKN 12 Bandung
3. Tri Windarwati, S.Pd. - SMKN 3 Cimahi
KATA PENGANTAR
Pembelajaran dengan paradigma baru menguatkan pembagian kewenangan yang ada di pemerintah pusat, daerah dan sekolah. Salah satu bentuk kewenangan yang ada di tataran pemerintah pusat adalah hadirnya Capaian Pembelajaran (CP). Capaian pembelajaran sebagai salah satu kerangka dasar kurikulum memungkinkan setiap pendidik mendapatkan gambaran yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik pada akhir suatu proses belajar. Setiap pendidik diharapkan dapat mengajarkan peserta didik sesuai dengan perkembangannya.
Pencapaian kompetensi yang diharapkan dalam CP memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak yaitu guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Dalam hal ini, Bimbingan dan Konseling (BK) sesuai fungsinya mengupayakan tercapainya tugas perkembangan melalui kegiatan yang memandirikan. Bimbingan dan konseling menggunakan paradigma perkembangan individu yang menekankan pada upaya mengembangkan potensi-potensi positif individu.
Pelayanan BK di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseli agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Semasa SMK, peserta didik dituntut untuk mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Eksistensi bimbingan dan konseling dapat dilihat dari irisan capaian pelayanannya sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), profil Pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik/konseli.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah melalui Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya menguatkan peran layanan BK yang dijabarkan dalam bentuk capaian layanan yang dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Melalui capaian layanan BK, diharapkan peserta didik mampu mengaktualisasikan dirinya dan mencerminkan profil pelajar pancasila seutuhnya.
Jakarta, April 2021 Kepala Pusat,
Maman Fathurrohman, S.Pd.Si., M.Si., Ph.D.
NIP. 19820925 200604 1 001
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
A. Rasional 2
B. Tujuan 3
C. Karakteristik 4
D. Lingkup Capaian 7
E. Deskripsi Aspek 10
F. Alur Capaian 17
DAFTAR PUSTAKA 36
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan dokumen utama bagi setiap guru mata pelajaran dalam rangka pengembangan kurikulum satuan pendidikan. Guru menyusun perangkat ajar mengacu pada CP yang telah disediakan pemerintah pusat. Capaian pembelajaran yang berisi kompetensi disusun untuk setiap mata pelajaran, tidak untuk setiap tahun, dan disusun secara komprehensif dalam paragraf yang utuh. Pada CP terdapat komponen-komponen rasional, tujuan, dan karakteristik mata pelajaran, capaian setiap fase menurut elemen secara keseluruhan, alur capaian dan konten materi pelajaran setiap tahun (kelas).
Upaya memperoleh CP, membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak yaitu guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Guru mengupayakan tercapainya CP melalui kegiatan belajar mengajar. Guru Bimbingan dan Konseling (BK) atau konselor mengupayakan tercapainya tugas perkembangan melalui kegiatan bimbingan dan konseling yang memandirikan. Tenaga pendidik lainnya membantu menyediakan sarana prasarana demi lancarnya proses belajar mengajar.
Sejalan dengan CP dalam mata pelajaran, maka dalam BK menggunakan Capaian Layanan (CL). Capaian layanan merupakan dokumen utama bagi guru BK atau konselor dalam rangka pengembangan layanan bimbingan dan konseling. Guru BK menyusun perangkat layanan bimbingan dan konseling mengacu pada CL yang telah disediakan pemerintah pusat.
Bimbingan dan konseling (BK) sebagai bagian integral dari sistem pendidikan di
sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran. Pelayanan BK membantu
peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Dengan demikian, capaian layanan BK
mengacu pada Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) yang telah dirumuskan
dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014. Adapun rujukan implementasinya melalui
Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling (POP BK) di setiap satuan
pendidikan. Capaian layanan BK merupakan bagian dari dokumen utama dalam pengembangan
kurikulum satuan pendidikan.
Pada capaian layanan BK terdapat komponen-komponen rasional, tujuan, karakteristik, lingkup, deskripsi aspek, dan alur capaian.
A. Rasional
Bimbingan dan konseling merupakan ilmu terapan yang muncul dan berkembang untuk merespon tuntutan kompleksitas kehidupan masyarakat. Bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diselenggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya dalam rangka mencapai perkembangan secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Setiap peserta didik di SMK antara satu dengan lainnya berbeda dalam hal kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik dan latar belakang keluarga serta pengalaman belajarnya. Perbedaan tersebut menggambarkan adanya variasi kebutuhan perkembangan secara utuh dan optimal melalui layanan bimbingan dan konseling. Sisi lain peserta didik di SMK berada dalam rentangan usia yang hampir sama, sehingga tugas perkembangan yang hendak dicapai umumnya adalah sama, namun ada beberapa perbedaan antara siswa SMA dan SMK, terutama pada aspek perkembangan karir.
Aspek perkembangan karir di Sekolah Menengah Atas (SMA) lebih mengarah
kepada persiapan peserta didik memiliki keterampilan untuk hidup mandiri dan memiliki
pendidikan yang lebih lanjut.
dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinngi sesuai dengan minat dan bakatnya. Sementara pendidikan di SMK, aspek perkembangan karir lebih dipertajam terutama dalam hal kematangan dan keputusan karir. Pendidikan di SMK memilikiuntuk membentuk tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan memiliki kompetensi
sejak dini, baik potensi akademis maupun non akademis, sehingga peserta didik lulusan SMK sudah siap bekerja sesuai bidangnya. Adapun aspek potensi non akademis peserta didik SMK disebut juga dengan soft skills dapat diperoleh melalui keterampilan kerja (employability skills).
Layanan bimbingan dan konseling di SMK dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling/konselor sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional. Khususnya, membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses, sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kolaborasi dan kesinergian antara guru bimbingan dan konseling/konselor, guru mata pelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak lain yang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan peserta didik secara utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
B. Tujuan
Secara umum tujuan layanan BK adalah membantu peserta didik agar dapat mencapai kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan optimal.
Secara lebih rinci, tujuan khusus layanan BK adalah membantu peserta didik agar mampu :
1. Memahami dan menerima diri dan lingkungannya;
2. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang;
3. Mengembangkan potensinya seoptimal mungkin;
4. Menyesuaikan diri dengan lingkungannya;
5. Mengatasi hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya; dan 6. Mengaktualisasikan dirinya secara bertanggung jawab.
Dalam ilmu tentang perkembangan, tujuan BK lebih diarahkan pada tercapainya tugas perkembangan peserta didik. Dengan demikian, bagi peserta didik yang memiliki hambatan dalam mencapai tugas perkembangan yang optimal difasilitasi dan dibantu oleh guru BK/konselor. Tugas perkembangan peserta didik SMK adalah: 1) mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan umat manusia; 3) mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi; 4) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karir serta berperan dalam kehidupan masyarakat; 5) memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas; 6) mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita; 7) mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat; 8) memiliki kemandirian perilaku ekonomis; 9) mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni; 10) mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan 11) kematangan dan kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga.
C. Karakteristik
Layanan bimbingan dan konseling di SMK diselenggarakan untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan potensi dirinya atau mencapai
perkembangannya secara optimal. Fasilitasi dimaksudkan sebagai upaya memperlancar
proses perkembangan peserta didik, karena secara kodrati setiap manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian secara optimal. Bimbingan dan konseling menggunakan paradigma perkembangan individu yang menekankan adanya upaya mengembangkan potensi-potensi positif individu. Semua peserta didik berhak mendapatkan layanan BK agar potensinya berkembang dan teraktualisasi secara positif.
Paradigma perkembangan dalam BK berorientasi pada pencegahan terjadinya hambatan dalam mencapai tugas perkembangan dan pengentasan hambatan pencapaian tugas perkembangan (kuratif).
Adapun layanan BK di SMK di samping memfasilitasi perkembangan peserta didik berkaitan dengan aktualisasi potensi dirinya, juga memfasilitasi aspek perkembangan karirnya berkaitan dengan kematangan dan keputusan karirnya melalui pengembangan soft skills peserta didik dalam bentuk keahlian-keahlian yang dapat digunakan di semua profesi (transferable skills), keterampilan kebekerjaan pada keahlian tertentu (employability skills), dan pengembangan konsep BMW (bekerja, melanjutkan studi, dan berwirausaha) terutama dalam mengembangkan kemandirian ekonomi dan entrepreneurship.
Komponen program layanan BK didasarkan pada Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014, mencakup empat komponen yaitu layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif dan dukungan sistem.
1. Layanan dasar adalah pemberian bantuan kepada semua peserta didik yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir. Strategi layanan dasar yang dapat dilaksanakan antara lain adalah klasikal, kelas besar/lintas kelas, kelompok dan menggunakan media tertentu.
Materi layanan dasar dapat dirumuskan atas dasar hasil asesmen kebutuhan, asumsi teoretik yang diyakini berkontribusi terhadap kemandirian, dan kebijakan pendidikan yang harus diketahui oleh peserta didik.
2. Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan
kepada semua peserta didik dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama layanan ini adalah membantu peserta didik belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi tersebut.
3. Layanan responsif adalah pemberian bantuan terhadap peserta didik yang memiliki kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan dengan segera. Tujuan layanan ini adalah memberikan: (1) layanan intervensi terhadap peserta didik yang mengalami krisis membuat pilihan yang tidak bijaksana atau membutuhkan bantuan penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik, dan (2) layanan pencegahan bagi peserta didik yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak bijaksana. Isi dari layanan responsif ini antara lain berkaitan dengan penanganan masalah-masalah belajar, pribadi, sosial, dan karir.
4. Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan guru BK atau konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Dukungan sistem ini meliputi aspek: (1) pengembangan jejaring (networking), (2) kegiatan manajemen, (3) riset dan pengembangan (Rambu Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal, 2008 )
Layanan bimbingan dan konseling di SMK mencakup semua komponen dan bidang layanan melalui layanan langsung, media, kegiatan administrasi, serta kegiatan tambahan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan guru BK.
Layanan BK langsung meliputi; (1) konseling individual, (2) konseling kelompok,
(2) bimbingan kelompok, (4) bimbingan klasikal, (5) bimbingan kelas besar atau lintas
kelas, (6) konsultasi, (7) kolaborasi, (8) alih tangan kasus, (9) konferensi kasus, (10)
layanan advokasi, dan (11) layanan peminatan. Layanan BK melalui media meliputi; (1) papan bimbingan, (2) kotak masalah, (3) leaflet, dan (4) pengembangan media. Kegiatan administrasi meliputi; (1) pelaksanaan dan tindak lanjut assessment kebutuhan, (2) penyusunan dan pelaporan program kerja, (3) evaluasi bimbingan dan konseling, (4) pelaksanaan administrasi dan manajemen BK. Kegiatan tambahan meliputi; (1) kegiatan sebagai kepala/wakil kepala SMK, pembina OSIS, pembina ekstrakurikuler, pembina pramuka, dan koordinator BK. Pengembangan keprofesian berkelanjutan meliputi; (1) seminar, (2) workshop, (3) pelatihan, dan (4) studi lanjut.
Pemberian layanan secara langsung (tatap muka) antara guru BK/konselor dengan konseli. Adapun layanan tidak langsung (menggunakan media tertentu), dapat diberikan secara individual (jumlah peserta didik/yang dilayani satu orang), kelompok (jumlah peserta didik yang dilayani lebih dari satu orang), klasikal (jumlah peserta didik yang dilayani lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah peserta didik yang dilayani lebih dari satuan klasikal).
D. Lingkup Capaian
Layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta
didik untuk mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tugas perkembangan adalah
serangkaian tugas yang harus diselesaikan peserta didik pada periode kehidupan/fase
perkembangan tertentu. Tugas perkembangan bersumber dari kematangan fisik, kematangan
psikis, tuntutan masyarakat atau budaya dan nilai-nilai serta aspirasi individu. Keberhasilan
peserta didik menyelesaikan tugas perkembangan dapat membuat mereka bahagia dan akan
menjadi modal bagi penyelesaian tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Sebaliknya,
ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan tugas perkembangan akan membuat
mereka kecewa dan disepelekan oleh orang lain. Hal ini, akan menyulitkan/menghambat
peserta didik menyelesaikan tugas-tugas perkembangan fase berikutnya. Oleh karena itu, tugas perkembangan harus dipahami oleh guru BK/konselor karena pencapaian tugas perkembangan merupakan tujuan layanan bimbingan dan konseling.
Rincian deskiripsi tugas perkembangan peserta didik sebagai capaian layanan BK tersusun dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel 1
TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
No. TUGAS PERKEMBANGAN
1 Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2 Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia
3 Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
4 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat
5 Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
6 Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
7 Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
8 Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
9 Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni
10 Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
11 Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
Lingkup capaian layanan BK di SMK mencakup 4 (empat) bidang layanan. Empat bidang layanan tersebut mencakup sebelas aspek perkembangan yang dikembangkan dari tugas perkembangan peserta didik fase SMK. Layanan BK diberikan untuk optimalisasi pencapaian tugas perkembangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dalam rangka memandirikan peserta didik menyongsong abad-21 dalam konteks Indonesia.
Keempat bidang tersebut adalah: 1) pribadi, mencakup aspek-aspek perkembangan
landasan religius, perilaku etis, kematangan emosional, dan pengembangan pribadi; 2)
sosial, yang mencakup aspek-aspek perkembangan kesadaran bertanggung jawab, kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan kesadaran gender; 3) akademik, yang mencakup aspek perkembangan kematangan intelektual; 4) karir, yang mencakup aspek-aspek perkembangan perilaku kewirausahaan, wawasan dan kesiapan karir. Secara lebih rinci, setiap bidang layanan diuraikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 2
LINGKUP BIDANG CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
PRIBADI
Aspek Capaian
Landasan religius Peserta didik dapat memahami, menerima,
mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya secara bertanggungjawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
Landasan perilaku etis Kematangan emosional Pengembangan diri
Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
SOSIAL
Aspek Capaian
Kesadaran bertanggungjawab Peserta didik dapat memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan kebermaknaan dalam kehidupannya.
Kematangan hubungan dengan teman sebaya
Kesadaran gender
AKADEMIK
Aspek Capaian
Kematangan intelektual Peserta didik dapat mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
KARIR
Aspek Capaian
Perilaku kewirausahaan Peserta didik dapat mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasarkan informasi potensi diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan. memiliki perilaku hidup hemat, cerdas mengelola keuangan dan mengaplikasikannya dalam setiap aspek kehidupan
Wawasan dan kesiapan karir
E. Deskripsi Aspek
Orientasi pendidikan yang bermutu, efektif, dan ideal di SMK secara praktis mengintegrasikan komponen utamanya secara sinergis, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan (leadership), bidang pembelajaran dan layanan bimbingan dan konseling.
Pendidikan yang mengabaikan bidang BK akan menghasilkan peserta didik yang kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian atau karakter sebagai
pribadi mandiri. Pribadi mandiri yang dimaksud adalah pribadi yang mampu mengendalikan
diri dengan baik serta merespon kebutuhan lingkungan dengan tepat. Peserta didik pada
akhirnya diharapkan mampu mencapai kesejahteraan dalam hidupnya (wellbeing). Peran BK
saat ini dipandang semakin penting manakala dikaitkan dengan tantangan kehidupan
masyarakat yang semakin kompleks. Pengaruh teknologi dan informasi yang semakin
canggih, perubahan orientasi kehidupan yang begitu cepat akan berdampak pada perilaku
peserta didik. Tidak dipungkiri juga saat ini berkembang trans-ideology yang bisa
berseberangan dengan ideologi Pancasila sehingga perlu adanya upaya-upaya untuk
mengantisipasi hal tersebut. Dalam konteks perubahan yang terjadi saat ini, peran BK perlahan semakin eksis dan diakui, baik secara keilmuan maupun praktiknya. Bimbingan dan Konseling dalam seting pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang holistik.
Eksistensi BK dapat dilihat dari irisan capaian layanannya dengan upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), profil Pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik. Dimensi wellbeing mencakup penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), serta pertumbuhan pribadi (personal growth), (Ryff, 1989; 1995; 2014). Elemen Profil Pelajar Pancasila mencakup Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Adapun nilai utama penguatan pendidikan karakter mencakup religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas.
Tugas perkembangan dalam SKKPD yang merupakan capaian layanan BK dijabarkan pada tiga tahapan internalisasi yang mencakup pengenalan, akomodasi dan tindakan. Deskripsi capaian layanan bimbingan dan konseling di SMK bila dikaitkan dengan upaya mewujudkan peserta didik yang memiliki psychological wellbeing, profil Pelajar Pancasila dan Penguataan Pendidikan Karakter (PPK) adalah sebagai berikut ini.
Tabel 3
PROFIL PELAJAR PANCASILA
DAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
No. Aspek Deskripsi Capaian Layanan Internalisasi Tujuan 1 Landasan
Hidup Religius
Mewujudkan peserta didik yang berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan ciri:
●mempunyai tujuan
Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada
Mempelajari hal ihwal ibadah
Mengembangkan pemikiran tentang kehidupan beragama
hidup sesuai dengan keyakinannya (wellbeing)
●saling menghormati dan toleransi terhadap pemeluk agama dan keyakinan lain (Profil Pelajar Pancasila)
●melaksanakan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan
menghargai perbedaan (PPK)
Tuhan Yang Maha Esa
Melaksanakan ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi
2 Landasan Perilaku Etis
Mewujudkan peserta didik yang
memahami sekaligus mengenal keragaman sumber norma, aturan dan nilai yang berlaku di masyarakat dengan ciri:
●memiliki
keterampilan untuk menempatkan diri sesuai dengan norma dan etika yang berlaku dalam setiap lingkungan
(wellbeing)
●Menghargai keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan (Profil Pelajar Pancasila)
●memiliki komitmen moral terhadap sistem etika dan nilai sebagai pribadi maupun anggota masyarakat (PPK)
Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia
Mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyaraakat Menghargai
Keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis
3 Kematangan Emosi
Mewujudkan peserta didik yang mampu menilai situasi secara kritis sebelum bereaksi secara emosional dengan ciri:
●memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, serta memahami kebutukan
pengembangan diri secara positif (wellbeing)
●menunjukkan inisiatif dan bekerja secara
Mengenal gambaran dan
mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
Mempelajari cara-cara menghindari konflik dengan orang lain Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain Mengekspresikan perasaan dalam cara-cara yang
bebas,terbuka dan tidak menimbulkan konflik
mandiri (Profil Pelajar Pancasila)
●memiliki karakter tangguh dan tahan banting (PPK) 4 Kematangan
Intelektual
Mewujudkan peserta didik yang memiliki kematangan dalam menghadapi segala persoalan dengan menggunakan nalar atau logika, melakukan pertimbangan-pertimban gan yang logis,
sistematis dan efisien dengan ciri:
●memiliki keyakinan tentang dirinya dan mampu hidup mandiri (wellbeing)
●memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, dan merefleksi proses berfikir (Profil Pelajar Pancasila)
●memiliki karakter kreatif dan inovatif dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (PPK)
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat
Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah secara objektif Menyadari akan keragaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang dihadapinya
Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar
informasi/data secara obyektif
5 Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
Mewujudkan peserta didik yang mampu memelihara interaksi sosial, adanya kesadaran tingkah laku, dan kesadaran akan akibatnya bagi orang lain dan masyarakat dengan ciri :
●memahami cara bersikap dan
berperilaku yang tepat dalam hubungan yang saling
menguntungkan dengan orang lain, meningkatkan empati terhadap sesama (wellbeing).
Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
Mempelajari keragaman interaksi sosial
Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks keragaman interaksi sosial Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan
●bekerjasama dengan orang disertai perasaan senang (Profil Pelajar Pancasila).
●memiliki karakter solidaritas dan bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain (PPK).
6 Kesadaran Gender
Mewujudkan peserta didik yang sadar akan peran fungsi dan peran sosial antara laki-laki dan perempuan dengan ciri :
●Meningkatkan peran diri secara optimal untuk perkembangan hubungan sosial yang baik (wellbeing)
●mengutamakan persamaan dengan orang lain,
menghargai perbedaan, dan berempati dengan orang lain (Profil Pelajar Pancasila)
●memiliki karakter solidaritas dan bersahabat dalam keragaman peran (PPK)
Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
Mempelajari perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragam kehidupan Menghargai keragaman peran laki-laki atau perempuan sebagai aset kolaborasi dan
keharmonisan hidup Berkolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dalam keragaman peran
7 Pengembangan Pribadi
Mewujudkan peserta didik yang mempunyai kesadaran dan identitas diri untuk
mengembangkan bakat dan potensi,
meningkatkan kualitas hidup secara harmonis dengan ciri:
●memiliki motivasi intrinsik untuk menjadi pribadi yang lebih baik, memiliki keyakinan tentang dirinya dan mampu hidup mandiri.
(wellbeing)
●memiliki keyakinan tentang dirinya dan mampu hidup mandiri (wellbeing)
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
Mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial Menerima keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya
Menampilkan keunikan diri secara harmonis dalam keragaman
●mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi (Profil Pelajar Pancasila)
●memiliki karakter kejujuran dan tanggung jawab (PPK)
8 Perilaku Kewirausahaan / Kemandirian Perilaku Ekonomis
Mewujudkan peserta didik yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dengan ciri :
●Terampil
memanfaatkan potensi diri dan peluang yang ada untuk mengelola kemandirian secara ekonomi (wellbeing)
●menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri dan menjadi individu yang percaya diri, resilien dan adaptif (Profil Pelajar Pancasila)
●memiliki karakter kerja keras (etos kerja), tangguh dan disiplin (PPK).
Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
Mempelajari strategi dan peluang untuk berperilaku hemat, cerdas mengelola keuangan, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif dalam keragaman kehidupan Menerima nilai-nilai hidup hemat,cerdas mengelola keuangan, ulet sungguh-sungguh dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri Menampilkan hidup hemat, cerdas mengelola keuangan, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif atas dasar kesadaran sendiri
9 Wawasan dan Kesiapan Karir
Mewujudkan peserta didik yang memiliki pengetahuan kondisi diri dan informasi
lingkungan karier yang diperlukan untuk merencanakan karier dengan ciri :
●Memetakan
kebutuhan karier dan upaya untuk
meraihnya (wellbeing)
●menetapkan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri (Profil Pelajar Pancasila)
●memiliki karakter gemar membaca dan pembelajar sepanjang hayat (PPK)
Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah
kecenderungan karir dan apresiasi seni
Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan, dan aktivitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah
Internalisasi nilai-nilai yang melandasi
pertimbangan pemilihan alternatif karir
Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan
mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir
10 Kematangan Mewujudkan peserta Mencapai Mempelajari cara-cara
Hubungan dengan Teman
didik yang memiliki seperangkat
keterampilan sosial, emosional, kognitif dan perilaku yang
dibutuhkan remaja untuk bergaul dengan ciri :
●memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan antar sesama manusia (wellbeing)
●Menghargai nilai-nilai kerjasama dan
toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya (Profil Pelajar Pancasila)
●Memiliki karakter solidaritas dan bersahabat dalam berhubungan dengan teman sebaya (PPK)
kematangan hubungan dengan teman sebaya
membina dan kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya
Menghargai nilai-nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya Mempererat jalinan persahabatan yang lebih akrab dengan
memperhatikan norma yang berlaku
11 Kesiapan diri untuk menikah dan
berkeluarga
Mewujudkan peserta didik yang memiliki kesadaran diri untuk mempersiapkan pernikahan dan
berkeluarga dengan ciri :
●memiliki keyakinan yang memberikan tujuan hidup dan cita-cita (wellbeing)
●membangun kepercayaan dalam suatu hubungan (wellbeing)
●Menetapkan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri (Profil Pelajar Pancasila)
●Memiliki karakter komitmen moral untuk pernikahan dan berkeluarga (PPK)
Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga
Mengenal norma-norma pernikahan dan
berkeluarga Menghargai norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi
terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis
Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif tentang norma pernikahan dan berkeluarga
F. Alur Capaian
Pada akhir fase SMK, peserta didik diharapkan mampu memenuhi capaian yang tertuang dalam Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD) SMK sebagai berikut: 1) mencapai perkembangan diri remaja yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME, 2) mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota masyarakat dan minat manusia, 3) mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi, 4) mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat, 5) memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas, 6) mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita, 7) bersikap positif serta dinamis terhadap keadaan fisik dan psikis yang ada pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat, 8) memiliki kemandirian perilaku ekonomis, 9) mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karir dan apresiasi seni, 10) mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan 11) mencapai kematangan dalam kesiapan diri menikah dan hidup berkeluarga.
Pada setiap aspek perkembangan yang tertera dalam SKKPD, dideskripsikan dalam
sebuah alur capaian yang di dalamnya terinternalisasi dimensi wellbeing, profil Pelajar
Pancasila, dan pengembangan karakter. Alur capaian ini menunjukkan tahapan kompetensi
yang harus dilalui peserta didik sehingga dikatakan aspek perkembangan tertentu dapat
terpenuhi dengan baik. Tahapan kompetensi dapat tercapai melalui pemberian layanan
Bimbingan dan Konseling yang memandirikan pada setiap jenjang kelas dalam fase ini.
Tabel 4
FASE CAPAIAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
No Aspek Deskripsi Capaian layanan Internalisasi Tujuan Fase E Fase F
1 Landasan
Hidup Religius
Mewujudkan peserta didik/konseli yang berkeyakinan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan ciri :
● mempunyai tujuan hidup sesuai dengan keyakinannya (wellbeing)
● saling menghormati dan toleransi terhadap pemeluk agama dan keyakinan lain (Profil Pelajar Pancasila)
● melaksanakan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan menghargai perbedaan (PPK)
Mencapai
perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Mempelajari hal ihwal ibadah
Menjelaskan pengetahuan berkenaan ibadah sesuai dengan keyakinan dan membedakan keragaman keyakinan yang ada di sekitarnya.
Mengklasifikasikan dasar keilmuan yang
mendukung pemahaman tentang keyakinan dalam pelaksanaan ibadahnya.
Mengembangkan pemikiran tentang kehidupan beragama
Menyimpulkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan berdasarkan ajaran agama dan keyakinan, dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dengan sesama manusia;
Mengidentifikasi kewajiban diri sebagai makhluk Tuhan;
Memprioritaskan melakukan kewajiban yang harus dilakukan berkenaan dengan kehidupan beragama sesuai dengan keyakinannya.
Menilai hal-hal positif yang bisa diperoleh dengan menjalankan kehidupan sesuai dengan ajaran dan keyakinan yang dimilikinya;
Melaksanakan ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi
Menceritakan kebiasaan beribadah sesuai agama dan ritual keagamaan yang dimiliki oleh lingkungan sekitar
terdekat; dan
Mengimplementasikan sikap toleransi yang tinggi antar sebaya sehubungan dengan keyakinan beragama;
melaksanakan kewajiban agama secara rutin sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Mengevaluasi dan memperbaiki diri dalam kehidupan beragama dengan menjalankan aturan ibadah sesuai agama yang diyakininya.
berkenaan dengan
kehidupan beragama yang telah dibuatnya secara berkala.
2 Landasan
Perilaku Etis
Mewujudkan peserta didik/konseli yang memahami
sekaligus mengenal keragaman sumber norma, aturan dan nilai yang berlaku di masyarakat dengan ciri:
● memiliki keterampilan untuk
menempatkan diri sesuai dengan norma dan etika yang berlaku dalam setiap
lingkungan (wellbeing)
● Menghargai keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan
Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai
pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia
Mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat
Menjelaskan adanya keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat
Menguraikan keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat
Menyimpulkan dan
Mengevaluasi etika dan nilai nilai yang telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menghargai Keragaman sumber norma sebagai rujukan pengambilan keputusan
Menunjukan penerimaan terhadap berbagai aturan dan norma yang berbeda dan penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan di lingkungan masing-masing.
Mengintegrasikan sikap penerimaan terhadap keragaman norma dan aturan yang ada dalam masyarakat
Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek etis
Menerapkan apa yang harus dilakukan berdasarkan norma dan etika yang berlaku;
Mengimplementasikan aturan dan norma sebagai pola hidup dan komitmen moral dalam kehidupan sehari hari
keputusan (Profil Pelajar Pancasila)
● Memiliki
komitmen moral terhadap sistem etika dan nilai sebagai pribadi maupun anggota masyarakat (PPK)
3 Kematang
an Emosi
Mewujudkan peserta
didik/konseli yang mampu menilai situasi secara kritis sebelum bereaksi secara emosional dengan ciri :
● memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, serta memahami kebutuhan pengembangan diri secara positif (wellbeing)
● menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri (Profil Pelajar
Pancasila)
● memiliki
karakter tangguh dan tahan banting (PPK)
Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
Mempelajari cara-cara menghindari dan menyelesaikan konflik dengan orang lain.
Mengenali adanya konflik yang muncul dalam hubungan sesama manusia;
dan menyebutkan sifat konflik yang terjadi.
Mengenali perasaan orang lain yang tergambar dalam sikap yang ditunjukannya
Bersikap toleran
terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan ora ng lain
Mengontrol bagaimana bersikap positif sesuai perasaan yang muncul;
Menunjukkan sikap yang sesuai dengan pengelolaan emosi yang dirasakan ;
Merencanakan upaya yang paling tepat untuk
menyelesaikan konflik dengan cara yang sehat;
Menunjukkan kepekaan dan kepedulian terhadap ekspresi emosi yang ditunjukan oleh orang lain
Mengekspresikan
perasaan dalam cara-cara yang bebas,terbuka dan tidak menimbulkan konflik.
Mengekspresikan emosi dengan cara yang positif;
mengenali ekspresi emosi yang ditunjukkan oleh orang lain;
Mengelola diri sehingga bisa menghindari konflik
Merespon sikap orang lain dengan tepat, sesuai dengan kondisi perasaan diri dan orang lain.
Mengevaluasi ketepatan ekspresi emosi yang ditunjukkan.
4 Kematang
an
Intelektual
Mewujudkan peserta
didik/konseli yang memiliki
kematangan dalam menghadapi segala persoalan dengan menggunakan nalar atau logika,
melakukan
pertimbangan-perti mbangan yang logis, sistematis dan efisien dengan ciri :
● memiliki keyakinan tentang dirinya dan mampu hidup mandiri (wellbeing)
● memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, dan merefleksi proses berfikir (Profil Pelajar Pancasila)
● memiliki karakter kreatif
Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau
mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat
Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif
Mengakses informasi yang relevan dan teruji kebenarannya untuk mendukung pengambilan keputusan;
Merancang pemecahan masalah dengan konsekuensi paling bijak;
Merencanakan pengambilan keputusan berdasarkan data.
Mengembangkan alternatif pilihan pemecahan masalah berdasarkan rasional tertentu;
Menganalisis konsekuensi pada diri dan lingkungan atas tindakan yang dilakukan.
Menyadari akan keragaman alternatif keputusan dan konsekuensi yang dihadapinya
Menunjukkan kemungkinan adanya perbedaan pengambilan keputusan dalam sebuah kelompok;
Menguraikan alasan perbedaan tersebut muncul;
Memilih pemecahan masalah
yang berlandaskan
kesepakatan bersama, dengan mempertimbangkan
konsekuensi.
Memilah dan menimbang keakuratan informasi yang akan digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan.
dan inovatif dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah (PPK)
Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasi/data secara obyektif
Menjalankan keputusan yang telah diambil dalam kelompok dengan tanggung jawab;
Mandiri dalam pembuatan keputusan atas dasar menghargai diri sendiri dan orang lain.
5 Kesadaran
Tanggung Jawab Sosial
Mewujudkan peserta didik yang mampu memelihara interaksi sosial, adanya kesadaran tingkah laku, dan kesadaran akan akibatnya bagi orang lain dan masyarakat dengan ciri :
● memahami cara bersikap dan berperilaku yang tepat dalam hubungan yang saling
menguntungkan dengan orang lain,
meningkatkan empati terhadap sesama
(wellbeing).
Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
Mempelajari keragaman interaksi sosial
Memberi contoh berbagai kelompok rekan sebaya;
menelaah tipe interaksi dengan rekan sebaya;
Menyebutkan kelompok lain di luar rekan sebaya dalam lingkup
interaksi sosial sehari hari.
Membedakan interaksi dengan teman sebaya maupun individu lainnya dengan tingkatan rentang usia yang berbeda untuk
meminimalisasi konflik;
Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks keragaman interaksi sosial
Menunjukkan kondisi psikologis positif yang diperlukan dalam interaksi sosial;
Menguraikan alasan pentingnya kondisi psikologis dimiliki dalam sebuah interaksi sosial;
Merancang pola interaksi yang akan dilakukan pada kelompok-kelompok yang tepat.
Menciptakan interaksi sosial yang positif sesuai dengan kondisi-kondisi psikologis yang ada.
Mempersiapkan interaksi yang positif dengan kelompok.
● bekerjasama dengan orang disertai perasaan senang (Profil Pelajar Pancasila).
● memiliki karakter solidaritas dan bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain (PPK).
Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan
Menemukan kelompok yang saling mendukung dan sesuai dengan karakteristik diri dalam berinteraksi.
Membangun interaksi yang positif dengan siapapun tanpa membedakan latar belakang budaya;
6 Kesadaran
Gender
Mewujudkan peserta
didik/konseli yang sadar akan peran fungsi dan peran sosial antara laki-laki dan perempuan dengan ciri :
● Meningkatkan peran diri secara optimal untuk perkembangan hubungan sosial
yang baik
(wellbeing)
● mengutamakan persamaan dengan orang lain, menghargai perbedaan, dan berempati dengan orang
Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai Pria atau wanita
Mempelajari perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragam kehidupan
Menyebutkan dan menunjukan perilaku kolaborasi antar jenis gender dalam kehidupan sehari hari.
.
Menemukenali kolaborasi peran gender dalam kehidupan dan bagaimana mempraktikkannya;
Menghargai keragaman peran laki-laki atau perempuan sebagai aset kolaborasi dan
keharmonisan hidup
Mempraktikkan kolaborasi peran gender dalam kegiatan sehari-hari.
Menyimpulkan tentang kesetaraan peran laki-laki dan perempuan, dengan beragam kekhasan di dalamnya.
Berkolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dalam keragaman peran
Merancang proses kerja sama antar lawan jenis berkaitan dengan kegiatan tertentu;
Mengimplementasikan peran gender dalam kehidupan
Menunjukkan penghargaan yang tinggi pada peran lawan jenis;
Mengevaluasi keterlibatan peran gender dalam suatu kegiatan secara proporsional.
lain (Profil Pelajar
Pancasila)
● memiliki karakter
solidaritas dan bersahabat dalam
keragaman peran (PPK)
7 Pengemba ngan Pribadi
Mewujudkan peserta
didik/konseli yang mempunyai kesadaran dan identitas diri untuk mengembangkan bakat dan potensi, meningkatkan kualitas hidup secara harmonis dengan ciri:
● memiliki motivasi intrinsik untuk menjadi pribadi yang lebih baik, memiliki keyakinan tentang dirinya dan mampu hidup mandiri.
(wellbeing)
● memiliki keyakinan tentang dirinya dan mampu hidup mandiri (wellbeing)
● mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi (Profil Pelajar
Pancasila)
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
Mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial
Mempelajari dan memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki diri sendiri
Menerima tanggung jawab sebagai anggota keluarga sesuai kemampuan dirinya;
Mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki di lingkungan sekolah;
Mengarahkan diri untuk pengembangan keunikan diri secara positif.
● memiliki karakter kejujuran dan tanggung jawab (PPK)
Menerima keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Meningkatkan kesadaran akan potensi dan bakat khusus yang dimiliki.
Melibatkan diri dalam kegiatan masyarakat yang menunjukan penyaluran bakat dan minat;
Berpartisipasi di lingkungan
masyarakat sesuai
kemampuan yang
dimilikinya.
Menampilkan keunikan diri secara harmonis dalam keragaman.
Menjelaskan perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri;
Menunjukkan sikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat.
Menelaah adanya perbedaan diri dengan orang lain secara sehat;
Menunjukkan sikap yang positif pada perbedaan yang ada.
8 Perilaku Kewirausa haan/
Kemandiri an
Perilaku Ekonomis
Mewujudkan peserta
didik/konseli yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dengan ciri :
● Terampil memanfaatkan potensi diri dan peluang yang ada untuk mengelola kemandirian secara ekonomi (wellbeing)
● menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri dan menjadi individu yang percaya diri, resilien dan adaptif (Profil Pelajar Pancasila)
● memiliki karakter kerja keras (etos kerja), tangguh dan disiplin (PPK).
Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
Mempelajari strategi dan peluang untuk
berperilaku hemat, ulet, cerdas mengelola keuangan
sungguh-sungguh dan kompetitif dalam keragaman kehidupan
Menjabarkan kebutuhan sehari-hari sehubungan dengan penggunaan dana;
Menjelaskan pentingnya kondisi keuangan dalam kehidupan sehari-hari;
Mendeskripsikan pengeluaran dan pendapatan yang diperoleh selama periode tertentu secara cermat;
Memahami cara-cara/kiat menggunakan uang secara hemat.
Menganalisis cara yang tepat
untuk menggunakan
keuangan;
Mengambil keputusan secara mandiri dalam hubungannya dengan keuangan;
Menemukenali peluang yang bisa diambil untuk bisa mandiri secara ekonomi.
Menerima nilai-nilai hidup hemat, ulet, cerdas mengelola keuangan
sungguh-sungguh dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri
Menjelaskan tentang pentingnya manusia berkarya dan berinovasi;
Menjabarkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mampu memunculkan jiwa wirausaha;
Menumbuhkan etos kerja dengan membiasakan diri berkarya dalam kehidupan sehari-hari.
Meningkatkan keterampilan wirausaha melalui kegiatan di luar sekolah misalnya seminar, pelatihan, dll.
Menampilkan hidup, ulet dan cerdas mengelola keuangan,
sungguh-sungguh dan kompetitif atas dasar kesadaran sendiri
Menunjukkan upaya untuk hidup hemat;
Menganalisis kebutuhan dan keinginan dalam hidup.
Menunjukkan karya pribadi yang bisa dijadikan sebagai model wirausaha.
9 Wawasan dan Kesiapan Karir
Mewujudkaan peserta
didik/konseli yang memiliki
pengetahauan kondisi diri dan informasi
lingkungan karier yang diperlukan untuk
merencanakan karier dengan ciri :
● Memetakan kebutuhan karier dan upaya untuk meraihnya (wellbeing)
● menetapkan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri (Profil Pelajar
Pancasila)
● memiliki
karakter gemar membaca dan pembelajar sepanjang hayat (PPK)
Mengenal
kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni
Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan, dan aktivitas yang terfokus pada
pengembangan alternatif karir yang lebih terarah.
(P)
Memahami bakat, minat, dan peluang karier yang ada dalam diri;
Menganalisis peluang karier yang ada di lingkungan sekitar;
Mengetahui ragam jenis pekerjaan dan profesi;
Memahami jenis pekerjaan yang sesuai dengan karakter pribadinya.
Untuk SMK
Memahami konsep keterampilan / Kesiapan kerja (Soft Skill), serta konsep wirausaha
Menggabungkan kondisi diri dengan peluang yang ada di lingkungan untuk memetakan kebutuhan karier di masa yang akan datang;
Memilih dan menentukan serta mempertahankan jenis pekerjaan yang dipilihnya.
Memperbaharui informasi mengenai pekerjaan yang dipilihnya, sebagai bentuk pembelajar sepanjang hayat.
Internalisasi nilai-nilai yang melandasi
pertimbangan pemilihan alternatif karir (A)
Menganalisis nilai diri, keluarga, dan lingkungan yang mungkin mempengaruhi munculnya alternatif karier;
Untuk SMK
Menyebutkan konsep keterampilan / Kesiapan kerja (Soft Skill), serta konsep wirausaha yang telah dipahami.
Menganalisis pengaruh lain dalam pemilihan karier di masa yang akan datang.
Untuk SMK
Menganalisis potensi diri sesuai dengan konsep BMW (Bekerja, melanjutkan studi, dan berwirausaha)
Mengembangkan alternatif perencanaan karir dengan
mempertimbangkan
Menuliskan pilihan-pilihan karier, baik studi lanjut maupun pekerjaan yang mungkin untuk dijadikan pilihan;
Menjelaskan proses
pengambilan keputusan karier melalui konseling, konsultasi, diskusi dengan orang lain;
kemampuan, peluang dan ragam karir (T)
Menganalisis tingkat kesulitan dan kemudahan pilihan karier tersebut untuk diraih.
Mengambil keputusan karier sesuai dengan kematangan dan kesiapan karirnya.
Untuk SMK
Mendalami minat karir sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipilihnya.
Melakukan identifikasi ragam karir yang dapat menunjang dan sesuai dengan kompetensi keahlian yang dipelajarinya.
10 Kematang
an
Hubungan dengan Teman
Mewujudkan peserta didik/konseli yang memiliki
seperangkat
keterampilan sosial, emosional, kognitif dan perilaku yang dibutuhkan remaja untuk bergaul dengan ciri :
● memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan antar sesama manusia (wellbeing)
● Menghargai nilai-nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk
Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
Mempelajari cara-cara membina dan kerjasama dan toleransi dalam pergaulan dengan teman sebaya
Menjelaskan konsep pentingnya bergaul dengan teman sebaya;
Mendeskripsikan cara yang tepat untuk bergaul dengan teman sebaya.
Menjelaskan nilai diri berkenaan dengan persahabatan;
Menganalisis kelebihan dan kelemahan orang lain sebagai bentuk keunikan m
asing-masing individu.
menjalin persahabatan dengan teman sebaya (Profil Pelajar Pancasila)
● Memiliki karakter solidaritas dan bersahabat dalam berhubungan dengan teman sebaya (PPK)
Menghargai nilai-nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya
Memunculkan motivasi untuk bergaul dengan teman sebaya sebagai upaya pengembangan diri yang sehat.
Meningkatkan toleransi dalam hubungan persahabatan;
Menjelaskan adanya perbedaan nilai yang
merupakan hal lumrah dalam sebuah persahabatan.
Mempererat jalinan persahabatan yang lebih akrab dengan
memperhatikan norma yang berlaku
Memilih kelompok teman yang bisa dipertahankan dengan pengaruh positif yang ada;
Keluar dari lingkungan persahabatan yangtoxic(tidak membangun).
Bereaksi positif terhadap permasalahan yang muncul dengan adanya hubungan persahabatan;
Memprakarsai upaya yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan
permasalahan- permasalahan yang ada dalam sebuah persahabatan.
11 Mencapai
kematanga n dan kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarg a
Mewujudkan peserta didik yang memiliki
kesadaran diri untuk
mempersiapkan pernikahan dan berkeluarga dengan ciri :
Mencapai kematangan dan kesiapan diri untuk menikah dan
berkeluarga
Mengenal norma-norma pernikahan dan
berkeluarga
Memahami pentingnya persiapan orientasi hidup berkeluarga;
Mengetahui dan memahami aturan dan prosedur
pernikahan yang berlaku di Indonesia.
Mendeskripsikan bagaimana upaya yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan norma dalam kehidupan berkeluarga dengan baik.
● Memiliki keyakinan yang memberikan tujuan hidup dan cita-cita
(wellbeing)
● Membangun kepercayaan dalam suatu hubungan (wellbeing)
● Menetapkan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri (Profil Pelajar Pancasila)
● Memiliki karakter
komitmen moral untuk
pernikahan dan berkeluarga (PPK)
●
Menghargai
norma-norma pernikahan dan berkeluarga sebagai landasan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis
Menyatakan pendapat terhadap norma dan nilai pernikahan yang ada di masyarakat
Menelaah norma yang muncul dalam sebuah pernikahan;
Mengembangkan persepsi positif tentang konsep pernikahan dan kehidupan berkeluarga;
Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif tentang norma pernikahan dan berkeluarga
Menunjukan sikap yang terbuka tentang norma pernikahan dan keluarga
Merencanakan konsep pernikahan dan keluarga ideal serta memahami tugas perkembangan sesuai dengan perannya dalam rumah tangga.
Tabel 5
PEMETAAN CAPAIAN KOMPETENSI BERDASAR SKKPD
(STANDAR KOMPETENSI KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
No Aspek
Perkembangan
WellbeingDimension
Profil Pelajar Pancasila*
Penguatan Pendidika n Karakter
Capaian Layanan
Kompetensi (komponen Tugas Perkembangan dalam
tataran internalisasi Tujuan)
1. Landasan HidupReligius
Dimensi Tujuan Hidup
Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia.
Religiusitas Mencapai
perkembangan diri remaja yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME
Pengenalan:
Mempelajari hal ihwal ibadah
Memiliki tujuan dan arah hidup sesuai dengan keyakinannya.
Saling menghormati dan toleransi terhadap perbedaan keyakinan orang lain .
Melaksanakan ajaran agama dengan penuh keyakinan dan toleransi terhadap perbedaan.
Akomodasi:
Mengembangkan pemikiran tentang kehidupan beragama Tindakan:
Melaksanakan ibadah atas keyakinan sendiri disertai sikap toleransi 2. Landasan
Perilaku Etis
Dimensi Penguasaan Lingkungan
Berkebhinekaan global
Integritas Mengenal sistem etika dan nilai nilai bagi pedoman hidup sebagai pribadi, anggota
masyarakat dan minat manusia
Pengenalan: Mengenal keragaman sumber norma yang berlaku di masyarakat.
Memiliki
keterampilan untuk menempatkan diri sesuai dengan norma dan etika
Menghargai keragaman sumber norma sebagai
Berkomitmen moral terhadap sistem etika dan nilai sebagai pribadi maupun
Akomodasi: Menghargai keragaman sumber norma sebagai rujukan
pengambilan keputusan.
yang berlaku dalam setiap lingkungan
rujukan pengambilan keputusan.
anggota masyarakat
Tindakan: Berperilaku atas dasar keputusan yang
mempertimbangkan aspek-aspek etis.
3 Kematangan Emosi
Dimensi
Penerimaan Diri
Mandiri Kemandirian Mengenal
gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
Pengenalan:
Mempelajari cara-cara menghindari konflik dengan orang lain.
Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, serta memahami kebutuhan
pengembangan diri secara positif.
Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri.
Tangguh (tahan banting)
Akomodasi: Bersikap toleran terhadap ragam ekspresi perasaan diri sendiri dan orang lain.
Tindakan:
Mengekpresikan perasaan dalam cara- cara yang bebas, terbuka dan tidak menimbulkan konflik 4 Kematangan
Intelektual
Dimensi Otonomi Bernalar kritis Kemandirian Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan masyarakat
Pengenalan: Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah secara objektif Memiliki keyakinan
tentang dirinya dan mampu hidup mandiri.
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan,
menganalisis dan mengevaluasi penalaran, dan merefleksi proses berfikir.
Kreatif dan inovatif dalam pengambilan keputusan dan pemacahan masalah.
Akomodasi: Menyadari akan keragaman alternatif keputusan dan
konsekuensi yang dihadapinya
Tindakan: Mengambil keputusan dan pemecahan masalah atas dasar informasi/data secara objektif
5 Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
Dimensi Hubungan yang Hangat dengan Orang Lain
Gotong royong Gotong Royong Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan sosial yang lebih luas
Pengenalan: Mempelajari keragaman
interaksi sosial Memahami cara
bersikap dan berperilaku yang tepat dalam hubungan yang saling
menguntungkan dengan orang lain, meningkatkan empati terhadap sesama.
Bekerjasama dengan orang disertai perasaan senang.
Solidaritas dan bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain
Akomodasi: Menyadari nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam konteks
keragaman interaksi sosial Tindakan: Berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan (equality)
6 Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita (Kesadaran Gender)
Dimensi Hubungan yang Hangat dengan Orang Lain
Gotong royong Gotong Royong Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita
Pengenalan:
Mempelajari perilaku kolaborasi antar jenis dalam ragam kehidupan Meningkatkan peran
diri secara optimal untuk perkembangan hubungan sosial yang baik.
Mengutamakan persamaan dengan orang lain, menghargai perbedaan, dan
berempati dengan orang lain.
Solidaritas dan bersahabat dalam keragaman peran.
Akomodasi: Menghargai keragaman peran laki-laki atau perempuan sebagai aset kolaborasi dan keharmonisan hidup Tindakan:
Berkolaborasi secara harmonis dengan lain jenis dalam keragaman peran.
7 Pengembangan Pribadi
Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Dimensi Otonomi
Mandiri Integritas
Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri untuk kehidupan yang sehat
Pengenalan:
Mempelajari keunikan diri dalam konteks kehidupan sosial Memiliki motivasi
instrinsik untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi.
Kejujuran dan tanggung jawab.
Akomodasi: Menerima keunikan diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya memiliki keyakinan
tentang dirinya dan mampu hidup mandiri.
Tindakan:
Menampilkan keunikan diri secara harmonis dalam keragaman
8 Kemandirian Perilaku Ekonomi (Perilaku Kewirausahaan)
Dimensi Otonomi Mandiri Kemandirian, Memiliki
kemandirian perilaku ekonomis
Pengenalan: Mempelajari strategi & peluang untuk berperilaku hemat, ulet, sungguh-sungguh, dan
kompetitif dalam keragaman kehidupan Terampil
memanfaatkan potensi diri dan peluang yang ada untuk mengelola kemandirian secara ekonomi
Menunjukkan inisiatif dan bekerja secara mandiri dan menjadi individu yang percaya diri, resilien dan adaptif
Kerja keras (etos kerja), tangguh dan disiplin.
Akomodasi: Menerima nilai-nilai hidup hemat, ulet, sungguh-sungguh dan kompetitif sebagai aset untuk mencapai hidup mandiri
Tindakan:
Menampilkan hidup hemat, ulet, sungguh- sungguh dan kompetitif atas dasar kesadaran sendiri
9 Wawasan dan Kesiapan Karir
Dimensi Tujuan Hidup
Mandiri Kemandirian, Mengenal
kemampuan, bakat, minat, serta arah kecenderungan karier dan apresiasi seni
Pengenalan : Mempelajari kemampuan diri, peluang dan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktifitas yang terfokus pada pengembangan alternatif karir yang lebih terarah Memetakan
kebutuhan karier dan upaya untuk meraihnya.
Penentapan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri.
Gemar membaca dan pembelajar sepanjang hayat
Akomodasi:
Internalisasi nilai-nilai yang melandasai
pertimbangan pemilihan alternatif karir
Tindakan:
Mengembangkan
10 Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
alternatif perencanaan karir dengan
mempertimbangkan kemampuan, peluang dan ragam karir Dimensi Hubungan
Positif dengan Orang lain
Gotong royong Nasionalis Pengenalan: Mempelajari
cara-cara membina kerjasama dan tolerasi dalam pergaulan dengan teman sebaya
11 Kesiapan Diri untuk Menikah dan Berkeluarga
Memahami konsep memberi dan menerima dalam hubungan antar sesama manusia.
Bekerjasama dengan orang disertai perasaan senang.
Menghargai nilai- nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan dengan teman sebaya
Mencapai
kematangan dalam kesiapan diri menikah dan hidup berkeluarga
Akomodasi: Mempelajari nilai-nilai kerjasama dan toleransi sebagai dasar untuk menjalin persahabatan
dengan teman sebaya Tindakan: Mempererat jalinan persahabatan yang lebih akrab dengan memperhatikan norma yang berlaku
Dimensi Tujuan Hidup
Dimensi Hubungan yang Hangat dengan Orang Lain Dimensi Pertumbuhan Pribadi
Mandiri Integritas Pengenalan: Mengenal
norma-norma pernikahan dan berkeluarga
Memiliki keyakinan yang memberikan
Penentapan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri
Komitmen moral untuk pernikahan dan berkeluarga.
Akomodasi:
Menghargai norma- norma pernikahan dan
tujuan hidup dan cita-cita.
berkeluarga sebagai landasan bagi
terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis Membangun
kepercayaan dalam suatu hubungan.
Tindakan:
Mengekspresikan keinginannya untuk mempelajari lebih intensif norma pernikahan dan berkeluarga
DAFTAR PUSTAKA
Butcher, C., Davies, C. and Highton, M. (2006) Designing Learning. From module outline to effective teaching.
London and New York: Routledge
Kemendikbud. (2003). Permendikbud No 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Havighurst, Robert J. (1981) Developmental Tasks and Education. New York: Longman,
Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, (2015), Paradigma Capaian Pembelajaran, dokumen 005, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran Dan Kemahasiswaaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Naskah Akademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional.
Kemendikbud. (2014) Permendikbud No 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Konseling. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being.
Journal of Personality and Social Psychology, 57. https://doi.org/10.1037/0022-3514.57.6.1069
Ryff, C. D. (1995). Psychological Weil-Being. Current Directions in Psychological Science, 4(4), 99–104.
Retrieved from http://www.jstor.org/stable/20182342
Ryff, C. D. (2014). Psychological well-being revisited: Advances in the science and practice of eudaimonia.
Psychotherapy and Psychosomatics, 83, 10–28.
https://doi.org/10.1159/000353263Ryff, C. D., & Keyes, C. L. M. (1995). The Structure of Psychological Well-Being Revisited. Journal of Personality and Social Psychology, 64(4), 719–727. Retrieved from http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2508121 Yusuf, Syamsu. (2008) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rodakarya.
Yusuf, Syamsu. (2020) Memaknai ITP dan ATP dalam Pengembangan Lingkungan Perkembangan Peserta Didik
disampaikan dalam paparan Seminar Nasional ABKIN, 27 Juni 2020: Universitas Pendidikan Indonesia