• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling (studi deskriptif kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling (studi deskriptif kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta)."

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 207 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala Likert. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 8 Mei 2015. Koefisien reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi, yaitu 0,858. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling dikategorisasikan berdasarkan kriteria Azwar, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

▸ Baca selengkapnya: bimbingan konseling contoh pengisian buku catatan kasus siswa

(2)

THE BENEFIT OF SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE BASED ON GUIDANCE AND COUNSELING FIELD

(A Descriptive Study on the Benefit of Guidance and Counseling Service Based on Guidance and Counseling Field for the Eighth Grade Students of SMP Stella Duce 1

Yogyakarta in the Academic Year 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Sanata Dharma University

2015

This research was a descriptive-quantitative research using survey method. This research aimed to know the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015.

The subjects of this research were the 207 eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015. The data gathering instruments were questionnaires on the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta which was set by the researcher using Likert scale. The data collection was done from April 28, 2015 to May 8, 2015. The coefficient-reliability of the questionnaire in this research was qualified as high, i.e. 0.858. The benefit of the guidance and counseling service based on guidance and counseling field was categorized based on Azwar’s criteria, i.e. very good, good, quite good, bad, and very bad.

(3)

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani NIM:101114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun Oleh:

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani NIM:101114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”

(1 Petrus 5:7)

“Diberkatilah orang-orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.”

(Yeremia 17:7)

“Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang”

(Penulis)

Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai dan memberkatiku.

 Kedua orang tua, FX. Suripto Wardhani dan BM. Wipurbyantini, yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa yang tulus.

 Adikku, Bernadus Gandhang Panji Wardhani yang selalu menghibur dan memberikan canda tawa.

 Keluarga besar SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan memberikan dukungan.

(8)
(9)
(10)

ABSTRAK

KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Universitas Sanata Dharma

2015

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 207 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala Likert. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 8 Mei 2015. Koefisien reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi, yaitu 0,858. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling dikategorisasikan berdasarkan kriteria Azwar, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.

(11)

ABSTRACT

THE BENEFIT OF SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE BASED ON GUIDANCE AND COUNSELING FIELD

(A Descriptive Study on the Benefit of Guidance and Counseling Service Based on Guidance and Counseling Field for the Eighth Grade Students of

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the Academic Year 2014/2015)

Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Sanata Dharma University

2015

This research was a descriptive-quantitative research using survey method. This research aimed to know the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015.

The subjects of this research were the 207 eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015. The data gathering instruments were questionnaires on the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta which was set by the researcher using Likert scale. The data collection was done from April 28, 2015 to May 8, 2015. The coefficient-reliability of the questionnaire in this research was qualified as high, i.e. 0.858. The benefit of the guidance and counseling service based on guidance and counseling field was categorized based on Azwar’s criteria, i.e. very good, good, quite good, bad, and very bad.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik

tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan mendukung

penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd. selaku dosen pembimbing yang sabar dan tulus

membimbing dan mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi.

3. Bapak dan Ibu dosen Bimbingan dan Konseling yang telah mendampingi dan

mendidik penulis selama perkuliahan.

4. Meida Ardiana Putri, S.Pd, selaku guru Bimbingan dan Konseling SMP Stella

Duce 1 Yogyakarta yang telah mendampingi peneliti ketika melakukan

pengumpulan data penelitian.

5. Siswa siswi kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang telah bersedia untuk

membantu dan bekerjasama dalam pengumpulan data penelitian.

6. Kedua orang tua dan adik, FX. Suripto Wardhani, BM. Wipurbyantini dan

(13)

mendoakan dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik.

7. Sahabat-sahabat “Kepompong” (Peny Cristanti, Sigit Nugroho, Bernadeta

Agustin, dan Anang Cahyono) yang memberikan semangat, perhatian dan doa

untuk penulis.

8. Sahabat-sahabatku, Chintya, Andria, Tia, Erni, Sekar, Prisca, Yosef, Hendra dan

Taya terimakasih atas penghiburannya, dukungan dan doa untuk penulis.

9. Teman-teman seperjuangan Prodi Bimbingan dan Konseling 2010, yang telah

membantu selama perkuliahan selama ini dan motivasi serta doa untuk penulis.

10.Nicolaus Darmawan Utomo, yang selalu memberikan semangat, perhatian, dan

doa untuk penulis.

11.Teman-teman “Kost Wisma Rosari” yang selalu perhatian dan memberikan

hiburan untuk penulis.

12.Semua pihak yang sudah terlibat dan membantu dalam penulisan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab

itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam

penulisan skripsi ini. Terima Kasih.

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xi

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8

A. Layanan Bimbingan dan Konseling 8

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling 8

2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling 9

3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling 10

B. Bidang Bimbingan dan Konseling 12

C. Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling

di Sekolah 17

BAB III METODE PENELITIAN 20

(15)

B. Subjek Penelitian 20

C. Instrumen Penelitian 22

D. Uji Coba Alat 25

1. Validitas Instrumen 26

2. Reliabilitas Instrumen 29

E. Prosedur Pengumpulan Data 31

1. Tahap Persiapan 31

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data 32

F. Teknik Analisis Data 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37

A. Hasil Penelitian 37

B. Pembahasan 39

BAB V PENUTUP 48

A. Kesimpulan 48

B. Saran 48

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Rincian Subjek Penelitian 22

Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce

1 Yogyakarta (Awal) 24

Tabel 3 : Rincian ItemValid dan Tidak Valid 28

Tabel 4 : Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford 30

Tabel 5 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian 33

Tabel 6 : Kategori Skor Subjek Kuesioner Penelitian Kebermanfaatan

Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP

Stella Duce 1 Yogyakarta 35

Tabel 7 : Hasil kategorisasi subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling siswa kelas

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta 26

Lampiran 2 : Data ujicoba kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta 26

Lampiran 3 : Data Hasil Perhitungan Validitas 28

Lampiran 4 : Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta (Final) 28

Lampiran 5 : Data Perhitungan Reliabilitas 31

Lampiran 6 : Surat Keterangan Ijin Uji Coba Kuesioner dan Ijin

Pengumpulan Data Penelitian 32

Lampiran 7 : Tabulasi Data Penelitian 33

Lampiran 8 : Hasil Skor Kategorisasi Subjek Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa kelas VIII

(18)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan di sekolah

memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Dengan kata

lain, siswa bukan hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan saja tetapi

siswa juga dididik untuk memiliki kepribadian yang mandiri dan

mantap. Untuk mencapai tujuan yang maksimal dalam proses

pendidikan, sekolah perlu melakukan pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah. Proses bimbingan dan konseling di sekolah

memegang peranan sentral dalam membentuk kepribadian serta tingkah

laku peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dan

wajib diterapkan di sekolah serta wajib dilaksanakan oleh tenaga

profesional seperti guru BK.

Istilah bimbingan dan konseling, sebagaimana digunakan dalam

literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata

(19)

(conducting), sedangkan istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas, akan muncul dua

pengertian, yaitu: (1). Memberikan informasi, yaitu menyajikan

pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan,

atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat. (2).

Mengarahkan, menuntun, ke suatu tujuan. Dengan demikian, Counseling diartikan sebagai pemberian nasihat, pemberian anjuran dan pembicaraan

dengan bertukar pikiran. Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai

perangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan

perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan

kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal,

serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

Dengan adanya program bimbingan dan konseling yang diberikan

oleh guru BK, maka akan membantu peserta didik dalam membentuk

kepribadiannya. Menurut Prayitno (2004: 253) terdapat 6 (enam) layanan

bimbingan dan konseling, yaitu layanan orientasi, layanan informasi,

layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling belajar, layanan

konseling perorangan, layanan bimbingan dan konseling kelompok.

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan layanan

bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi,

mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang bersangkutan.

Layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar para siswa dapat

(20)

yang kreatif dan pekerja produktif. Layanan bimbingan dan konseling

memiliki arti yang luas. Oleh sebab itu, layanan bimbingan dan konseling

yang dimaksud adalah layanan bimbingan dan konseling berdasar pada

bidang bimbingan dan konseling. Maksud layanan bimbingan dan

konseling pada bidang bimbingan dan konseling adalah guru BK

membantu mengatasi masalah siswa dilihat dari bidang bimbingan dan

konseling tersebut. Istilah bidang (ragam) bimbingan dan konseling

menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek perkembangan

tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan.

Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 114) bidang bimbingan dan

konseling dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bimbingan karier, bimbingan

akademik dan bimbingan pribadi-sosial.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan

tanggung jawab bersama antara konselor, guru dan pimpinan sekolah yang

masing-masing memiliki peran dalam keterlibatan pada proses bimbingan

dan konseling di sekolah. Penyelenggaraan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar apabila sekolah

memiliki seorang konselor atau guru BK. Konselor atau guru BK adalah

tenaga pendidik yang bertugas dan bertanggung jawab memberikan

layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan

pendidikan. Konselor berperan membantu siswa menyelesaikan

permasalahannya ketika sedang mengalami permasalahan di sekolah

(21)

Pada saat ber-PPL BK di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta, penulis

melihat bahwa layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan

oleh guru BK berjalan lancar. Layanan bimbingan dan konseling yang

diberikan oleh guru BK tersebut sesuai dengan program bimbingan dan

konseling di sekolah yang telah dibuat. Namun, para siswa di sekolah

tersebut masih ada yang belum bisa memahami maksud dari pemberian

layanan bimbingan dan konseling dari guru BK, karena dimata para siswa

guru BK hanya menangani para siswa yang bermasalah, misalnya seperti

siswa yang membolos dan kenakalan siswa yang pada akhirnya harus

melaporkan ke guru BK, sedangkan, tugas BK di sekolah adalah

membantu dan membimbing para siswa untuk berkembang seoptimal

mungkin sesuai dengan kebutuhan dan tugas perkembangannya.

Selain itu, di lingkungan sekolah juga ditemukan siswa yang

mengalami kesulitan dalam belajar, masalah dalam penyesuaian diri

terhadap lingkungan dan masih ada siswa yang belum memiliki

keberanian untuk menemui dan berkunjung ke ruang BK. Oleh sebab itu,

guru BK dapat menunjuk pada bidang kehidupan tertentu yang menjadi

fokus perhatian dalam layanan bimbingan melalui layanan bimbingan dan

konseling berdasar pada bidang bimbingan dan konseling. Jadi, guru BK

di sekolah ingin mengetahui seberapa bermanfaat layanan bimbingan dan

konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling tersebut. Apakah

dengan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK,

(22)

tetapi belum optimal bagi para siswa. Layanan bimbingan dan konseling

yang dilaksanakan dan diberikan oleh guru BK di sekolah memiliki

penerimaan yang berbeda-beda oleh para siswa karena pengalaman yang

diterima oleh para siswa juga berbeda serta manfaat yang diterima juga

berbeda.

Penulis melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana

kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan judul “Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan

Bidang Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Kebermanfaatan

Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan

Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta).” Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai masukan dan saran bagi

kemajuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah

tersebut agar dapat berjalan lebih baik lagi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam skripsi ini

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Seberapa bermanfaat layanan bimbingan dan konseling berdasarkan

bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa Kelas VIII SMP Stella

(23)

C. TujuanPenelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling

berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai

bahan masukan dan pengembangan kemajuan bimbingan dan

konseling di sekolah terlebih pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru BK

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru BK

sebagai gambaran dan evaluasi berkaitan dengan kemajuan

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar

(24)

b. Bagi peneliti

Dari proses penelitian ini dapat dijadikan sebagai bekal dalam

melakukan layanan bimbingan dan konseling secara berkompeten

dan profesional.

c. Bagi sekolah

Dari proses penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agar dapat lebih

baik lagi.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Layanan bimbingan dan konseling berdasarkan pada bidang bimbingan

dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan

kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam

pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai

dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini akan membahas mengenai layanan bimbingan dan konseling,

bidang bimbingan dan konseling dan kebermanfaatan layanan bimbingan

dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling.

A. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Istilah bimbingan dan konseling, sebagaimana digunakan dalam

literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata

Guidance dan Counseling dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris Guidance dikaitkan dengan asal kata guide, yang diartikan sebagai menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading); menuntun (conducting), sedangkan istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas,

akan muncul dua pengertian, yaitu:

a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat

digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan

sesuatu sambil memberikan nasihat.

b. Mengarahkan, menuntun, ke suatu tujuan. Dengan demikian,

(26)

Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai perangkat program

pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan

kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan

sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta

membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.

2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling

Menurut Syamsu Yusuf (2010: 13), tujuan pemberian layanan

bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan kegiatan

penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang

akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang

dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan

lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan

kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam

studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun

lingkungan kerja. Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan

untuk membantu peserta didik agar mencapai tujuan-tujuan

perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.

Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 31), tujuan layanan

bimbingan dan konseling adalah:

a. Agar sesama manusia mengatur kehidupan sendiri.

b. Menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin.

c. Memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya

(27)

d. Menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa

dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua

potensi yang baik padanya.

e. Menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini

secara memuaskan.

3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno dan Amti (2010: 197) menyebutkan bahwa

fungsi-fungsi layanan bimbingan dan konseling dikelompokkan menjadi

empat, yaitu: fungsi pengentasan, fungsi pemahaman, fungsi

pencegahan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

Menurut Syamsu Yusuf (2009: 16-17) fungsi-fungsi layanan

bimbingan dan konseling tersebut adalah:

a. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki

pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan

pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan

potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan

lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Konselor di sekolah

membantu para siswa untuk dapat lebih mengenali secara

mendalam bagaimana kepribadian diri siswa itu, membantu

memahami kekuatan dan kelemahan serta potensi yang ada pada

(28)

b. Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi

berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk

mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui

fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang

cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang

membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan

adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.

c. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi

perkembangan siswa. Konselor dan personil sekolah lainnya

bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan

secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu

siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan

yang dapat digunakan adalah layanan informasi, diskusi kelompok,

homeroom dan karyawisata.

d. Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat

kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan

kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut

aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat

digunakan adalah konseling dan remedial teaching..

e. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu

memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan

(29)

minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam

melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerjasama dengan

pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

f. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan

khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan

program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,

kemampuan dan kebutuhan individu (siswa), dengan menggunakan

informasi yang memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor

dapat membantu para guru/dosen dalam memperlakukan individu

secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi

perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai

dengan kemampuan dan kecepatan individu.

g. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu

(siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan

konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah atau

norma agama.

B. Bidang Bimbingan dan Konseling

Menurut Andi Mappiare (1984: 257) dikatakan sebagai bimbingan

pribadi jika penekanan bimbingan lebih pada usaha menangani

masalah-masalah pribadi. Maksudnya adalah guru BK di sekolah memberikan

layanan bimbingan dan konseling pada bidang bimbingan dan konseling

(30)

pada masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan masalah pribadi siswa

tersebut. Beberapa bentuk masalah pribadi misalnya ketidaktrampilan

bergaul, khawatir yang sangat tidak akan lulus ujian, tidak bergairah

belajar dan sebagainya. Menurut Alfian Dewan (2014: 4) bidang

bimbingan pribadi merupakan bantuan yang diberikan kepada individu

dalam hal memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dan

bersifat rahasia/pribadi. Bidang bimbingan pribadi merupakan bidang

bimbingan dimana guru BK membantu individu atau siswa dalam

mengatasi masalah yang ada dalam dirinya dan bersifat rahasia. Jadi,

ketika sedang mengalami masalah hanya diketahui oleh guru BK dan

siswa yang bersangkutan. Siswa dapat mempercayakan masalah atau

rahasianya kepada guru BK, karena guru BK berpegang pada asas-asas

bimbingan dan konseling salah satunya adalah asas kerahasiaan. Misalnya,

masalah keluarga, persahabatan, cita-cita, dalam mengatur dirinya dan

sebagainya.

Menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) bidang bimbingan

pribadi bertujuan untuk membantu siswa menemukan dan

mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan

pribadi tersebut membantu siswa menemukan dan mengembangkan

pribadinya, tidak hanya itu akan tetapi individu tersebut dapat mengatur

dirinya serta berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa diharapkan

(31)

jasmani dan rohani tanpa kecanduan minuman keras dan sebagainya.

Misalnya, pada bidang pribadi ini konselor membantu siswa agar dapat

memahami dirinya sendiri serta membantu konseli agar dapat mengambil

pilihan hidupnya secara sehat serta mengambil keputusan secara mandiri.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi adalah pemberian

bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan agar siswa dapat

berkembang secara mandiri dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

bantuan yang diberikan berkaitan dengan masalah-masalah pribadi siswa.

Bidang bimbingan sosial adalah bidang bimbingan yang membantu

individu untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seperti pergaulan

dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bertujuan agar siswa

mampu bersosialisasi dengan lingkungan secara baik. Djumhur & Surya

(dalam Tohirin 2007: 127) berpendapat bahwa bidang bimbingan sosial

merupakan bidang bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu

dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam lingkungan

sosial sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar

dengan lingkungan sosialnya. Menurut Andi Mappiare (1984: 257) bidang

bimbingan sosial bertujuan untuk membantu siswa dalam menangani

masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh individu. Misalnya, masalah

dengan saudara-saudara, pacar, orangtua, teman sebaya, guru dan

sebagainya.

Menurut Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan (2010: 11) bimbingan

(32)

siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Guru BK

membantu siswa atau individu agar siswa dapat mengatasi

masalah-masalah yang berkaitan engan lingkungan sosialnya, agar dapat

bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Contoh

masalah-masalah yang tergolong dalam masalah sosial-pribadi adalah

masalah hubungan dengan sesama teman, guru atau dosen, pemahaman

sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan

dan masyarakat dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bidang

bimbingan sosial adalah bidang bimbingan yang bertujuan untuk

membantu siswa dalam memahami dan menangani masalah-masalah

sosial yang dihadapinya agar dapat menyesuaikan diri dengan di

lingkungan sosialnya.

Bidang bimbingan belajar menurut Winkel (2006: 115) adalah

bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih

progam studi yang yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang

timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi

pendidikan. Guru BK memberikan bimbingan karier agar siswa

diharapkan dapat memperbaiki cara belajarnya sehingga dapat lebih

berkonsentrasi dalam belajar, meningkatkan motivasi belajarnya agar

nilai-nilai yang di dapat semakin baik dari sebelumnya. Menurut Andi

Mappiare (1984: 256), bidang bimbingan belajar adalah seperangkat usaha

bantuan kepada siswa agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah

(33)

dihadapinya. Misalnya, pada awal sekolah baru siswa menghadapi

kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajaran, guru, tata tertib sekolah dan

sebagainya.

Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2014: 15), bidang bimbingan

akademik adalah bimbingan belajar yang diarahkan untuk membantu para

individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah

akademik. Adapun yang termasuk masalah-masalah akademik adalah

pengenalan kurikulum, konsentrasi, cara belajar, pencarian serta

penggunaan sumber belajar, dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan

adalah bidang bimbingan belajar adalah bidang bimbingan yang bertujuan

agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah belajar dan pendidikan

sehingga siswa dapat mencapai cita-cita yang diharapkan.

Bidang bimbingan karier menurut Syamsu Yusuf & Juntika

Nurihsan (2010: 11) bimbingan karier adalah upaya bantuan terhadap

individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia

kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk

kehidupan yang diharapkan. Individu atau siswa diharapkan agar dapat

mengenal dan memahami dirinya sesuai dengan bakat dan potensi yang

dimiliki sehingga individu tersebut dapat mengenal dunia kerjanya yang

sesuai dengan diri siswa. Menurut Bimo Walgito (2010: 203), bidang

bimbingan karier merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri,

(34)

mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa

yang dituntut untuk pekerjaan itu.

Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2014: 16) bidang bimbingan

karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,

pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah karier. Misalnya,

pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi

dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan

pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian

masalah-masalah karier yang dihadapi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bidang

bimbingan karier adalah bidang bimbingan yang bertujuan untuk

membantu individu agar dapat memahami dan mengenal dirinya sendiri,

mengenal dunia kerjanya dan dapat mengatasi serta menyelesaikan

masalah-masalah karier yang dihadapinya.

C. Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu layanan yang

dilakukan oleh guru BK dan sekolah yang bertujuan untuk membantu siswa

dalam mengenali dan mengembangkan dirinya secara optimal ataupun dalam

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa. Layanan

bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk membantu para siswa

atau klien dalam proses pengembangan diri siswa seutuhnya, agar para siswa

(35)

masalah-masalah yang terjadi pada dirinya dengan bimbingan dan bantuan

guru BK atau konselor. Menurut Prayitno (2004: 255) layanan bimbingan dan

konseling dikelompokkan menjadi enam, yaitu layanan orientasi, layanan

informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar,

layanan konseling perorangan, dan layanan bimbingan dan konseling

kelompok, sedangkan layanan bimbingan dan konseling pada bidang

bimbingan dan konseling menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) yaitu:

1. Bidang bimbingan pribadi, yaitu bertujuan untuk membantu siswa

menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan

rohani. Contoh materi yang diberikan oleh guru BK kepada siswa

adalah: penerimaan diri, percaya diri, mempersiapkan diri menerima

dan berpikir positif, mengenal kelebihan dan potensi dalam diri siswa.

2. Bidang bimbingan sosial, yaitu bertujuan untuk membantu siswa

mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang

dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan

kenegaraan. Contoh materi yang diberikan oleh guru BK kepada siswa

adalah: kerjasama, persahabatan, berdamai dengan diri sendiri dan

sesama.

3. Bidang bimbingan belajar, yaitu untuk membantu siswa untuk

mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan

kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan

(36)

mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang

lebih tinggi atau terjun ke lapangan. Contoh materi yang diberikan

guru BK kepada siswa adalah: manajemen diri, mempersiapkan diri

untuk menghadapi ujian, belajar efektif dan efisien.

4. Bidang bimbingan karier, yaitu untuk mengenal potensi diri siswa

yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk berkarir di masa depan.

Contoh materi yang diberikan guru BK kepada siswa adalah motivasi

yang tinggi untuk selalu berprestasi, pengenalan terhadap studi

lanjutan, merencanakan studi lanjut dan pilihan karier, memilih jurusan

dan program studi selanjutnya.

Layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan

konseling diberikan kepada para siswa agar siswa dapat mengatasi

masalah-masalah yang sedang terjadi pada dirinya, ketika para siswa mendapatkan

layanan bimbingan dan konseling tersebut dan para siswa mengalami

perubahan pada dirinya dalam hal bidang pribadi, sosial, belajar atau karier

dapat disimpulkan bahwa para siswa menerima dan merasakan manfaat dari

layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK dengan baik.

Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang

bimbingan dan konseling di sekolah, di mana para siswa dapat merasakan

kebermanfaatan pada dirinya apabila para siswa dapat mencapai

tujuan-tujuan pada masing-masing bidang bimbingan dan konseling tersebut dan

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab metode penelitian berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,

instrumen penelitian, uji coba alat, prosedur pengumpulan data, dan teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan

suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan

dengan masalah yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian deskriptif yaitu

dengan menyebar kuesioner (angket). Penelitian ini dimaksudkan agar peneliti

mendapatkan gambaran tentang kebermanfaatan layanan bimbingan dan

konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih SMP Stella Duce 1

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan alasan sekolah ini memberikan ijin

kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan sekolah ini adalah tempat

peneliti ber-PPL BK. Peneliti memilih kelas VIII sebagai subyek penelitian

dengan alasan siswa kelas VIII sudah cukup lama belajar di sekolah, sehingga

(38)

sekolah yang sudah diterima selama ini. Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 207 siswa

dan dikelompokkan menjadi enam kelas, yaitu kelas VIII Mahoni, VIII Akasia,

(39)

penelitian (siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran

2014/2015) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Rincian Subjek Penelitian Kelas Jumlah

VIII Mahoni 35

VIII Akasia 33

VIII Cendana 35

VIII Eboni 34

VIII Meranti 35

VIII Gaharu 35

Total Siswa 207

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk mengungkap

kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan

dan konseling siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran

2014/2015. Menurut Sugiyono (2010:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

(40)

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi

dari sangat positif sampai sangat negatif. Penentuan skor jawaban dari

masing-masing pernyataan yang disediakan adalah memberikan tanda centang (√) pada

pernyataan positif (item favorable) dengan jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 4, S (Sesuai) diberi skor 3, TS (Tidak Sesuai) diberi skor 2, dan STS (Sangat

Tidak Sesuai) diberi skor 1. Lalu, pernyataan negatif (item unfavorable) dengan jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 1, S (Sesuai) diberi skor 2, TS (Tidak

Sesuai) diberi skor 3, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 4.

Kisi-kisi kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan

bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

(41)

Tabel 2

Kisi-kisi Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015

(42)

No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah

terpakai dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh siswa.

Sampel yang telah digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner

digunakan kembali sebagai data penelitian. Alasan peneliti menggunakan cara ini

adalah karena keterbatasan waktu, yang disebabkan pada dua (2) minggu terakhir

di bulan Mei para siswa kelas VIII melakukan persiapan menjelang UKK

(Ulangan Kenaikan Kelas) yang dilaksanakan pada awal bulan Juni. Oleh sebab

itu, peneliti diberi waktu oleh sekolah mulai tanggal 27 April untuk menyebarkan

(43)

Pelaksanaan penyebaran kuesioner dilaksanakan pada tanggal 27, 28, dan

30 April pada empat (4) kelas, dikarenakan pada awal Mei para siswa kelas IX

melaksanakan Ujian Nasional, maka para siswa kelas VII dan kelas VIII

diliburkan kemudian peneliti melanjutkan kembali menyebarkan kuesioner pada

tanggal 8 Mei 2015 pada dua kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta. Selain itu

adanya persetujuan antara peneliti dengan guru BK dalam waktu satu (1) minggu

dan secara bersamaan menyebarkan kuesioner. Kuesioner kebermanfaatan

layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling

terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada

lampiran 1. Data ujicoba kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan

konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII

SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada lampiran 2.

1. Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yang berarti seberapa tepat dan cermat kemampuan suatu alat untuk melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009:5). Suatu

alat tes dikatakan valid jika dapat memberikan hasil ukur yang sesuai dengan

tujuan pengukuran. Alat tes yang valid mampu mengungkapkan data dengan

tepat. Selain itu, alat tes yang valid juga dapat memberikan gambaran cermat

mengenai data yang diukur.

Validitas alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi

(Content Validity). Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Siregar, 2013:76). Validitas isi dalam

(44)

konseling pada bidang bimbingan dan konseling siswa kelas VIII SMP Stella

Duce 1 Yogyakarta. Setelah dilakukan expert judgement, peneliti melakukan uji coba penelitian kuesioner. Validitas kuesioner penelitian ini diuji dengan

menggunakan teknik korelasi product moment. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = Jumlah subjek

X = Skor sub total kuesioner Y = Skor total butir-butir kuesioner

XY = Hasil perkalian antara skor X dan skor Y

Penentuan validitas dilakukan dengan pemberian skor terlebih dahulu pada

setiap item (mentabulasi data ke Microsoft Office Exel 2007) dan menggunakan Statistic Programme for Social Science versi 16.0 untuk mempermudah peneliti melakukan perhitungan validitas item. Patokan yang peneliti gunakan dalam

untuk menentukan validitas item adalah 0,25. Menurut Azwar (2009: 65), apabila

item yang memiliki indeks diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada

0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala,

maka dapat memilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi tinggi.

Sebaliknya, apabila jumlah item lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah

(45)

kriteria 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.

Patokan kriteria pemilihan item berdasar korelasi item-total menggunakan batasan

0,25. Semua item yang mencapai koefisien korelasi ≥ 0,25 dianggap valid.

Sebaliknya item yang koefisien korelasinya < 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai

item tidak valid. Penulis memilih untuk menurunkan sedikit batas kriteria agar

jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.

Item yang sudah melalaui proses skoring, kemudian dihitung. Hasil

perhitungan kemudian digunakan untuk menentukan kembali item mana saja yang

valid atau tidak valid. Penentuan validitas itu dilakukan berdasarkan kriteria

validitas. Hasil perhitungan statistik yang dilakukan peneliti terhadap 54 item

kuesioner diperoleh 42 item yang valid, 12 item yang tidak valid. Item yang tidak

valid kemudian dinyatakan gugur atau tidak digunakan dalam perhitungan

selanjutnya. Data hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 3.

Rincian item valid dan tidak valid dalam uji coba penelitian dapat dilihat pada

tabel 3. Kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan

bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 (final) dapat dilihat pada lampiran 4.

(46)

13, 14,

Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran

(47)

yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar,

2013:87).

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada keterpercayaan hasil ukur, yang

mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009: 83). Pengukuran yang

tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu. Reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini diuji dengan teknik pengukuran reliabilitas Alpha Cronbach. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas > 0.6. Peneliti menggunakan

program Statistic Progamme for Social Science 16 untuk membantu menghitung koefisien instrumen kebermanfataan layanan bimbingan dan konseling

berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah. Indeks korelasi

reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209), dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 4

Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209)

Koefisien Korelasi Kualifiasi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup

0,21-0,40 Rendah

(48)

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik

Alpha Cronbach melalui Statistic Programme for Social Science 16,0. Rumus koefisien alpha (α) adalah sebagai berikut:

[ ]

Keterangan:

α = Koefisien alpha

= Varians skor belahan satu

= Varians skor belahan dua

= Varians skor skala

Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach diperoleh koefisien reliabilitas instrumen 0,858. Data perhitungan reliabilitas

dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa reliabilitas alat penelitian ini termasuk tinggi (0,71-0,90).

Kesimpulan ini didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Guilford

(Masidjo, 1995: 209) seperti disajikan pada tabel 4.

E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

a. Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan bimbingan dan

konseling dan buku-buku yang berhubungan dengan layanan

(49)

b. Menyusun kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling

pada bimbingan dan konseling, yang mana aspek instrumen diambil

dari bidang bimbingan dan indikator yang mana diambil dari tujuan

layanan bimbingan dan konseling.

c. Aspek dan indikator yang telah disusun, dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing.

d. Aspek dan indikator yang telah dikoreksi oleh dosen pembimbing

diwujudkan dalam pernyataan kuesioner.

e. Pengujian kuesioner yang telah disusun oleh dosen pembimbing.

f. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian kepada sekretariat

Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

g. Meminta izin kepada pihak sekolah SMP Stella Duce 1 Yogyakarta

untuk melakukan penelitian dan membuat kesepakatan mengenai

pelaksanaan ujicoba sekaligus penelitian karena penelitian ini

menggunakan uji coba terpakai.

2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

Tahap pelaksanaan pengumpulan data penelitian dilaksanakan secara

bersamaan dengan pengumpulan data uji coba kuesioner pada tanggal 28

April hingga 8 Mei 2015. Suratketerangan izin uji coba kuesioner dan izin

pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada lampiran 6. Jadwal

pengumpulan data penelitian (siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

(50)

Tabel 5

Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti. Peneliti menjelaskan

terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner. Ketika siswa mengisi

kuesioner, peneliti mendampingi siswa agar dapat menjelaskan kepada

siswa yang belum memahami maksud pernyataan yang ada di kuesioner

dan cara mengisi kuesioner.

F. Teknik Analisis Data

1. Peneliti memberikan skor jawaban pada masing-masing item kuesioner

yang telah diisi oleh responden dengan berdasarkan penilaian skala Likert. 2. Peneliti membuat tabulasi seluruh data penelitian dengan menggunakan

Microsoft Office Excel 2007. Tabulasi data penelitian dapat dilihat di lampiran 7.

Kelas Tanggal Waktu

Jumlah Siswa

yang Hadir

Jumlah Siswa yang Tidak Hadir

VIII Mahoni 27 April 2015 10.10 - 10.50 34 1

VIII Akasia 27 April 2015 11.20 - 12.10 33 -

VIII Cendana 28 April 2015 10.10 – 10.50 34 1

VIII Eboni 30 April 2015 10.10 – 10.50 34 -

VIII Meranti 8 Mei 2015 07.00 - 07.40 35 -

VIII Gaharu 8 Mei 2015 10.10 - 10.50 34 1

(51)

3. Peneliti membuat kategorisasi skor subjek kebermanfaatan layanan

bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling

berdasarkan petunjuk Azwar (2009:108) yaitu: sangat baik, baik, cukup

baik, kurang baik, dan tidak baik.

Kategori kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling diuraikan sebagai berikut:

Perhitungan Kategorisasi

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

Keterangan:

X maksimum : Skor tertinggi yang dapat diperoleh subjek dalam skala.

X minimum : Skor terendah yang dapat diperoleh subjek dalam skala.

(standar deviasi) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.

Σ (mean teoritik) : Standar deviasi teoritik/luas jarak rentang yang dibagi

dalam 6 satuan deviasi.

4. Mencari patokan yang akan digunakan untuk mencari X maksimum teoritik, X

minimum teoritik, standar deviasi dan mean teoritik. Kategorisasi subjek

penelitian kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan 204 subjek,

(52)

Skor maksimal per Item : 4

Skor minimal per Item : 1

Jumlah butir kuesioner : 42

X maksimum teoritik : 4 × 42 = 168

X minimum teoritik : 1 × 42 = 42

Range : 168 – 42 = 126

σ (Standar deviasi teoritik) : 126 : 6 = 21

μ (Mean teoritik) : (168+42) : 2 = 210 : 2 = 105

Berdasarkan skor yang muncul, dapat diketahui bahwa kategorisasi subjek

kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan

dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun

ajaran 2014/2015 masuk dalam kategori baik. Kategorisasi subjek penelitian

kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang

bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6

Kategori Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella

Duce 1 Yogyakarta

Perhitungan Skor Kategorisasi

X > 136, 5 Sangat Baik

115, 5 < X ≤ 136,5 Baik

(53)

73,5 < X ≤ 94,5 Kurang Baik

X ≤ 73,5 Tidak Baik

5. Peneliti membuat hasil kategori skor subjek kuesioner penelitian kebermanfaatan

layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling

terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada tabel

7, sedangkan hasil skor kategorisasi subjek kuesioner penelitian kuesioner

penelitian kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang

bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian mengenai deskripsi kebermanfaatan

layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling

terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dan pembahasan hasil

penelitian.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa kebermanfaatan layanan

bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling

terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 7

Hasil kategorisasi subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas

VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:

No. Skor Kategorisasi Jumlah

Siswa Persentasi

1 >136, 5 Sangat baik 26 12, 74 %

2 115, 5 – 136, 5 Baik 132 64, 70 %

3 94, 5 – 115, 5 Cukup baik 46 22, 54 %

4 73, 5 – 94, 5 Kurang Baik - -

5 73, 5 Tidak baik - -

(55)

Berdasarkan data di atas, nampak bahwa:

a. Tidak ada siswa yang mengalami kebermanfataan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori kurang baik

dan tidak baik.

b. Terdapat 46 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori cukup baik.

c. Terdapat 132 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan

bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori baik.

d. Terdapat 26 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan

(56)

Dapat disimpulkan bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling

berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella

Duce 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut berarti bahwa

kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan

konseling di sekolah baik.

B. Pembahasan

Hasil penelitian mengenai kebermanfaatan layanan bimbingan dan

konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas

VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta menunjukkan siswa yang merasakan

kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bimbingan

dan konseling itu bermanfaat cukup baik sebanyak 46 siswa, siswa yang

merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan

bidang bimbingan dan konseling itu bermanfaat baik sebanyak 132 siswa,

dan siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling

berdasarkan bidang bimbingan dan konseling itu bermanfaat sangat baik

sebanyak 26 siswa. Dapat disimpulkan bahwa kebermanfaatan layanan

bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling

(57)

Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan

bidang bimbingan dan konseling di sekolah bermanfaat dengan baik apabila

para siswa mencapai tujuan-tujuan bidang bimbingan dan konseling.

Menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) bidang bimbingan

dikelompokkan menjadi empat, yaitu :

1. Bidang bimbingan pribadi ini bertujuan untuk membantu siswa

menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat

jasmani dan rohani. Misalnya, pada bidang pribadi ini konselor

membantu siswa agar dapat memahami dirinya sendiri serta

membantu konseli agar dapat mengambil pilihan hidupnya

secara sehat serta mengambil keputusan secara mandiri.

2. Bidang sosial ini bertujuan untuk membantu siswa mengenal

dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi

budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan

kenegaraan. Misalnya, seorang siswa yang mampu menjalin

relasi dan komunikasi yang baik dengan orang-orang di

lingkungan sekolahnya.

3. Bidang bimbingan belajar ini bertujuan untuk membantu siswa

untuk mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri,

(58)

pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan IPTEK,

kesenian serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau terjun ke

lapangan. Misalnya, seorang siswa yang dibantu oleh konselor

mengumpulkan informasi berkaitan dengan penjurusan,

perguruan atau studi lanjut.

4. Bidang bimbingan karier ini bertujuan untuk mengenal potensi

diri siswa yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk

berkarir di masa depan. Misalnya, di sekolah terdapat kegiatan

ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh para siswa. Namun,

sebelumnya siswa tersebut harus bisa mengenali potensi atau

kemampuan yang dimiliki dari dalam dirinya, sehingga siswa

tersebut dapat memilih kegiatan tersebut sesuai dengan

kemampuan atau potensi yang dimilikinya.

Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan

bidang bimbingan dan konseling di sekolah dikatakan berhasil apabila para

siswa dapat merasakan manfaatnya setelah mendapatkan layanan bimbingan

dan konseling dari guru BK dan dilihat dari hasil penelitian, bahwa

kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang

(59)

Para siswa mengalami adanya perubahan dalam dirinya, dilihat dari tujuan

yang dimaksud dalam tujuan layanan bimbingan dan konseling.

Menurut Syamsu Yusuf (2010: 13), tujuan pemberian layanan

bimbingan ialah agar individu dapat: (1) Merencanakan kegiatan

penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang

akan datang. Dilihat dari hasil penelitian dan wawancara, siswa mengalami

adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah

perubahan dalam hal karier, siswa memberanikan diri menemui guru BK

untuk bertanya, berkonsultasi dengan bersikap terbuka, tanpa rasa malu

berkaitan dengan perencanaan kegiatan penyelesaian studi di masa

mendatang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. (2)

Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal

mungkin. Siswa kelas VIII SMP masih membutuhkan bantuan orang lain

terlebih guru BK, dalam hal mengenal dan memahami dirinya serta potensi

yang dimilikinya karena pada usia ini siswa masih ikut-ikut dengan

teman-temannya, siswa masih belum mampu mengenal potensi yang ada dalam

dirinya. Oleh sebab itu, setelah siswa mengenali dan memahami dirinya dan

potensinya kemudian siswa dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada

di sekolah yang sesuai dengan potensinya agar siswa dapat mengembangkan

potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin. (3) Menyesuaikan diri dengan

(60)

Dengan adanya tujuan layanan bimbingan dan konseling, siswa diharapkan

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya Berdasarkan hasil penelitian

dan observasi, bahwa siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat (tempat tinggal). Siswa diharapkan

untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya karena

lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa gunakan untuk belajar.

Siswa belajar dengan teman-teman, dengan guru-guru serta warga sekolah

lainnya untuk menggapai cita-cita yang diinginkan setiap siswa. Oleh sebab

itu, siswa diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri karena lingkungan

sekolah merupakan lingkungan pendukung utama selama siswa belajar.

Seperti halnya dengan lingkungan kerja, jika sudah tiba saatnya untuk terjun

di dunia pekerjaan siswa diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan

baik karena siswa tidak bekerja sendiri, melainkan bekerja bersama-sama

untuk mencapai satu tujuan yang diharapkan serta lingkungan tempat tinggal

adalah lingkungan tempat tinggal siswa sehari-hari. Siswa tidak hanya

beradaptasi di sekolah atau lingkungan kerja tetapi lingkungan tempat tinggal

adalah lingkungan di mana dapat beradaptasi dengan orang banyak, berbagai

macam usia, profesi, jenis kelamin serta berbagi tingkat pendidikan. (4)

Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian

dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Guru

(61)

dan konseling, siswa diharapkan agar dapat mencapai tujuan yang tercantum

diatas. Namun, apabila siswa belum mengalami manfaat dan belum

mengalami perubahan berkaitan dengan kesulitan dalam studinya, terdapat

beberapa upaya yang dapat dilakukan guru BK untuk mengatasi siswa yang

mengalami masalah belajar atau kesulitan studi.

Menurut Prayitno (2004: 284), pada layanan bimbingan belajar

terdapat beberapa upaya untuk membantu siswa, yaitu Pertama pengajaran

perbaikan. Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang

diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi

masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan

dalam proses dan hasil belajar mereka. Kedua, kegiatan pengayaan. Kegiatan

pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada

seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa

memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah,

memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam

kegiatan belajar sebelumnya. Misalnya, terdapat terdapat siswa atau beberapa

siswa di sekolah yang sangat cepat dalam belajar, maka guru memberikan

kegiatan pengayaan tersebut diluar jam sekolah contohnya setelah jampulang

sekolah. Ketiga, peningkatan motivasi belajar. Di sekolah sebagian siswa

mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lain

Gambar

Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan
Tabel 1 Rincian Subjek Penelitian
Tabel 2
Tabel 3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat konformitas siswa kelas XII SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dan mengidentifikasi butir-butir item konformitas

“ PENDIDIKAN KARAKTER PADA PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA ”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah (1) ”Bagaimanakah tingkat perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007?” dan

Layanan bimbingan dan konseling yang terdapat di masing-masing SMP ini sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan yang ditetapkan di sekolah yaitu

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan persepsi guru bidang studi terhadap layanan bimbingan dan konseling yang menyangkut aspek metode pengajaran bimbingan dan konseling,

Layanan bimbingan dan konseling yang terdapat di masing-masing SMP ini sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan yang ditetapkan di sekolah yaitu

Skripsi yang berjudul LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI MTsN BANJAR SELATAN 1 JALAN

JURNAL DAN LAPORAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING KELAS : IV Empat TAHUN PELAJARAN : 2022 / 2023 NAMA WALI KELAS : Mita Rachmawati, S.Pd JUMLAH SISWA : 22 Siswa *Bidang Layanan : P=