KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)
Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 207 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala Likert. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 8 Mei 2015. Koefisien reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi, yaitu 0,858. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling dikategorisasikan berdasarkan kriteria Azwar, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
▸ Baca selengkapnya: bimbingan konseling contoh pengisian buku catatan kasus siswa
(2)THE BENEFIT OF SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE BASED ON GUIDANCE AND COUNSELING FIELD
(A Descriptive Study on the Benefit of Guidance and Counseling Service Based on Guidance and Counseling Field for the Eighth Grade Students of SMP Stella Duce 1
Yogyakarta in the Academic Year 2014/2015)
Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Sanata Dharma University
2015
This research was a descriptive-quantitative research using survey method. This research aimed to know the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015.
The subjects of this research were the 207 eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015. The data gathering instruments were questionnaires on the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta which was set by the researcher using Likert scale. The data collection was done from April 28, 2015 to May 8, 2015. The coefficient-reliability of the questionnaire in this research was qualified as high, i.e. 0.858. The benefit of the guidance and counseling service based on guidance and counseling field was categorized based on Azwar’s criteria, i.e. very good, good, quite good, bad, and very bad.
KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani NIM:101114017
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani NIM:101114017
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”
(1 Petrus 5:7)
“Diberkatilah orang-orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan.”
(Yeremia 17:7)
“Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang”
(Penulis)
Karya yang sederhana ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai dan memberkatiku.
Kedua orang tua, FX. Suripto Wardhani dan BM. Wipurbyantini, yang selalu memberikan dukungan, semangat serta doa yang tulus.
Adikku, Bernadus Gandhang Panji Wardhani yang selalu menghibur dan memberikan canda tawa.
Keluarga besar SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang telah bersedia membantu dan memberikan dukungan.
ABSTRAK
KEBERMANFAATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH BERDASARKAN BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING
(Studi Deskriptif Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015)
Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 207 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang disusun oleh peneliti dengan menggunakan skala Likert. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 April sampai dengan 8 Mei 2015. Koefisien reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini termasuk dalam kualifikasi tinggi, yaitu 0,858. Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling dikategorisasikan berdasarkan kriteria Azwar, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik dan tidak baik.
ABSTRACT
THE BENEFIT OF SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE BASED ON GUIDANCE AND COUNSELING FIELD
(A Descriptive Study on the Benefit of Guidance and Counseling Service Based on Guidance and Counseling Field for the Eighth Grade Students of
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the Academic Year 2014/2015)
Angela Rosari Lintang Ayu Wardhani Sanata Dharma University
2015
This research was a descriptive-quantitative research using survey method. This research aimed to know the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015.
The subjects of this research were the 207 eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta in the academic year 2014/2015. The data gathering instruments were questionnaires on the benefit of guidance and counseling service based on guidance and counseling field for the eighth grade students of SMP Stella Duce 1 Yogyakarta which was set by the researcher using Likert scale. The data collection was done from April 28, 2015 to May 8, 2015. The coefficient-reliability of the questionnaire in this research was qualified as high, i.e. 0.858. The benefit of the guidance and counseling service based on guidance and counseling field was categorized based on Azwar’s criteria, i.e. very good, good, quite good, bad, and very bad.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sadar bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik
tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membimbing dan mendukung
penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Prias Hayu Purbaning Tyas M.Pd. selaku dosen pembimbing yang sabar dan tulus
membimbing dan mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi.
3. Bapak dan Ibu dosen Bimbingan dan Konseling yang telah mendampingi dan
mendidik penulis selama perkuliahan.
4. Meida Ardiana Putri, S.Pd, selaku guru Bimbingan dan Konseling SMP Stella
Duce 1 Yogyakarta yang telah mendampingi peneliti ketika melakukan
pengumpulan data penelitian.
5. Siswa siswi kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta yang telah bersedia untuk
membantu dan bekerjasama dalam pengumpulan data penelitian.
6. Kedua orang tua dan adik, FX. Suripto Wardhani, BM. Wipurbyantini dan
mendoakan dan mendukung sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
7. Sahabat-sahabat “Kepompong” (Peny Cristanti, Sigit Nugroho, Bernadeta
Agustin, dan Anang Cahyono) yang memberikan semangat, perhatian dan doa
untuk penulis.
8. Sahabat-sahabatku, Chintya, Andria, Tia, Erni, Sekar, Prisca, Yosef, Hendra dan
Taya terimakasih atas penghiburannya, dukungan dan doa untuk penulis.
9. Teman-teman seperjuangan Prodi Bimbingan dan Konseling 2010, yang telah
membantu selama perkuliahan selama ini dan motivasi serta doa untuk penulis.
10.Nicolaus Darmawan Utomo, yang selalu memberikan semangat, perhatian, dan
doa untuk penulis.
11.Teman-teman “Kost Wisma Rosari” yang selalu perhatian dan memberikan
hiburan untuk penulis.
12.Semua pihak yang sudah terlibat dan membantu dalam penulisan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab
itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Terima Kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR LAMPIRAN xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 8
A. Layanan Bimbingan dan Konseling 8
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling 8
2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling 9
3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling 10
B. Bidang Bimbingan dan Konseling 12
C. Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling
di Sekolah 17
BAB III METODE PENELITIAN 20
B. Subjek Penelitian 20
C. Instrumen Penelitian 22
D. Uji Coba Alat 25
1. Validitas Instrumen 26
2. Reliabilitas Instrumen 29
E. Prosedur Pengumpulan Data 31
1. Tahap Persiapan 31
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data 32
F. Teknik Analisis Data 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37
A. Hasil Penelitian 37
B. Pembahasan 39
BAB V PENUTUP 48
A. Kesimpulan 48
B. Saran 48
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Rincian Subjek Penelitian 22
Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce
1 Yogyakarta (Awal) 24
Tabel 3 : Rincian ItemValid dan Tidak Valid 28
Tabel 4 : Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford 30
Tabel 5 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian 33
Tabel 6 : Kategori Skor Subjek Kuesioner Penelitian Kebermanfaatan
Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP
Stella Duce 1 Yogyakarta 35
Tabel 7 : Hasil kategorisasi subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling siswa kelas
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta 26
Lampiran 2 : Data ujicoba kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta 26
Lampiran 3 : Data Hasil Perhitungan Validitas 28
Lampiran 4 : Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta (Final) 28
Lampiran 5 : Data Perhitungan Reliabilitas 31
Lampiran 6 : Surat Keterangan Ijin Uji Coba Kuesioner dan Ijin
Pengumpulan Data Penelitian 32
Lampiran 7 : Tabulasi Data Penelitian 33
Lampiran 8 : Hasil Skor Kategorisasi Subjek Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Siswa kelas VIII
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi mengenai uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional variabel.
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan di sekolah
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Dengan kata
lain, siswa bukan hanya dibekali dengan ilmu pengetahuan saja tetapi
siswa juga dididik untuk memiliki kepribadian yang mandiri dan
mantap. Untuk mencapai tujuan yang maksimal dalam proses
pendidikan, sekolah perlu melakukan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Proses bimbingan dan konseling di sekolah
memegang peranan sentral dalam membentuk kepribadian serta tingkah
laku peserta didik. Pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dan
wajib diterapkan di sekolah serta wajib dilaksanakan oleh tenaga
profesional seperti guru BK.
Istilah bimbingan dan konseling, sebagaimana digunakan dalam
literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata
(conducting), sedangkan istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas, akan muncul dua
pengertian, yaitu: (1). Memberikan informasi, yaitu menyajikan
pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengambil suatu keputusan,
atau memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat. (2).
Mengarahkan, menuntun, ke suatu tujuan. Dengan demikian, Counseling diartikan sebagai pemberian nasihat, pemberian anjuran dan pembicaraan
dengan bertukar pikiran. Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai
perangkat program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan
perorangan dan kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan
kehidupan sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal,
serta membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
Dengan adanya program bimbingan dan konseling yang diberikan
oleh guru BK, maka akan membantu peserta didik dalam membentuk
kepribadiannya. Menurut Prayitno (2004: 253) terdapat 6 (enam) layanan
bimbingan dan konseling, yaitu layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling belajar, layanan
konseling perorangan, layanan bimbingan dan konseling kelompok.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan layanan
bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan yang bersangkutan.
Layanan bimbingan dan konseling bertujuan agar para siswa dapat
yang kreatif dan pekerja produktif. Layanan bimbingan dan konseling
memiliki arti yang luas. Oleh sebab itu, layanan bimbingan dan konseling
yang dimaksud adalah layanan bimbingan dan konseling berdasar pada
bidang bimbingan dan konseling. Maksud layanan bimbingan dan
konseling pada bidang bimbingan dan konseling adalah guru BK
membantu mengatasi masalah siswa dilihat dari bidang bimbingan dan
konseling tersebut. Istilah bidang (ragam) bimbingan dan konseling
menunjuk pada bidang kehidupan tertentu atau aspek perkembangan
tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan.
Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 114) bidang bimbingan dan
konseling dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bimbingan karier, bimbingan
akademik dan bimbingan pribadi-sosial.
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan
tanggung jawab bersama antara konselor, guru dan pimpinan sekolah yang
masing-masing memiliki peran dalam keterlibatan pada proses bimbingan
dan konseling di sekolah. Penyelenggaraan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah dapat berjalan dengan lancar apabila sekolah
memiliki seorang konselor atau guru BK. Konselor atau guru BK adalah
tenaga pendidik yang bertugas dan bertanggung jawab memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan
pendidikan. Konselor berperan membantu siswa menyelesaikan
permasalahannya ketika sedang mengalami permasalahan di sekolah
Pada saat ber-PPL BK di SMP Stella Duce 1 Yogyakarta, penulis
melihat bahwa layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan
oleh guru BK berjalan lancar. Layanan bimbingan dan konseling yang
diberikan oleh guru BK tersebut sesuai dengan program bimbingan dan
konseling di sekolah yang telah dibuat. Namun, para siswa di sekolah
tersebut masih ada yang belum bisa memahami maksud dari pemberian
layanan bimbingan dan konseling dari guru BK, karena dimata para siswa
guru BK hanya menangani para siswa yang bermasalah, misalnya seperti
siswa yang membolos dan kenakalan siswa yang pada akhirnya harus
melaporkan ke guru BK, sedangkan, tugas BK di sekolah adalah
membantu dan membimbing para siswa untuk berkembang seoptimal
mungkin sesuai dengan kebutuhan dan tugas perkembangannya.
Selain itu, di lingkungan sekolah juga ditemukan siswa yang
mengalami kesulitan dalam belajar, masalah dalam penyesuaian diri
terhadap lingkungan dan masih ada siswa yang belum memiliki
keberanian untuk menemui dan berkunjung ke ruang BK. Oleh sebab itu,
guru BK dapat menunjuk pada bidang kehidupan tertentu yang menjadi
fokus perhatian dalam layanan bimbingan melalui layanan bimbingan dan
konseling berdasar pada bidang bimbingan dan konseling. Jadi, guru BK
di sekolah ingin mengetahui seberapa bermanfaat layanan bimbingan dan
konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling tersebut. Apakah
dengan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK,
tetapi belum optimal bagi para siswa. Layanan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan dan diberikan oleh guru BK di sekolah memiliki
penerimaan yang berbeda-beda oleh para siswa karena pengalaman yang
diterima oleh para siswa juga berbeda serta manfaat yang diterima juga
berbeda.
Penulis melakukan penelitian untuk melihat sejauh mana
kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan judul “Kebermanfaatan Layanan Bimbingan Dan Konseling Berdasarkan
Bidang Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif Kebermanfaatan
Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan
Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta).” Hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai masukan dan saran bagi
kemajuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
tersebut agar dapat berjalan lebih baik lagi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam skripsi ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Seberapa bermanfaat layanan bimbingan dan konseling berdasarkan
bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa Kelas VIII SMP Stella
C. TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Mengetahui kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu dapat digunakan sebagai
bahan masukan dan pengembangan kemajuan bimbingan dan
konseling di sekolah terlebih pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru BK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru BK
sebagai gambaran dan evaluasi berkaitan dengan kemajuan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah agar
b. Bagi peneliti
Dari proses penelitian ini dapat dijadikan sebagai bekal dalam
melakukan layanan bimbingan dan konseling secara berkompeten
dan profesional.
c. Bagi sekolah
Dari proses penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling agar dapat lebih
baik lagi.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Layanan bimbingan dan konseling berdasarkan pada bidang bimbingan
dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan
kepada siswa secara terus menerus agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, sehingga siswa sanggup mengarahkan dirinya sesuai
dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas mengenai layanan bimbingan dan konseling,
bidang bimbingan dan konseling dan kebermanfaatan layanan bimbingan
dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling.
A. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan dan konseling, sebagaimana digunakan dalam
literatur profesional di Indonesia, merupakan terjemahan dari kata
Guidance dan Counseling dalam bahasa Inggris. Dalam kamus bahasa Inggris Guidance dikaitkan dengan asal kata guide, yang diartikan sebagai menunjukkan jalan (showing the way); memimpin (leading); menuntun (conducting), sedangkan istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan arti-arti yang disebutkan diatas,
akan muncul dua pengertian, yaitu:
a. Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat
digunakan untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan
sesuatu sambil memberikan nasihat.
b. Mengarahkan, menuntun, ke suatu tujuan. Dengan demikian,
Bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai perangkat program
pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan dan
kelompok untuk membantu peserta didik melaksanakan kehidupan
sehari-hari secara mandiri dan berkembang secara optimal, serta
membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Syamsu Yusuf (2010: 13), tujuan pemberian layanan
bimbingan ialah agar individu dapat: (1) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang
akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja. Secara khusus, bimbingan dan konseling bertujuan
untuk membantu peserta didik agar mencapai tujuan-tujuan
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 31), tujuan layanan
bimbingan dan konseling adalah:
a. Agar sesama manusia mengatur kehidupan sendiri.
b. Menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin.
c. Memikul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya
d. Menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa
dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua
potensi yang baik padanya.
e. Menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini
secara memuaskan.
3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno dan Amti (2010: 197) menyebutkan bahwa
fungsi-fungsi layanan bimbingan dan konseling dikelompokkan menjadi
empat, yaitu: fungsi pengentasan, fungsi pemahaman, fungsi
pencegahan, dan fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Menurut Syamsu Yusuf (2009: 16-17) fungsi-fungsi layanan
bimbingan dan konseling tersebut adalah:
a. Pemahaman, yaitu membantu peserta didik (siswa) agar memiliki
pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya
(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan
pemahaman ini, individu diharapkan mampu mengembangkan
potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif. Konselor di sekolah
membantu para siswa untuk dapat lebih mengenali secara
mendalam bagaimana kepribadian diri siswa itu, membantu
memahami kekuatan dan kelemahan serta potensi yang ada pada
b. Preventif, yaitu upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui
fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang
cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang
membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan
adalah layanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok.
c. Pengembangan, yaitu konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan siswa. Konselor dan personil sekolah lainnya
bekerjasama merumuskan dan melaksanakan program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu
siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan
yang dapat digunakan adalah layanan informasi, diskusi kelompok,
homeroom dan karyawisata.
d. Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut
aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat
digunakan adalah konseling dan remedial teaching..
e. Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerjasama dengan
pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
f. Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan
khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan dan kebutuhan individu (siswa), dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai individu. Pembimbing/konselor
dapat membantu para guru/dosen dalam memperlakukan individu
secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi
perkuliahan, maupun mengadaptasikan bahan perkuliahan sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan individu.
g. Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu
(siswa) agar dapat menyesuaikan diri secara dinamis dan
konstruktif terhadap program pendidikan, peraturan sekolah atau
norma agama.
B. Bidang Bimbingan dan Konseling
Menurut Andi Mappiare (1984: 257) dikatakan sebagai bimbingan
pribadi jika penekanan bimbingan lebih pada usaha menangani
masalah-masalah pribadi. Maksudnya adalah guru BK di sekolah memberikan
layanan bimbingan dan konseling pada bidang bimbingan dan konseling
pada masalah-masalah siswa yang berkaitan dengan masalah pribadi siswa
tersebut. Beberapa bentuk masalah pribadi misalnya ketidaktrampilan
bergaul, khawatir yang sangat tidak akan lulus ujian, tidak bergairah
belajar dan sebagainya. Menurut Alfian Dewan (2014: 4) bidang
bimbingan pribadi merupakan bantuan yang diberikan kepada individu
dalam hal memecahkan masalah-masalah yang sangat kompleks dan
bersifat rahasia/pribadi. Bidang bimbingan pribadi merupakan bidang
bimbingan dimana guru BK membantu individu atau siswa dalam
mengatasi masalah yang ada dalam dirinya dan bersifat rahasia. Jadi,
ketika sedang mengalami masalah hanya diketahui oleh guru BK dan
siswa yang bersangkutan. Siswa dapat mempercayakan masalah atau
rahasianya kepada guru BK, karena guru BK berpegang pada asas-asas
bimbingan dan konseling salah satunya adalah asas kerahasiaan. Misalnya,
masalah keluarga, persahabatan, cita-cita, dalam mengatur dirinya dan
sebagainya.
Menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) bidang bimbingan
pribadi bertujuan untuk membantu siswa menemukan dan
mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Bidang bimbingan
pribadi tersebut membantu siswa menemukan dan mengembangkan
pribadinya, tidak hanya itu akan tetapi individu tersebut dapat mengatur
dirinya serta berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, siswa diharapkan
jasmani dan rohani tanpa kecanduan minuman keras dan sebagainya.
Misalnya, pada bidang pribadi ini konselor membantu siswa agar dapat
memahami dirinya sendiri serta membantu konseli agar dapat mengambil
pilihan hidupnya secara sehat serta mengambil keputusan secara mandiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi adalah pemberian
bantuan yang diberikan kepada siswa yang bertujuan agar siswa dapat
berkembang secara mandiri dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
bantuan yang diberikan berkaitan dengan masalah-masalah pribadi siswa.
Bidang bimbingan sosial adalah bidang bimbingan yang membantu
individu untuk memecahkan masalah-masalah sosial, seperti pergaulan
dan menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bertujuan agar siswa
mampu bersosialisasi dengan lingkungan secara baik. Djumhur & Surya
(dalam Tohirin 2007: 127) berpendapat bahwa bidang bimbingan sosial
merupakan bidang bimbingan yang bertujuan untuk membantu individu
dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam lingkungan
sosial sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar
dengan lingkungan sosialnya. Menurut Andi Mappiare (1984: 257) bidang
bimbingan sosial bertujuan untuk membantu siswa dalam menangani
masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh individu. Misalnya, masalah
dengan saudara-saudara, pacar, orangtua, teman sebaya, guru dan
sebagainya.
Menurut Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan (2010: 11) bimbingan
siswa dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Guru BK
membantu siswa atau individu agar siswa dapat mengatasi
masalah-masalah yang berkaitan engan lingkungan sosialnya, agar dapat
bersosialisasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Contoh
masalah-masalah yang tergolong dalam masalah sosial-pribadi adalah
masalah hubungan dengan sesama teman, guru atau dosen, pemahaman
sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan
dan masyarakat dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bidang
bimbingan sosial adalah bidang bimbingan yang bertujuan untuk
membantu siswa dalam memahami dan menangani masalah-masalah
sosial yang dihadapinya agar dapat menyesuaikan diri dengan di
lingkungan sosialnya.
Bidang bimbingan belajar menurut Winkel (2006: 115) adalah
bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih
progam studi yang yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang
timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi
pendidikan. Guru BK memberikan bimbingan karier agar siswa
diharapkan dapat memperbaiki cara belajarnya sehingga dapat lebih
berkonsentrasi dalam belajar, meningkatkan motivasi belajarnya agar
nilai-nilai yang di dapat semakin baik dari sebelumnya. Menurut Andi
Mappiare (1984: 256), bidang bimbingan belajar adalah seperangkat usaha
bantuan kepada siswa agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah
dihadapinya. Misalnya, pada awal sekolah baru siswa menghadapi
kesulitan menyesuaikan diri dengan pelajaran, guru, tata tertib sekolah dan
sebagainya.
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2014: 15), bidang bimbingan
akademik adalah bimbingan belajar yang diarahkan untuk membantu para
individu dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah
akademik. Adapun yang termasuk masalah-masalah akademik adalah
pengenalan kurikulum, konsentrasi, cara belajar, pencarian serta
penggunaan sumber belajar, dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan
adalah bidang bimbingan belajar adalah bidang bimbingan yang bertujuan
agar siswa dapat memecahkan masalah-masalah belajar dan pendidikan
sehingga siswa dapat mencapai cita-cita yang diharapkan.
Bidang bimbingan karier menurut Syamsu Yusuf & Juntika
Nurihsan (2010: 11) bimbingan karier adalah upaya bantuan terhadap
individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia
kerjanya, mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk
kehidupan yang diharapkan. Individu atau siswa diharapkan agar dapat
mengenal dan memahami dirinya sesuai dengan bakat dan potensi yang
dimiliki sehingga individu tersebut dapat mengenal dunia kerjanya yang
sesuai dengan diri siswa. Menurut Bimo Walgito (2010: 203), bidang
bimbingan karier merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri,
mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa
yang dituntut untuk pekerjaan itu.
Menurut Achmad Juntika Nurihsan (2014: 16) bidang bimbingan
karier yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam perencanaan,
pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah karier. Misalnya,
pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi
dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan
pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian
masalah-masalah karier yang dihadapi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bidang
bimbingan karier adalah bidang bimbingan yang bertujuan untuk
membantu individu agar dapat memahami dan mengenal dirinya sendiri,
mengenal dunia kerjanya dan dapat mengatasi serta menyelesaikan
masalah-masalah karier yang dihadapinya.
C. Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Layanan bimbingan dan konseling adalah suatu layanan yang
dilakukan oleh guru BK dan sekolah yang bertujuan untuk membantu siswa
dalam mengenali dan mengembangkan dirinya secara optimal ataupun dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh para siswa. Layanan
bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan untuk membantu para siswa
atau klien dalam proses pengembangan diri siswa seutuhnya, agar para siswa
masalah-masalah yang terjadi pada dirinya dengan bimbingan dan bantuan
guru BK atau konselor. Menurut Prayitno (2004: 255) layanan bimbingan dan
konseling dikelompokkan menjadi enam, yaitu layanan orientasi, layanan
informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar,
layanan konseling perorangan, dan layanan bimbingan dan konseling
kelompok, sedangkan layanan bimbingan dan konseling pada bidang
bimbingan dan konseling menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) yaitu:
1. Bidang bimbingan pribadi, yaitu bertujuan untuk membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan
rohani. Contoh materi yang diberikan oleh guru BK kepada siswa
adalah: penerimaan diri, percaya diri, mempersiapkan diri menerima
dan berpikir positif, mengenal kelebihan dan potensi dalam diri siswa.
2. Bidang bimbingan sosial, yaitu bertujuan untuk membantu siswa
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang
dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan
kenegaraan. Contoh materi yang diberikan oleh guru BK kepada siswa
adalah: kerjasama, persahabatan, berdamai dengan diri sendiri dan
sesama.
3. Bidang bimbingan belajar, yaitu untuk membantu siswa untuk
mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan
kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi atau terjun ke lapangan. Contoh materi yang diberikan
guru BK kepada siswa adalah: manajemen diri, mempersiapkan diri
untuk menghadapi ujian, belajar efektif dan efisien.
4. Bidang bimbingan karier, yaitu untuk mengenal potensi diri siswa
yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk berkarir di masa depan.
Contoh materi yang diberikan guru BK kepada siswa adalah motivasi
yang tinggi untuk selalu berprestasi, pengenalan terhadap studi
lanjutan, merencanakan studi lanjut dan pilihan karier, memilih jurusan
dan program studi selanjutnya.
Layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan
konseling diberikan kepada para siswa agar siswa dapat mengatasi
masalah-masalah yang sedang terjadi pada dirinya, ketika para siswa mendapatkan
layanan bimbingan dan konseling tersebut dan para siswa mengalami
perubahan pada dirinya dalam hal bidang pribadi, sosial, belajar atau karier
dapat disimpulkan bahwa para siswa menerima dan merasakan manfaat dari
layanan bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru BK dengan baik.
Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang
bimbingan dan konseling di sekolah, di mana para siswa dapat merasakan
kebermanfaatan pada dirinya apabila para siswa dapat mencapai
tujuan-tujuan pada masing-masing bidang bimbingan dan konseling tersebut dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab metode penelitian berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,
instrumen penelitian, uji coba alat, prosedur pengumpulan data, dan teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan
suatu fenomena dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah yang diteliti. Peneliti melakukan penelitian deskriptif yaitu
dengan menyebar kuesioner (angket). Penelitian ini dimaksudkan agar peneliti
mendapatkan gambaran tentang kebermanfaatan layanan bimbingan dan
konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih SMP Stella Duce 1
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dengan alasan sekolah ini memberikan ijin
kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan sekolah ini adalah tempat
peneliti ber-PPL BK. Peneliti memilih kelas VIII sebagai subyek penelitian
dengan alasan siswa kelas VIII sudah cukup lama belajar di sekolah, sehingga
sekolah yang sudah diterima selama ini. Siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 207 siswa
dan dikelompokkan menjadi enam kelas, yaitu kelas VIII Mahoni, VIII Akasia,
penelitian (siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015) dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Rincian Subjek Penelitian Kelas Jumlah
VIII Mahoni 35
VIII Akasia 33
VIII Cendana 35
VIII Eboni 34
VIII Meranti 35
VIII Gaharu 35
Total Siswa 207
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk mengungkap
kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan
dan konseling siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015. Menurut Sugiyono (2010:134) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif. Penentuan skor jawaban dari
masing-masing pernyataan yang disediakan adalah memberikan tanda centang (√) pada
pernyataan positif (item favorable) dengan jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 4, S (Sesuai) diberi skor 3, TS (Tidak Sesuai) diberi skor 2, dan STS (Sangat
Tidak Sesuai) diberi skor 1. Lalu, pernyataan negatif (item unfavorable) dengan jawaban SS (Sangat Sesuai) diberi skor 1, S (Sesuai) diberi skor 2, TS (Tidak
Sesuai) diberi skor 3, dan STS (Sangat Tidak Sesuai) diberi skor 4.
Kisi-kisi kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan
bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
Tabel 2
Kisi-kisi Kuesioner Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
No Aspek Indikator Nomor Item Jumlah
terpakai dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh siswa.
Sampel yang telah digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas kuesioner
digunakan kembali sebagai data penelitian. Alasan peneliti menggunakan cara ini
adalah karena keterbatasan waktu, yang disebabkan pada dua (2) minggu terakhir
di bulan Mei para siswa kelas VIII melakukan persiapan menjelang UKK
(Ulangan Kenaikan Kelas) yang dilaksanakan pada awal bulan Juni. Oleh sebab
itu, peneliti diberi waktu oleh sekolah mulai tanggal 27 April untuk menyebarkan
Pelaksanaan penyebaran kuesioner dilaksanakan pada tanggal 27, 28, dan
30 April pada empat (4) kelas, dikarenakan pada awal Mei para siswa kelas IX
melaksanakan Ujian Nasional, maka para siswa kelas VII dan kelas VIII
diliburkan kemudian peneliti melanjutkan kembali menyebarkan kuesioner pada
tanggal 8 Mei 2015 pada dua kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta. Selain itu
adanya persetujuan antara peneliti dengan guru BK dalam waktu satu (1) minggu
dan secara bersamaan menyebarkan kuesioner. Kuesioner kebermanfaatan
layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling
terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada
lampiran 1. Data ujicoba kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan
konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII
SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada lampiran 2.
1. Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yang berarti seberapa tepat dan cermat kemampuan suatu alat untuk melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2009:5). Suatu
alat tes dikatakan valid jika dapat memberikan hasil ukur yang sesuai dengan
tujuan pengukuran. Alat tes yang valid mampu mengungkapkan data dengan
tepat. Selain itu, alat tes yang valid juga dapat memberikan gambaran cermat
mengenai data yang diukur.
Validitas alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi
(Content Validity). Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Siregar, 2013:76). Validitas isi dalam
konseling pada bidang bimbingan dan konseling siswa kelas VIII SMP Stella
Duce 1 Yogyakarta. Setelah dilakukan expert judgement, peneliti melakukan uji coba penelitian kuesioner. Validitas kuesioner penelitian ini diuji dengan
menggunakan teknik korelasi product moment. Rumus yang digunakan sebagai berikut:
√
Keterangan:
rxy = Korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N = Jumlah subjek
X = Skor sub total kuesioner Y = Skor total butir-butir kuesioner
XY = Hasil perkalian antara skor X dan skor Y
Penentuan validitas dilakukan dengan pemberian skor terlebih dahulu pada
setiap item (mentabulasi data ke Microsoft Office Exel 2007) dan menggunakan Statistic Programme for Social Science versi 16.0 untuk mempermudah peneliti melakukan perhitungan validitas item. Patokan yang peneliti gunakan dalam
untuk menentukan validitas item adalah 0,25. Menurut Azwar (2009: 65), apabila
item yang memiliki indeks diskriminasi sama dengan atau lebih besar daripada
0,30 jumlahnya melebihi jumlah item yang direncanakan untuk dijadikan skala,
maka dapat memilih item-item yang memiliki indeks daya diskriminasi tinggi.
Sebaliknya, apabila jumlah item lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah
kriteria 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.
Patokan kriteria pemilihan item berdasar korelasi item-total menggunakan batasan
0,25. Semua item yang mencapai koefisien korelasi ≥ 0,25 dianggap valid.
Sebaliknya item yang koefisien korelasinya < 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai
item tidak valid. Penulis memilih untuk menurunkan sedikit batas kriteria agar
jumlah item yang diinginkan dapat tercapai.
Item yang sudah melalaui proses skoring, kemudian dihitung. Hasil
perhitungan kemudian digunakan untuk menentukan kembali item mana saja yang
valid atau tidak valid. Penentuan validitas itu dilakukan berdasarkan kriteria
validitas. Hasil perhitungan statistik yang dilakukan peneliti terhadap 54 item
kuesioner diperoleh 42 item yang valid, 12 item yang tidak valid. Item yang tidak
valid kemudian dinyatakan gugur atau tidak digunakan dalam perhitungan
selanjutnya. Data hasil perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran 3.
Rincian item valid dan tidak valid dalam uji coba penelitian dapat dilihat pada
tabel 3. Kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan
bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 (final) dapat dilihat pada lampiran 4.
13, 14,
Reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar,
2013:87).
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada keterpercayaan hasil ukur, yang
mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar, 2009: 83). Pengukuran yang
tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu. Reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini diuji dengan teknik pengukuran reliabilitas Alpha Cronbach. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas > 0.6. Peneliti menggunakan
program Statistic Progamme for Social Science 16 untuk membantu menghitung koefisien instrumen kebermanfataan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan bidang bimbingan dan konseling di sekolah. Indeks korelasi
reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209), dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 4
Indeks Korelasi Reliabilitas Kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209)
Koefisien Korelasi Kualifiasi
0,91-1,00 Sangat Tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik
Alpha Cronbach melalui Statistic Programme for Social Science 16,0. Rumus koefisien alpha (α) adalah sebagai berikut:
[ ]
Keterangan:
α = Koefisien alpha
= Varians skor belahan satu
= Varians skor belahan dua
= Varians skor skala
Hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach diperoleh koefisien reliabilitas instrumen 0,858. Data perhitungan reliabilitas
dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa reliabilitas alat penelitian ini termasuk tinggi (0,71-0,90).
Kesimpulan ini didasarkan pada kriteria yang dikemukakan oleh Guilford
(Masidjo, 1995: 209) seperti disajikan pada tabel 4.
E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan
a. Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan bimbingan dan
konseling dan buku-buku yang berhubungan dengan layanan
b. Menyusun kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling
pada bimbingan dan konseling, yang mana aspek instrumen diambil
dari bidang bimbingan dan indikator yang mana diambil dari tujuan
layanan bimbingan dan konseling.
c. Aspek dan indikator yang telah disusun, dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing.
d. Aspek dan indikator yang telah dikoreksi oleh dosen pembimbing
diwujudkan dalam pernyataan kuesioner.
e. Pengujian kuesioner yang telah disusun oleh dosen pembimbing.
f. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian kepada sekretariat
Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.
g. Meminta izin kepada pihak sekolah SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
untuk melakukan penelitian dan membuat kesepakatan mengenai
pelaksanaan ujicoba sekaligus penelitian karena penelitian ini
menggunakan uji coba terpakai.
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data
Tahap pelaksanaan pengumpulan data penelitian dilaksanakan secara
bersamaan dengan pengumpulan data uji coba kuesioner pada tanggal 28
April hingga 8 Mei 2015. Suratketerangan izin uji coba kuesioner dan izin
pengumpulan data penelitian dapat dilihat pada lampiran 6. Jadwal
pengumpulan data penelitian (siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
Tabel 5
Jadwal Pengumpulan Data Penelitian
Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti. Peneliti menjelaskan
terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner. Ketika siswa mengisi
kuesioner, peneliti mendampingi siswa agar dapat menjelaskan kepada
siswa yang belum memahami maksud pernyataan yang ada di kuesioner
dan cara mengisi kuesioner.
F. Teknik Analisis Data
1. Peneliti memberikan skor jawaban pada masing-masing item kuesioner
yang telah diisi oleh responden dengan berdasarkan penilaian skala Likert. 2. Peneliti membuat tabulasi seluruh data penelitian dengan menggunakan
Microsoft Office Excel 2007. Tabulasi data penelitian dapat dilihat di lampiran 7.
Kelas Tanggal Waktu
Jumlah Siswa
yang Hadir
Jumlah Siswa yang Tidak Hadir
VIII Mahoni 27 April 2015 10.10 - 10.50 34 1
VIII Akasia 27 April 2015 11.20 - 12.10 33 -
VIII Cendana 28 April 2015 10.10 – 10.50 34 1
VIII Eboni 30 April 2015 10.10 – 10.50 34 -
VIII Meranti 8 Mei 2015 07.00 - 07.40 35 -
VIII Gaharu 8 Mei 2015 10.10 - 10.50 34 1
3. Peneliti membuat kategorisasi skor subjek kebermanfaatan layanan
bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling
berdasarkan petunjuk Azwar (2009:108) yaitu: sangat baik, baik, cukup
baik, kurang baik, dan tidak baik.
Kategori kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling diuraikan sebagai berikut:
Perhitungan Kategorisasi
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Tidak Baik
Keterangan:
X maksimum : Skor tertinggi yang dapat diperoleh subjek dalam skala.
X minimum : Skor terendah yang dapat diperoleh subjek dalam skala.
(standar deviasi) : Rata-rata teoritis dari skor maksimum dan minimum.
Σ (mean teoritik) : Standar deviasi teoritik/luas jarak rentang yang dibagi
dalam 6 satuan deviasi.
4. Mencari patokan yang akan digunakan untuk mencari X maksimum teoritik, X
minimum teoritik, standar deviasi dan mean teoritik. Kategorisasi subjek
penelitian kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling dengan 204 subjek,
Skor maksimal per Item : 4
Skor minimal per Item : 1
Jumlah butir kuesioner : 42
X maksimum teoritik : 4 × 42 = 168
X minimum teoritik : 1 × 42 = 42
Range : 168 – 42 = 126
σ (Standar deviasi teoritik) : 126 : 6 = 21
μ (Mean teoritik) : (168+42) : 2 = 210 : 2 = 105
Berdasarkan skor yang muncul, dapat diketahui bahwa kategorisasi subjek
kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan
dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 masuk dalam kategori baik. Kategorisasi subjek penelitian
kuesioner kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang
bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Kategori Kebermanfaatan Layanan Bimbingan dan Konseling Berdasarkan Bidang Bimbingan dan Konseling Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Stella
Duce 1 Yogyakarta
Perhitungan Skor Kategorisasi
X > 136, 5 Sangat Baik
115, 5 < X ≤ 136,5 Baik
73,5 < X ≤ 94,5 Kurang Baik
X ≤ 73,5 Tidak Baik
5. Peneliti membuat hasil kategori skor subjek kuesioner penelitian kebermanfaatan
layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling
terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dapat dilihat pada tabel
7, sedangkan hasil skor kategorisasi subjek kuesioner penelitian kuesioner
penelitian kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang
bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan mengenai hasil penelitian mengenai deskripsi kebermanfaatan
layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling
terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta dan pembahasan hasil
penelitian.
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa kebermanfaatan layanan
bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling
terhadap siswa kelas VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta diuraikan sebagai
berikut:
Tabel 7
Hasil kategorisasi subjek kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas
VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
No. Skor Kategorisasi Jumlah
Siswa Persentasi
1 >136, 5 Sangat baik 26 12, 74 %
2 115, 5 – 136, 5 Baik 132 64, 70 %
3 94, 5 – 115, 5 Cukup baik 46 22, 54 %
4 73, 5 – 94, 5 Kurang Baik - -
5 73, 5 Tidak baik - -
Berdasarkan data di atas, nampak bahwa:
a. Tidak ada siswa yang mengalami kebermanfataan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori kurang baik
dan tidak baik.
b. Terdapat 46 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori cukup baik.
c. Terdapat 132 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah dalam kategori baik.
d. Terdapat 26 siswa yang mengalami kebermanfaatan layanan
Dapat disimpulkan bahwa kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas VIII SMP Stella
Duce 1 Yogyakarta termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut berarti bahwa
kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan
konseling di sekolah baik.
B. Pembahasan
Hasil penelitian mengenai kebermanfaatan layanan bimbingan dan
konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling terhadap siswa kelas
VIII SMP Stella Duce 1 Yogyakarta menunjukkan siswa yang merasakan
kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bimbingan
dan konseling itu bermanfaat cukup baik sebanyak 46 siswa, siswa yang
merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan
bidang bimbingan dan konseling itu bermanfaat baik sebanyak 132 siswa,
dan siswa yang merasakan kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling
berdasarkan bidang bimbingan dan konseling itu bermanfaat sangat baik
sebanyak 26 siswa. Dapat disimpulkan bahwa kebermanfaatan layanan
bimbingan dan konseling berdasarkan bidang bimbingan dan konseling
Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan
bidang bimbingan dan konseling di sekolah bermanfaat dengan baik apabila
para siswa mencapai tujuan-tujuan bidang bimbingan dan konseling.
Menurut Fecky Arianto Fanggidae (2013: 2) bidang bimbingan
dikelompokkan menjadi empat, yaitu :
1. Bidang bimbingan pribadi ini bertujuan untuk membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani. Misalnya, pada bidang pribadi ini konselor
membantu siswa agar dapat memahami dirinya sendiri serta
membantu konseli agar dapat mengambil pilihan hidupnya
secara sehat serta mengambil keputusan secara mandiri.
2. Bidang sosial ini bertujuan untuk membantu siswa mengenal
dan berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang dilandasi
budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan
kenegaraan. Misalnya, seorang siswa yang mampu menjalin
relasi dan komunikasi yang baik dengan orang-orang di
lingkungan sekolahnya.
3. Bidang bimbingan belajar ini bertujuan untuk membantu siswa
untuk mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri,
pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan IPTEK,
kesenian serta mempersiapkan siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau terjun ke
lapangan. Misalnya, seorang siswa yang dibantu oleh konselor
mengumpulkan informasi berkaitan dengan penjurusan,
perguruan atau studi lanjut.
4. Bidang bimbingan karier ini bertujuan untuk mengenal potensi
diri siswa yang dapat dikembangkan sebagai bekal untuk
berkarir di masa depan. Misalnya, di sekolah terdapat kegiatan
ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh para siswa. Namun,
sebelumnya siswa tersebut harus bisa mengenali potensi atau
kemampuan yang dimiliki dari dalam dirinya, sehingga siswa
tersebut dapat memilih kegiatan tersebut sesuai dengan
kemampuan atau potensi yang dimilikinya.
Kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan
bidang bimbingan dan konseling di sekolah dikatakan berhasil apabila para
siswa dapat merasakan manfaatnya setelah mendapatkan layanan bimbingan
dan konseling dari guru BK dan dilihat dari hasil penelitian, bahwa
kebermanfaatan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan bidang
Para siswa mengalami adanya perubahan dalam dirinya, dilihat dari tujuan
yang dimaksud dalam tujuan layanan bimbingan dan konseling.
Menurut Syamsu Yusuf (2010: 13), tujuan pemberian layanan
bimbingan ialah agar individu dapat: (1) Merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang
akan datang. Dilihat dari hasil penelitian dan wawancara, siswa mengalami
adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan dalam hal karier, siswa memberanikan diri menemui guru BK
untuk bertanya, berkonsultasi dengan bersikap terbuka, tanpa rasa malu
berkaitan dengan perencanaan kegiatan penyelesaian studi di masa
mendatang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa. (2)
Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
mungkin. Siswa kelas VIII SMP masih membutuhkan bantuan orang lain
terlebih guru BK, dalam hal mengenal dan memahami dirinya serta potensi
yang dimilikinya karena pada usia ini siswa masih ikut-ikut dengan
teman-temannya, siswa masih belum mampu mengenal potensi yang ada dalam
dirinya. Oleh sebab itu, setelah siswa mengenali dan memahami dirinya dan
potensinya kemudian siswa dapat memilih kegiatan ekstrakurikuler yang ada
di sekolah yang sesuai dengan potensinya agar siswa dapat mengembangkan
potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin. (3) Menyesuaikan diri dengan
Dengan adanya tujuan layanan bimbingan dan konseling, siswa diharapkan
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya Berdasarkan hasil penelitian
dan observasi, bahwa siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat (tempat tinggal). Siswa diharapkan
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolahnya karena
lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa gunakan untuk belajar.
Siswa belajar dengan teman-teman, dengan guru-guru serta warga sekolah
lainnya untuk menggapai cita-cita yang diinginkan setiap siswa. Oleh sebab
itu, siswa diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri karena lingkungan
sekolah merupakan lingkungan pendukung utama selama siswa belajar.
Seperti halnya dengan lingkungan kerja, jika sudah tiba saatnya untuk terjun
di dunia pekerjaan siswa diharapkan untuk dapat menyesuaikan diri dengan
baik karena siswa tidak bekerja sendiri, melainkan bekerja bersama-sama
untuk mencapai satu tujuan yang diharapkan serta lingkungan tempat tinggal
adalah lingkungan tempat tinggal siswa sehari-hari. Siswa tidak hanya
beradaptasi di sekolah atau lingkungan kerja tetapi lingkungan tempat tinggal
adalah lingkungan di mana dapat beradaptasi dengan orang banyak, berbagai
macam usia, profesi, jenis kelamin serta berbagi tingkat pendidikan. (4)
Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian
dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja. Guru
dan konseling, siswa diharapkan agar dapat mencapai tujuan yang tercantum
diatas. Namun, apabila siswa belum mengalami manfaat dan belum
mengalami perubahan berkaitan dengan kesulitan dalam studinya, terdapat
beberapa upaya yang dapat dilakukan guru BK untuk mengatasi siswa yang
mengalami masalah belajar atau kesulitan studi.
Menurut Prayitno (2004: 284), pada layanan bimbingan belajar
terdapat beberapa upaya untuk membantu siswa, yaitu Pertama pengajaran
perbaikan. Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang
diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang menghadapi
masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam proses dan hasil belajar mereka. Kedua, kegiatan pengayaan. Kegiatan
pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada
seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar. Siswa
memerlukan tugas-tugas tambahan yang terencana untuk menambah,
memperluas pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam
kegiatan belajar sebelumnya. Misalnya, terdapat terdapat siswa atau beberapa
siswa di sekolah yang sangat cepat dalam belajar, maka guru memberikan
kegiatan pengayaan tersebut diluar jam sekolah contohnya setelah jampulang
sekolah. Ketiga, peningkatan motivasi belajar. Di sekolah sebagian siswa
mungkin telah memiliki motif yang kuat untuk belajar, tetapi sebagian lain