• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Anak dengan Thalasemia dan Anemia

N/A
N/A
aul

Academic year: 2023

Membagikan "Kasus Anak dengan Thalasemia dan Anemia"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

CASE STUDY

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN THALASEMIA DAN ANEMIA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis dan Terminal

Dosen Pengampu : Eka Santi., S.Kep., Ners., M.Kep Disusun Oleh :

Kelompok 9

Ika Aisyah Caesaria 2110913120008

Nur Azizah 2110913120019

Fadhilah 2110913220014

Mutiara Eka Putri 2110913220003

Rasyidatul Ilma 2110913220026

Muhammad Aulia Rahman 2110913310022 Gusti Nabila Nurul Islam 2110913320016

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU

2023

(2)

KASUS 1 : THALASEMIA A. Gambaran Kasus

An. L, usia 8 tahun, nadi; 88 kali/menit, respirasi: 37 kali/menit, suhu: 36,4 derajat, tekanan darah: 90/60 mmHg, BB: 27 Kg, status gizi: baik. Anemis, pucat, mudah Lelah, dan adanya penurunan kadar hemoglobin. Muka: facies cooley (batang hidung masuk ke dalam, tulang pipi meonjol, jarak kedua mata agak jauh seperti mongoloid, frontal bossing, rodent like mouth, bibir agak tertarik). Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran organ pada pasien, yakni hepatosplenomegaly. Hemoglobin: 6,5 gr/dl, hematokrit: 21,1&, laju endap darah: 5 mm/jam, leukosit: 3900/ul, trombosit: 723.000/ul.

B. Data Pengkajian Identitas Pasien

Nama : An. L

Umur : 8 Tahun

Jenis Kelamin : -

Alamat :

Pendidikan Terakhir :

Suku :

Agama :

Status Perkawinan :

Pekerjaan :

No. Rekam Medik :

Diagnosis :

Keadaan Umum : Anemis, pucat, mudah lelah, dan adanya penurunan kadar hemoglobin.

Keluhan Utama : -

1. Pola Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan a) Alasan masuk rumah sakit: Tidak terkaji

b) Riwayat penyakit sekarang: Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pembesaran organ pada pasien, yakni hepatosplenomegali.

c) Riwayat penyakit dahulu: -

d) Riwayat penyakit keluarga: Tidak terkaji

(3)

Riwayat medik dan sosial

 Kecelakaan : -

 Dirawat : -

 Operasi : -

 Alergi : -

 Penyakit :

 Lain-lain :

Riwayat pengobatan

 Sebelumnya :

 Saat ini : -

 Persepsi klien tentang kesehatan : -

Diagnosis Keperawatan:

2. Pola Nutrisi – Metabolik

Intake nutrisi sebelum sakit Intake nutrisi saat sakit

 Makanan  Makanan

 Minuman  Minuman

 Nafsu makan  Nafsu makan

 Muntah  Muntah

 Keluhan/ masalah yang memengaruhi asupan nutrisi:

 Keluhan/ masalah yang memengaruhi asupan nutrisi:

 Keadaan kulit, rambut dan kuku: Anemis dan Pucat

BB : 27 kg

IMT: : =

TB : cm Suhu : 36,4 °C

 Kelembaban kulit:

 Warna kulit: Pucat

 Turgor: -

 Kondisi kulit:

 Kuku: -

 Rambut dan kepala:

 Kelenjar tiroid :

 JVP :

 Kaku kuduk :

 Mukosa bibir :

 Kebersihan mulut :

 Gigi :

 Penggunaan NGT :-

 Terapi intravena / parenteral:

 Lain-lain : Muka: facies cooley (batang hidung masuk ke dalam, tulang pipi menonjol, jarak kedua mata agak jauh seperti mongoloid, frontal bossing, rodent like mouth, bibir agak tertarik.

Diagnosis Keperawatan:

3. Pola Eliminasi

(4)

 Tanggal defekasi terakhir:

 Frekuensi defekasi:

Konsistensi: - Warna: -

 Masalah defekasi :

 Penggunaan alat bantu (laksatif/ pispot) : -

 Bising usus :

 Struktur abdomen :

 I :

 A :

 Pe :

 Pa :

 Distensi:-

 Nyeri tekan :

 Lain-lain : -

 Frekuensi berkemih : Jumlah:

Warna :

 Penggunaan alat bantu berkemih :

 Keluhan /masalah berkemih :

 Sakit pinggang :

 Palpasi ginjal : -

 Perkusi ginjal : -

 Kondisi blast : -

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : 4. Pola Aktivitas - Latihan Kemampuan perawatan diri:

Aktivitas SMRS MRS

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi

Berpakaian/ berdan dan Eliminasi/ toileting Makan

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah Berjalan Naik tangga Berbelanja Memasak

Pemeliharaan rumah Skor:

0 = mandiri

(5)

1 = alat bantu 3 = dibantu orang lain & alat 2 = dibantu orang lain 4 = tergantung/ tidak mampu Kebersihan diri:

Di rumah

 Mandi : ¿ /hr

 Gosok gigi : ¿ /hr

 Keramas : ¿ /mgg

 Potong kuku : ¿ /mgg Di rumah sakit

 Mandi : ¿ /hr

 Gosok gigi : ¿ /hr

 Keramas : ¿ /mgg

 Potong kuku : ¿ /mgg Pernapasan

 Frekuensi napas: 37 x/ menit Irama: -

 SpO2:-

 Bunyi napas: -

 Riwayat merokok: -

 Riwayat asma/ bronchitis/ emfisema :

 Riwayat penyakit paru dalam keluarga :

 Batuk :

 Penggunaan otot bantu napas :

 Suara napas tambahan :

 Adanya sputum :

 Lain-lain : Pemeriksaan dada (Pernafasan)

 I :

 P :

 P :

 A : Sirkulasi

 Frekuensi nadi : 88 x/ menit Irama :

TD : 90/60 mmHg

 Pemeriksaan dada (Jantung)

 I :

 P :

 P :

 A :

 Nyeri dada :

 Capillary refill :

 Edema :

 Palpitasi :

(6)

 Suhu ekstrimitas :

 Riwayat penyakit jantung dalam keluarga : Mobilitas

 Pola latihan yang biasa dilakukan :

 Aktivitas di waktu luang :

 Sejak sakit : mengeluh lelah

 Rentang gerak :

 Skala kekuatan otot :

 Keseimbangan dan cara jalan : Bentuk tulang belakang :

 Genggaman tangan/ refleks :

 Penggunaan tongkat/ walker/ prostese :

 Persendian:

Nyeri : Edema : Kekakuan : Deformitas :

 Lain-lain : Klien mengeluh mudah lelah, Anemis, Pucat (Hemoglobin: 6,5 gr/dl)

Diagnosis Keperawatan : Keletihan (00093) dan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer b/d Penurunan Kadar Hemoglobin (00204)

5. Pola Istirahat dan Tidur

 Waktu tidur Sebelum sakit : Saat sakit :

 Keluhan yang mempengaruhi tidur :

 Keluhan letih :

 Lingkaran gelap di mata :

 Penggunaan hipnotik/ sedasi :

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan :

(7)

6. Pola Kognitif – Persepsi

 Fungsi penglihatan : -

 Posisi bola mata : -

 Gerakan mata : -

 Konjungtiva anemis : ( / )

 Kornea : -

 Sklera ikterik : ( / )

 Pupil : -

 Pemakaian alat bantu penglihatan : -

 Fungsi pendengaran :

 Struktur luar telinga :

 Cairan dari telinga : -

 Perasaan penuh dalam telinga : -

 Tinitus : -

 Penggunaan alat bantu dengar : -

 Fungsi penciuman : -

 Kondisi hidung : -

 Cairan dari hidung : -

 Keluhan nyeri : -

 Vertigo : -

 Pusing :

 Tingkat kesadaran : GCS : E V M

 Kemampuan mengambil keputusan : -

 Lain-lain

 Pengkajian nyeri : O:

P : Q : R : S : T :

Diagnosis Keperawatan :

7. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri

 Persepsi klien tentang penyakitnya :

 Harapan setelah dirawat :

 Persepsi klien tentang diri : -

 Ekspresi afek/emosi : -

 Isyarat non verbal perubahan harga diri : -

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan :

8. Pola Seksualitas – Reproduksi

 Dampak sakit terhadap seksualitas : -

 Riwayat haid : -

(8)

 Pemeriksaan payudara sendiri : -

 Keluhan mengenai keturunan : -

 Tindakan pengendalian kelahiran : -

 Riwayat penyakit hubungan seksual : -

 Keluhan gatal-gatal : -

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan :

9. Pola Koping – Toleransi Stres

 Cara pengambilan keputusan klien :

 Stresor dalam 1 tahun terakhir : -

 Koping yang biasa digunakan : -

 Pengobatan untuk mengatasi stress : -

 Kecemasan :

 Sistem pendukung :-

 Perilaku yang ditunjukkan klien :

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : - 10. Pola Peran – Hubungan

 Peran dalam keluarga : anak

 Hubungan dengan orang terdekat :

 Interaksi dengan pasien lain : -

 Cara berkomunikasi : -

 Efek perubahan peran : -

 Perilaku selama dirawat : -

 Bahasa yang digunakan sehari-hari : -

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : 11. Pola Nilai – Kepercayaan

 Persepsi klien tentang agama : -

 Kegiatan keagamaan : -

 Sikap terhadap nilai : -

 Bantuan spiritual : -

 Lain-lain -

Diagnosis Keperawatan :

(9)

C. Analisis Data dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Diagnosa

Keperawatan Data Subyektif:

 Klien mengeluh mudah lelah

Data Obyektif:

 Frekuensi Nafas 37 x/

menit

 Anemia (Hemoglobin:

6,5 gr/dl)

 Hepatosplenomegali

 Hematokrit: 21,1 % (nornal 36%-40%)

Fisik tidak bugar Keletihan (00093)

Data Subyektif:

-

Data Obyektif:

 Anemis

 Warna kulit Pucat

 Hb 6,5 gr/dl

 Kadar trombosit. Yang tinggi yaitu 723.000/ul.

Penurunan Kadar Hemoglobin

Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00204)

(10)

D. Perencanaan Keperawatan N

o

Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional 1 Ketidakefektifan Perfusi

Jaringan Perifer b/d

Penurunan Kadar

Hemoglobin (00204)

NOC :

Perfusi Jaringan : Perifer (0407) Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, diharapkan perfusi jaringan: perifer pasien meningkat. Kriteria hasil : 1. Warna kulit pucat menurun

dari skala (5) menurun ke skala (2) cukup meningkat.

Koagulasi darah (0409)

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan perfusi jaringan: perifer pasien meningkat. Kriteria hasil :

1. Hemoglobin (hb) meningkat

NIC:

Manajemen Sensasi Perifer (4250)

1. Melakukan pengkajian komprehensif sirkulasi perifer (misalnya nadi perifer, edema, pengisian kapiler, warna kulit, suhu kulit)

2. Menghindari trauma kimia, mekanis, atau panas yang melibatkan ekstremitas

3. Mengajarkan pasien dan keluarga tentang pentingnya pencegahan stasis vena (misalnya tidak menyilangkan tungkai, meninggikan kaki tanpa menekuk lutut, dan latihan fisik)

Manajemen Sensasi Perifer (4250)

1. Untuk mengetahui apakah aliran darah keperifer tidak terhambat 2. Mengetahui

manfaat latihan fisik

3. Terhindar dari trauma yang memperparah kondisi 4. Mencegah

memperparah kondisi pada

(11)

dari skala (2) cukup memburuk menjadi skala (4) deviasi cukup membaik dalam kisaran normal

2. Kada trombosit dari deviasi berat dari kisaran normal (1) ditingkatkan ke deviasi sedang dari kisaran normal (3)

4. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk memeriksa kulit setiap hari untuk perubahan integritas kulit

5. Mengkolaborasi pemeriksaan hemoglobin dan trombosit klien Manajemen Obat (2380)

1. Menentukan obat yang diperlukan dan kelola menurut resep dan protokol

2. Memonitor efek terapeutik obat bagi klien

3. Memonitor efek samping obat 4. Memantau kepatuhan regimen

pengobatan

5. Mengkolaborasikan terkait transfusi darah, jika diperlukan

anak

5. Mengetahui bagian kulit yang mengalamu masalah Memantau perkembangan

hemoglobin dalam tubuh

2 Keletihan (00093) b.d Fisik tidak bugar

NOC :

Tingkat Kelelahan (0007)

Setelah dilakukan tindakan asuhan

NIC:

Manajemen Energi (0108)

1. Mengkaji status fisiologis

Manajemen Energi (0108)

1. Mengetahui

(12)

keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan keletihan pasien berkurang atau menurun. Kriteria hasil :

1. Kelelahan pasien berkurang dari skala (2) berat menjadi skala (4) cukup berkurang.

2. Kadar Hematokrit dalam rentang normal

pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai kontes usia dan perkembangan

2. Memonitor tanda-tanda vital dan system kardiorespirasi pasien selama beraktivitas 3. Menentukan jenis dan

banyaknya aktivitas yng dibutuhkan untuk menjaga ketahanan

4. Mengajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan untuk mencegah kelelahan

5. Mengevaluasi secara bertahap kenaikan level aktivitas pasien

penyebab kelelahan pada anak

2. Mengetahui perkembangan TTV

3. Menentukan aktivitas yang aman untuk anak 4. Mengetahui

aktivitas yang aman untuk dilakukan akan 5. Menilai

bagaimana respon anak terhadap aktivitas yang telah ditentukan

(13)

KASUS 2 : ANEMIA A. Gambaran Kasus

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, penyebab dari anak mengalami anemia belum diketahui. Hal ini dikarenakan orang tua tidak mampu untuk membiayai pemeriksaan sumsum tulang belakang yang harus dilakukan di salah satu Rumah Sakit di Jakarta. Saat ditanyakan kepada orang tua klien mengenai kebiasaan makan anak, berapa kali anak makan dalam sehari, apa saja yang biasanya dikonsumsi oleh anak, apa makanan yang disukai dan yang tidak disukai.

Ibu klien mengatakan anaknya biasa makan 3 kali sehari dengan porsi sedang. An.

A biasanya makan nasi hanya dengan kuah sayur saja hal ini dikarenakan An. A tidak suka memakan sayur maupun lauk seperti ikan. An. A juga memiliki alergi dengan ayam yang merupakan salah satu sumber zat besi yang baik.

Kebiasaan makan An. A yang tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi kemungkinan besar menjadi penyebab terjadinya anemia.

Makanan yang dikonsumsi oleh An. A tidak memenuhi kebutuhan zat besinya. An.

A bahkan tidak suka memakan ikan dan alergi ayam yang merupakan sumber zat besi yang baik. Jika zat besi yang dibutuhkan tubuh dalam proses pembentukan hemoglobin tidak mencukupi kebutuhan maka jumlah hemoglobin berkurang dan tidak mampu mensuplai oksigen ke seluruh tubuh. Berkurangnya jumlah hemoglobin menurut NANDA (2015) menyebabkan beberapa tanda dan gejala yang akan muncul pada penderita anemia yaitu pusing, mata berkunang-kunang, lesu, aktivitas menurun, rasa mengantuk, sulit berkonsentrasi, cepat lelah dan prestasi kerja fisik/pikiran menurun. Hasil dari pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2019, didapatkan bahwa An. A mengalami sebagian dari tanda gejala yang disebutkan yaitu: lesu, aktivitas menurun, cepat lelah dan prestasi kerja fisik/pikiran menurun. Hal ini menunjukkan tidak adanya kesenjangan teori antara teori dengan hasil pengkajian penulis pada An. A. Kemudian, pengkajian tidak hanya berfokus pada pengkajian tanda dan gejala secara umum. Penulis juga melakukan pengkajian lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan fisik. Hasil dari pemeriksaan fisik tersebut dianalisis dan dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan.

(14)

B. Data Pengkajian Identitas Pasien

Nama : An.A

Umur : Tidak terkaji

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Tidak terkaji

Pendidikan Terakhir

:

Tidak terkaji

Suku : Tidak terkaji

Agama : Tidak terkaji

Status Perkawinan

:

Tidak terkaji Pekerjaan : Tidak terkaji No. Rekam

Medik

:

Tidak terkaji

Diagnosis : Anemia

Keadaan umum: Lesu dan aktivitas menurun Pemeriksaan Penunjang:

Keluhan Utama : Mudah lelah dan prestasi kerja fisik/pikiran menurun 1. Pola Persepsi Kesehatan dan Penanganan Kesehatan

Alasan masuk rumah sakit:

e) Riwayat penyakit sekarang: Anemia f) Riwayat penyakit dahulu:

g) Riwayat penyakit keluarga:

Riwayat medik dan sosial

 Kecelakaan : Tidak terkaji

 Dirawat : Tidak terkaji

 Operasi : Tidak terkaji

 Alergi : Tidak terkaji

 Penyakit :

 Lain-lain : Tidak terkaji

Riwayat pengobatan

 Sebelumnya :

 Saat ini :

 Persepsi klien tentang kesehatan

Diagnosis Keperawatan: - 2. Pola Nutrisi – Metabolik

Intake nutrisi sebelum sakit Intake nutrisi saat sakit

(15)

 Makanan

Ibu klien mengatakan anak A makan 3x sehari dengan porsi sedang.

 Makanan : Tidak terkaji

 Minuman  Minuman : Tidak terkaji

 Nafsu makan  Nafsu makan : Tidak terkaji

 Muntah  Muntah : Tidak terkaji

 Keluhan/ masalah yang

memengaruhi asupan nutrisi: An.

A biasanya makan hanya dengan kuah sayur saja karena An.A tidak suka memakan sayur maupun lauk seperti ikan serta alergi dengan ayam.

 Keluhan/ masalah yang memengaruhi asupan nutrisi : -

 Keadaan kulit, rambut dan kuku : BB : kg

IMT: :

= kg/m”

TB : cm Suhu : °C

 Kelembaban kulit: Tidak terkaji Warna kulit: Tidak terkaji Turgor: -

 Kondisi kulit: Tidak terkaji

 Kuku: Tidak terkaji

 Rambut dan kepala: Tidak terkaji

 Kelenjar tiroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.

 JVP : Tidak terkaji

 Kaku kuduk : Tidak terkaji

 Mukosa bibir : Tidak terkaji

 Kebersihan mulut : Tidak terkaji

 Gigi : Tidak terkaji

(16)

 Penggunaan NGT : Tidak terkaji

 Terapi intravena / parenteral: Tidak terkaji

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan: Ketidakefektifan Dinamika Makan Anak (00270) 3. Pola Eliminasi

 Tanggal defekasi terakhir: Tidak terkaji

 Frekuensi defekasi: Tidak terkaji Konsistensi: Tidak terkaji

Warna: tidak terkaji

 Masalah defekasi : Tidak terkaji

 Penggunaan alat bantu (laksatif/ pispot) : Tidak terkaji

 Bising usus : ..x/menit

 Struktur abdomen : Tidak terkaji

 I : Tidak terkaji

 A : Tidak terkaji

 Pe : Tidak terkaji

 Pa : Tidak terkaji

 Distensi: Tidak ada

 Nyeri tekan : Tidak ada

 Lain-lain : Tidak terkaji

 Frekuensi berkemih : dalam 24 jam Jumlah:

Warna :

 Penggunaan alat bantu berkemih :

 Keluhan /masalah berkemih : Tidak terkaji

 Sakit pinggang : Tidak terkaji

 Palpasi ginjal : Tidak terkaji

 Perkusi ginjal : Tidak terkaji

 Kondisi blast : Tidak terkaji

(17)

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : 4. Pola Aktivitas - Latihan Kemampuan perawatan diri:

Aktivitas SMRS MRS

0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi 0

Berpakaian/ berdan dan 0 Eliminasi/ toileting 0

Makan 0

Mobilitas di tempat

tidur 0

Berpindah 0

Berjalan 0

Naik tangga 0

Berbelanja 0

Memasak 0

Pemeliharaan rumah 0 Skor:

0 = mandiri

1 = alat bantu 3 = dibantu orang lain & alat 2 = dibantu orang lain 4 = tergantung/ tidak mampu Kebersihan diri:

Di rumah

 Mandi : Tidak terkaji ¿ /hr

 Gosok gigi : Tidak terkaji ¿ /hr

 Keramas : Tidak terkaji ¿ /mgg

 Potong kuku : Tidak terkaji /mgg Di rumah sakit

 Mandi : Tidak terkaji /hr

 Gosok gigi : Tidak terkaji /hr

 Keramas : Tidak terkaji /mgg

 Potong kuku : : Tidak terkaji /mgg Pernapasan

 Frekuensi napas: ... x/ menit

(18)

Irama: Tidak terkaji

 SpO2:

 Bunyi napas: Tidak terkaji

 Riwayat merokok: Tidak terkaji

 Riwayat asma/ bronchitis/ emfisema : tidak ada

 Riwayat penyakit paru dalam keluarga : tidak ada

 Batuk : tidak ada

 Penggunaan otot bantu napas : -

 Suara napas tambahan : Tidak terkaji

 Adanya sputum : Tidak terkaji

 Lain-lain : Pemeriksaan dada (Pernafasan)

 I : Tidak terkaji

 P : Tidak terkaji

 P : Tidak terkaji

 A : Tidak terkaji Sirkulasi

 Frekuensi nadi : ... x/ menit Irama : Tidak terkaji

TD : mmHg

 Pemeriksaan dada (Jantung)

 I : Tidak terkaji

 P : Tidak terkaji

 P : Tidak terkaji

 A : Tidak terkaji

 Nyeri dada : Tidak terkaji

 Capillary refill : Tidak terkaji

 Edema : tidak ada

 Palpitasi : Tidak terkaji

 Suhu ekstrimitas : Tidak terkaji

(19)

 Riwayat penyakit jantung dalam keluarga : Tidak terkaji Mobilitas

 Pola latihan yang biasa dilakukan : Tidak terkaji

 Aktivitas di waktu luang : tidak terkaji

 Sejak sakit : tidak terkaji

 Rentang gerak : tidak terkaji

 Skala kekuatan otot : Tidak terkaji

 Keseimbangan dan cara jalan : Tidak terkaji Bentuk tulang belakang : Tidak terkaji

 Genggaman tangan/ refleks : Tidak terkaji

 Penggunaan tongkat/ walker/ prostese : Tidak terkaji

 Persendian: Tidak terkaji Nyeri : Tidak terkaji Edema : Tidak terkaji Kekakuan : Tidak terkaji Deformitas : Tidak terkaji

 Lain-lain : Tidak terkaji Diagnosis Keperawatan : - 5. Pola Istirahat dan Tidur

 Waktu tidur

Sebelum sakit : Tidak terkaji Saat sakit : Tidak terkaji

 Keluhan yang mempengaruhi tidur : Tidak terkaji

 Keluhan letih : Tidak terkaji

 Lingkaran gelap di mata : Tidak terkaji

 Penggunaan hipnotik/ sedasi :

 Lain-lain

(20)

Diagnosis Keperawatan : - 6. Pola Kognitif – Persepsi

 Fungsi penglihatan : tidak terkaji

 Posisi bola mata : Tidak terkaji

 Gerakan mata : Tidak terkaji

 Konjungtiva anemis :

 Kornea : Tidak terkaji

 Sklera ikterik : ( / )

 Pupil : -

 Pemakaian alat bantu penglihatan : tidak ada

 Fungsi pendengaran : Tidak terkaji

 Struktur luar telinga : Tidak terkaji

 Cairan dari telinga : Tidak terkaji

 Perasaan penuh dalam telinga : Tidak terkaji

 Tinitus : Tidak terkaji

 Penggunaan alat bantu dengar : Tidak terkaji

 Fungsi penciuman : tidak terkaji

 Kondisi hidung : normal

 Cairan dari hidung : Tidak terkaji

 Keluhan nyeri : Tidak terkaji

 Vertigo : Tidak terkaji

 Pusing : -

 Tingkat kesadaran : Kompos mentis GCS : E M V

 Kemampuan mengambil keputusan : -

 Lain-lain

 Pengkajian nyeri : Tidak terkaji O : Tidak terkaji

P : Tidak terkaji

(21)

Q : Tidak terkaji R : Tidak terkaji S : Tidak terkaji T : Tidak terkaji

Diagnosis Keperawatan : -

7. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri

 Persepsi klien tentang penyakitnya : -

 Harapan setelah dirawat : -

 Persepsi klien tentang diri : tidak terkaji

 Ekspresi afek/emosi : tidak terkaji

 Isyarat non verbal perubahan harga diri : tidak terkaji

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : -

8. Pola Seksualitas – Reproduksi

 Dampak sakit terhadap seksualitas : Tidak ada

 Riwayat haid : Tidak terkaji

 Pemeriksaan payudara sendiri : Tidak terkaji

 Keluhan mengenai keturunan : Tidak terkaji

 Tindakan pengendalian kelahiran : Tidak terkaji

 Riwayat penyakit hubungan seksual : Tidak terkaji

 Keluhan gatal-gatal : Tidak terkaji

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : -

9. Pola Koping – Toleransi Stres

 Cara pengambilan keputusan klien : Tidak terkaji

 Stresor dalam 1 tahun terakhir : Tidak terkaji

 Koping yang biasa digunakan : Tidak terkaji

 Pengobatan untuk mengatasi stress : Tidak terkaji

 Kecemasan : Tidak terkaji

 Sistem pendukung : Tidak terkaji

 Perilaku yang ditunjukkan klien : Tidak terkaji

(22)

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : - 10. Pola Peran – Hubungan

 Peran dalam keluarga : -

 Hubungan dengan orang terdekat : Tidak terkaji

 Interaksi dengan pasien lain : Tidak terkaji

 Cara berkomunikasi : Tidak terkaji

 Efek perubahan peran : Tidak terkaji

 Perilaku selama dirawat : Tidak terkaji

 Bahasa yang digunakan sehari-hari : Tidak terkaji

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : - 11. Pola Nilai – Kepercayaan

 Persepsi klien tentang agama : Tidak terkaji

 Kegiatan keagamaan : Tidak terkaji

 Sikap terhadap nilai : Tidak terkaji

 Bantuan spiritual : Tidak terkaji

 Lain-lain

Diagnosis Keperawatan : -

C. Analisis Data dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Diagnosis Keperawatan

Data subjektif :

Ibu An.A mengatakan bahwa An. A biasanya makan hanya dengan kuah sayur saja karena An.A tidak suka memakan sayur maupun lauk seperti ikan serta alergi dengan ayam.

Gangguan Kebiasaan Makan

Ketidakefektifan Dinamika Makan Anak (00270)

(23)

Data Objektif : -

(24)

D. Rencana Keperawatan No

. Diagnosis

Keperawatan Tujuan dan

Kriteria Hasil Intervensi

Keperawatan Rasional 1. Ketidakefektifa

n Dinamika Makan Anak (00270)

NOC:

Pengetahuan:

Manajemen Kelainan Makan (1853) Setelah

dilakukan tindakan

keperawatan 3 x pertemuan diharapkan pengetahuan mengenai manajemen kelainan makan pasien

meningkat dengan kriteria hasil:

1. Praktik gizi yang sehat ditingkatkan dari

pengetahuan terbatas (2) menjadi pengetahuan banyak (4) 2. Strategi

untuk situasi yang

memengaruh

i intake

makanan dan cairan

ditingkatkan dari

pengetahuan terbatas (2) menjadi

NIC:

Manajemen

Gangguan Makan (1030)

1. Membantu klien dan orangtua mengkaji dan memecahkan masalah

personal yang berkontribusi terhadap gangguan makan 2. Mendorong

klien untuk mendiskusikan makanan yang disukai bersama dengan ahli gizi 3. Mengajarkan

dan mendukung konsep nutrisi

yang baik

dengan klien dan orang tua klien dengan tepat

4. Memonitor perilaku klien yang

berhubungan dengan pola makan

5. Memonitor intake/asupan makanan dan cairan secara tepat

Manajemen

Manajemen

Gangguan Makan (1030)

- Masalah gangguan makan yang dialami anak tertasi - Anak mau

makan dengan hasil diskusi yang sudah dilakukan oleh ahli gizi

- Orang tua klien

mendukung konsep nutrisi yang baik

- Perilaku klien yang berhubunga n dengan pola makan teratasi - Intake

makan anak termonitor secara tepat Manajemen

Nutrisi (1100) - Jumlah

kalori, nutrisi, zat besi,

protein, lemak, vitamin,

(25)

pengetahuan banyak (4) 3. Intake nutrisi

yang sesuai dengan kebutuhan individu dari pengetahuan terbatas (2) menjadi pengetahuan banyak (4) 4. Tanda dan

gejala defisit nutrisi dari pengetahuan terbatas (2) menjadi pengetahuan banyak (4) 5. Strategi

untuk

menciptakan sikap yang sehat tentang makanan ditingkatkan dari

pengetahuan terbatas (2) menjadi pengetahuan banyak (4) Status Nutrisi:

Asupan Nutrisi (1009)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3 x pertemuan diharapkan asupan nutrisi pasien

Nutrisi (1100) 1. Menentukan

jumlah kalori dan jenis nutrisi yang

dibutuhkan, terutama zat besi, protein, lemak, vitamin, mineral dan kalsium

2. Menginstrusika n pasien dan orangtua

mengenai kebutuhan nutrisi (yaitu membahas piramida makanan) 3. Memberikan

pilihan

makanan sambil menawarkan bimbingan terhadap pilihan makanan yang lebih sehat, jika diperlukan 4. Menawarkan

makanan ringan yang padat gizi 5. Memastikan

makanan disajikan

dengan cara yang menarik dan pada suhu yang cocok untuk konsumsi secara optimal.

mineral dan kalsium anak terpenuhi - Menentukan

piramida makan anak - Anak mau

memilih makanan yang diperlukan - Orang tua

memberikan makanan ringan yang padat gizi - Orang tua

menyajikan makanan yang menarik pada anak

(26)

meningkat dengan kriteria hasil:

1. Asupan protein, lemak,serat, vitamin, zat besi dan kalsium ditingkatkan dari tidak adekuat (1) menjadi sebagian besar adekuat (4)

Referensi

Dokumen terkait

perbedaan prestasi belajar dan pengetahuan tentang anemia antara anak. SD yang anemia dan

Thalasemia adalah salah satu dari penyakit genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anaknya dimana terjadi kelainan sintesis hemoglobin yang heterogen akibat pengurangan produksi

Hasil analisis multivariat pada penelitian ini me- nunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan selfcare behavior pada anak usia sekolah penderita thalasemia adalah

dan 2,58% anemia berat) dan prevalensi spesifik anemia pada anak yang menderita infeksi saluran kemih, antara lain: prevalensi pada anak perempuan lebih tinggi

Kesimpulan yang dihasilkan pada penelitian ini adalah telah dihasilkan suatu sistem yang dapat menghasilkan proses diagnosis penyakit Thalasemia pada anak dengan menggunakan

Setelah itu pasien melakukan pemeriksaan analisis Hb, dan didapatkan hasil (+) thalasemia ß, namun pasien mengakui bahwa sebelumnya belum pernah melakukan

Menurut Astiningtyas (2019) permasalahan kualitas hidup yang dialami pada pasien thalasemia yaitu 1).Secara fisik penderita thalasemia lebih lemah, kesulitan dalam

Tingkat psychological well being yang tinggi pada orang tua yang memiliki anak thalasemia mayor merupakan hal yang baik seperti pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan