CEGAH
WASTING & STUNTING
ITU PENTING! PENTING!
Wasting dan stunting adalah dua masalah gizi yang sering terjadi pada anak-anak di seluruh dunia.
Wasting terjadi ketika anak mengalami penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat, sedangkan stunting terjadi ketika anak mengalami keterlambatan pertumbuhan sehingga memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari rata-rata usianya.
APA AJA SIH PERBEDAN DARI KEDUANYA?
APA ITU WASTING & STUNTING?
Menurut data dari Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi stunting pada anak di bawah usia lima tahun di Indonesia adalah sebesar 30,8%. Artinya, hampir 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting. Menurut laporan tahun 2020 oleh United Nations Children's Fund (UNICEF), Indonesia berada di peringkat ke-4 dalam hal jumlah total anak yang mengalami stunting di seluruh dunia.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa sekitar 28 juta anak di Indonesia mengalami stunting.
Menurut data dari Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi wasting pada anak di bawah usia lima tahun di Indonesia adalah sebesar 12,8%.
PREVALENSI STUNTING & WASTING
DI INDONESIA
Stunting umumnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari konsepsi hingga usia dua tahun.
Pada usia ini, pertumbuhan anak sangat cepat dan rentan terhadap kekurangan gizi.
Anak-anak dengan wasting tampak kurus dan memiliki penurunan berat badan yang signifikan. Wasting dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
PADA USIA BERAPA ANAK RENTAN MENDERITA STUNTING DAN
WASTING?
Terhambatnya pertumbuhan anak dengan ciri yaitu anak lebih pendek dibanding dengan anak seusianya.
Lebih rentan mengalami penurunan fungsi kognitif, termasuk kemampuan kognitif, kecerdasan verbal dan non-verbal, serta kemampuan belajar.
Gangguan perkembangan motorik, seperti keterlambatan dalam kemampuan berjalan, koordinasi gerakan, dan keterampilan motorik halus.
Rentan terhadap infeksi dan penyakit
Risiko lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi.
1.
2.
3.
4.
5.
INI DAMPAK YANG DITIMBULKAN!
INI DAMPAK YANG DITIMBULKAN!
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi
Pemberian makanan tambahan yang bergizi.
Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan.
Edukasi kesehatan bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
Meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dan gizi
JANGAN KHAWATIR!
BERIKUT CARA PENCEGAHANNYA
Makanan yang seimbang dan bergizi
Suplemen tambahan seperti asam folat, zat besi, dan kalsium sesuai dengan anjuran dokter.
Mengikuti pemeriksaan kesehatan rutin selama kehamilan
Ibu hamil sebaiknya menghindari faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau menggunakan obat-obatan terlarang.
Pencegahan sebaiknya dimulai sejak masa kehamilan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah stunting saat masih dalam kandungan:
1.
2.
3.
4.
CARA PENCEGAHAN SAAT DALAM KANDUNGAN
KAMU HARUS TAU!
Makan makanan yang seimbang dan bergizi
Pendidikan gizi yang baik sebelum pernikahan dapat membantu individu memahami pentingnya nutrisi dan dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
Pemeriksaan kesehatan rutin, vaksinasi, dan konsultasi dengan tenaga medis dapat membantu mencegah penyakit dan kondisi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, menghindari penggunaan obat- obatan terlarang, dan menghindari paparan zat berbahaya
Pencegahan stunting dan wasting sebaiknya dimulai jauh sebelum pernikahan, yaitu sejak masa remaja atau bahkan sejak masa kanak-kanak. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1.
2.
3.
4.
CARA PENCEGAHAN SAAT PRANIKAH
KAMU HARUS TAU!