• Tidak ada hasil yang ditemukan

Chasing You 5: Kayla

N/A
N/A
Erika Tri Yeni 31

Academic year: 2023

Membagikan "Chasing You 5: Kayla"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Sheila tersenyum bahagia saat Arsen ingin bertemu berdua dengannya, ia pun sudah mengambil meja yang kosong di kantin untuk dirinya dan Arsen. Dan tak perlu menunggu waktu yang lama, ia melihat Arsen berjalan ke arah dirinya.

Arsen dengan seragam putih abu-abunya tampak tampan, walau rambutnya teracak sedikit mungkin karna helm yang dikenakannya untuk ke sekolah tadi. Arsen menghampiri Sheila yang melambaikan tangan ke arah Arsen.

“Sudah lama menunggu?” tanya Arsen dengan suaranya berat, ia pun mengambil posisi duduk di kursi kantin itu.

“Nggak kok, aku juga baru sampai tadi,” balas Sheila dengan senyuman manisnya.

Arsen kini menatap Sheila di hadapannya ini, ia menyatukan jari-jari tangannya di atas meja kantin itu.

Sheila masih tersenyum melihat Arsen menatapnya. “Tumben ajak aku berdua di kantin. Biasanya susah banget,” lanjut Sheila dengan pura-pura merajuk.

“Kamu kemarin bicara apa sama Kayla?” tanya Arsen dengan tatapan dinginnya ke arah Sheila.

Sheila yang tersenyum sejak tadi pun berubah. Ia melihat laki-laki di hadapannya terlihat tidak senang.

“Aku sampai bingung dengan perilaku dia kepadaku. Sampai nama panggilannya kepadaku yang bertahun-tahun itu pun berubah. Kamu bicara apa saja sama Kayla kemarin?” tanya Arsen dengan suaranya yang terdengar serius.

Sheila menatap Arsen dengan kesal, ia bahkan mengepalkan tangannya yang ada di atas meja tersebut. “Ya, menurut kamu tentang apa lagi? Dia terlalu dekat dengan kamu, Arsen. Aku cemburu! Aku pacar sah kamu, tapi dia selalu mendapatkan perhatian kamu! Sebenarnya aku ini apa sih untuk kamu?” ujar Sheila dengan rasa kesalnya selama ini ia pendam.

Arsen mengernyitkan dahinya saat mendengar ucapan Sheila yang terdengar kesal.”Kayla itu adik dari sahabatku, Dio, Sheila. Kamu tahu itu, ‘kan? Aku menjaganya, Dio menitipkan Kayla padak—”

“Beda! Kamu memperlakukan Kayla seakan-akan dia pacar kamu! Kalau hanya sekadar menitipkan, kamu tidak perlu susah payah untuk menghampiri dia setiap waktu. Dia sudah besar, Ar. Dia tahu mana yang perlu dihindari dan mana yang tidak. Sedangkan aku? Aku harus bermohon-mohon agar dapat makan bersama di kantin. Itu yang kamu bilang adik?” potong Sheila dengan airmatanya sudah jatuh.

Arsen melihat Sheila sudah menangis saat berbicara kepadanya. Ia tidak tega melihat gadis itu menangis, Arsen berdiri dari duduknya dan menghampiri Sheila,

(2)

ia mengambil posisi duduk di samping gadis itu. Ia membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

Sheila merasakan usapan lembut itu, begitu hangat dan menenangkan. Jarang sekali Arsen memeluknya terlebih dahulu seperti ini. Sheila membuka matanya dan melihat di ujung sana seorang gadis yang selama ini menjadi bahan ribut dirinya dan Arsen.

Kayla yang hendak ke kantin bersama Rina pun menghentikan geraknya, ia melihat Arsen berpelukan dengan Sheila. Sheila memberikan senyuman sembari memejamkan mata, tangan Sheila semakin mengetatkan pelukannya kepada Arsen.

“Ayo, Kay! Kok berhenti, sih? Nggak jadi sarapan?” tanya Rina berturut-turut. Ia bingung Kayla tiba-tiba memberhentikan langkah kakinya.

Entah kenapa, Kayla merasa panas di dalam hatinya saat Sheila menunjukkan senyuman itu sembari memeluk Arsen. Ia merasa ingin menggigit lengan Arsen dengan kuat sampai berdarah.

“Kita pindah kantin! Gue mau sarapan bubur ayam pakai sumpit!” Dan Kayla pergi meninggalkan Rina yang kebingungan.

“Eh, Kayla! Tungguin gue, anjir!” panggil Rina yang kelabakan mengejar Kayla terlebih dahulu meninggalkannya secara tiba-tiba.

Sheila menyembunyikan senyumannya saat melihat Kayla pergi, dan Arsen

melepaskan pelukan itu sembari menatap Sheila dengan serba salah. “Maafin, aku.

Maaf selama ini aku jarang perhatikan kamu.”

Sheila menganggukkan kepalanya sembari menggenggam tangan Arsen.

**

Kayla bersedekap dada sembari menatap tontonan di depannya ini dengan pikirannya melayang ke kejadian tadi pagi di sekolah. Ia merasakan panas, tidak terima, dan kesal secara bersamaan saat melihat Arsen berpelukan dengan Sheila.

Ditambah pula Sheila tersenyum kemenangan seperti itu, semakin membuat Kayla ingin menggigit orang.

“Dikira gue nggak bisa apa punya pacar. Lihat aja, gue pasti bisa dapat pacar! Gue bisa berpelukan di setiap tempat,” gumam Kayla dengan rasa kesalnya. Tatapannya masih pada siaran lawakan di depannya itu.

Dio memasuki ruang keluarga dengan setelan baju rumahannya bersama Arsen yang ikut di belakangnya. Arsen sering datang ke rumah Dio karna sudah

kebiasaannya, ditambah kedua orang tua Dio lebih sering mengurus bisnis di luar kota. Jadi, Dio sering mengajak Arsen untuk ke rumah bahkan tidur di rumahnya.

(3)

“Tumben belum tidur, Kay? Nggak ada pr?” tanya Dio sembari berjalan ke dapur.

Kayla baru tersadar saat suara Dio terdengar, ia sejak tadi larut dengan pikirannya.

Tak sadar jika Dio datang bersama..

Kayla menatap ke siaran tv itu dengan menghindari Arsen yang menatap lekat dirinya. “Belum ngantuk, mas. Lagian Kayla nggak kayak mas, ngerjain pr pakai metode sks.” Jawab Kayla dengan tatapannya ke arah siaran tv itu.

“Apaan sks?” tanya Dio yang berada di dapur.

“Sistem kebut semalam.”

Dio seketika tertawa saat mendengar istilah sks itu. Arsen menyunggingkan senyumannya saat Kayla kembali menggunakan istilah kamus-nya.

Arsen mengambil posisi duduk berdekatan dengan Kayla, ia menatap Kayla sekilas lalu menatap ke siaran tv itu. “Kayla tadi makan di mana? Mas nggak lihat Kayla di kantin biasanya.” Arsen membuka pembicaraannya pada Kayla.

Kayla kembali terngiang-ngiang dengan Arsen yang berpelukan dengan Sheila. Ia semakin kesal karna tidak bisa lupakan itu.

“Kayla makan di kantin bu Fitri.” Balas Kayla dengan singkat.

“Sama siapa Kayla makan tadi?” tanya Arsen kembali dengan tatapannya sekilas ke Kayla.

Kayla tidak menjawabnya, ia tengah memikirkan sesuatu.

“Kayla?” panggil Arsen dengan lembut.

Kayla tersenyum saat ia tahu harus bagaimana membalaskan dendam mengenai kejadian tadi pagi. Ia pun dengan senyuman manisnya menghadapkan diri sepenuhnya kepada Arsen.

“Mas, Kayla mau cerita. Tapi, ini khusus kita berdua. Mau dengerin, nggak?” ucap Kayla dengan penuh semangat.

Arsen yang melihat binar bahagia di mata gadis itu pun ikut menyunggingkan senyuman kecilnya. Sekarang, ia mengarahkan perhatiannya kepada Kayla.

“Tentang apa?” tanya Arsen dengan tatapannya ke arah Kayla, ia merasakan gemas saat Kayla tersenyum.

Kayla melilitkan ujung rambutnya dengan jari telunjuknya, lalu terlihat centil seperti orang tengah memikirkan pujaan hati. Arsen baru pertama kali melihat Kayla seperti ini, ada apa ?

“Jadi, Kayla itu kenalan sama Gio udah lama sebenarnya. Gio itu memang banyak yang suka di kelas Kayla. Terus, tadi itu juga Gio nemanin Kayla makan di kantin

(4)

bu Fitri, dia juga sih yang ngajakin Kayla. Tahu gak sih, Mas? Gio mau ajak Kayla pergi jalan hari Sabtu ini. Gemas, ‘kan?” cerita Kayla dengan senyum bahagia. Ya, emang benar Gio mengajak Kayla jalan untuk mencari buku, tapi Rina juga diajak.

Arsen yang mendengar cerita itu pun seketika mengernyitkan dahinya, ia bahkan melihat Kayla sangat bersemangat saat menceritakan laki-laki itu.

“Terus Kayla mau jalan sama Gio?” tanya Arsen dengan suaranya yang berat itu.

Arsen tidak tersenyum kembali.

Kayla menganggukkan kepalanya sembari memegang kedua pipinya dengan riang.

“Kayla udah lama nggak diajak jalan sama cowo, jadi Kayla gugup gitu. Kayla sampai mikir mau pakai baju warna apa. Apa Kayla pakai dress aja?” gumam Kayla dengan senyumannya.

Arsen berdecak kecil, ia kini menghadap siaran tv itu dengan bersedekap dada. Ia diam dengan tatapan dingin ke arah siaran tv itu.

“Mas, Kayla pakai apa, ya, bagusnya?” tanya Kayla yang kini sudah melihat Arsen tidak menatap dirinya lagi.

Kayla melihat rahang Arsen mengeras, ia tersenyum kecil. “Dikiranya dia doang punya pacar, gue juga bisa kali.!” Batin Kayla dengan bahagia.

Arsen melirik jam di pergelangan tangannya, lalu menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangannya. Ia tidak menjawab pertanyaan Kayla.

“Mas,” panggil Kayla sembari menyentuh lengan Arsen dengan lembut.

“Hm.” Arsen hanya membelasnya dengan singkat.

“Cocoknya Kayla pakai baju apa? Kayla takut nggak cantik,” balas Kayla dengan wajah yang pura-pura bingung.

Arsen semakin tidak suka mendengar itu, ia seketika menatap Kayla dengan tajam.

“Kenapa harus cantik-cantik? Memang kalian mau ke mana? Pakai apa dia bawa Kayla? Kayla masih kecil, jangan macam-macam.” Runtutan ucapan Arsen membuat Kayla mencibir pelan.

“Ya, makan mungkin. Lagian, kan, Kayla mau yang terbaik untuk Gio, biar nanti Gio mau ajak jalan Kayla lagi.”

Arsen membasahi bibir bawahnya dengan kesal, ia pun beranjak dari duduknya, berjalan menuju dapur.

Kayla tertawa kecil sembari menonton siaran tv itu kembali, dari dulu Arsen tidak pernah suka jika Kayla jalan dengan laki-laki, karna masih di bawah umur katanya.

(5)

Arsen dengan perasaan panasnya, menghabiskan minumannya sekejap. Ia menatap Kayla yang terlihat tenang menonton tv. Dio yang sejak tadi tengah sibuk di dapur pun menatap heran Arsen.

“Kenapa lo? Datang-datang kok marah,” tanya Dio yang tengah membuka kulkas.

“Kayla mau jalan sama cowok. Sabtu ini katanya, terus nanya ke gue mau pakai baju apa. Buat apa coba susah-susah mikirin pakai baju apa, dia pakai apapun cantik aja di mata gue.” Jawab Arsen dengan nada kesalnya.

Dio tersenyum saat mendengar jawaban Arsen, “yaudah, sih. Biarin aja dia jalan sama siapa. Perlu dikenalin juga yang namanya pacaran, biar banyak kenangan masa-masa sekolah dia. Udah, sih.”

Arsen yang mendengar itu pun tidak membuat Arsen semakin tenang malah semakin kesal. “Masih kecil gitu disuruh pacaran? Gila lo! Kalau nilainya turun gimana? Malah ngebucin di sekolah, di mana-mana berdua mulu. Terus sama gue kapan?”

Dio mengangkat salah satu alisnya dengan senyuman jahilnya kepada Arsen.

“Kenapa lo jadinya yang butuh diperhatiin sama dia? Suka lo sama adek gue?”

tanya Dio memancing.

“Bego! Dari dulu.”

Dio tertawa terbahak-bahak saat mendengar pengakuan Arsen. Sejak dulu ia sudah mendengar Arsen menyukai Kayla, tetapi ia tidak pernah menjadikan Kayla pacar karna masih kecil dan Kayla harus menyelesaikan pendidikannya terlebih dahulu.

Arsen menerima semua yang menyatakan cinta kepada dia, untuk menyembunyikan rasa sukanya kepada Kayla.

“Ck, yaudah sih, Ar. Biarin aja dia mau pacaran, persiapan sejak dini sebelum lo yang ngejar dia.”

Arsen semakin tidak terima, ia bahkan mengepalkan tangannya. “Gue harus cari tahu tentang Gio. Seberani apa dia ngajak-ajak Kayla jalan? Mana sampai centil gitu bicaranya sama gue. Selama ini dia ngobrol sama gue, nggak pernah centil gitu.” Gumam Arsen dengan tatapan tajamnya kepada Kayla.

Dio hanya menggelengkan kepalanya sembari memotong bahan makanannya.

**

Bersambung

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi realtime untuk konversi mata uang asing dan mata uang kripto terhadap Dollar yang dapat digunakan untuk memudahkan

Tingkir 38 Furdiana Rachma Ningsih Dsn krajan rt 04 rw 01 kel tegalwaton kec tengaran 39 EVI PUTRI FEBRIANA Dusun Karang Padang RT 01, RW 05, Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru,