• Tidak ada hasil yang ditemukan

It can be conclude that LKS based on realistic is very valid and very practical

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "It can be conclude that LKS based on realistic is very valid and very practical"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK

UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL

KABUPATEN PASAMAN

Yunessa*), Zulfaneti, M. Si**), Alfi Yunita, M. Pd**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research motivated by the learning resource that students use is not yet fully able to facilitate students in construct understanding of the concept on material being studied, because the presentation of the material in the learning resource only focused to memorize the concepts presented, without knowing how to find the concept. Therefore to resolve the problems, it is developed the LKS as teaching materials base on realistic in the three dimensional space topic. This research is suppose to develop out validity and practicality of LKS base on realistic. The type of this research is development research used Plomp models consists of three phases: preliminary research, prototyping phase, and assessment phase. The result of LKS validation based on realistic by the validator shows that LKS based on realistic got high validity: 83,57%. Test of practicality by three students shows that LKS based on realistic is very practical: 79,17%. It can be conclude that LKS based on realistic is very valid and very practical.

Key Words: LKS, realistic, three dimensional space

PENDAHULUAN

Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisasi yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

Aljabar adalah ilmu hitung yang diperluas penerapannya, tidak saja terhadap bilangan, tetapi juga terhadap huruf. Analisis merupakan cabang terbesar matematika dan paling bermanfaat bagi sains dan rekayasa. Sedangkan, geometri adalah ilmu ukur.

Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika di kelas X SMA adalah Ruang Dimensi Tiga. Ruang dimensi tiga merupakan materi penting dalam geometri. Menurut Sardjana (2008 : 1) “geometri merupakan cabang matematika yang mempelajari titik, garis, bidang, dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama lain.”

Jadi, materi ruang dimensi tiga

1

(2)

meliputi konsep kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang, volume dan luas permukaan bangun ruang, jarak, dan sudut pada bangun ruang.

Materi ruang dimensi tiga merupakan pelajaran yang sangat diperlukan untuk diajarkan di kelas X SMA. Penguasaan kompetensi pada ruang dimensi tiga sangatlah penting.

Salah satu upaya untuk mencapai kompetensi pada materi ruang dimensi tiga adalah penggunaan bahan ajar. Bahan ajar tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam menemukan konsep matematika. Sehingga siswa mampu menyelesaikan permasalahan matematika yang sebagian besar masalahnya ada dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas X di SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman diperoleh informasi bahwa materi ruang dimensi tiga tergolong materi yang sulit dipahami siswa. Terutama untuk menggambar dan memahami bagian-bagian bangun ruang. Materi ini tidak hanya menuntut siswa untuk dapat memahami konsep bangun ruang, namun juga harus mampu memvisualisasikan bangun ke dalam

bentuk tiga dimensi. Guru telah menggunakan sumber belajar berupa buku teks dan lembar kegiatan siswa (LKS). Guru mengatakan bahwa buku teks dan LKS belum mampu membimbing dan menarik siswa untuk belajar karena ada sebagian buku yang materinya terlalu sedikit dan kurang bervariasi sehingga belum sepenuhnya bisa dijadikan pegangan bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Penilaian sumber belajar buku teks terhadap tiga aspek yaitu aspek tampilan, aspek penyajian materi, dan aspek manfaat diperoleh bahwa guru menilai aspek tampilan buku teks sudah sangat baik. Teks atau tulisan yang disajikan dalam buku teks mudah dibaca dan gambar yang disajikan menarik, jelas atau tidak buram, dan sesuai dengan materi yang disampaikan. Guru menilai aspek penyajian materi buku teks cukup baik. Penyajian materi sudah sesuai dengan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan tujuan pembelajaran, materi dan lambang dapat dipahami dan contoh soal latihan sesuai dengan materi yang diberikan, namun buku teks belum menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi masalah yang

(3)

berkaitan dengan kehidupan sehari- hari, materi yang disajikan belum runtut, kalimat dan istilah yang digunakan tidak mudah dipahami siswa. Dari segi aspek manfaat buku teks guru menilai cukup baik. Buku cetak belum mampu membimbing siswa menyelesaikan masalah dan menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

Selanjutnya penilaian sumber belajar LKS terhadap tiga aspek yaitu aspek tampilan, aspek penyajian materi, dan aspek manfaat diperoleh bahwa guru menilai aspek tampilan LKS cukup baik. Tulisan dan gambar yang disajikan sudah baik, akan tetapi kurang menarik. Aspek penyajian materi pada LKS dinilai cukup baik.

Penyajian materi sudah sesuai dengan SK, KD, dan tujuan pembelajaran, materi yang disajikan mudah dipahami dan sudah runtut serta kalimat yang digunakan mudah dipahami. Namun, lambang dan istilah yang digunakan kurang bisa dipahami serta contoh soal dan latihan tidak sesuai dengan materi yang diberikan, serta LKS belum menjelaskan suatu konsep menggunakan ilustrasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari siswa. Aspek manfaat LKS, guru

menilai cukup baik. LKS sudah mampu menyimpulkan kegiatan siswa namun LKS belum mampu membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah matematika.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang siswa, diperoleh informasi bahwa selama ini dalam pembelajaran siswa tidak selalu menggunakan buku teks.

Menurut siswa materi pada buku teks sulit dipahami. Siswa beranggapan bahwa buku teks yang digunakan juga terlalu berat, sehingga hampir seluruh siswa hanya menggunakan LKS saat belajar. Namun LKS juga sulit dipahami, karena siswa beranggapan bahwa LKS hanya berisi materi dan soal. Keadaan seperti itu menyebabkan siswa harus menunggu materi secara keseluruhan dari guru.

Penilaian sumber belajar buku teks oleh beberapa orang siswa disimpulkan bahwa siswa menilai aspek tampilan buku teks Cukup baik. Teks atau tulisan mudah dibaca, gambar yang disajikan tidak buram, gambar yang disajikan sudah sesuai dengan materi yang disampaikan, akan tetapi tulisan dan gambar yang disajikan di dalam buku teks kurang menarik. Dari aspek penyajian materi di dalam buku teks, disimpulkan

(4)

bahwa rata-rata siswa menilai cukup baik. Penyajian materi sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan contoh soal latihan sesuai dengan materi yang diberikan.

Namun, materi yang disajikan belum runtut dan tidak mudah dipahami serta belum menjelaskan konsep dengan menggunakan ilustrasi masalah kehidupan sehari-hari siswa, kalimat dan istilah-istilah yang digunakan juga sulit dipahami oleh siswa. Aspek manfaat buku teks, rata- rata siswa menilai cukup baik. Buku teks sudah mampu membimbing siswa menyelesaikan masalah tetapi belum bisa membantu siswa menyimpulkan hasil kegiatan yang telah dilakukan.

Sama halnya dengan buku teks, penilaian sumber belajar LKS rata-rata siswa menilai aspek penampilan tidak baik. Ini dikarenakan tulisan dan gambar yang disajikan dalam LKS buram dan tidak menarik. Dari aspek penyajian materi rata-rata siswa menilai cukup baik.

Penyajian materi, kalimat, lambang, dan istilah mudah dipahami namun penyajian materinya belum menjelaskan konsep dengan menggunakan ilustrasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

hari siswa. Aspek manfaat LKS, rata- rata siswa menilai cukup baik. LKS sudah mampu membantu siswa menyimpulkan hasil kegiatan tetapi mampu membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah matematika.

Hasil dari analisis Buku Teks dan LKS yang digunakan siswa dalam pembelajaran matematika belum dapat mengoptimalkan kegunaan buku tersebut. Di dalam buku teks dan LKS masih terdapat uraian materi yang belum memenuhi kebututuhan pencapaian kompetensi dasar dan aspek penilaian yang terbagi ke dalam tiga aspek yakni pengetahuan, keterampilan, dan sikap juga belum terlihat jelas di dalam buku tersebut. Buku teks dan LKS belum mampu membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena buku tersebut belum memfasilitasi pembelajaran dengan pendekatan realistik sehingga kurang memotivasi siswa dalam belajar.

Mengatasi masalah tersebut dibutuhkan suatu bahan ajar, Bahan ajar yang akan dikembangkan adalah Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

Menurut Prastowo (2011: 204) LKS adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-

(5)

petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

LKS yang dikembangkan adalah LKS berbasis realistik, Suherman (2003: 143) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis realistik adalah pembelajaran matematika yang berangkat dari aktivitas manusia. Pengembangan LKS berbasis Realistik yang digunakan untuk melengkapi proses pembelajaran berorientasikan pada kehidupan nyata siswa, yaitu membentuk sendiri konsep matematika dari dunia nyata siswa dan mengaplikasikan konsep tersebut kembali ke dunia nyata. Pendekatan realistik ini bertujuan untuk membimbing siswa dalam belajar serta membantu pemahaman siswa dari dunia siswa itu sendiri dan dari pengetahuan yang siswa miliki.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan dalam penelitian ini mengikuti model desain penelitian Plomp (2010 : 15) yang terdiri atas 3 fase yaitu preliminary research (Tahap investigasi awal), prototyping

phase (Fase prototipe), dan assessment phase (fase penilaian).

Pada penelitian ini tahap penelitian terbatas sampai tahap prototyping phase (Fase prototipe) dengan metode evaluasi formatif yang dipilih adalah evaluasi diri, tinjauan ahli, dan evaluasi satu-satu.

Pada tahap preliminary research

yang dilakukan adalah

mengumpulkan silabus, analisis buku teks dan LKS, melakukan penyebaran angket dan wawancara dengan siswa dan guru. Tahap prototyping phase yang dilakukan adalah merancang dan membuat LKS pada materi ruang dimensi tiga berbasis realistik. Pengembangan LKS ini menggunakan evaluasi formatif yaitu evaluasi diri, tinjauan ahli, dan evaluasi satu-satu.

Instrumen yang digunakan untuk instrumen preliminary research adalah pedoman wawancara dang angket penilaian buku matematika, untuk instrumen evaluasi diri adalah pedoman lembar evaluasi diri, instrument validasi adalah lembar validasi dan instrumen yang digunakan untuk instrumen praktikalitas adalah pedoman wawancara dan angket praktikalitas.

Data yang diperoleh dianalisis secara

(6)

kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data dari instrumen validasi adalah hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai dan disajikan dalam bentuk tabel, Selanjutnya dicari persentase nilai akhir dengan menggunakan rumus.

Rerata skor untuk pedoman wawancara seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Nyimas (1992: 16), dan rerata skor untuk angket praktikalitas seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010: 89).

HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian, diperoleh perangkat pembelajaran matematika pada materi ruang dimensi tiga yang sangat valid dan sangat praktis. Kegiatan untuk mendapatkan LKS yang sangat valid dan sangat praktis diawali dengan melewati tahap investigasi awal.

Investigasi awal dilakukan untuk melihat gambaran kondisi di lapangan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar matematika, khususnya yang terkait sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran matematika. Data hasil investigasi awal diperoleh melalui mengumpulkan silabus, menganalisis Buku Teks dan LKS matematika

yang digunakan, wawancara dan penyebaran angket dengan siswa dan guru. tahap ini dilakukan analisis kebutuhan dan permasalahan, analisis silabus, dan analisis buku rujukan.

Didapatlah gambaran kriteria LKS yang dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran dan memfasilitasi siswa.

Selanjutnya hasil tahap prototyping phase menggunakan evaluasi formatif yaitu evaluasi diri, tinjauan ahli, dan evaluasi satu-satu, Karakteristik LKS yang telah dirancang memuat:

a. Cover LKS Pada cover terdapat gambar yang berhubungan dengan dimensi tiga, selain itu juga terdapat identitas penulis, judul LKS, nama siswa, dan nama kelas.

b. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pencapaian kompetensi diambil dari kurikulum matematika SMA.

c. Tujuan pembelajaran yang dirancang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan dapat

(7)

dicapai oleh siswa sesuai kompetensi yang ada.

d. Kegiatan pembelajaran di awali dengan menyajikan dan menyelesaikan masalah kontekstual .

Berdasarkan hasil validasi oleh validator menunjukkan bahwa validitas LKS berbasis realistik untuk materi ruang dimensi tiga pada pembelajaran matematika siswa kelas X SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman memperoleh rata-rata skor validasi adalah 83,57 dengan kategori sangat valid. LKS valid dari segi kelayakan isi, materi, bahasa, dan kegrafikaan. Berdasarkan hasil uji coba, rata-rata persentase skor yang diperoleh adalah 79,17 dengan kategori sangat praktis. LKS praktis dari empat aspek yaitu kemudahan dalam penggunaan LKS, waktu yang diperlukan, mudah diinterpretasikan, dan memiliki ekivalensi yang sama.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Dihasilkan LKS berbasis realistik untuk materi ruang dimensi tiga pada pembelajaran matematika siswa di SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman yang valid dengan nilai Nilai 83,57%.

2. Dihasilkan LKS berbasis realistik untuk materi ruang dimensi tiga pada pembelajaran matematika siswa di SMAN 1 Bonjol Kabupaten Pasaman yang praktis dari penilaian siswa dengan nilai 79,17%.

Saran yang dapat

dikemukakan diantaranya sebagai berikut:

1. LKS berbasis realistik dapat dijadikan contoh bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan LKS berbasis realistik untuk materi ruang dimensi tiga.

2. Peneliti lainnya dapat melakukan penelitian lanjutan sampai uji efektifitas, sehingga dapat mengetahui pengaruh penggunaan LKS berbasis realistik.

DAFTAR PUSTAKA

Plomp, Tjeerd & Nieveen, Nienke.

2010. An Introduction to Educational Design Reseacrh.

Enschede: Axis Media- ontwerpers.

Prastowo, Andi (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar

(8)

Inovatif.Yokyakarta: Diva Press.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan Penelitian Pemula.

Bandung: Alfabeta

Sardjana. 2008. Geometri Ruang.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Jika hasil penilaian akhir (keseluruhan) pada setiap aspek pembelajaran, aspek materi/ isi, dan aspek tampilan mendapatkan minimal ni- lai “baik” oleh para ahli, maka