• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cycle Time Alat Mekanis

N/A
N/A
Asnur Ishar

Academic year: 2023

Membagikan " Cycle Time Alat Mekanis"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

Cta = Total waktu transit (menit) T1 = Waktu untuk mengatur posisi (menit) T2 = Waktu untuk memuat (menit). MF > 1 yang berarti alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu alat angkut.

Jari-Jari Tikungan

Kemiringan Melintang (Cross Slope)

Sifat Fisik Material

Volume bahan setelah pemadatan bisa lebih besar atau bisa juga lebih kecil dari volume pada kondisi bank, hal ini tergantung pada usaha pemadatan. Besar kecilnya volume tanah dalam keadaan padat biasanya dinyatakan dalam ukuran kompak = Compact Cubic Meter (CCM).

Parameter Rancangan Disposal

Jenis Disposal

Keuntungan dari tanggul jenis ini adalah bahwa lift berikutnya yang dibangun ditempatkan lebih ke belakang sehingga sudut kemiringan keseluruhan mendekati sudut yang diperlukan untuk reklamasi (Gambar 3.13). Material tanah mempunyai sudut diam yang lebih rendah, terutama pada saat material basah, bervariasi antara 200 – 300.

Analisis Hidrologi

Siklus Hidrologi

Sebagian kecil air hujan tidak akan pernah mencapai permukaan tanah, melainkan akan langsung menguap (evaporasi) ke atmosfer pada saat dan setelah hujan (Asdak, 2004). Sumbangan airtanah terhadap aliran sungai disebut aliran dasar, sedangkan total aliran air disebut limpasan.

Sistem Penyaliran

Pendistribusiannya menggunakan metode saluran terbuka yaitu dengan membuat parit untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih rendah (kolam penampungan). Drainase sistem terbuka termasuk dalam drainase gravitasi, yaitu air mengalir ke tempat yang lebih rendah, karena gaya gravitasi ini berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat yang ikut serta dalam aliran air, sehingga tidak terbawa keluar area tambang (Gambar 3.18) . .

Parameter Penyaliran Tambang

Resiko hidrologi (probabilitas terlampaui) adalah peluang curah hujan mencapai atau melebihi curah hujan yang direncanakan. Koefisien limpasan merupakan suatu angka yang menunjukkan hubungan antara jumlah limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan yang terjadi pada setiap daerah tangkapan air hujan.

Rancangan Paritan

Sedangkan kemiringan dasar saluran ditentukan dengan pertimbangan suatu aliran dapat mengalir secara alami tanpa adanya pengendapan lumpur di dasar saluran. Gorong-gorong dibangun untuk menghubungkan aliran air dari saluran-saluran terbuka yang melintasi jalan angkut. Material yang dapat digunakan untuk penyelam sangatlah banyak dan setiap item mempunyai nilai koefisien Manning yang berbeda-beda, dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Analisis Statistik

Analisis Regresi Linear Sederhana

Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal antara satu variabel bebas (bebas) dan satu variabel terikat (terikat) (Octova dkk, 2019). Analisis regresi multivariat atau regresi linier berganda merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis dan menghitung hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis multivariat digunakan apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas dan variabel terikat.

Regresi linier berguna untuk memperoleh pengaruh dua variabel kriteria (independen), atau untuk mencari hubungan fungsional dua atau lebih variabel prediktor dengan variabel kriteria, atau untuk memprediksi dua atau lebih variabel prediktor terhadap variabel kriteria (Putri dkk, 2021 ). Adanya lebih dari satu variabel independen atau variabel prediktor dapat menjelaskan karakteristik hubungan secara lebih rinci dan menghindari pengabaian variabel lain. Anda juga dapat mencari koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan melihat berapa persentase pengaruh variabel lainnya.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Keadaan Lokasi Penelitian

  • Kondisi Morfologi dan Topografi

Pembongkaran OB dan produksi tambang batubara Target produksi tambang batubara di PT BUMA telah ditetapkan.

Waktu Kerja

Produktivitas Alat Mekanis

Rancangan Kemajuan Penambangan Batubara

  • Rancangan Kemajuan Penambangan

Kemudian untuk lapisan sementara digunakan lapisan tunggal dengan lebar dan tinggi 5 m serta sudut kemiringan tunggal 500. Pada bulan Januari diperoleh batubara sebanyak 21.774 ton dengan jumlah pengupasan lapisan penutup sebanyak 589.771 BCM sehingga menghasilkan nilai SR. dari 27.09. Jumlah tembok tinggi hasil desain adalah 2 tingkat pada area pit dan 1 tingkat pada area pengembangan.

Selama sebulan, diperoleh 21.567 ton batubara dengan jumlah overburden yang dipindahkan sebanyak 555.650 BCM sehingga menghasilkan nilai SR sebesar 25,76. Jumlah tembok tinggi hasil desain adalah 2 tingkat pada area pit dan 2 tingkat pada area pengembangan. Selama sebulan, diperoleh 21.662 ton batubara dengan jumlah overburden yang dipindahkan sebanyak 585.274 BCM sehingga menghasilkan nilai SR sebesar 27,02.

Berdasarkan hasil desain kemajuan penambangan, diperoleh volume OB yang kemudian menjadi dasar penentuan kapasitas pembuangan.

Rancangan Jalan Angkut dan Lebar Front Kerja

  • Jarak dan Kemiringan Jalan Angkut tiap Bulan
  • Rancangan Dimensi Jalan Angkut

Pada hasil desain bulan Maret, jarak rata-rata jalan pemindahan pengangkutan tailing ke TPA adalah 1591 m, dan jarak rata-rata pengangkutan batubara dari work front ke ROM adalah 2592 m, kemiringan jalan tertinggi pada tahun proyek itu 7,92. % dan rata-rata kemiringan jalan sebesar 4,70%. Jalan angkut penambangan merupakan akses utama bagi dump truck atau peralatan mekanis lainnya untuk mencapai permukaan kerja di dalam pit. Untuk menentukan dimensi jalan derek diperlukan suatu geometri yang sesuai dengan spesifikasi peralatan khususnya dimensi peralatan mekanis.

Jalur transportasi yang dirancang harus memenuhi standar dan peraturan untuk keselamatan dan meningkatkan efisiensi transportasi. Berdasarkan perhitungan menggunakan persamaan 3.16, radius tikungan minimum atau radius tikungan minimum adalah 18 meter (Gambar 4.11). Dengan lebar jalan berkelok 21 m dan kemiringan 0,04 m/m, maka selisih ketinggian di tepi jalan berkelok adalah 1 meter (Gambar 4.12).

ESDM No. 1827K/30/MEM/2018, dimana kemiringan jalan pertambangan atau jalan untuk kegiatan produksi tidak boleh lebih dari 12% (Gambar 4.14).

Gambar  4.12  Superelevasi  5.  Cross Slope
Gambar 4.12 Superelevasi 5. Cross Slope

Produksi dan Kebutuhan Alat Mekanis untuk Overburden

Berdasarkan produksi bulanan dan target produksi peralatan, dihitung kebutuhan bulanan peralatan mekanik baik untuk peralatan gali, bongkar muat, maupun peralatan angkut. Nilai match factor sangat penting untuk melihat kesesuaian peralatan dan memastikan unit perangkat mekanis kompatibel atau tidak ada waktu siklus yang terbuang karena ada unit mekanis yang menunggu. Kebutuhan perkakas bulanan dan faktor kecocokan perkakas berdasarkan target produksi bulanan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Setelah dilakukan analisa ulang diketahui penambahan jumlah alat angkut sebanyak 3 unit pada bulan Januari dan 4 unit pada bulan Februari dan Maret.

Produksi dan Kebutuhan Alat Mekanis untuk Batubara

Hal ini tentu saja disebabkan oleh perbedaan target produksi bulanan yang besar antara tailing dan batu bara. Produktivitas alat gali dan muat sebesar 684,61 BCM, dan produktivitas alat angkut sebesar 578,87 BCM. Dengan besarnya EWH per bulan diperoleh produksi alat tersebut seperti pada Tabel 4.10. Berdasarkan produksi peralatan bulanan dan target produksi, kebutuhan peralatan mekanis bulanan untuk peralatan penggalian dan pemuatan serta peralatan transportasi dapat dihitung.

Kebutuhan peralatan mekanik dan nilai match factor penambangan batubara setiap bulannya dapat dilihat pada tabel 4.11. Berdasarkan hasil analisis nilai match factor pada pertambangan batubara diperoleh hasil yang kurang optimal karena match factor belum mendekati angka 1. Dibandingkan dengan nilai match factor yang lebih dari satu maka alat transportasi mempunyai waktu tunggu yang lama. yang tentunya dapat lebih banyak membuang bahan bakar.

Pengaruh Kehilangan (Losses) pada Penambangan Batubara

Sementara batu bara yang hilang akibat pengangkutan sebanyak 442 ton, sehingga tonase akhir setelah hilang sebesar 45.662 ton.

Hasil Analisis Hidrologi

  • Data Curah Hujan
  • Curah Hujan Rencana
  • Intensitas Hujan Rencana
  • Daerah Tangkapan Hujan
  • Debit Air Limpsan

Intensitas curah hujan dihitung dengan rata-rata lama hujan 3,79 jam dan curah hujan rencana 127,46 mm/jam. Menentukan luas daerah tangkapan hujan menggunakan software MineScape dengan menentukan elevasi tertinggi pada kontur sebagai titik potongnya. Daerah resapan air hujan terbagi menjadi dua, yaitu daerah resapan hujan bukaan sumur dan daerah resapan hujan pembuangan.

Daerah tangkapan air hujan hanya terbagi dua karena tidak terdapat selokan tepi, sehingga daerah tangkapan air hujan di luar dan di dalam lubang atau tempat pembuangan belum dipisahkan. Debit limpasan dihitung menggunakan rumus rasional (Persamaan 3.29) dengan memasukkan parameter intensitas hujan, koefisien limpasan dan luas wilayah. Kondisi aktual di lapangan menunjukkan tidak adanya perimeter parit, sehingga debit yang masuk ke area pit merupakan debit gabungan.

Rekomendasi Dimensi Perimeter Ditch dan Gorong-Gorong

Analisis hidrologi Pit OS Tahun dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui debit air limpasan bulanan. Parameter yang digunakan dalam analisis adalah rata-rata curah hujan per bulan, rata-rata jam hujan harian per bulan dan luas bukaan tambang per bulan, serta efisiensi drainase. Perhitungan awal mencari intensitas curah hujan setiap bulan berdasarkan curah hujan maksimum bulanan dan jam hujan harian.

Kemudian intensitas hujan dijadikan parameter masukan untuk menghitung debit limpasan setiap bulannya dengan menggunakan persamaan rasional (Persamaan 3.28).

Analsis Penurunan Produksi

PEMBAHASAN

Rancangan Teknis dan Rencana Produksi

  • Rancangan Bukaan Tambang
  • Rancangan Jalan Angkut Tambang
  • Penjadwalan Produksi`
  • Rancangan Kebutuhan Peralatan Mekanis
  • Analisis Hidrologi
  • Rancangan Perimeter Ditch dan Gorong-Gorong
  • Analisis Perbandingan Luasan DTH

Analisis hidrologi kegiatan pertambangan diperlukan untuk mengetahui debit air limpasan yang masuk ke dalam area tambang. Sedangkan untuk wilayah luar sumur, debit limpasan terbesar diperoleh pada bulan Januari sebesar 4,21 m3/detik. Rekomendasi dimensi keliling parit didasarkan pada aliran air limpasan yang akan masuk ke bukaan sumur.

Oleh karena itu, debit limpasan pada area luar sumur dijadikan dasar perhitungan dimensi keliling parit. Pada lokasi pembuangan, perkiraan debit limpasan sebesar 4,09 m3/detik digunakan untuk menentukan dimensi keliling parit. Hasil perhitungan debit air limpasan menunjukkan perkiraan debit air yang masuk ke area tambang pada bulan Januari, Februari dan Maret adalah sebesar 8,21 m3/detik.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa setiap bulannya terjadi penurunan debit limpasan kurang lebih sebesar 50% dengan penurunan terbesar pada bulan Maret.

Grafik Penjadwalan  Pembongkaran Overburden
Grafik Penjadwalan Pembongkaran Overburden

Analisis Regresi Hubungan Parameter Hidrologi dan Produksi

  • Analisis Regresi Linear Sederhana
  • Prediksi Ketercapaian Produksi pada Kondisi Hujan Ekstrem

Analisis regresi linier sederhana antara capaian produksi OB (Y) dengan curah hujan maksimum bulanan (X) memberikan nilai a = 0,94 dan b = -0,002 sehingga menghasilkan persamaan linier seperti pada Persamaan 5.1. Analisis regresi linier sederhana antara capaian produksi OB (Y) dengan intensitas hujan (X) memberikan nilai a = 0,97 dan b = -0,018, sehingga diperoleh persamaan linier seperti pada persamaan 5.3. Analisis regresi linier sederhana antara capaian produksi OB (Y) dengan debit air limbah (X) memberikan nilai a = 0,95 dan b = -0,052 jadi.

Analisis regresi linier sederhana antara produksi batubara (Y) dan debit limpasan (X) menghasilkan nilai a = 0,95 dan b = -0,055 sehingga menghasilkan persamaan linier seperti pada Persamaan 5.6. Analisis regresi linier sederhana antara kinerja produksi OB (Y) dengan rata-rata jam hujan harian (X) menghasilkan nilai a = 0,87 dan b = -0,011 sehingga menghasilkan persamaan linier seperti pada Persamaan 5.7. Analisis regresi linier sederhana antara produksi batubara (Y) dengan rata-rata jam hujan harian (X) menghasilkan nilai a = 0,87 dan b = -0,014 sehingga menghasilkan persamaan linier seperti pada Persamaan 5.8.

Analisis regresi linier sederhana antara capaian produksi OB (Y) dengan jam hujan bulanan (X) memberikan nilai a = 0,80 dan b = 0,0005 sehingga diperoleh persamaan linier seperti pada persamaan 5.9.

Grafik  persamaan  linear  hubungan  antara  ketercapian  produksi  dan  jam  hujan  bulanan dapat dilihat pada Gambar 5.9 dan 5.10
Grafik persamaan linear hubungan antara ketercapian produksi dan jam hujan bulanan dapat dilihat pada Gambar 5.9 dan 5.10

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Hasil analisis regresi linier parameter hidrologi dan kinerja produksi menunjukkan 3 parameter hidrologi yang mempunyai korelasi cukup dan kuat yaitu curah hujan maksimum, intensitas curah hujan dan debit air dari aliran air. Koefisien korelasi (R) yang diperoleh = 0,61 menunjukkan bahwa pencapaian produksi OB dan ketiga parameter hidrologi mempunyai korelasi yang kuat. Sedangkan koefisien determinasi (R2) = 0,38 yang berarti pencapaian produksi OB 38% dipengaruhi oleh parameter hidrologi jam ketiga dan 62% oleh variabel lain.

Untuk analisis regresi multivariat batubara diperoleh koefisien korelasi (R) = 0,73 yang menunjukkan bahwa pencapaian produksi batubara dan ketiga parameter hidrologi mempunyai korelasi yang kuat. Sedangkan koefisien determinasi (R2) = 0,54 yang berarti pencapaian produksi batubara dipengaruhi oleh ketiga parameter hidrologi sebesar 54% dan variabel lain sebesar 46%. Produksi Batubara Q — 0,426 I — 0,106 CH Berdasarkan hasil prediksi pencapaian produksi dengan menggunakan persamaan regresi multivariat yang diperoleh pada kondisi curah hujan ekstrim, produksi tidak dapat tercapai.

Dengan membuat perimeter parit, kapasitas produksi dapat ditingkatkan hingga 20% pada kondisi hujan ekstrem dan hal ini tidak dapat ditingkatkan hingga produksi tercapai.

Saran

Gambar

Gambar  4.12  Superelevasi  5.  Cross Slope
Gambar  4.15  Safety  Berm  4.7.3.  Lebar Front Kerja Penambangan
Gambar  4.14  Grade Jalan  7.  Tanggul Pengaman (Safety Berm)
Grafik Penjadwalan  Pembongkaran Overburden
+2

Referensi

Dokumen terkait

TEL, m a h perlu dibuat dua jalan alternatif untuk mengurangi intensitas alat angkut atau dibuat alternatif pengangkutan dengan alat angkut jenis lain, seperti :

1 Pekerjaan galian tanah keras pada Spillway dengan bantuan meter alat berat dengan kedalaman > 1 meter dan membuang hasil galian ke tempat pembuangan dengan jarak angkut

1 Pekerjaan galian tanah keras pada Spillway dengan bantuan meter alat berat dengan kedalaman > 1 meter dan membuang hasil galian ke tempat pembuangan dengan jarak angkut

Labuang Baji Makassar, didapat data sementara yang peneliti peroleh dari bulan januari 2012 sampai desember 2012 terdapat 550 orang dengan rata-rata tiap bulan sekitar

Adapun setelah dilakukan kajian teknis terhadap alat gali-muat dan alat angkut pada pengupasan overburden di Pit Taman pada Bulan September 2016 dari perhitungan produksi alat

Memiliki jarak angkut yang pendek (maksimum 30 feet). Operator cepat lelah. Kecepatan gerak yang lebih besar untuk bergerak dari lokasi pekerjaan satu ke lokasi pekerjaan yang

Sesuai dengan latar belakang diatas maka peneliti tertarik mengangkat judul Analisis Produktivitas Alat Gali Muat Dan Alat Angkut Untuk Mencapai Target Pengupasan Overburden Pada Bulan

Setelah dilakukan kajian teknis terhadap alat gali-muat dan alat angkut pada pengupasan overburden di Pit Taman, Tambang Air Laya pada Bulan September 2016 dari perhitungan produksi