• Tidak ada hasil yang ditemukan

D101211079 Ananta Noor Jihan Putrieq E Tugas TGR

N/A
N/A
Ilham Kiram

Academic year: 2025

Membagikan "D101211079 Ananta Noor Jihan Putrieq E Tugas TGR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Mata Kuliah Tata Guna Ruang

PERBEDAAN KARAKTER RUANG/GUNA LAHAN KAWASAN URBAN DAN SUB URBAN

Disusun Oleh:

Ananta Noor Jihan Putrieq “E”

(D101211079) Kelas A

DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Tata Guna Ruang yang diampu oleh Bapak Gafar Lakatupa. S.T., M.Eng. Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bimbingan dan saran beliau.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih memiliki banyak kekurangan, baik dari teknis penulisan maupun isi materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran sangat dibutuhkan dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Makassar, 15 November 2022

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penelitian ... 1

BAB 2 PEMBAHASAN... 2

2.1 Urban dan Sub Urban ... 2

2.2 Contoh Wilayah Urban dan Sub Urban di Kota Makassar ... 4

BAB 3 PENUTUP ... 5

3.1 Kesimpulan ... 5

DAFTAR PUSTAKA ... 6

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perencanaan suatu wilayah yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik itu pihak umum maupun pihak privat. Wilayah perencanaan yang dilakukan tentunya harus didasarkan pada skala spasial tertentu. Skala spasial ini ditentukan berdasarkan pembagian interaksi antar wilayah.

Interaksi antar wilayah ini terbagi dalam beberapa macam, diantaranya wilayan urban atau yang biasa disebut dengan pusat kota, wilayan sub urban, dan wilayah rural atau pedesaan. Jika interaksi antar wilayah ini kita ibaratkan sebagai papan permainan dart atau papan target anak panah, maka pusat kota atau urban berada pada bagian tengah papan, kemudian dilanjutkan wilayah sub urban yang berada di sekitar daerah urban, serta pada bagian terakhir atau bagian paling luar merupakan wilayah rural.

Di Kota Makassar sendiri, terdapat daerah-daerah yang masuk ke dalam wilayah urban dan sub urban. Maka dari itu, melalui makalah ini akan dijelaskan mengenai perbedaan antara karakter ruang wilayah urban dan sub urban, hingga contoh wilayah urban dan sub urban di Kota Makassar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka disimpulkan beberapa rumusan masalah berikut:

1. Apa perbedaan antara karakter ruang/guna lahan wilayah urban dengan sub urban?

2. Apa contoh wilayah urban dan sub urban di Kota Makassar?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disimpulkan di atas, maka penulis menarik beberapa tujuan penelitian, yaitu antara lain:

1. Apa perbedaan antara karakter ruang/guna lahan wilayah urban dengan sub urban?

2. Apa contoh wilayah urban dan sub urban di Kota Makassar?

(5)

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Urban dan Sub Urban

2.1.1 Urban

Urban atau yang biasa disebut dengan perkotaan, menurut Undang-Undang No. 34 Tahun 2009 kawasan perkotaan merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Kawasan urban merupakan bagian dari dua atau lebih daerah kecamatan yang berbatasan langsung dalam satu kota. Menurut Branch (1995), jika setiap unsur kota ditinjau satu persatu secara terpisah, maka kota nampak tidak rumit. Namun pada kenyataannya kota memiliki berbagai komponen dan unsur, mulai dari komponen yang terlihat nyata secara fisik seperti perumahan dan prasarana umum, hingga komponen yang secara fisik tidak dapat terlihat yaitu berupa kekuatan politik dan hukum yang mengarahkan kegiatan kota.

Pengertian kota dan perkotaan menurut aspek fisik adalah kawasan terbangun (built up area) yang terletak saling berdekatan/terkonsentrasi, yang meluas dari pusatnya hingga ke wilayah pinggiran, atau wilayah geografis yang didominasi oleh struktur binaan (man made structure). Dalam pengertian ini kota terdiri dari: (a) bangunan- bangunan dan kegiatan-kegiatan yang berada di permukaan tanah, atau dekat dengan muka tanah; (b) Instalasi-instalasi di bawah permukaan tanah; dan (c) Kegiatan- kegiatan di dalam ruangan kosong di angkasa. Pada skala yang lebih luas, bentuk kota secara keseluruhan mencerminkan posisinya secara geografis dan karakteristik tempatnya.

Di kawasan urban, kepemilikan privat atas ruang terjadi secara brutal, mempersempit ruang yang dimiliki publik yang seharusnya dapat digunakan secara komunal untuk kepentingan publik. Bahkan ruang tipis milik publik yang pada dasarnya sangat

(6)

jarang menghilang sama sekali di antara ruang yang dimiliki secara privat, jalan tol yang juga dimiliki secara privat, dan jalan aspal bagi kendaraan bermotor yang mana adalah kotak-kotak besi milik privat.

Ciri-ciri kawasan urban antara lain:

a. Kawasan urban merupakan kawasan yang memiliki pusat-pusat kegiatan di bidang industri kecil.

b. Kawasan urban cenderung memiliki jumlah penduduk lebih besar daripada wilayah sub urban

c. Kawasan urban diperkiran terbentuk lebih dahulu dibandingkan kawasan sub urban 2.1.2 Sub Urban

Sub urban adalah daerah tempat atau area di mana para penglaju / commuter tinggal yang letaknya tidak jauh dari pusat kota. Commuter adalah orang-orang yang tinggal di pinggiran kota yang pulang pergi ke kota untuk bekerja setiap hari.

Suburban atau yang bisa juga disebut tepi kota adalah wilayah yang terletak di pinggiran kota dekat dengan pusat kota yang muncul akibat pemekara suatu kota, yaitu bertambahnya jaringan-jaringan jalan yang baru sehingga menyebabkan perluasan lahan.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tumbuhnya wilayah pinggiran atau sub urban menurut seorang geograf bernama Whynne-Hammond, yaitu antara lain:

a. Meningkatnya pelayanan transportasi kota seperti yang memudahkan orang untuk bertempat tinggal jauh dari tempat kerjanya. Selain itu, setelah tumbuhnya pasar kendaraan bermotor pribadi maka terjadilah eksploitasi wilayah sub urban.

b. Bertambahnya jumlah penduduk suburban karena adanya arus urbanisasi atau penduduk baru dari wilayah di sekitarnya.

c. Meningkatknya taraf hidup atau kesejahteraan penduduk sub urban, memungkinkan orang mendapatkan rumah yang lebih bagus.

d. Maraknya fasilitas kredit rumah murah yang melancarkan jual beli rumah murah.

(7)

Sekarang lahan-lahan kosong di pedesaan menjadi kawasan perumahan penduduk pindahan dari kota. Harga murah juga menjadi pertimbangan utama.

Secara spasial, suburban ini terletak di agricultural hinterland namun secara ekologis merupakan daerah yang menjadi sasaran invasi penduduk baru serta bangunan baru.

Dapat disimpulkan bahwa suburban ini dibangun tanpa rencana sehingga terkesan semrawut.

2.2 Contoh Wilayah Urban dan Sub Urban di Kota Makassar

Kota Makassar terdiri atas 15 kecamatan yakni diantaranya yaitu Kecamatan Biringkanaya, Bontoala, Makassar, Mamajang, Manggala, Mariso, Panakkukang, Rappocini, Tallo, Tamalanrea, Tamalate, Ujung Pandang, Ujung Tanah, Wajo, dan Kepulauan Sangkarrang.

Kecamatan di Makassar yang termasuk dalam wilayah urban yaitu Kecamatan Makassar, Mamajang, Ujung Pandang, Wajo, Mariso, Bontoala, Panakkukang, Ujung Tanah, dan Tallo. Sedangkan kecamatan yang termasuk wilayah sub urban yaitu Kecamatan Tamalate, Tamalanrea, Manggala, Rappocini, Biringkanaya, dan Kep.

Sangkarrang.

Hal ini didasarkan pada guna ruang di wilayah urban kota makassar lebih didominasi oleh penggunaan untuk kegiatan pemerintahan, komersil, dan pusat kota. Sedangkan pada wilayah sub urban Kota Makassar lebih merujuk pada penggunaan untuk kegiatan industri skala besar, selain itu jumlah penduduk wilayah sub urban relatif lebih sedikit dibandingkan wilayah urban.

(8)

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Wilayah urban merupakan wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Ciri-cirinya antara lain memiliki pusat-pusat kegiatan di bidang industri kecil, jumlah penduduk lebih besar, dan terbentuk lebih dahulu dibandingkan wilayah sub urban.

Sedangkan wilayah sub urban adalah wilayah yang terletak di pinggiran kota dekat dengan pusat kota yang muncul akibat pemekara suatu kota, yaitu bertambahnya jaringan-jaringan jalan yang baru sehingga menyebabkan perluasan lahan.

Contoh kecamatan di Makassar yang termasuk dalam wilayah urban yaitu Kecamatan Makassar, Mamajang, Ujung Pandang, Wajo, Mariso, Bontoala, Panakkukang, Ujung Tanah, dan Tallo. Sedangkan kecamatan yang termasuk wilayah sub urban yaitu Kecamatan Tamalate, Tamalanrea, Manggala, Rappocini, Biringkanaya, dan Kep.

Sangkarrang.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Guru Geografi. 2022. Ciri-Ciri Wilayah Suburban atau Fringe. Diakses 15 November 2022, https://www.gurugeografi.id/2017/02/ciri-ciri-wilayah-suburban-atau- fringe.html

Inirumahpintar.com. 2016. Ciri-ciri Kota Satelit, Suburban, dan Slum Area. Diakses pada 15 November 2022, https://www.inirumahpintar.com/2016/10/ciri-ciri- kota-satelit-suburban-dan-slum-area.html

Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Spaceworks Incubator. 2017. Urban, Surburban, dan Rural. Diakses pada 15 November 2022, http://www.spcwrks.com/2017/05/urban-suburban-dan-rural.html

Referensi

Dokumen terkait

Database spasial tentang Rencaa Jaringan Jalan Baru, Jalur atau trayek angkutan kota atau angkot, serta rencana sistem transportasi yang berisi Peta Tata Guna Lahan pada wilayah

1) Ada perbedaan antara PPN Kejawanan dan PPN Pelabuhan Ratu, dari sisi kondisi jalan dan akses ke pusat-pusat pertumbuhan wilayah. PPN Kejawanan terletak dipinggir

Banten tentang Pembangunan dan Perluasan Jaringan Jalan Lintas Batas.. LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2016 VI - 6 Wilayah Provinsi DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bekasi,

 Pengembangan permukiman baru (oleh Pengembang, Pemerintah, maupun secara Swadaya) pada sub pusat kota dan sekitarnya (pinggiran kota, kawasan strategis,

Ruas jalan Manado – Tomohon termasuk dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan Antara Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kota Manado dan Pusat Kegiatan Wilayah

Terdiri atas pusat-pusat permukiman, baik yang bersifat desa urban dan desa rural yang terletak di wilayah bagian timur Kabupaten Sarolangun, yang akan berorientasi ke kota Pauh

Sedangkan pada wilayah peri urban pola yang terbentuk dari perkembangan Kota Surakarta adalah pita, karena perkembangan terjadi cenderung mengikuti pola jaringan jalan utama

Sebagai jalan kolektor primer yang menghubungkan kawasan Pusat Kota Bandung dengan kawasan lainnya serta kota-kota kecil di sekitar wilayah Kota Bandung dan juga sebagai