DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kesebelas prioritas nasional tersebut meliputi: (1) reformasi birokrasi dan manajemen; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) pengentasan kemiskinan; (5) ketahanan pangan; (6) infrastruktur;. 7) iklim investasi dan iklim usaha; (8) energi; (9) lingkungan dan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pascakonflik; dan (11) budaya, kreativitas dan inovasi teknologi. Sedangkan tiga prioritas nasional lainnya meliputi bidang politik, hukum, dan keamanan; ekonomi; dan kesejahteraan rakyat.
PRIORITAS NASIONAL DAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA
PRIORITAS NASIONAL
- PRIORITAS NASIONAL 1: REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA
- STRUKTUR/KELEMBAGAAN Kebijakan
- SDM APARATUR Kebijakan
- SINERGI PUSAT DAN DAERAH Kebijakan
- DATA KEPENDUDUKAN Kebijakan
- PRIORITAS NASIONAL 2: PENDIDIKAN
- PRIORITAS NASIONAL 3: KESEHATAN Kebijakan
- PRIORITAS NASIONAL 4: PENANGGULANGAN KEMISKINAN
- PRIORITAS NASIONAL 5: KETAHANAN PANGAN Kebijakan pembangunan ketahanan pangan sesuai RPJMN
- PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DASAR Kebijakan
- MEMPERKUAT KONEKTIVITAS NASIONAL DAN SISTEM LOGISTIK NASIONAL
- PENGURANGAN DAMPAK BANJIR Kebijakan
- PENATAAN RUANG DAN PERTANAHAN Kebijakan
- KERJA SAMA PEMERINTAH DAN SWASTA Kebijakan
- PRIORITAS NASIONAL 9: LINGKUNGAN HIDUP DAN BENCANA
- PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Kebijakan
- PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN Kebijakan
- PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT
- PRIORITAS NASIONAL 11: KEBUDAYAAN, KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI
Dalam penyediaan obat dan vaksin, persentase ketersediaan obat dan vaksin meningkat dari 87 persen pada tahun 2011 menjadi 92,9 persen pada tahun 2012. Hasil pelaksanaan program jaminan kesehatan yang mencakup 63,1 persen penduduk Indonesia pada tahun 2011 meningkat menjadi 64,6 persen pada tahun 2012. Selain itu, penggunaan Jaminan Persalinan (Jampersal) mencapai 1,8 juta kelahiran yang terdiri dari 1,6 juta kelahiran di pelayanan kesehatan dasar dan 0,2 juta kelahiran di pelayanan kesehatan rujukan (496 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota). ) di 2011.
Pada tahun 2013, dukungan penguatan kelembagaan koperasi dilakukan melalui: (1) Sosialisasi koperasi melalui Gerakan Masyarakat Pecinta Koperasi; (2) Sosialisasi UU no. 17/2012 tentang Perkoperasian; dan (3) meningkatkan jumlah dan kapasitas Field Cooperation Officer (CFO). Untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, beberapa program dilaksanakan pada tahun 2012 dan 2013, antara lain: Produksi BBN jenis biodiesel pada tahun 2012 sebesar 2,2 juta kiloliter, lebih banyak dibandingkan tahun 2011 sebesar 1,8 juta kiloliter.
Pada tahun 2012 telah dilakukan restorasi alam/restorasi hutan lindung dan restorasi lahan kritis seluas 101 ribu ha. Secara kumulatif hingga tahun 2012 telah dilakukan upaya restorasi hutan dan lahan seluas 1,1 juta ha dan pada tahun 2013 upaya tersebut akan ditingkatkan menjadi seluas 563 ribu ha. Dari target satu miliar pohon, 1,6 miliar pohon terealisasi di seluruh Indonesia pada tahun 2012.
PRIORITAS NASIONAL LAINNYA
- PRIORITAS NASIONAL LAINNYA: BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN
- PENANGGULANGAN TERORISME Kebijakan
- PERAN INDONESIA DALAM MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA
- PENGUATAN DAN PEMANTAPAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN PENCEGAHAN DAN
- PENGUATAN PERLINDUNGAN HAM Kebijakan
- PEMBERDAYAAN INDUSTRI PERTAHANAN NASIONAL
- PRIORITAS NASIONAL LAINNYA: BIDANG PEREKONOMIAN
- INDUSTRI PENGOLAHAN NONMIGAS Kebijakan
- KERJA SAMA EKONOMI INTERNASIONAL Kebijakan
- KETENAGAKERJAAN Kebijakan
- PENGEMBANGAN KOPERASI DAN UMKM Kebijakan
- PRIORITAS NASIONAL LAINNYA: BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
- KEHIDUPAN BERAGAMA Kebijakan
Sesuai dengan Keputusan Presiden no. 55/2012, Survei Perilaku Antikorupsi (SPAK) tahun 2012 dilakukan untuk mengumpulkan data dasar dengan sampel 10.000 rumah tangga yang tersebar di 170 kabupaten/kota di 33 provinsi. Pada tahun 2012, Pemerintah mengajukan usulan RKUHP dan RKUHP untuk dipertimbangkan DPR RI. Prioritas nasional lainnya di bidang ekonomi tahun 2012-2013 meliputi empat bidang, yaitu industri pengolahan nonmigas, kerja sama ekonomi internasional, ketenagakerjaan, pengembangan koperasi dan UKM.
Untuk meningkatkan peran dan kapabilitas diplomasi perdagangan internasional, target 117 persen atau 260 dokumen hasil perundingan perdagangan internasional dapat terpenuhi pada tahun 2012. Informal (48 persen).
Permasalahan Pelaksanaan dan Tindak Lanjut
KEPARIWISATAAN Kebijakan
Kebijakan pariwisata bertujuan untuk mendorong peningkatan penerimaan devisa dan pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, jumlah perjalanan wisatawan domestik tahun 2012 sebanyak 245 juta perjalanan, dengan peningkatan pengeluaran sebesar 9,3 persen dari tahun 2011. Berdasarkan The Travel & Tourism Competitiveness Report 2013 yang diterbitkan oleh World Economic Forum (WEF), pemeringkatan daya saing pariwisata Indonesia. pada tahun 2012 naik ke posisi 70 dari 140 negara, dari peringkat 74 dari 139 negara pada tahun 2011.
Permasalahan utama yang kita hadapi dalam pengembangan pariwisata adalah: (1) daerah tujuan wisata belum sepenuhnya siap bersaing di pasar dunia; (2) Pelaksanaan pemasaran dan promosi pariwisata yang tidak efisien; (3) daya saing sumber daya wisata yang terbatas; dan (4) Sinergi antar pemangku kepentingan di pusat dan daerah belum optimal dalam mendukung pengembangan pariwisata. Pengembangan destinasi wisata meliputi: (1) Pengembangan daya tarik wisata di daerah dengan pemetaan dan perencanaan destinasi wisata, pembangunan sarana dan prasarana umum wisata, fasilitasi pengelolaan destinasi wisata dalam 15 klaster dan peningkatan aksesibilitas ke lokasi daya tarik wisata dengan berkoordinasi dengan K terkait /l; (2) meningkatkan pengelolaan destinasi melalui program pengelolaan destinasi organisasi;
PEMUDA DAN OLAH RAGA Kebijakan
Prestasi pembinaan olahraga antara lain: (1) Peningkatan prestasi olahraga, antara lain meraih 6 medali emas pada 3rd Asian Beach Games 2012 di Hayang, China, dan meraih 33 medali emas pada 4th ASEAN School Games 2012 di Surabaya (peringkat 2); (2) Memfasilitasi pembinaan 1.550 atlet unggulan nasional; dan (3) memfasilitasi peningkatan prasarana dan sarana olahraga. Permasalahan utama dalam pembinaan pemuda dan olahraga adalah: (1) rendahnya partisipasi pemuda dalam pendidikan dan pekerjaan; (2) Peran karang taruna dalam pembinaan kepemudaan belum optimal; (3) Keterbatasan sarana dan prasarana kepemudaan; dan (4) Rendahnya kesadaran generasi muda akan bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (narkoba), HIV dan AIDS serta kekerasan di kalangan remaja. Pembinaan olahraga terus dihadapkan pada permasalahan antara lain: (1) Keterbatasan sarana dan prasarana olahraga; (2) Belum optimalnya pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi; (3) Penerapan teknologi olahraga dan kesehatan olahraga belum optimal untuk meningkatkan prestasi; 4) Penghargaan dan penghargaan yang rendah terhadap atlet dan tenaga olahraga berprestasi.
KESETARAAN GENDER DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SERTA PERLINDUNGAN ANAK
Juga, Surat Edaran Mahkamah Agung no. 6/2012 ini diterbitkan sehubungan dengan Pedoman Penetapan Pencatatan Kelahiran Bersama Melebihi Batas Waktu Satu Tahun, yang dibagikan kepada seluruh Hakim dan Pengadilan Negeri untuk memudahkan pengurusan akta kelahiran bagi anak di atas. satu tahun. tahun. Kemajuan progresif perlindungan anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) juga ditandai dengan disahkannya UU No. 11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Selain itu, beberapa undang-undang lain telah disusun dan/atau disahkan dengan tujuan melindungi anak, antara lain: (1) Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengasuhan, Pengasuhan, dan Pengangkatan Anak sebagai penyempurnaan dari PP No. 54 /2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak; dan (2) PP no. 109/2012 tentang perlindungan terhadap zat yang mengandung zat subordinat, sebagaimana diatur dalam Pasal 116 UU No. 36/2009 tentang kesehatan.
Sementara itu, permasalahan perlindungan perempuan dan anak dari tindak kekerasan meliputi: (1) meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak; 2) Belum optimalnya pemenuhan hak keperdataan anak berupa akta kelahiran yang merupakan hak paling dasar bagi anak; dan (3) mandat UU No. 11/2012 tentang SPPA yang belum terselesaikan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka tindak lanjut yang akan dilakukan untuk mewujudkan pembangunan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak meliputi: (1) Perumusan kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender di bidang pendidikan, kesehatan , kebijakan dan pengambilan keputusan, serta kebijakan perlindungan perempuan dari tindak kekerasan; (2) Fasilitasi Kementerian/Lembaga dan 20 Pemerintah Provinsi dalam peningkatan kapasitas Petugas Data Gender; (3) Fasilitasi bagi 34 K/L dalam melaksanakan PPRG; (4) Peningkatan kapasitas tim penggerak 4 K/L PPRG di tingkat nasional dan 33 provinsi; (5) Memfasilitasi kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan kebijakan perlindungan perempuan dari kekerasan dan korban perdagangan orang; (6) Penyusunan grand design pencatatan sipil dan roadmap Evaluasi implementasi kesepakatan 8 menteri tentang percepatan kepemilikan akta kelahiran; (8) Revisi UU No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan Pasal 32 Ayat 2; (9) Penyusunan 2 Keputusan Presiden sebagaimana diamanatkan UU SPPA, yaitu tentang pendidikan dan pelatihan aparat penegak hukum dan hak anak sebagai korban dan saksi; dan (10) Melakukan kajian prevalensi kekerasan terhadap anak (VCA) sebagai dasar penyusunan strategi pencegahan anak dari VCA dan penanganan anak korban VCA.
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA
Perekonomian negara-negara maju mulai menguat sejak triwulan I 2013, meskipun perekonomian di kawasan Eropa belum juga pulih. Selama beberapa bulan di tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang melambat, terutama di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan impor di negara berkembang yang meningkat sebesar 18,0 persen pada triwulan I tahun 2013 dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun terdapat stimulus moneter di negara maju dan percepatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2012, tekanan inflasi relatif rendah. Hanya lima negara berkembang (Brasil, Mesir, Gambia, Ghana, dan Tunisia) yang menaikkan suku bunga pada tahun 2013.
MONETER, PERBANKAN DAN PASAR MODAL
Resesi di negara-negara zona Eropa pasca krisis utang dan lambatnya pemulihan ekonomi AS pasca krisis keuangan berdampak pada pertumbuhan ekonomi global yang cenderung melemah. Akibat kenaikan BBM bersubsidi pada 22 Juni 2013, inflasi tahunan naik menjadi 5,9 persen pada Juni 2013 dan mencapai 8,6 persen pada Juli 2013. Fungsi utama intermediasi perbankan berjalan cukup baik, tercermin dari peningkatan loan/deposit ratio dari 75,2 persen pada akhir 2010 menjadi 85,8 persen pada Mei 2013.
Sementara itu, penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) oleh perbankan mengalami peningkatan yaitu meningkat sebesar 15,7 persen (y-o-y) pada Mei 2013. Tidak hanya dari segi kuantitas, kualitas kredit juga meningkat. seperti ditunjukkan oleh penurunan rasio NPL yang mencapai 5,1 persen pada Mei 2013.
NERACA PEMBAYARAN
Pada tahun 2012, realisasi belanja pemerintah mencapai 94,4 persen dari alokasi dalam APBN-P Perubahan atau Rp 1.009,2 triliun. Selanjutnya, anggaran belanja negara dalam APBN Perubahan tahun 2013 dialokasikan sebesar Rp1.726,2 triliun yang terdiri dari belanja negara sebesar Rp1.196,8 triliun. dan transfer ke daerah sebesar Rp 529,4 triliun. Hingga semester I 2013, realisasi belanja pemerintah mencapai 39,3 persen dari pagu APBN-P 2013 atau sebesar Rp677,7 triliun yang terdiri dari Rp421,1 triliun belanja pemerintah. dan transfer ke daerah sebesar Rp 256,6 triliun.
Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi antara lain kebutuhan belanja operasional untuk pengelolaan dan implementasi langkah-langkah kebijakan di bidang belanja pemerintah pusat. Sementara belanja pemerintah tumbuh 1,3 persen, ekspor hanya tumbuh 2,0 persen, dan impor tumbuh 6,7 persen.
KETENAGAKERJAAN
Kebijakan terkait TKI tahun 2013 adalah pembangunan posko pelayanan TKI satu atap tingkat kanton di 123 enklave TKI kabupaten/kota dan pelimpahan kewenangan penempatan calon TKI kepada pemerintah daerah. Sedangkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) telah ditetapkan pada tahun 2012 dengan diterbitkannya Kepmenakertrans No.603/Men/IX/2012 tentang SKKNI bidang ketenagakerjaan, sub bidang hubungan ketenagakerjaan dan pelaksanaan sosialisasi pada tahun 2013. Untuk mendukung layanan penempatan dan perlindungan Bagi TKI di luar negeri telah dikembangkan sistem layanan penempatan dan perlindungan TKI yang terhubung secara online di 438 kabupaten/kota di 29 provinsi.
Selain itu, untuk mendekatkan pelayanan kepada calon TKI, telah dilakukan pengaturan untuk membuka lapangan kerja bagi TKI di tingkat kabupaten di 123 kabupaten/kota yang menjadi enclave TKI. Sebagai bagian dari amandemen UU no. 39/2004 tentang Penampungan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri hingga Juni 2013, amandemen undang-undang ini sedang dibahas dengan DPR RI.
KEMISKINAN
Upaya sulit tersebut dilakukan dengan meningkatkan dan memperluas akses untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat miskin, meningkatkan dan memperkuat sektor ekonomi yang menjadi tempat tinggal masyarakat miskin, serta mensinergikan program penanggulangan kemiskinan 4 kelompok sehingga dapat menjangkau kebutuhan seluruh masyarakat. tingkat masyarakat miskin. Upaya pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah melalui berbagai program pengentasan kemiskinan tidak hanya berupaya meningkatkan status rumah tangga miskin yang termasuk dalam rumah tangga sasaran menjadi tidak miskin, tetapi juga bagaimana mencegah kelompok rentan keluar dari garis kemiskinan secara permanen. Upaya penyatuan data juga dilakukan dengan Program Pendataan Kesejahteraan Sosial Tahun 2011 yang diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pembinaan program untuk semua program penanggulangan kemiskinan.
Selain itu, dalam menghadapi dinamika kemiskinan akibat berbagai gejolak sosial dan ekonomi, pemerintah telah menyusun Rencana Induk Percepatan dan Pengurangan Kemiskinan sebagai kebijakan korektif jangka panjang bagi pembangunan ekonomi dan penguatan pengentasan kemiskinan. kebijakan. Lebih lanjut, terkait kebijakan pengurangan subsidi BBM yang berdampak pada penurunan daya beli masyarakat, khususnya masyarakat miskin, pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi beban masyarakat miskin.