PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Apakah air rebusan kacang merah dapat dijadikan sebagai media alternatif pengganti Sabouraud Dextrose Agar (SDA) untuk pertumbuhan jamur Candida albicans.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Bagi Ilmu Kesehatan
- Bagi Instansi Pendidikan
- Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian Candida albicans
- Morfologi dan Sifat Candida albicans
- Klasifikasi Candida albicans
- Pertumbuhan dan Metabolisme Sel Candida albicans
- Patogenesis dan Patologi
- Media
- Pengertian Media
- Jenis-jenis Media
- Media untuk Pertumbuhan Candida albicans
- Kacang Merah
- Pengertian Kacang Merah
- Klasifikasi Tanaman Kacang Merah
- Kandungan Gizi Kacang Merah
- Manfaat Kacang Merah
- Kerangka Konsep
Dinding Candida albicans berperan sebagai pelindung dan juga sebagai target beberapa antijamur, selain itu dinding sel juga berperan dalam proses perlekatan dan kolonisasi serta bersifat antigen. Bila dikultur pada media, koloni Candida albicans mempunyai ciri-ciri warna putih kekuningan, koloni agak menonjol dari permukaan media, permukaan koloni licin, licin atau berkerut, berbau ragi. Candida albicans dapat memfermentasi maltosa dan glukosa yang kemudian menghasilkan asam dan gas (Ariningsih, dalam Tamam, 2019).
Menurut Hendrawati (dalam Firmansyah, 2017), Candida albicans dapat dibedakan dengan spesies lain berdasarkan kemampuannya dalam melakukan proses fermentasi dan asimilasi. Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, namun pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Candida albicans memerlukan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolisme sel.
Dalam proses asimilasinya, karbohidrat digunakan oleh Candida albicans sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan sel (Maharani, 2012). Kemampuan Candida albicans untuk tumbuh dengan baik pada suhu 37ºC memungkinkannya tumbuh di sel hewan dan manusia. Annaissie (dalam Junesti, 2013) menyatakan bahwa sumber utama infeksi Candida albicans adalah flora normal tubuh pada penderita dengan daya tahan tubuh lemah.
Bisa juga berasal dari luar tubuh, misalnya bayi baru lahir tertular Candida albicans dari vagina ibunya (saat lahir atau selama kehamilan) atau dari petugas rumah sakit, dimana tingkat penularan Candida albicans mencapai 58%, meskipun umurnya Spesies Candida pada kulitnya sangat tinggi, pendek. Penularan Candida albicans antara petugas rumah sakit dengan pasien, pasien ke pasien, biasanya terjadi di bangsal khusus, misalnya unit luka bakar, bangsal geriatri, bangsal hematologi, bangsal bedah, bangsal perawatan intensif dewasa dan neonatal serta bangsal transplantasi. Menurut Annaissie (dalam Junesti, 2013), Infeksi Candida albicans dapat terjadi apabila terdapat faktor predisposisi, baik endogen maupun eksogen. a) Kehamilan karena perubahan pH vagina (b) Obesitas karena keringat berlebih.
Faktor predisposisi berperan dalam meningkatkan pertumbuhan Candida albicans dan memudahkan invasi jamur ke jaringan tubuh manusia akibat perubahan sistem pertahanan tubuh. Sabouraud Dextrose Broth (SDB) merupakan media yang berfungsi membedakan Candida albicans dengan spesies jamur lainnya. Karena jamur Candida albicans memiliki pH asam atau pH 5,6, media kultur ini selektif untuk jamur dan khamir.
METODE PENELITIAN
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
- Persiapan Penelitian
- Persiapan Alat
- Persiapan Bahan
- Prosedur Kerja
- Proses Pembuatan Biakan Murni Jamur Candida albicans
- Identifikasi Biakan Murni Jamur Candida albicans
- Uji Tabung Kecambah (Germ Tube)
- Tahap Pembuatan Media
- Inokulasi Jamur Candida albicans
- Tahap Pengamatan Jamur Candida albicans
- Pengolahan dan Analisa Data
- Teknik Pengolahan Data
- Analisa Data
Kemudian koloni jamur Candida albicans diambil pada media SDA dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi serum. Koloni jamur Candida albicans pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) mempunyai ciri-ciri koloni berwarna putih kekuningan, muncul koloni samar-samar dari permukaan medium, permukaan koloni halus, halus atau terlipat dan berbau ragi (Ariningsih, in Tamam, 2019). Pada penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabel yang menunjukkan pertumbuhan jamur Candida albicans secara makroskopis dan mikroskopis pada media kacang merah.
Sampel penelitian yang digunakan adalah jamur Candida albicans yang diperoleh dari Laboratorium Biomedik STIKes Perintis Padang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa media alternatif air rebusan kacang merah dapat menumbuhkan koloni jamur Candida albicans. Hal ini dikarenakan kacang merah mengandung nutrisi yang dibutuhkan jamur Candida albicans sebagai sumber nutrisinya.
Pada penelitian ini juga digunakan media SDA sebagai kontrol positif (+) dan untuk membandingkan karakteristik koloni Candida albicans yang tumbuh pada media budidaya kacang merah. Setelah pembuatan media budidaya SDA dan kacang merah, dilakukan proses inokulasi koloni jamur Candida albicans pada media budidaya SDA dan kacang merah. Koloni Candida albicans yang telah teridentifikasi sebelumnya kemudian diinokulasi pada media budidaya SDA dan kacang merah kemudian diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37°C.
Setelah dilakukan pengamatan secara makroskopis, selanjutnya dilakukan pengamatan secara mikroskopis terhadap koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada media SDA dan kacang merah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jamur Candida albicans dapat ditanam pada media alternatif yang diperoleh dari tanaman, salah satunya adalah media kacang merah. Jiwintarum, dkk (2017) meneliti tepung biji kluwih (Artocarpus Communis) sebagai bahan alami pembuatan media alternatif pertumbuhan jamur Candida albicans.
Media alami tumbuhnya jamur Candida albicans penyebab kandidiasis dari tepung biji Kluwih (Artocarpus Communis). Hari ketiga (Proses identifikasi isolat jamur Candida albicans dan proses inokulasi pada media alternatif kacang merah dan SDA. Informasi : (1) Pengamatan makroskopis koloni jamur Candida albicans pada media kacang merah, (2) Pengamatan makroskopis koloni jamur Candida albicans pada media kacang merah, (2) Pengamatan makroskopis koloni jamur Candida albicans pada media kacang merah, (2) Pengamatan makroskopis koloni jamur Candida albicans pada media kacang merah Media SDA, (3) Pengamatan koloni jamur Candida albicans pada kacang merah dan media SDA secara mikroskopis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Air Rebusan Kacang Merah
Karakteristik Jamur Candida albicans
- Karakteristik Makroskopis Candida albicans
- Karakteristik Mikroskopis Candida albicans
- Karakteristik Mikroskopis Candida albicans
Sedangkan hasil mikroskopis pada kultur kacang merah diperoleh hasil yang sama dengan koloni Candida albicans pada kultur SDA, yaitu sel berbentuk bulat, lonjong, kecil berdinding tipis, dan sel mirip ragi (blastopori). Proses pembuatan media alternatif kacang merah memerlukan penambahan dekstrosa sebanyak 10 gram sebagai sumber karbon untuk membantu kacang merah menyediakan sumber karbon bagi jamur Candida albicans. Komposisi media budidaya kacang merah disusun berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Tamama (2019) yang berjudul Potensi Kedelai Sebagai Media Budidaya Alternatif Pertumbuhan Jamur Candida Albicans.
Sementara itu, kultur kacang merah tanpa inokulasi Candida albicans digunakan sebagai kontrol negatif untuk menunjukkan bahwa koloni Candida albicans tumbuh pada kultur kacang merah dan bukan pada kontaminasi mikroba lain. Koloni Candida albicans yang digunakan merupakan kultur murni jamur Candida albicans yang telah teridentifikasi secara makroskopis, mikroskopis dan uji tabung kuman. Koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada media SDA mempunyai ciri makroskopis berwarna putih agak kekuningan, koloni tampak agak menonjol dari permukaan medium, permukaan koloni halus licin, koloni berukuran sedang dan memiliki bau ragi.
Terdapat satu perbedaan ciri makroskopis koloni jamur Candida albicans pada media kacang merah dan SDA, yaitu ukuran koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada media kacang merah lebih kecil dibandingkan dengan koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada media SDA. Selain itu media SDA mengandung nutrisi sederhana sehingga jamur Candida albicans dapat langsung memanfaatkan nutrisi tersebut untuk pertumbuhannya. Sedangkan pada kacang merah, sumber proteinnya masih berupa protein kompleks sehingga jamur Candida albicans harus memecahnya terlebih dahulu agar dapat diserap dan dimanfaatkan.
Sedangkan ciri mikroskopis yang sama pada kacang merah juga ditemukan seperti jamur Candida albicans pada media SDA, yaitu tampak seperti ragi (blastospora), berdinding tipis, berbentuk bulat, lonjong atau lonjong dengan ukuran 3-4 µm. Terdapat satu perbedaan ciri makroskopis koloni jamur Candida albicans yang tumbuh pada media kacang merah dan SDA, yaitu ukuran koloni jamur Candida albicans pada media kacang merah lebih kecil dibandingkan dengan ukuran koloni jamur Candida albicans pada media SDA. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini untuk mengetahui konsentrasi media kacang merah yang efektif dalam menumbuhkan jamur Candida albicans secara optimal.
Karakteristik Candida albicans pada Media SDA dan
Pembahasan
Kadar karbohidrat yang dihasilkan dari penambahan dekstrosa sebagai sumber karbon merupakan substrat utama bagi Candida albicans untuk membentuk selnya. Kacang merah juga mengandung nutrisi seperti karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin B yang merupakan faktor penting bagi pertumbuhan jamur. Berdasarkan nilai gizi yang dimiliki kacang merah, kacang merah dapat digunakan sebagai bahan alami untuk membuat media alternatif pengganti media Sabouraud Dextrose Agar (SDA).
Ciri-ciri tersebut sesuai dengan pendapat Ariningsih, dalam Tamam (2019) yang mengatakan bahwa koloni jamur Candida albicans mempunyai ciri-ciri berwarna putih kuning, koloni sedikit menonjol dari permukaan media, permukaan koloni mulus. , halus atau terlipat, dan berbau ragi. Sebab, menurut Jawetz dalam Mujayana (2017) pada jamur Candida albicans terdapat klamidospora yang tidak terdapat pada spesies Candida lain dan menjadi pembeda dari spesies tersebut. Karena media SDA merupakan media sintetik yang diketahui komposisinya secara pasti dan terbukti mampu menumbuhkan jamur dengan baik salah satunya Candida albicans.
Sedangkan media kacang merah masih memiliki unsur hara yang kompleks sehingga jamur memerlukan waktu yang lebih lama untuk menguraikan terlebih dahulu unsur hara tersebut agar dapat diserap dan digunakan untuk pertumbuhan. Media SDA mengandung pepton dan dekstrosa, sedangkan media kacang merah mengandung kandungan kompleks seperti protein dan karbohidrat. Sedangkan dekstrosa yang digunakan pada media kacang merah hanya 10 gram, dan sisanya diperoleh dari karbohidrat yaitu polisakarida.
Media alternatif tepung biji kluwih konsentrasi 30% mempunyai pertumbuhan jamur Candida albicans tertinggi, disusul konsentrasi 20%, kontrol (media PDA), dan terakhir konsentrasi 10%. Selain itu, Amir (2018) juga meneliti tepung talas sebagai media pertumbuhan alternatif Candida albicans dan Aspergillus sp. Medium tepung talas ini dibuat dengan berbagai konsentrasi yaitu 8% dan 4 ulangan setiap konsentrasinya, yang kemudian diinokulasi dengan jamur Candida albicans dan diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu 37°C.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur Candida albicans tumbuh pada setiap konsentrasi dan bereplikasi, dan rata-rata jumlah koloni tertinggi terdapat pada konsentrasi media 8% yaitu 29,5 CFU/ml. Hal ini dikarenakan pada konsentrasi 8% kandungan karbohidrat dan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6%, sehingga Candida albicans khususnya dapat memanfaatkan kandungan nutrisi pada media tepung talas. Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa kacang merah mengandung nutrisi seperti karbohidrat, protein, mineral dan vitamin B yang merupakan faktor penting bagi pertumbuhan jamur Candida albicans sehingga kacang merah dapat menjadi media alternatif pengganti Sabouraud Dextrose. Agar ( SDA) yang mudah didapat, harga terjangkau.
Kesimpulan
Saran
Penelusuran karakteristik dipengaruhi dengan perbandingan tepung ubi jalar (Ipomea batatas L.) dan tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris L.). Uji daya hambat ekstrak daun Mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap pertumbuhan Candida albicans secara in vitro.
Koloni Candida albicans pada Media SDA
Biji Kacang Merah
Kerangka Konsep
Air Rebusan Kacang Merah
Koloni Jamur Candida albicans Secara Makroskopis
Sel Jamur Candida albicans Secara Mikroskopis
Hasil Pengamatan Mikroskopis Jamur Candida albicans pada Uji
Pengamatan Makroskopis Jamur Candida albicans pada Media
Pengamatan Mikroskopis Jamur Candida albicans pada Media