• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isti’adhah Dalam Al-Qur’an: Telaah Ayat- ayat Isti’a>dhah dalam Kitab Mafatih al-Ghaib Karya Fakhruddin al- Razi - Etheses IAIN Kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Isti’adhah Dalam Al-Qur’an: Telaah Ayat- ayat Isti’a>dhah dalam Kitab Mafatih al-Ghaib Karya Fakhruddin al- Razi - Etheses IAIN Kediri"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan persoalan yang sudah dipaparkan pada rumusan masalah dalam penelitian ini, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Isti’a>dhah merupakan suatu bentuk permintaan perlindungan dari seorang hamba kepada kepada Tuhannya. Kerena dengan ber- isti’a>dhah menunjukan bahwa manusia itu lemah dan membutuhkan perlidungan dari seseuatu yang membahyakan dirinya baik itu fisik atau non fisik. Hanya kepada Allah kita meminta perlindungan dari segala kesulitan yang menimpa diri kita dan hanya Allah pula lah sebaik-baik pelindung. Relasi ketakwaan dengan isti’a>dhah. isti’a>dhah merupakan keharusan spiritual dan religius yang lazim bagi setiap muslim. Bahwa isti’a>dhah bukan hanya sekedar ucapan di bibir, melainkan memiliki kandungan makna yang hakiki. al-Ra>zi> menyebutkan bahwa ada tiga syarat yang mesti dipenuhi dalam mengamalkan isti’a>dhah yakni : ’ilm (ilmu), ha>l (keadaan) dan

’amal (perbuatan). Dan Rukun isti’a>dhah menurut Ima>m Fakhruddin Al- Ra>zi> dintaranya yaitu, Isti’adhah, al-Musta’idh, Musta’adhan bihi>, Musta’dhan minhu>. dan al- ladhi> li ajlihi> tah}s}ilu isti’adhah

(2)

2. Isti’a>dhah bukan hanya amalan lisan semata. Akan tetapi merupakan amalan yang memiliki nilai sprititual yang dapat mempengaruhi hati dan jiwa pelakunya. Al-Ra>zi> yang merupakan salah seorang mufassir ternama mampu memberikan interpretasi komprehensif tentang makna-makna yang tersirat pada lafa-lafalnya yang dapat memberikan rasa optimis. Oleh karenanya dengan mengahayati dan memaknainya akan mendorong seseorang merasa percaya diri memperoleh perlindungan dan keberkahan dari Allah swt.

3. Terdapat kelebihan dan kelemahan dalam penafsiran al-ra>zi>, keistimewaan tafsir isti’a>dhah dalam pndangan al-ra>zi> yakni beliau menjelaskan dari berabgai macam bidang keilmuan, diantaranya dalam aspek fiqh, nahwu, munasabah, ilmu kalam sehingga padangan penafsiran isti’a>dhah lebih luas. Kelemahannya dari penafsiran beliau tentang isti’a>dhah yaitu terlalu terlalu panjang lebar, beliau menyertakn atau menyanggah beragam pendapat tanpa memberikn kesimpulan apapun. beliau juga dinilai ‘terlalu dalam’ menjelaskn sehingga terkesan menjauh dari pokok persoalan.

Inilah yang membuat penjelasnnya lepas dari apa yang disebut dngan tafsir. Apalagi, pndekatan yng digunakannya adalah skaligus teologis, metafisis, mistis, bahkan populer

(3)

B. Saran

Setelah melakukan penelitian tentang Ist’adzah dalam penafsiran Ima>m Fakhruddin ar-Ra>zi>, tentunya masih banyak kekurangan dalam penelitian di atas.

Berikut ini penulis paparkan saran yang diharapkan untuk membantu dalam penelitian selanjutnya.

1. Teoritis

Sumber rujukan dari penelitian isti’a>dhah masih sangat terbatas, maka dari itu penulis merekomendasikan untuk penulis selanjutnya untuk mengkaji sumber kitab-kitab tafsir lain. Karena dalam penelitian ini masih banyak kekurangan tentang disebabkan karena keterbatasan waktu dan pemikiran penulis. Oleh karena itu penulis menyarankan supaya mengkaji term yang berkaitan dengan isti’a>dhah yang masih banyak terdapat pada al-Qur’an yang belum penulis kaji.

2. Praktis

Bagi masyarakat umum, untuk mengetahui bahwa isti’a>dhah bukan hanya saja dibaca ketika akan membaca al-Qur’an saja, tetapi boleh dibaca kapan saja.karena dalam lafaz isti’a>dhah akan melahirkan sikap self confidence dalam melakukan apapun. Penulis berpesan kepada seluruh elemen masyarakat agar merujuk kepada al-Qur’an terlebih dahulu ketika menemukan sebuah kajian baru

Referensi

Dokumen terkait

Dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya

paling sedikit jumlah yang memungkinkan dari Bumi-bumi yang mengelilingi matahari-matahari yang besar yang kita sebut sebagai bintang-bintang yang tidak kurang 300

Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang akan penulis kaji yaitu: (1) bagaimana penafsiran Sayyid Qut}b terhadap pengulangan ayat fabiayyi a>lai>

Sedangkan al-T{abari> dalam tafsirnya mengemukakan bahwa, berkaitan dengan qira>’ah ganda pada lafadz ‚la>mastum‛ beliau memilih sikap untuk mentarjih

Menurut Tim Penulis Tafsir al-Qur’an Tematik , jihad pada jalan Allah memiliki spektrum yang luas, yang tidak terbatas pada perang melawan musuh-musuh Allah, tetapi juga:

Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dalam penelitian ini penulis akan menggambarkan tentang deskripsi kitab al-Syâmil fî Balâghat al-Qur‟ân

Selain alasan karena relatif jarang yang mengkaji khasyyatullah dalam perspektif mufassir sufistik–bahwa selama ini yang sering menjadi kajian adalah perasaan takut

6 al-Qur‟an disebutkan sebanyak lima kali,23 Burruj yang menggunakan kata tabarruj di artikan sebagai izha>rul-mar’ah maha>sinaha> yang artinya penampakan kecantikan oleh wanita.24