TUGAS 1
TUTORIAL ONLINE SESI 3
MATA KULIAH HUKUM LINGKUNGAN HKUM4210
TUTOR : FERDIANSYAH PUTRA MANGGALA
Dikerjakan Oleh :
NAMA : TRISNANDA NIM : 051418616 KODE ELAS : 70
PRODI : S1-ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK (FHISIP) UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JAKARTA 2024
2 Tugas 1. Tuton Sesi 3. Hukum Lingkungan
Indonesia adalah negara berkembang dengan ekonomi yang tumbuh pesat.
Pembangunan infrastruktur, pertanian, dan industrialisasi menjadi fokus utama pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, pembangunan ini juga membawa dampak negatif terhadap lingkungan, seperti deforestasi, peningkatan emisi gas rumah kaca, dan degradasi lahan.
Indonesia telah menunjukkan komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan dengan meratifikasi beberapa perjanjian internasional di bawah naungan PBB, termasuk:
1. Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan: Sebuah rencana aksi global yang terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk mengakhiri kemiskinan, melindungi planet ini, dan memastikan kesejahteraan semua orang pada tahun 2030.
2. Perjanjian Paris (2015): Perjanjian global tentang perubahan iklim yang bertujuan untuk membatasi peningkatan suhu global hingga di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, serta mengejar upaya untuk membatasi kenaikan hingga 1,5 derajat Celsius.
3. Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC): Sebuah konvensi yang menetapkan kerangka kerja untuk aksi internasional dalam menangani perubahan iklim.
Meskipun Indonesia telah mengadopsi kebijakan yang mendukung pencapaian SDGs dan komitmen iklimnya di bawah Perjanjian Paris, masih ada tantangan dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam semua sektor ekonomi. Banyak proyek pembangunan yang tidak sepenuhnya mempertimbangkan dampak lingkungannya, dan ada ketidakseimbangan antara tujuan ekonomi jangka pendek dan keberlanjutan jangka panjang.
3
Tugas: Sebagai seorang ahli hukum lingkungan internasional, Anda diminta untuk menyusun analisis mengenai penerapan konvensi dan perjanjian internasional terkait lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dalam laporan Anda, analisis hal-hal berikut:
1. Evaluasi Kebijakan: Bagaimana Indonesia telah mengintegrasikan prinsip- prinsip dari Agenda 2030 dan Perjanjian Paris ke dalam kebijakan nasionalnya? Berikan contoh konkret dari kebijakan atau program nasional yang terkait.
2. Kesenjangan dan Tantangan: Identifikasi kesenjangan antara komitmen internasional Indonesia di bawah PBB dan implementasi kebijakan nasional. Apa saja tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama yang berkaitan dengan perubahan iklim dan perlindungan lingkungan?
3. Peran dan Tanggung Jawab: Jelaskan peran Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan mengurangi dampak perubahan iklim. Bagaimana Indonesia dapat meningkatkan tanggung jawab dan kontribusinya?
4. Rekomendasi Strategis: Berikan rekomendasi tentang langkah-langkah yang dapat diambil oleh Negara B untuk lebih efektif dalam mengimplementasikan komitmen internasionalnya. Bagaimana Negara B dapat mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan?
Instruksi:
Laporan harus sepanjang 1000 kata
Gunakan sumber referensi yang relevan, termasuk dokumen PBB, laporan nasional, dan kajian akademis terkait.
Sertakan analisis kritis dan usulan solusi yang realistis dan dapat diterapkan oleh Indonesia
4
LAPORAN ANALISIS
PENERAPAN KONVENSI DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL TERKAIT LINGKUNGAN DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI
INDONESIA
1. Pendahuluan
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia dan ekonomi berkembang yang signifikan, memainkan peran penting dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan global. Komitmen Indonesia terhadap Agenda 2030 dan Perjanjian Paris menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi tantangan lingkungan dan perubahan iklim. Laporan ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana komitmen internasional tersebut diterapkan dalam kebijakan nasional, tantangan yang dihadapi, peran Indonesia dalam komunitas internasional, serta rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaannya.
2. Evaluasi Kebijakan
Indonesia telah mengintegrasikan prinsip-prinsip Agenda 2030 dan Perjanjian Paris ke dalam beberapa kebijakan nasional. Langkah-langkah tersebut terlihat dalam beberapa program utama:
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020- 2024
RPJMN mengadopsi banyak prinsip SDGs, termasuk target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% secara mandiri atau hingga 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030. Selain itu, RPJMN mengarahkan sektor-sektor strategis, seperti energi, transportasi, dan tata kelola hutan, untuk beroperasi dengan prinsip-prinsip berkelanjutan.
b. Program Restorasi Gambut dan Rehabilitasi Mangrove
Indonesia memiliki target untuk merestorasi 2 juta hektar lahan gambut dan meningkatkan rehabilitasi hutan mangrove hingga mencapai area seluas 600 ribu hektar pada 2024. Program ini bertujuan untuk mencegah kebakaran hutan, meningkatkan keanekaragaman hayati, serta mendukung komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris.
c. Implementasi Renewable Energy Mix: Melalui Kebijakan Energi Nasional (KEN), Indonesia menetapkan target untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energi nasional hingga 23% pada 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen terhadap transisi energi hijau, sejalan dengan tuntutan Perjanjian Paris.
Contoh program spesifik adalah Program Kampung Iklim (ProKlim) yang ditujukan untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim
5
melalui partisipasi lokal. Program ini melibatkan masyarakat dalam kegiatan adaptasi dan mitigasi, mencerminkan komitmen pada SDGs dan Perjanjian Paris.
3. Kesenjangan dan Tantangan
Meskipun komitmen terhadap tujuan internasional sudah tercermin dalam berbagai kebijakan, terdapat kesenjangan signifikan antara tujuan dan implementasi di tingkat lapangan:
a. Ketergantungan pada Batubara
Indonesia masih sangat bergantung pada batubara sebagai sumber energi utama, yang menyulitkan negara untuk memenuhi target bauran energi terbarukan. Konversi ke energi terbarukan masih terhambat oleh minimnya infrastruktur dan investasi dalam teknologi hijau.
b. Deforestasi dan Degradasi Lahan
Meskipun ada komitmen untuk mengurangi deforestasi, angka penebangan hutan tetap tinggi, terutama akibat aktivitas perkebunan dan pertambangan.
Kelemahan dalam penegakan hukum dan kepentingan ekonomi menjadi tantangan utama dalam melindungi lahan hutan.
c. Keterbatasan Kapasitas dan Pendanaan
Kurangnya dana, terutama untuk sektor adaptasi iklim dan perlindungan ekosistem, serta keterbatasan kapasitas teknis di tingkat daerah memperlambat kemajuan dalam pencapaian target SDGs dan mitigasi iklim.
4. Peran dan Tanggung Jawab Indonesia di Komunitas Internasional
Indonesia memiliki peran penting dalam komunitas internasional sebagai negara kepulauan besar yang menghadapi risiko iklim signifikan. Beberapa inisiatif yang menunjukkan peran aktif Indonesia adalah:
a. Forum Kerjasama ASEAN dan COP
Sebagai anggota ASEAN dan peserta aktif di Konferensi Para Pihak (COP) terkait iklim, Indonesia berperan dalam mendorong tindakan kolektif Asia Tenggara dalam menghadapi perubahan iklim.
b. Inisiatif Keanekaragaman Hayati Global
Melalui kemitraan internasional, seperti dengan GEF dan program REDD+, Indonesia memperkuat pengelolaan sumber daya hutan dan keanekaragaman hayati, berkontribusi pada upaya global mengurangi emisi dari deforestasi.
Meningkatkan kontribusi internasional dapat dilakukan dengan mengembangkan platform diplomasi hijau, meningkatkan komitmen finansial untuk proyek-proyek SDGs, dan mendorong teknologi adaptasi dan mitigasi yang efektif.
6 5. Rekomendasi Strategis
Untuk mengatasi kesenjangan yang ada dan meningkatkan efektivitas implementasi, beberapa rekomendasi strategis meliputi:
a. Meningkatkan Investasi dalam Energi Terbarukan: Dorongan finansial yang kuat diperlukan untuk memfasilitasi investasi dalam energi terbarukan, misalnya melalui skema insentif pajak atau kemitraan publik-swasta.
Mengurangi ketergantungan pada batubara dapat dimulai dengan mendorong pemanfaatan potensi panas bumi, angin, dan matahari.
b. Penguatan Penegakan Hukum di Sektor Kehutanan: Reformasi dalam penegakan hukum lingkungan, termasuk peningkatan kapasitas dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah, diperlukan untuk menekan laju deforestasi dan degradasi lahan.
c. Mendorong Partisipasi Masyarakat dalam Proyek Berkelanjutan:
Program yang melibatkan komunitas lokal, seperti pertanian berkelanjutan atau ekowisata, dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat, serta memberikan manfaat ekonomi lokal.
d. Kerjasama Regional dan Internasional yang Lebih Kuat: Memperluas kolaborasi dengan negara-negara lain dalam penelitian dan pengembangan teknologi iklim akan memberikan akses kepada solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan.
6. Kesimpulan
Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat terhadap perjanjian internasional yang berfokus pada lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, meskipun masih terdapat berbagai tantangan yang perlu diatasi. Kesenjangan dalam pelaksanaan, khususnya terkait penegakan hukum dan investasi pada energi terbarukan, menjadi hambatan utama. Peran Indonesia dalam komunitas internasional penting untuk terus mendukung upaya global dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Melalui peningkatan kebijakan dan strategi yang lebih efektif, Indonesia dapat mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan.
7
SUMBER REFERENSI
Prof. Dr. Adji Samekto, S.H., M.Hum. (2021). Hukum Lingkungan. Tangerang:
Universitas Terbuka
Bappenas. (2020). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020- 2024. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2021). Laporan Tahunan Pengendalian Perubahan Iklim. Jakarta: KLHK.
United Nations. (2015). Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development. New York: UN Publishing.
UNFCCC. (2015). Paris Agreement. Paris: United Nations Framework Convention on Climate Change.
World Bank. (2022). Indonesia Economic Prospects: Towards Inclusive, Green, and Resilient Development. Washington D.C.: World Bank Group.