TURUT IKUT DALAM KEPEDULIAN MELAWAN VIRUS MEMATIKAN
Tahun 2020, dunia dikejutkan dengan adanya wabah dunia covid-19 yang bersumber dari Pasar Wuhan di China yang kemudian menyebar ke seluruh belahan dunia. Tepat pada 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama covid-19 di Indonesia. Berawal dari satu sampai dua korban jiwa, menjalar hingga jutaan korban di Indonesia. Virus corona dapat dikatakan sebagai pendatang yang menyebabkan penyakit hingga kematian. Tak hanya itu, covid ini juga memakan ekonomi global sehingga menimbulkan keadaan yang krisis. Bahkan, di Indonesia sendiri sangat banyak orang yang terancam akan kehilangan pekerjaannya di tengah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan dalam rangka usaha memutus rantai penyebaran virus. Penerapan kebijakan pemerintah terkait hal ini memberikan dampak yang cukup serius kepada ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Di tengah situasi yang penuh dengan ketidakpastian ini, rasa cemas yang muncul mendorong sikap egois dan individual. Hal tersebut tidak dapat dikatakan salah dan tidak dapat dikatakan benar pula. Perasaan egois yang timbul tersebut berkaitan dengan ambisi kuat untuk menyelamatkan diri sendiri dan orang terdekat dari penularan virus ini. Sikap pemerintah yang kurang merangkul kelompok rentan dan juga terkesan terburu-buru memaksa masyarakat mencari caranya sendiri untuk survive di era pandemi ini.
Pemberlakuan pembatasan sosial dan mobilitas menjadi kungkungan bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah yang tidak memiliki cukup sumber daya demi memenuhi kelangsungan hidup selama pandemi. Tidak dengan bagian masyarakat yang memiliki sumber daya cukup serta jaminan sosial yang cukup untuk kelangsungan hidup selama pandemi,
keputusan pemerintah dapat menjadi prerogative bagi mereka. Pemerintah dianggap kurang hadir diseluruh sendi masyarakat Indonesia dalam mempertimbangkan kebijakan ini. Pendekatan yang dilakukan pemerintah terkait kebijakan social distancing terkesan bersifat bias kelas ekonomi.
Imbauan dan edukasi yang cenderung hanya melalui sosial media atau tv menjadi penyebab pesan-pesan penting tidak sampai kepada sebagian masyarakat yang memiliki keadaan ekonomi kurang cukup. Padahal konsep yang ada berpihak pada kenyataan bahwa pandemi tidak akan berhenti hingga semua pihak mendapat perlakuan yang rata dan semua pihak terbebas dari virus ini.
Lalu, apa yang harus dilakukan? Ketika ternyata kebijakan pemerintah masih dirasa kurang dalam hal penanganan virus ini, diperlukan adanya campur tangan besar dari pihak masyarakat khususnya yang memiliki kedudukan sosial yang lebih atau ekonomi yang lebih cukup. Alih-alih disudutkan oleh rasa cemas dan takut, sebagian masyarakat memilih untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian dalam bentuk solidaritas. Sebagai negara kesatuan yang memiliki dasar kehidupan bernegara “Persatuan Indonesia” yang tertuang pada sila ke-3, sudah seharusnya kita menanamkan arti persatuan itu dengan baik dan bijak. Persatuan sangat diperlukan dalam situasi seperti ini. Hal tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk bantu galang dana, memberikan informasi kepada bagian masyarakat kelompok marginal, membagikan sumber daya pokok bagi yang membutuhkan, memberikan makanan bagi pekerja di jalan, dan masih banyak lagi yang dapat dilakukan.
Pada Agustus 2020 lalu, keadaan ekonomi sebagian besar masyarakat mulai menurun dan jatuh. Banyak dari mereka harus merelakan barang serta rumah demi memenuhi kebutuhan hidup. Pada akhirnya, saya beserta keluarga mencoba untuk turut bergerak dan berjuang bersama tenaga medis dan pemerintah dalam situasi ini. Kegiatan tersebut berawal dari pengumpulan dana dari kerabat-kerabat terdekat serta teman-teman yang dirasa mampu. Pengumpulan dana berlangsung lancer dan mendapat hasil yang lebih dari cukup. Dari dana tersebut, kami
memutuskan untuk membelanjakan sembako dan membagikannya pada masyarakat rentan yang ada disekitar kami. Sembako yang mereka terima memberikan kesan yang sangat berharga.
Melalui hal itu, kami melihat bahwa sesuatu yang dipandang tidak terlalu berharga dapat dipandang sangat berharga bagi orang lain. Kegiatan ini dilangsungkan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan physical distancing. Pembagian ini tidak dilakukan secara massal guna menghindari adanya kumpulan massa. Baik dari yang membagikan dan yang dibagikan, semua menggunakan masker dan juga tidak lupa untuk menggunakan handsanitizer baik saat sebelum menyerahkan dan setelah menyerahkan sembako tersebut. Kegiatan ini dilangsungkan selama 3-4 bulan sekali hingga pandemic dirasa cukup mereda dan normal.
Berkaitan dengan adanya Action Plan PPSMB 2020 yang diadakan ketika PPSMB UGM berlangsung, saya sebagai mahasiswa baru UGM 2020 juga mengikuti rangkaian kegiatan itu.
Kegiatan yang merupakan salah satu penugasan dalam PPSM 2020 ini mendorong kami, para mahasiswa baru, untuk ikut bersama melawan penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Sebagian besar dari kami memilih untuk memberikan bantuan, baik berupa barang maupun berupa edukasi
terhadap kelompok marginal dan juga rentan terpapar virus. Bukan hanya itu, beberapa dari kami juga memfokuskan bantuan edukasi terhadap kelompok anak-anak yang dirasa kurang cukup mendapatkan edukasi mengenai seberapa bahaya virus ini. Dalam rangka melaksanakan tugas PPSBM 2020 ini, saya memilih untuk mengalirkan edukasi dan semangat dalam sendi-sendi masyarakat, khususnya anak-anak, supaya selalu menggunakan masker dan mengikuti protokol kesehatan yang lainnya. Saya juga memberikan edukasi seberapa bahaya virus ini bagi hidup kita. Edukasi ini dibarengi oleh pembagian masker dan handsanitizer pula. Dengan adanya hal ini, saya sangat berharap untuk kita akan tetap optimis terhadap perlawanan virus ini.
Kegiatan Action Plan PPSMB 2020 juga mendorong kita untuk selalu mempedulikan sesama tanpa perlu dibawah kata “tugas”. Melihat respon baik dan antusias dari mereka, menimbulkan rasa ingin terus menumbukan rasa solidaritas dan peduli di dalam perasaan individu. Setelah selesai berlangsungnya kegiatan PPSMB 2020 ini, saya dan beberapa teman saya memutuskan untuk kembali berinisiatif untuk kembali mengadakan kegiatan kepedulian terhadap sekitar. Kami mulai membagikan masker serta handsaintizer ke beberapa pengemudi online, pengatur jalan dan juga pedagang-pedagang lansia. Walaupun kegiatan ini tidak berlangsung lama dikarenakan mulai padatnya jadwal kuliah kami, tetapi kami merasa senang karena sudah berkesempatan untuk menjadi bagian dari solidaritas di masa pandemi ini.
Menumbuhkan sikap solidaritas dapat dimulai dari lingkungan kecil sekitar kita. Pandemi ini menjadi musuh dengan kekuatan yang sangat besar dan tak kasat mata. Sudah seharusnya perlawanan terhadap hal itu bersifat jauh lebih besar dan tangguh. Solidaritas dan juga kepedulian terhadap sesama menjadi upaya untuk membangun benteng yang tangguh serta kokoh. Sudah bukan waktunya untuk membangun stigma dan diskriminasi serta keegoisan dalam perlawanan ini. Masa sulit seharusnya tidak menimbulkan sikap individual atau hanya
memikirkan diri sendiri, tetapi justru harusnya menjadi semangat dalam memberikan dukungan dan kepedulian kepada sekitar. Walaupun kita sedang berada dalam situasi kebijakan yang masih terkesan diskriminatif, kita semua memiliki tanggung jawab untuk selalu peka terhadap
ketimpangan yang ada dan turut mencari solusi atasnya.
Selain banyaknya aksi kepedulian yang dilakukan oleh beberapa masyarakat, pemerintah juga sedang berupaya untuk melawan keras pandemi ini melalui vaksin. Kehadiran vaksinasi diharapkan akan menjadi solusi terbaik dan bijak untuk melawan pandemi ini. Usaha pemerintah
melakukan kerja sama multilateral untuk membawa vaksin covid-19 ke Indonesia diharapkan dapat dijalankan dengan adil tanpa diskriminasi terhadap kelompok kecil. Meski vaksinasi sudah ikut hadir dalam aksi perlawanan ini, akan tetap diperlukan adanya protokol kesehatan dan juga peran aktif dari masyarakat dalam aksi solidaritas dan kepedulian, seperti yang dikatakan sebelumnya. Sangat diperlukan peranan masyarakat untuk ikut serta ambil bagian dari perlawanan ini, karena vaksin bukanlah satu-satunya strategi untuk mengatasi pandemi ini.