Pengenalan Dasar-Dasar
AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
https://www.linkedin.com/in/amuhfaisal/
Andi Muhammad Faisal
Certified Environmental Impact Assessment Specialist
❖
Pendahuluan
❖
Konsep Umum Proses Amdal
❖
Tahap Proses Amdal
❖
Proses Pelingkupan (Identifikasi & Evaluasi Dampak)
❖
Persetujuan Teknis
❖
Proses Analisa Dampak Lingkungan
❖
Konsep Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
Outline
Pendahuluan
01.
Pengertian Amdal menurut beberapa Sumber
➢ Menurut Fola S. Ebisemiju (1993), menyatakan bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atauEnvironmental Impact Assesment (EIA) muncul sebagai jawaban atas keprihatinan tentang dampak negatif dari kegiatan manusia khususnya pencemaran
lingkungan akibat dari kegiatan industri pada tahun 1960-an. Sejak saat itu, AMDAL tetap menjadi alat utama untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan manajemen yang bersih lingkungan dan selalu melekat pada tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Ebisemiju dalam
Soemartono, 1996).
➢ Menurut Munn (1974), menyatakan definisi umum tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu kegiatan (studi) yang dilakukan untuk mengidentifikasi, memprediksi, mengintrepretasikan dan mengkomunikasikan pengaruh suatu rencana kegiatan terhadap lingkungan.
➢ Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan (Fandeli, 1995).
➢ Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
➢ Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut Amdal adalah Kajian mengenai dampak penting pada
Lingkungan Hidup dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan, untuk digunakan sebagai prasyarat pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan serta termuat dalam Perizinan Berusaha, atau persetujuan Pemerintah Pusat atau Daerah.
4
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa,
Amdal adalah Kajian mengenai dampak penting pada Lingkungan Hidup dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan, untuk digunakan
sebagai prasyarat pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan serta termuat dalam Perizinan Berusaha, atau
persetujuan Pemerintah Pusat/Daerah.
Kata Kunci:
1. Kajian
2. Dampak Penting
3. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan 4. Proses Pengambilan Keputusan
➢
Pada dasarnya AMDAL merupakan suatu kajian ilmiah untuk mengevaluasi dampak yang signifikan (dampak penting) terhadap lingkungan hidup yang mungkin timbul oleh rencana usaha dan/atau kegiatan.
➢
Tujuan utama Amdal adalah untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan terkait perizinan berusaha melaui persetujuan pemerintah, sehingga dampak lingkungan yang ditimbulkan dapat dikelola dengan baik.
Pengertian Amdal berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021
Sejarah Kebijakan Amdal di Indonesia
6 Sumber: Sosialisasi Panduan Penapisan Dokumen Lingkungan, 2022
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara berkesinambungan tanpa merusak lingkungan. Studi AMDAL diharapkan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien dengan meminimalisir dampak negatif serta dapat mengoptimalkan dampak positif yang ditimbulkan.
Menurut Nurkin (2002), penerapan AMDAL di negara-negara berkembang ditujukan untuk:
1. Mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkit dapat terjadi akibat pembangunan;
2. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam dan ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kegiatan pembangunan;
3. Menngidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian lebih dalam dan pemantauannya;
4. Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan pembangunan;
5. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan;
6. Membantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak pengelola lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya satu sama lain.
Kegunaan AMDAL sebagai berikut: (Indasah, 2020) Bagi Pemerintah
AMDAL sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. AMDAL merupakan bahan masukan dalam perencanaan pembangunan wilayah untuk mencegah potensi SDA disekitar lokasi proyek tidak rusak dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan didaerahnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk
berpartisipasi. Masyarakat juga dapat mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya suatu kegiatan. Masyarakat dapat mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan dengan usaha dan/atau
kegiatan dalam menhaga dan mengelola lingkungan hidup.
Bagi Pemrakarsa Kegiatan
Pemrakarsa kegiatan dapat mengetahui masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.
Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan sasaran proyek.
AMDAL sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Tujuan, Fungsi, dan Kegunaan
ASPEK EKONOMI
➢ Peran Amdal: Amdal membantu mengidentifikasi potensi dampak ekonomi dari suatu usaha atau kegiatan terhadap komunitas dan ekonomi lokal. Ini termasuk analisis mengenai perubahan dalam lapangan pekerjaan, pendapatan daerah, dan efek pada perekonomian secara keseluruhan.
➢ Manfaat Amdal: Dengan mengakui dampak ekonomi dari rencana usaha atau kegiatan, Amdal membantu pengambil keputusan dan pihak terkait dalam
merencanakan langkah-langkah yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
ASPEK SOSIAL
➢ Peran Amdal: Amdal menganalisis dampak sosial dari suatu usaha atau kegiatan, seperti perubahan dalam struktur sosial, kesejahteraan masyarakat, dan aspek-aspek sosial lainnya. Ini membantu dalam memahami bagaimana masyarakat lokal dapat terpengaruh.
➢ Manfaat Amdal: Dengan mempertimbangkan dampak sosial, Amdal membantu dalam mengidentifikasi potensi konflik atau dampak negatif terhadap masyarakat lokal. Ini memungkinkan adopsi langkah-langkah yang mempromosikan kesejahteraan sosial dan partisipasi masyarakat.
ASPEK LINGKUNGAN
➢ Peran Amdal: Amdal menganalisis dampak lingkungan dari suatu usaha atau kegiatan, termasuk potensi kerusakan lingkungan, degradasi sumber daya alam, dan perubahan iklim yang mungkin diakibatkan.
➢ Manfaat Amdal: Dengan menilai dampak lingkungan, Amdal membantu
mengidentifikasi langkah-langkah mitigasi dan perlindungan lingkungan. Hal ini berkontribusi pada tujuan perlindungan lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
AMDAL
Ekonomi
Lingkungan Sosial
Peran dan Manfaat Amdal
8
AMDAL bagian integral dari Studi Kelayakan Kegiatan Pembangunan
AMDAL bertujuan menjaga keserasian hubungan antara berbagai kegiatan agar dampak dapat diperkirakan sejak awal perencanaan
AMDAL berfokus pada analisis: Potensi masalah, Potensi Konflik, Kendala SDA, Pengaruh kegiatan sekitar terhadap proyek
Dengan AMDAL, pemrakarsa dapat menjamin bahwa proyeknya bermanfaat bagi masyarakat, aman terhadap lingkungan
1
2
3
4 Prinsip-Prinsip
Amdal
Landasan Hukum
UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 13
(1) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup (2) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
pada ayat (1) meliputi:
a. pencegahan
b. penanggulangan; dan c. pemulihan
Pasal 14
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas:
a. KLHS; b. tata ruang; c. baku mutu lingkungan hidup; d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; e. amdal; f. UKL-UPL; g. perizinan; h.
instrumen ekonomi lingkungan hidup; i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; j. anggaran berbasis lingkungan hidup;
k.analisis risiko lingkungan hidup; l. audit lingkungan hidup; dan m.
instrument lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.
Pasal 22 ayat (1)
Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
PP No. 22 Tahun 2021
Persetujuan lingkungan adalah keputusan kelayakan lingkungan hidup atau pernyataan kesanggupan pengelolaan lingkungan hidup yang telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat atau daerah.
Pasal 3
(1) Persetujuan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hufur a wajib dimiliki oleh setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang memiliki Dampak Penting atau tidak penting terhadap lingkungan.
(2) Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pelaku Usaha atau Instansi Pemerintah.
(3) Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah.
(4) Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui:
a. penyusunan Amdal dan uji kelayakan Amdal; atau
b. penyusunan Formulir UKL-UPL dan pemeriksaan Formulir UKL-UPL
Pasal 5 ayat (2)
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. jenis rencana usaha dan/atau Kegiatan yang besaran/skalanya wajib Amdal; dan/atau
b. jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang lokasi Usaha dan/atau Kegiatan dilakukan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung.
10
Ketentuan Umum
Penyusunan Amdal dan Uji Kelayakan Amdal
Sesuai dengan PP No. 22 Tahun 2021 Pasal 21
(1) Amdal disusun oleh penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan pada
tahap perencanaansuatu Usaha dan/atau Kegiatan.
(2) Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib sesuai dengan rencana tata ruang.
(3) Kesesuaian lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan
konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Dalam hal lokasi rencana Usaha dan/atau
Kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata ruangsebagaimana dimaksud pada ayat (3), dokumen
Amdal tidak dapat dinilai dan dikembalikankepada penanggung jawab
Usaha dan/atau Kegiatan.
Pendekatan Studi Amdal
Sesuai dengan PP No. 22 Tahun 2021 Pasal22 Ayat (1) “ Dalam menyusun Amdal,,penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan menggunakan pendekatan studi:
a. tunggal;
b. terpadu; atau c. kawasan.
Pasal 22 Ayat (5)
Pendekatan penyusunan Amdal
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa dan huruf b yang dilakukan oleh lebih dari 1 (satu) penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang saling terintegrasi dapat disusun dalam 1 (satu) Amdal yang dapat digunakan untuk penerbitan bebih dari 1 (satu) Perizinan Berusaha.
No. Kriteria Amdal Tunggal Amdal Terpadu Amdal Kawasan
1. Jenis Usaha dan/atau Kegiatan
1 (satu) jenis usaha dan/atau kegiatan
> 1 (satu) jenis usaha dan/atau kegiatan.
> 1 (satu) jenis usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pelaku Usaha di dalam kawasan
2. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
- Perencananan dan
pengelolaannyasaling terkait dalamsatu kesatuan
hamparanekosistem
Terletak dalamsatu kesatuan zona rencana pengembangan kawasan, yang telah mendapatkan penetapan kawasan
3. Kewenangan Pembinaan dan/atau Pengawasan
1 (satu) K/LPNK/atau SKPP/SKPD
> 1 (satu) K/LPNK/atau SKPP/SKPD
> 1 (satu) K/LPNK/atau SKPP/SKPD
4. Penanggung Jawab
Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Pengelola Kawasan
12
Jenis Dokumen Amdal
Berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021 Pasal 6 Dokumen Amdal terdiri dari Formulir Kerangka Acuan; Andal; dan RKL-RPL.
Formulir Kerangka Acuan
• Isian ruang lingkup kajian analisis Dampak
Lingkungan Hidup yang merupakan Hasil
Pelingkupan
Analisis Dampak Lingkungan (Andal)
• Telaahansecara cermat dan mendalam tentang Dampak Penting Suatu rencana usaha dan/atau kegiatan
RKL-RPL
• Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) sebagaiupaya penanganan dampak terhadap LH yang ditimbulkan akibat rencana usaha dan/atau kegiatan
• Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) sebagaiupaya pemantauan komponen lingkungan Hidup yang terkena dampak akibat rencana usaha dan/atau kegiatan
Analogi:
Formulir Kerangka Acuan→Proposal Penelitian Andal →Hasil Penelitian
RKL-RPL →Rekomendasi Pengelolaan & Pemantauan LH (Wajib dilaksanakan)
Konsep Umum Proses Amdal
02.
Konsep Umum
Proses Amdal dan Persetujuan
Lingkungan
Sumber: Sosialisasi UU Ciptakerja, 2020
Sumber: Sosialisasi PP No. 22 Tahun 2021
Proses Amdal dalam Persetujuan Lingkungan
16
Proses Muatan Kajian dalam Penyusunan Amdal
(1) Identifikasi Dampak Lingkungan
(2). Evaluasi / Eliminasi Dampak Tahap 1 (KA)
(3). Evaluasi / Eliminisasi Dampak Tahap 2 (ANDAL)
(4) Penentuan Rencana
Pengelolaan dan Pemantauan berdasarkan hasil evaluasi dampak (RKL-RPL)
1 2 3 4
Tahapan Proses Amdal
03.
Proses Penapisan (Screening) Wajib Amdal
Proses Pengumuman dan Konsultasi
Publik
Pengisian Formulir Kerangka
Acuan
Pemeriksaan Formulir Kerangka
Acuan
Penyusunan Dokumen Andal dan
RKL-RPL
Penilaian Dokumen Andal dan
RKL-RPL
Surat Keputusan Kelayakan/
Ketidaklayakan Lingkungan
Hidup
Tahapan Amdal berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021
Pasal 20 Pasal 28 s.d. 35 Pasal 36 dan 37;
Lampiran II
Pasal 38;
Lampiran II
Pasal 44 s.d. 48;
Lampiran II Pasal 49 s.d. 50;
Lampiran II Pasal 39 s.d. 42;
Lampiran II
Integrasi Persetujuan Teknis
Pasal 43
Dalam PP No. 22/2021 Pasal 4, Setiap rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak terhadap Lingkungan Hidup wajib memiliki:
a. Amdal;
b. UKL-UPL; atau c. SPP.
AMDAL
UKL-UPL
SPPL
AMDAL adalah kegiatanBerdampak Penting terhadap Lingkungan Hidup Acuan: Pasal 5 PP No. 22/2021
UKL-UPL adalah kegiatanTidak Berdampak Penting terhadap Lingkungan Hidup Acuan: Pasal 6 PP No. 22/2021
SPPL adalah kegiatan Tidak Wajib UKL-UPL & Tidak Berdampak Penting serta KegiatanUsaha Mikro dan Kecil
Acuan: Pasal 7 PP No. 22/2021
Proses Penapisan (1/2)
20
Penapisan (screening) adalah proses untuk menentukan apakah suatu rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib memiliki Amdal atau tidak.
Acuan:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2021 tentang Daftar Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup atau Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
Melalui laman:https://oss.go.id/informasi/persyaratan-dasar?tab=persetujuan-lingkungan&page=1 Mengisi kode KBLI, Jenis Usaha dan/atau Kegiatan, dan Parameter Lingkungan
Proses Penapisan (1/2)
Sumber:https://www.youtube.com/watch?v=hy27eKidj2s&t=2999s
Link Bahan:https://drive.google.com/drive/folders/18BspltrevYtjT5RdReyG8WplRs1CPVlm
Proses Penapisan (3/3)
Simulasi Penapisan by Amdal.net
22
Pengumuman dan Konsultasi Publik adalah salah satu proses pelibatan masyarakat dalam penyusunan AMDAL.
Dalam PP No. 22/2021, Pasal 28 ayat (2) disebutkan, Pelibatan masyarakat yang terkena dampak langsung melalui
a. pengumuman rencana usaha dan/atau kegiatan; dan
b. konsultasi publik Acuan:
1. PP No. 22/2021 Pasal 28 s.d. 35
2. Permen LH No. 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses Analisis Dampak Lingkungan Hidup dan Izin Lingkungan
Sumber: Sosialisasi PP No. 22 Tahun 2021
Pengumuman dan Konsultasi Publik
Tujuan Formulir Kerangka Acuan
a. merumuskan lingkup dan kedalaman studi Andal;
b. merumuskan Dampak Penting hipotetik yang akan dikaji, batas wilayah studi, batas waktu kajian dan metodologi studi; dan c. Mengarahkan studi Andal agar berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia
Fungsi Formulir Kerangka Acuan
adalah sebagai rujukan bagi penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan, penyusun Amdal, Instansi Pemerintah yang membidangi rencana Usaha dan/atau Kegiatan, instansi Lingkungan Hidup, dan Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup tentang lingkungan dan kedalaman studi Andal yang akan dilakukan.
Pengisian Formulir Kerangka Acuan
Muatan Formulir Kerangka Acuan (sesuai Lampiran II– PP No. 22 Tahun 2021) a. Informasi Umum
- nama usaha dan/atau kegiatan
- nama dan jabatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan - penyusun amdal
- deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan - Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan - hasil pelibatan masyarakat
b. Pelingkupan
- rencana usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan - pengelolaan lingkungan yang sudah direncanakan
- komponen rona lingkungan terkena dampak - Dampak potensial
- evaluasi dampak potensial - dampak penting hipotetik - batas wilayah studi
- batas waktu kajian c. Metode Studi
- metode pengumpulan dan analisis data
- metode prakiraan dampak penting yang akan digunakan - metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan
24
Pelingkupan
(Identifikasi dan Evaluasi Dampak)
04.
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan.
Tujuan Pelingkupan untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup studi menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang akan di kaji.
Acuan:
1. PP No. 22/2021 - Lampiran II Pedoman Pengisian Formulir Kerangka Acuan
Proses Pelingkupan
26
Proses untuk menghasilkan dampak penting hipotetik tersebut pada dasarnya diawali melalui proses identifikasi dampak potensial. Esensi dari proses identifikasi dampak potensial ini adalah menduga semua dampak yang berpotensi terjadi jika rencana usaha dan/atau kegiatan dilakukan pada lokasi tersebut. Langkah ini menghasilkan daftar ‘dampak potensial’. Pada tahap ini kegiatan pelingkupan dimaksudkan untuk mengidentifikasi segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder, dan seterusnya) yang secara potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Pada tahapan ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa memperhatikan besar/kecilnya dampak, atau penting tidaknya dampak. Dengan demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial tersebut merupakan dampak penting atau tidak.
Keberhasilan dalam proses identifikasi dampak, banyak pula bergantung pula pada kemampuan penyusun dokumen AMDAL dalam memahami rincian kegiatan suatu proyek/usaha yang akan diteliti. Rincian kegiatan yang dimaksud disini adalah uraian satuan- satuan operasi kegiatan proyek yang dimulai dari tahapan prakonstruksi, konstruksi sampai pada pasca konstruksi, mengingat satuan-satuan operasi ini memiliki potensi terjadinya dampak Iingkungan. Dengan kata lain satuan operasi dapat merupakansumber dampak.
Selain itu dalam proses idenifikasi dampak perlu juga diketahui mengenai rona Iingkungan yang terkena dampak terutama komponen Iingkungan yang langsung terkena dampak dan yang memiliki arti ekologis dan ekonomis. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai sumberdaya alam yang ada di wilayah studi rencana usaha/kegiatan perlu dipelajari secara seksama. Hal-hal ini semuanya berkaitan dengan komponen-komponen Iingkungan hidup yang diasumsikan akan terkena dampak.
Dalam identifikasi dampak dikenal tiga metode (Soemarwoto, 1991) 1. Daftar uji yang terdiri atas:
➢ Daftar uji sederhana (Simple Checklist)
➢ Daftar uji kuesioner (Questioner Checklist)
➢ Daftar uji deskriptif
(Descriptive Checklist).
2. Matriks
3. Bagan alir (flow chart).
Metode Identifikasi Dampak (1/4)
Daftar Uji Sederhana (Simple Cheklist)
➢
Kegiatan pembangunan dirinci kedalam aktivitas sesuai tahapan atau tingkat pembangunan, dalam hal ini biasa dikenal pra konstruksi, konstruki, pasca konstruksi (operasi), maupun pasca operasi.
➢
Dari data tentang kondisi dan sifat setiap komponen lingkungan, dapat diduga dampaknya pada setiap tahapan pembangunan.
➢
Komponen/parameter lingkungan yang teridentifikasi sebagai komponen lingkungan yang terkena dampak dapat diberi tanda (misal V atau X) untuk menunjukkan interaksi dampak antara komponen kegiatan dan komponen lingkungan; atau dapat diisi dengan tanda (+) untuk dampak positif, dan tanda (-) untuk dampak negatif.
Komponen Lingkungan Tahap Kegiatan
Pra Konstruksi Konstruksi Operasi 1. Dampak Kebisingan
a. Kesmas
b. Tataguna lahan X X
2. Dampak Kualitas Udara a. Kesmas
b. Tataguna lahan X X
3. Dampak Kualitas Air a. Air tanah
b. Air permukaan c. Pencemaran
X X
4. Dampak Biologi a. Flora
b. Fauna X X
5. Dampak Sosial Ekonomi a. Konflik sosial
b. Pendapatan X X X
Metode Identifikasi Dampak (2/4)
28
Daftar Uji Kuesioner (Questioner Cheklist)
Dalam daftar ini dimuat serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan penyusun dokumen AMDAL untuk melakukan identifikasi terhadap komponen-komponen atau parameter lingkungan hidup yang diasumsikan akan terkena dampak akibat kegiatan/proyek.
A. Lingkungan/Kaitan dengan Sumberdaya
1. Konsekuensi lingkungan apakah yang akan terjadi karena perubahan tata guna lahan akibat adanya operasi proyek?
2. Apakah proyek akan menyebabkan mobilisasi tenaga kerja? Jika iya, masalah lingkungan apa yang akan terjadi?
3. Apakah wisatawan akan menciptakan akan menciptakan kondisi yang membahayakan perlindungan aspek lingkungan alamiah yang penting?
B. Rancangbangun Proyek dan Konstruksi
1. Apakah rancangbangun proyek cocok dengan lingkungan alamiah?
2. Apakah sifat khas daerah tersebut diperhatikan dalam rancangbangun proyek?
3. Dst.
C. Sosial Budaya
1. Apakah dengan adanya operasi proyek akan menimbulkan kendala pada penduduk lokal dan disharmoni?
2. Apakah para wisatawan dan penduduk akan diikutsertakan dalam proyek ataukah mereka akan dilarang untuk datang di daerah rekreasi yang semula mereka gunakan?
3. Dst.
D. Kesehatan
1. Apakah sarana dan tenaga pelayanan Kesehatan yang ada cukup untuk melayani kebutuhan yang meningkat?
2. Apakah sarana dan tenaga tersebut memenuhi standar?
3. Dst.
Sumber: Contoh Proyek Pariwisata (World Bank, 1974)
Metode Identifikasi Dampak (3/4)
Diagram Alir (Flow Chart)
Pada prinsipnya metode ini dirancang untuk mengidentifikasi interaksi antara kegiatan yang merupakan sumber dampak dan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak dalam suatu jalinan sebab, kondisi, dan efek.
Dampak yang mungkin terjadi dibedakan ke dalam tiga kelompok (Soemarwoto, 1991):
a. Perubahan tingkat pertama yang disebut kondisi permulaan
b. Perubahan tingkat kedua yang diakibatkan oleh kondisi permulaan.
Perubahan kedua ini disebut kondisi akibat
c. Perubahan tingkat ketiga, disebut efek
Sumber: Contoh Proyek Eksploitasi Gashttps://www.nexi.go.jp/environment/info/pdf/ins_kankyou_16-017_05.pdf
Metode Identifikasi Dampak (4/4)
30
Evaluasi Dampak Potensial esensinya adalah memisahkan dampak-dampak yang perlu kajian mendalam untuk membuktikan dugaan (hipotesa) dampak (dari dampak yang tidak lagi perlu dikaji). Dalam proses ini, harus dijelaskan dasar penentuan bagaimana suatu dampak potensial dapat disimpulkan menjadi dampak penting hipotetik (DPH) atau tidak.
Dalam kajian Andal, dugaan dampak akan dikaji secara mendalam dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data primer dan sekunder serta melakukan evaluasi terhadap dampak yang terjadi. Dengan demikian, hipotesa yang terbentuk pada tahap pelingkupan akan terbukti benar atau salah. Proses evaluasi dampak potensial ini merupakan proses memilah-milah dugaan dampak yang sudah masuk dalam daftar dampak potensial. Terdapat beberapa metode untuk melakukan pemilahan ini. Penentuan DPH dapat menggunakan berbagai macam kriteria, namun kriteria yang digunakan tersebut haruslah berlandaskan 4 hal sebagai berikut:
1. Besaran rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang menyebabkan dampak tersebut dan rencana pengelolaan lingkungan awal yang menjadi bagian rencana Usaha dan/atau Kegiatan untuk menanggulangi dampak.
2. Kondisi rona lingkungan yang ada termasuk kemampuan mendukung Usaha dan/atau Kegiatan tersebut atau tidak.
3. Pengaruh rencana Usaha dan/atau Kegiatan terhadap kondisi Usaha dan/atau Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan atau sebaliknya.
4. Intensitas perhatian masyarakat terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan baik harapan, dan kekhawatiran persetujuan atau penolakan terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Metode Evaluasi Dampak
No. Kriteria Contoh Penjelasan Penggunaan Kriteria 1. Besaran rencana usaha dan/atau Kegiatanyang
menyebabkan dampak tersebut dan rencana pengelolaan lingkungan awa yang menjadi bagian rencana Usaha dan/atau Kegiatan untuk menanggulangi dampak
Jelaskanbesaran kegiatanyang akan menimbulkan dampak tersebut.
Misalnya: saat mengevaluasi Dampak potensial penurunan kualitas udara akibat pembersihan lahan,
sampaikan dalam tabel evaluasiberapa luas lahanyang akan dibersihkan tersebut dan akibat pembersihan lahan dengan luas tersebut apakah signifikan menurunkan kualitas udara. Bila iya, maka berpotensi menjadi DPH.
2. Kondisi rona lingkunganyang ada termasuk kemampuan mendukung Usaha dan/atau Kegiatan tersebut atau tidak
Sampaikan kondisi komponen lingkungan yang terkena dampak tersebut, sebaiknyakondisi lingkungan disampaikan spesifik dan jelas.
Sebagai contoh, bila melakukan evaluasi penurunan kualitas air permukaan akibat konstruksi tower, transmisi listrik, sampaikan kondisi/nilai parameter yang akan terkena dampak, misalnya parameter Total Suspended Solid (TSS), bila kondisi nilai TSS sudah mendekati/melebih baku mutu, maka dampak potensial tersebut berpotensi menjadi DPH.
3. Pengaruh rencana Usaha dan/atau Kegiatanterhadap kondisi Usaha dan/atau Kegiatan lain di sekitar lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan atau sebaliknya
Sampaikan apakah rencana usaha dan/ataukegiatan memiliki pengaruhterhadap usaha dan/atau kegiatan sekitar atau sebaliknya.
Misalnya: dalam pembangunan tower, terdapat kegiatan sekitar yang terpengaruh atau sekitar yang
mempengaruhi kegiatan pembangunan tower tersebut. Bila iya, maka dampak potensial tersebut berpotensi menjadi DPH.
4. Intensitas perhatian masyarakatterhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan baik harapn, dan kekhawatiran persetujuan atau penolakan terhadap rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Kriteria ini dipakai, biasanya untuk dampak potensial yang berhubungan dengan kondisi sosial budaya dan Kesehatan masyarakat.
Misalnya: peningkatan kesempatan kerja pada saat konstruksi tower dapat menjadi DPH, bila memang berdasarkan hasil konsultasi publik terdapat harapan untuk menjadi tenaga kerja kegiatan Usaha dan/atau Kegiatan
Kriteria Penetapan DPH
32
Fungsi Formulir Kerangka Acuan adalah sebagai rujukan bagi penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan, penyusun Amdal, Instansi Pemerintah yang membidangi rencana Usaha dan/atau Kegiatan, instansi Lingkungan Hidup, dan Tim uji Kelayakan Lingkungan
Hidup tentang lingkup dan kedalaman studi Andal yang akan dilakukan.
Format Formulir Kerangka Acuan
Persetujuan Teknis
05.
Berdasarkan PP No. 22 Tahun 2021 Pasal 43 Ayat (2)
“Pengajuan dokumen Andal dan dokumen RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dilengkapi dengan Persetujuan Teknis.
Ayat (3)
Persetujuan Teknis sebagaimana dimaksud pada yata (2) terdiri atas:
a. Pemenuhan Baku Mutu air Limbah b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi
c. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
d. Analisis Mengenai Dampak Lalu Lintas
Persetujuan Teknis
Acuan/Pedoman:
a. Pemenuhan Baku Mutu air Limbah Permen LHK 05 Tahun 2021
b. Pemenuhan Baku Mutu Emisi Permen LHK 05 Tahun 2021 c. Pengelolaan Limbah B3
Permen LHK 06 Tahun 2021
d. Analisis Mengenai Dampak Lalu Lintas
Permenhub No. PM 17 Tahun 2021
36
Pertek Air Limbah
Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Permukaan
Pembuangan Air Limbah ke Formasi Tertentu
Pemanfaatan Air Limbah ke Formasi tertentu
Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi ke Tanah
Pembuangan Air Limbah ke Laut
Proses penapisan mandiri sesuai dengan Permen LHK 05 Tahun 2021
Pertek Emisi
38
Pertek Limbah B3
Penyimpanan Limbah B3 Pengumpulan Limbah B3
Pengangkutan Limbah B3 Pemanfaatan Limbah B3 Pengolahan Limbah B3 Penimbunan Limbah B3 Pembuangan Limbah B3
Lingkup penyimpanan membuat Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3
sesuai format Pemerintah Pusat dan/atau Daerah
Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3
Berdasarkan Surat Direktur PSLB3 &
nonB3 KLHK
Nomor S.112/PLB3/PK/PLB.3/2/2022 Tanggal 21 Februari 2022, Rincian Teknis Penyimpanan Limbah B3 diintegrasikan dalam Persetujuan Lingkungan
Analisis Dampak Lalu Lintas
40
Proses Analisa Dampak Lingkungan Hidup
06.
Pengumpulan Data Primer dan Uji
Laboratorium
Penetapan DPH, Batas Wilayah Studi, dan Batas Waktu Kajian
Prakiraan Dampak Penting dan Penentuan Sifat Penting Dampak
Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak Lingkungan Integrasi hasil analisis
atau kajian persetujuan teknis maupun andalalin
Melakukan pengumpulan data primer/sekunder sesuai dengan metode pengumpulan data dan lokasi pengambilan sampel yang telah disepakati dalam Formulir Kerangka Acuan
Melakukan pendalaman pelingkupan.
Pada saat Formulir Kerangka Acuan, pelingkupan dilakukan menggunakan data sekunder sedangkan pada tahap Andal pelingkupan menggunakan data primer maupun sekunder yang telah disepakati sebelumnya. Sehingga DPH, batas wilayah studi maupun batas waktu kajian perlu ditinjau kembali sesuai dengan data terbaru.
Kajian prakiraan besaran dampak dan penentuan sifat penting dampak pada setiap DPH yang telah ditentukan.
Keterkaitan dan interaksi seluruh DPH untuk penentuan dampak secara total terhadap lingkungan.
Dari hasil telaahan ini dapat dirumuskan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Proses Analisa Dampak Lingkungan Hidup (Andal)
42
1 Pendahuluan - Latar Belakang
- Tujuan dan Manfaat Usaha dan/atau Kegiatan - Pelaksana studi
- Deskkripsi Singkat Rencana Usaha dan/atau Kegiatan - Ringkasan Pelingkupan
2. Deskripsi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Identifikasi komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang menjadi sumber dampak:
a. bentuk dan karakteristik komponen rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut (aktivitas, proses fasilitas atau sarana tertentu b. tahapan rencana kegiatan seperti prakonstruksi; konstruksi; operasi; dan pasca operasi yang menjadi sumber dampak
c. lokasi komponen rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut (didalam tapak proyek) 3. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup
a. komponen lingkungan yang terkena dampak (komponen geo-fisik-kimia; biologi; sosio-ekonomi-budaya; kesehatan masyarakat) b. usaha dan/atau Kegiatan yang ada disekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
4. Hasil dan Evaluasi Pelibatan Masyarakat
5. Penetapan Dampak Penting Hipotetik, Batas Wilayah Studi, dan Batas Waktu Kajian 6. Prakiraan Dampak Penting dan Penentuan Sifat Penting Dampak
7. Evaluasi secara Holistik terhadap Dampak Lingkungan 8. Daftar Pustaka
9. Lampiran .
Muatan Dokumen Andal
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan prakiraan dampak penting:
1. Besaran dampak dengan proyek diprakirakan sesuai dengan metode ilmiah yang telah ditetapkan untuk setiap DPH
2. Menghitung perbedaan besaran dampak tanpa proyek dan dengan proyek dalam batas waktu tertentu sesuai kaidah ilmiah
3. Besaran dampak penting yang ditetapkan berdasarkan waktu kajian yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah yang ditentukan. Sifat penting dampaknya berdasarkan kriteria/ukuran dampak penting.
4. Perhitungan dan analisis harus menggunakan metode prakiraan dampak yang telah disepakati pada Formulir Kerangka Acuan. Metode tersebut menggunakan metode-metode ilmiah yang berlaku secara nasional maupun internasional.
5. Hendaknya menggunakan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan dari waktu ke waktu
6. Melakukan prakiraan dampak secara cermat mengenai besaran dampak pada setiap tahapan kegiatan sesuai dengan jenis rencana usaha dan/atau kegiatan 7. Telaahan besaran dampak perlu diperhatikan dampak yang bersifat langsung
dan/atau tidak langsung.
8. Jika terdapat alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan, maka telaahan sebagaimana tersebut dilakukan untuk masing-masing alternatif.
Output dari prakiraan besaran dampak adalah konfirmasi perubahan yang terjadi kepada komponen lingkungan.
Sebagai contoh: bila peningkatan debu menjadi DPH maka dalam perkiraan besaran dampak, dikonfirmasi peningkatan debu yang dihasilkan akibat adanya pembangunan suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
.
Prakiraan Besaran Dampak Lingkungan
44
Prakiraan Besaran Dampak Lingkungan
Metode dalam Prakiraan Besaran Dampak
No. Metode Penjelasan
1. Metode Formal Teknik memprakirakan dampak dengan menggunakan formula, model, atau rumus tertentu yang bersifat kuantitatif yang dapat didukung tabel, grafik atau model spasial/geografis. Beberapa contoh metode Formal:
a) Prakiraan Cepat
b) Model Fisik (Simulasi Fisik) c) Eskperimen (Uji-Hayati)
d) Model Matematika/Model Statistik
➢Model fisik dan eksperimen yang banyak digunakan untuk aspek geo-fisik-kimia dan biologi
➢Model matematik dan statistik juga dapat digunakan untuk prakiraan dampak aspek sosial dan kesehatan masyarakat
2. Metode Informal Penilaian Ahli (Professional Judgement)
Teknik memprakirakan dampak yang mengandalkan kemampuan professional pakar/tenaga ahli. Penggunaan metode ini perlu memperhatikan:
➢ Pengalaman empiris yang terhimpun pada pakar/tenaga ahli yang bersangkutan
➢ Kemampuan analisis-sintesis secara logis dari pakar yang bersangkutan Teknik Analogi
Fenomena dampak lingkungan tertentu (akibat kegiatan tertentu) digunakan untuk memperkirakan dampak kegiatan sejenis di lokasi lain
46
Penetapan Sifat Penting Dampak
Kriteria sifat penting dampak mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dimana dampak yang timbul karena kegiatan dapat dikategorikan penting dan tidak penting dengan mempertimbangkan 7 (tujuh) kriteria penentu dampak penting yaitu sebagai berikut:
1. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha dan/atau kegiatan;
2. Luas wilayah penyebaran dampak;
3. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4. Banyaknya komponen hidup lain yang akan terkena dampak;
5. Sifat kumulatif dampak;
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak;
7. Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Kriteria Sifat Penting Dampak
Kriteria Dampak Penting Indikator
Dampak Tidak Penting Dampak Penting
Jumlah penduduk terkena dampak Diprakirakan tidak ada manusia yang terpapar perubahan lingkungan yang signifikan (melebihi baku mutu) atau terkena dampak di wilayah studi
Ada manusia dalam wilayah studi yang terpapar perubahan lingkungan signifikan (melebihi baku mutu), atau manusia di wilayah studi yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat.
Luas persebaran dampak Perubahan tidak mendasar yang terjadi akibat rencana kegiatan di dalam wilayah studi Adanya wilayah yang relatif luas mengalami perubahan mendasar akibat rencana kegiatan Intensitas dan lamanya dampak
berlangsung
Rencana kegiatan:
1. Tidak menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Tidak menyebabkan perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.
3. Tidak mengakibatkan spesies-spesies yang langka dan atau endemik, dan atau dilindungi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku terancam punah; atau habitat alaminya mangalami kerusakan.
4. Tidak menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, dan sebagainya) yang telah ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan;
5. Tidak merusak atau memusnahkan benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah, yang bernilai tinggi;
6. Tidak mengakibatkan konflik atau kontroversi dengan kalangan masyarakat, pemerintah daerah, atau pemerintah pusat, dan atau menimbulkan konflik atau kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat;
7. Tidak mengubah atau memodifikasi areal yang mempunyai nilai keindahan alami yang tinggi;
8. Tidak mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan
Rencana kegiatan:
1. Menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Menyebabkan perubahan mendasar pada komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan pertimbangan ilmiah.
3. Mengakibatkan spesies-spesies yang langka dan atau endemik, dan atau dilindungi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku terancam punah; atau habitat alaminya mangalami kerusakan.
4. Menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa, dan sebagainya) yang telah ditetapkan menurut peraturan perundang- undangan;
5. Merusak atau memusnahkan benda-benda dan bangunan peninggalan sejarah, yang bernilai tinggi;
6. Mengakibatkan konflik atau kontroversi dengan kalangan masyarakat, pemerintah daerah, atau pemerintah pusat, dan atau menimbulkan konflik atau kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat;
7. Mengubah atau memodifikasi areal yang mempunyai nilai keindahan alami yang tinggi;
8. Mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya dampak, atau segi kumulatif dampak yang berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan
Komponen lingkungan lain terkena dampak
Rencana kegiatan diprakirakan tidak menimbulkan dampak sekunder maupun dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen lngkungan yang terkena dampak primer.
Rencana kegiatan diprakirakan akan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen lngkungan yang terkena dampak primer.
Sifat kumulatif 1.Dampak Lingkungan tidak berulang kali dan terus menerus, sehingga pada kurun waktu tertentu masih dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya
2.Beragam dampak lingkungan tidak bertumpuk dalam suatu ruang tertentu sehingga masih dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya
1.Dampak Lingkungan berulang kali dan terus menerus, sehingga pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya
2.Beragam dampak lingkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang menerimanya
3.Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan sinergetik Berbalik atau tidaknya dampak Perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan dapat dipulihkan kembali baik dengan
ataupun tanpa intervensi manusia
Perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi manusia
Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Tidak ada kriteria lain yang diprakirakan berdampak terhadap komponen lingkungan maupun sosial yang terdampak akibat adanya rencana kegiatan
Adanya kriteria lain yang diprakirakan berdampak terhadap komponen lingkungan maupun sosial yang terdampak akibat adanya rencana kegiatan
48
Evaluasi Holistik (1/2)
Evaluasi dampak lingkungan secara holistik yaitu telaahan secara total beragam dampak lingkungan lingkungan. Beragam dampak penting lingkungan tersebut ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling pengaruh mempengaruhi. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi dampak secara holistik diantaranya:
1. Metode penampalan (overlays) McHarg 2. Daftar uji berskala, Adkins & Burke
3. Metode Matrik Interaksi Leopold 4. Metode Matrik Fisher & Davies 5. Metode Bagan Alir
6. Kombinasi Metode (matrik dan bagan alir)
Berbagai metode tersebut perlu dipertimbangkan karena memiliki kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu: (1) komperhensif; (2) fleksibel; (3) dinamis;
(4) analitis; (5) proses amalgamasi harus dilakukan secara benar; (6) dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan
Evaluasi Holistik (2/2)
Berdasarkan hasil telaahan tersebut maka dapat diperoleh informasi:
1. Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi Dampak Penting Hipotetik (DPH) beserta karakteristiknya (frekuensi, durasi, dan intensitas) yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sifat penting dan besaran dari dampak-dampak yang telah berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama.
2. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan
3. Area-area yang perlu mendapat perhatian penting beserta luasannya seperti (a) area yang mendapat paparan sekaligus dan banyak dihuni masyarakat; (b) area rentan/rawan bencana yang paling banyak terkena berbagai dampak lingkungan; (c) kombinasi area a dan b.
4. Arahan pengelolaan lingkungan terhadap seluruh komponen kegiatan yang menimbulkan dampak ditinjau dari opsi pengelolaan terbaik (best available technology), kemampuan pengelolaan terbaik (best achivable technology), dan relevansi opsi pengelolaan yang tersedia dengan kondisi lokal
5. Arahan pemantauan lingkungan hidup yang relevan yang digunakan sebagai indikator evaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline), dan tingkat kritis (critical level) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.
50
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta sumber daya alam diatur dalam peraturan perundang- undangan
3. Kepentingan pertahanan dan keamanan
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, dan operasi Usaha dan/atau Kegiatan
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulangi dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan
7. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view)
8. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: 1) entitas dan/atau spesies kunci (key species); 2) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); 3) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau 4) memiliki nilai penting secara ilmiah
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan
10.Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud
Konsep RKL-RPL
07.
Prinsip Dasar RKL-RPL
RKL-RPL harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak, bukan hanya dampak yang disimpulkan sebagai Dampak Penting dari hasil proses evaluasi holistik dari dokumen Andal. Sehingga untuk beberapa dampak yang disimpulkan sebagai bukan Dampak Penting, namun tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan dipantau (dampak lingkungan hidup lainnya), maka tetap perlu disertakan rencana pengelolaan dan pemantauannya dalam RKL-RPL.
a) Dampak Lingkungan yang dikelola ditentukan berdasarkan Dampak Penting dan Dampak Lainnya b) Sumber Dampak Lingkungan ditentukan sesuai jenis dan tahapan kegiatan
c) Indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan Hidup ditetapkan sesuai baku mutu Lingkungan Hidup, kriteria baku kerusakan, hasil kajian, dan kriteria lain
d) Bentuk pengelolaan hidup ditentukan sesuai dengan pendekatan teknologi, institusi dan/atau sosial ekonomi e) Lokasi pengelolaan lingkungan hidup ditentukan sesuai sifat sebaran dampak yang akan dikelola
f) Periode pengelolaan lingkungan hidup ditentukan sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan g) Institusi pengelolaan lingkungan hidup ditentukan sesuai kewenangan
h) Jumlah dan jenis izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) diidentifikasi sesuai ketentuan i) Peta rencana pengelolaan lingkungan hidup dibuat sesuai kaidah kartografi
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
54
Tujuan
Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) RPL
Menyusun dan melaksanakan upaya pengembangan dampak positif dari rencana usaha dan/atau kegiatan
Menyusun dan melaksanakan upaya pemantauan komponen lingkungan lingkungan hidup yang terkena dampak
Menyusun dan melaksanakan upaya pencegahan dan penanganan dampak negatif dari rencana usaha dan/atau kegiatan
Mengukur efektivitas pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan indikator keberhasilan
Mengavluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline), dan tingkat kritis (critical
level)dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.
Menciptakan mekanisme koordinasi antara pihak-pihak yang
terkait
Lingkup Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
RKL memuat upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi Dampak Penting lingkungan hidup dan dampak lingkungan hidup lainnya yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan. Dalam pengertian tersebut kelompok aktivitas sebagai berikut.
a. Pengelolaan lingkungan yang bertujuan untuk menghindari atau mencegah dampak negatif lingkungan hidup;
b. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk rnenanggulangi, meminimalkan, atau mengendalikan dampak negatif baik yang timbul pada saat Usaha dan/atau Kegiatan; dan/atau
c. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang bersifat meningkatkan dampak positif sehingga dampak tersebut dapat
memberikan manfaat yang lebih besar baik kepada penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan maupun pihak lain
terutama masyarakat yang turut menikmati dampak positif tersebut.
Lingkup Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)
56
Pemantauan merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus, sistematis dan terencana. Pemantauan dilakukan terhadap komponen lingkungan yang relevan untuk digunakan sebagai indikator untuk mengevaluasi penaatan (compliance), kecenderungan (trendline) dan tingkat kritis (critical leuel) dari suatu pengelolaan lingkungan hidup.
a. Komponen/parameter lingkungan hidup yang dipantau
b. Aspek-aspek yang dipantau berdasarkan Dampak Penting dan Dampak Lingkungan Hidup Lainnya dan sifat pengelolaan dampak
c. Pemantauan dilakukan pada sumber penyebab dampak dan/atau komponen/parameter lingkungan yang terkena dampak
d. Pemantauan lingkungan hidup harus layak secara ekonomi
e. Rencana pengumpulan dan analisis data yang perlu dipantau (jenis data, lokasi pemantau, frekuensi dan jangka waktu pemantauan, metode pengumpulan data, metode analisis data)
f. Memuat kelembagaan yang bertanggungjawab sebagai Pelaksana Pemantauan, Pengguna Hasil Pemantauan,
dan Pengawas Kegiatan Pemantauan.
Proses RKL-RPL dalam Amdal
RKL-RPL harus memuat mengenai upaya untuk menangani dampak dan memantau komponen lingkungan hidup yang terkena dampak terhadap keseluruhan dampak, bukan hanya dampak yang disimpulkan sebagai dampak penting dari hasil proses evaluasi holistik dalam Andal.
Sehingga untuk beberapa dampak yang disimpulkan sebagai bukan dampak penting, namun tetap memerlukan dan direncanakan untuk dikelola dan dipantau (dampak lingkungan hidup lainnya), maka tetap perlu disertakan rencana pengelolaan dan pemantauannya dalam RKL-RPL.
Jenis Dampak yang Dikelola dan Dipantau 1. Dampak Penting dari Kajian Andal
2. Dampak Lingkungan Lainnya (bukan dampak Penting namun perlu dikelola dan dipantau)
Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
58 Dampak Penting yang dikaji pada Andal
Dampak Tidak Penting yang gugur pada tahap Pelingkupan Formulir Kerangka Acuan dan/atau Prakiraan Dampak, namun memiliki rencana pengelolaan yang telah direncakan sejak awal sebagai bagian dari rencana kegiatan
Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan (RKL)
Terima Kasih
https://www.linkedin.com/in/amuhfaisal/
Andi Muhammad Faisal
Certified Environmental Impact Assessment Specialist
60