Buku ini berjudul DASAR HUKUM KEKAYAAN (Hak Milik Memberikan Kenikmatan dan Jaminan) yang terdiri dari tiga bab. Kenikmatan, memuat empat sub-bab, yaitu: pertama, kaitannya dengan hak milik, berisi uraian tentang pengertian hak milik; sifat hak milik; pembatasan penggunaan hak milik; cara memperoleh hak milik pada pasal 584 BW; cara memperoleh hak milik di luar pasal 584 BW; penghapusan hak milik; serah terima (pengiriman); kepemilikan kolektif (kepemilikan bersama); kedua, berkaitan dengan hak memungut keuntungan (Usufruct); ketiga, berkaitan dengan hak pakai dan hak menempati; dan keempat, kaitannya dengan kedudukan kekuasaan (kepemilikan), yang memuat uraian tentang makna kepemilikan; jenis kepemilikan; cara memperoleh dan kehilangan; dan kepemilikan atas benda bergerak.
Pengaturan Benda Dalam BW
Terdapat artikel yang masih berkuat kuasa sepenuhnya kerana tidak berkenaan dengan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. 7 b. Ada pasal yang sudah tidak berlaku lagi iaitu pasal yang... melulu mengatur bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Istilah dan Pengertian Zaak (Benda)
Agus Yudha Hernoko: kedudukan asas hukum dalam semua sistem hukum dimana pengaturan sistem norma hukum mempunyai peranan penting. Mariam Darus Badrulzaman: Asas hukum diperoleh melalui konstruksi hukum, yaitu dengan menganalisis (mengolah) data yang nyata (konkret) kemudian memperoleh sifat-sifat umum (kolektif) atau abstrak.
Pembedaan Benda
Benda yang dapat bergerak sendiri antara lain binatang (pasal 509), sedangkan benda yang dapat digerakkan antara lain meja, kursi, buku, dan sebagainya. termasuk; kedua, benda-benda yang merupakan benda bergerak menurut undang-undang adalah segala hak atas benda bergerak, misalnya hak untuk mengambil (usufruct) dari benda bergerak, dan hak untuk menggunakan hasil (use) dari benda bergerak, hak atas bunga, saham, dan hak pakai. surat berharga lainnya (pasal 511 BW). Sedangkan benda yang tidak dapat diperdagangkan adalah benda yang tidak dapat diperjualbelikan atau benda yang tidak dapat dijadikan obyek perjanjian di bidang harta kekayaan.
Arti Penting Pembedaan Benda Bergerak dan Benda
Selanjutnya ketentuan yang mengatur tentang penyerahan barang tidak bergerak juga mengalami perubahan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kapal Laut (sesuai dengan ketentuan Pasal 314 Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Pasal 60 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pengiriman ).
Hak Kebendaan
Hak Milik
Dalam ketentuan buku II BW yang dimaksud dengan hak atas barang milik sendiri adalah hak milik (eigendom) dan hak menguasai atau kedudukan penguasa (bezit). Hak kepemilikan atas tanah mempunyai fungsi sosial dan dipergunakan untuk kepentingan masyarakat (Pasal 6 dan 20 UUPA). Selain pembatasan hak milik (eigendom) sebagaimana termuat dalam rumusan Pasal 570 BW, karena perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat, terdapat juga pembatasan hak milik di luar ketentuan Pasal 570 BW, masing-masing terbatas. dengan UU Lingkungan Hidup, dan larangan penyalahgunaan hak (misbruik van recht atau abus du droit).
Pembatasan terhadap hak milik (property) oleh undang-undang dan peraturan umum dapat terjadi karena dibatasi oleh hukum administrasi negara atau hukum administrasi negara melalui intervensi penguasa terhadap hak milik (property). Sebagaimana disebutkan di atas, apabila penggunaan hak milik (property) mengakibatkan kerugian yang tidak berwujud maka disebut gangguan (hinder), sedangkan bila mengakibatkan kerugian materi (kekayaan) disebut musnahnya benda (zaaksbeschadiging). Sama halnya dengan pencabutan hak (onteigening), hak bertetangga (burenrecht) juga merupakan pembatasan hak milik karena undang-undang.
Penyalahgunaan hak (misbruik van recht/abus du droit) juga merupakan pembatasan penggunaan hak milik. Hak milik atas tanah yang terjadi menurut hukum adat adalah hak milik atas tanah yang terjadi karena pembukaan lahan (forest clearing) atau terjadi karena munculnya lidah-lidah tanah (Aanslibbing). Karena peralihan hak yang mengakibatkan beralihnya tanah kepada pihak lain tidak termasuk dalam hak milik atas tanah;
Hak milik atas tanah juga dapat hilang karena tanah tersebut musnah, misalnya akibat bencana alam. Dalam kepemilikan bersama bebas, setiap pemilik (pemilik bersama/medeiegenaar) mempunyai bagiannya masing-masing atas benda milik bersama tersebut.
Hak Memungut Hasil (Vruchtgebruik)
95 dengan satuan rumah susun (Pasal 1 angka 5 UU Rusun); . 3) Benda-benda bersama adalah benda-benda yang bukan merupakan bagian dari satuan rumah susun, melainkan merupakan bagian-bagian yang dimiliki bersama-sama secara tidak terpisahkan untuk dipakai bersama (pasal 1 angka 6 UU Rusun); Vruchtgebruik untuk benda yang habis karena dipakai atau benda yang dapat digantikannya dikatakan oneigenlijk vruchtgebruik (unreal vruchtgebruik). Demikian pula menurut pasal 763 BW, vruchtgebruik dapat dilakukan terhadap benda yang tidak berwujud, misalnya terhadap tagihan yang dividennya berupa sejumlah uang.71.
Perihal hak, vruchtgebruik biasanya digunakan untuk memberikan penghasilan atau nafkah kepada seseorang semasa hidupnya, misalnya seseorang membuat surat wasiat (wasiat) yang mewariskan harta benda kepada anaknya dengan syarat isterinya semasa hidupnya mempunyai hak vruchtgebruik atas harta benda tersebut. .73. Mengenai kewajiban yang harus dilakukan oleh pemegang hak vruchtgebruik diatur dalam pasal 782 sampai dengan pasal 806 BW. Kewajiban yang diatur dalam pasal-pasal BW terbagi menjadi tiga, yaitu: kewajiban di awal hak; kewajiban selama hak masih ada;
Sedangkan kewajiban pada akhir hak vruchtgebruik antara lain: mengembalikan seluruh benda pada keadaan semula; 97 mengesampingkan hak itu; karena pemegang hak sudah tidak menggunakan haknya selama 30 tahun (garansi); dan benda tersebut dimusnahkan atau dimusnahkan (Pasal 807 BW).
Hak Pakai dan Hak Mendiami
Kedudukan berkuasa (bezit)
Gadai (Pand)
Contoh hak milik yang diperoleh derivatif adalah dengan cara pengalihan (delivery), pewarisan (suksesi). Artinya kepemilikan atas barang bergerak sama dengan hak milik (pemilik sama dengan pemilik).
Hipotek (Hypotheek)
Sebagai tanda bukti terdaftarnya kapal, pemilik menerima akta pendaftaran bruto yang sekaligus menjadi bukti kepemilikan atas kapal yang didaftarkan. Kwitansi bruto atas kapal yang rusak, hilang atau musnah dapat diganti dengan kwitansi bruto yang baru. Pendaratan kapal juga erat kaitannya dengan persyaratan pembebanan kapal dengan hipotek, karena hanya kapal yang terdaftar dalam register saja yang dapat dibebani dengan hipotek.
Pembebanan hak gadai terhadap suatu kapal dilakukan dengan cara pembuatan hak gadai oleh Pejabat Pendaratan dan Panitera Pendaratan Kapal di tempat kapal itu kandas dan dicatat dalam Daftar Induk Pendaratan Kapal. Pemindahan hak tanggungan dari seorang penerima hipotek kepada penerima hipotek yang lain terjadi dengan menerbitkan akta hipotek dari Panitera Kapal dan Panitera Kapal di tempat kapal dikandangkan dan dimasukkan dalam Daftar Induk Pendaratan. Setelah hak gadai kapal selesai dibuat, maka hak gadai kapal ditandatangani oleh pemilik kapal, pemegang hak gadai, Pencatat Pendaftaran dan Peralihan Nama Kapal serta Asisten Pendaratan dan Peralihan Nama Kapal.
Jumlah bruto akta hak tanggungan kapal diberikan kepada penerima hipotek bersamaan dengan jumlah bruto akta pendaratan kapal atau jumlah bruto akta pemindahtanganan kapal {lihat pasal 31 ayat dan (5) Permenhub PM 39/2017}. Akta pengalihan hak tanggungan kapal ditandatangani oleh penerima hak tanggungan, Pencatat dan Pencatat Hak Milik Kapal serta Pencatat dan Pencatat Hak Milik Kapal. Jumlah bruto akta hak tanggungan kapal dikembalikan kepada pemilik kapal bersama-sama dengan bruto akta pendaratan kapal atau bruto akta pemindahtanganan kapal {lihat pasal 39 ayat dan (4) Menteri Perhubungan PM 39/2017}.
Fidusia
Pendaftaran Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dilakukan di Kantor Pendaftaran Fidusia {Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Jaminan Fidusia}. Kantor Pendaftaran Fidusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berada dalam lingkup tugas Departemen Kehakiman {Pasal 12 ayat (3) Undang-Undang Jaminan Fidusia}. Hak prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah hak penerima fidusia untuk menagih piutang hasil eksekusi benda yang menjadi obyek Jaminan Fidusia. {Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang tentang Jaminan Fidusia. Jaminan Fidusia}.
91 Apabila suatu benda yang sama dikenakan Jaminan Fidusia lebih dari 1 (satu) Perjanjian Jaminan Fidusia, maka hak prioritas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 diberikan kepada pihak yang pertama kali mendaftarkannya pada Kantor Pendaftaran Fidusia (Pasal 28 Surat Jaminan Fidusia). Bertindak) . Apabila benda yang dijadikan obyek Jaminan Fidusia adalah suatu benda dalam persediaan (persediaan) yang senantiasa berubah dan/atau tidak tetap, misalnya persediaan bahan baku, barang jadi, atau portofolio perusahaan efek, maka Jaminan Fidusia Akta memuat uraian mengenai jenis, merek, mutu benda (Penjelasan pasal 6 huruf c Undang-Undang Jaminan Fidusia). Pengakuan asas ini dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia menunjukkan bahwa jaminan fidusia merupakan hak substantif (hukum perusahaan) dan bukan hak perseorangan (hukum pribadi).
117 Pasal 11 Undang-Undang Jaminan Fidusia: (1) Barang yang dibebani Jaminan Fidusia harus dicantumkan; (2) Dalam hal benda yang dibebani Jaminan Fidusia berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap berlaku. Demikianlah ketentuan terpenting mengenai pendaftaran jaminan fidusia sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Jaminan Fidusia. 151 Campuran adalah gabungan benda-benda yang sebanding dengan benda yang menjadi obyek jaminan dusia {Penjelasan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Jaminan Fidusia}.
Hak Tanggungan
Bahwa sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Aturan Pokok-pokok Agraria sampai dengan saat ini, seluruh ketentuan yang berkaitan dengan hak tanggungan sebagai kepentingan jaminan yang dapat dikenakan atas tanah, dapat mencakup atau tidak termasuk benda-benda yang berkaitan dengan tanah itu, dan itu belum terbentuk; Pasal 51 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Pokok-Pokok Agraria, disebut juga Undang-Undang Pokok Pertanian, mengatur tentang adanya lembaga yang kuat terhadap hak tanggungan yang dapat dikenakan pada hak atas tanah, yaitu hak tanggungan, pengganti Hak Tanggungan dan Kredit. . Memperhatikan ciri-ciri di atas, maka undang-undang ini memuat ketentuan mengenai pembentukan hak tanggungan yang dalam Undang-Undang Pokok Pertanian disebut Hak Tanggungan.
Dalam Undang-Undang Pokok Agraria yang dimaksud dengan hak atas tanah yang dapat dijadikan jaminan atas utang-utang yang dibebani hak tanggungan adalah hak milik, hak guna usaha, dan hak guna bangunan, seperti hak atas tanah yang harus didaftarkan dan menurut hak milik. alam. dapat ditransfer. Oleh karena itu, dalam Pasal 51 UU Pokok Agraria yang harus diatur dengan undang-undang adalah hak tanggungan atas hak milik, hak pakai usaha, dan hak pakai benda. Hak pakai hasil dalam Undang-Undang Pokok Agraria tidak ditetapkan sebagai objek Hak Tanggungan, karena pada saat itu tidak termasuk hak atas tanah yang harus didaftarkan sehingga tidak dapat memenuhi syarat publisitas untuk dijadikan jaminan suatu utang.
Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, Hak Pakai yang dimaksud dapat dijadikan jaminan atas hutang yang mempunyai beban dusia. Dalam kaitan ini, Hak Gadai untuk selanjutnya menjadi satu-satunya lembaga pemegang hak tanggungan atas tanah, sehingga melengkapi kesatuan Konstitusi Nasional yang merupakan salah satu tujuan pokok Undang-Undang Pokok Agraria. Pernyataan bahwa Hak Pakai dapat dijadikan objek Hak Tanggungan merupakan penyesuaian ketentuan Undang-Undang Pokok Agraria dengan perkembangan Hak Pakai itu sendiri dan kebutuhan masyarakat.
Hak Jaminan Atas Resi Gudang