BAHAN KAJIAN
MK. DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR
SIFAT KIMIA TANAH
www.marno.lecture.ub.ac.id
Review Satuan (Unit)
“mole” menyatakan jumlah unsur atau senyawa yang mengandung atom atau molekul sebanyak bilangan
Avogadro (6.023x10-23)
1. ppm = tidak lazim pada kebanyakan journal saat ini, lazimnya disebut dengan : mg kg-1, mg L-1
2. Molarity (Moles L-1; M) (sangat populer) 3. Molality (Moles kg-1; m) (jarang dipakai)
4. Gram Equivalents (moles muatan, equivalents, eq L-1
dalam larutan, meq 100g-1 dalam unit lama, molc L-1 atau cmolc kg-1 dalam unit SI yang baru)
Molar dan bobot ekuivalen (molc) kation pada tapak pertukaran tanah
______________________________________________
Valensi Bobot Molar Bobot
ekuivalen
g mole-1 g molc-1
______________________________________________
Ca2+ 2 40.08
20.04
Mg2+ 2 24.31 12.155
K+ 1 39.10
39.10
Na+ 1 22.99
22.99
Al3+* 3 26.98 8.99
H+ 1 1.01
1.01
*dapat juga ditulis sebagai valensi -1, +1, atau +2 tergantung pada pH. Seringkali diberi notasi Aln+
Menghitung konsentrasi kation-tukar berdasarkan muatan
Banyak laboratorium masih melaporkan konsnetrasi tanah dalam satuan ppm, yang sebenarnya adalah mg kg-1
Untuk mengubah ini menjadi satuan-satuan muatan (millimoles muatan per kilogram):
Y mmolc kg-1 = (X mg kg-1)/bobot ekuivalen
Untuk mengkonversi menjadi satuan-satuan yg lazim centimoles muatan per kilogram:
cmolc kg-1 = (mmolc kg-1 )/10 Misalnya: 300 ppm Ca:
Y mmolc kg-1 = [(300 mg kg-1)/20.04] = 14.7 mmolc kg-1 cmolc kg-1 = (14.7)/10 = 1.47 cmolc kg-1
Menghitung konsentrasi kation-tukar berdasarkan muatan
• Normality (Molc L-1; N)
Awalan m = milli atau 0.001, micro = μ, or 0.0000001 K = kilo, or 1,000 M = mega, or 1,000,000
mislanya 1,000 mg = 1 g; 1,000,000 μg = 1 g 1 kg = 1,000 g; 1 Mg = 1,000,000 g
Review Satuan (Unit)
Sifat Kimia Tanah yang mendasar
1. Total C: organic matter + carbonates (normally in units of %, mg g-1, or g kg-1)
2. Total N: mostly organic (normally in units of %, mg g-1, or g kg-
1)
3. C:N Ratio: Faktor utama yg mempengaruhi ketersediaan N (tanpa satuan)
4. Kapasitas Tukar Kation (KTK = CEC): Muatan permanen (liat ) dan muatan tergantung pH (bahan organik) (biasanya dg
satuan cmolc kg-1, atau dalam pustaka lama meq 100 g-1) 5. Kation Tukar : Ca2+ , Mg2+ , K+ , Na+ Al3+ , (biasanya dalam
satuan cmolc kg-1, atau dalam pustaka lama meq 100 g-1; dapat juga dengan satuan mg kg-1, atau ppm dalam pustaka lama) 6. Kejenuhan Basa : [(Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na+)/CEC] x 100
(satuannya %)
7. Orto-fosfat dan SO42-terjerap: berhubungan dnegan
konsentrasi sesquioxide dan bahan organik (biasanya dnegan satuan mg kg-1, atau ppm dalam pustaka lama).
KTK (CEC): Kemampuan tanah untuk mnejerap dan
menukarkan kation pada tapak muatan negatif permukaan koloid liat.
- - - - - - - - - - -
+
+ +
+ + + + + +
+ + +
+ +
+ + +
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+ +
+ +
+
+
+ +
+
+ +
+
+
+
- -
-
-
-
- -
- - -
- -
- -
Awan ion di dekat permukaan liat yg bermuatan negatif
(lapisan rangkap difuse)
Kation lebih banyak di dekat
permukaan liat
1. Kation H+;
• Sumber: bahan organik dan tepi-patahan liat
• Tergantung pH, seperti asam lemah.
2. Substitusi isomorfik pada mineral liat :
• Substitusi Al3+ untuk Si4+ dalam lapisan tetrahedral liat
• Substitusi Mg2+ untuk Al3+ dalam lapisan octahedral liat
• Tipe KTK seperti ini disebut KTK muatan permanen karena tidak dipengaruhi oleh pH.
Sumber-sumber KTK
1. Sementara (akhirnya akan terdekomposisi)
2. Tidak larut air, tetapi larut dalam basa (pH tinggi) 3. Mengandung 30% proteins, lignin, complex sugars 4. 50% C dan O, 5% N
5. KTK sangat tinggi berdasarkan bobotnya
6. Muatan negatif terjadi karena disosiasi H+ dari gugusan hidroksil (-OH), carboksil (-COOH), dan fenolik ( -OH) kalau terjadi peningkatan pH (konsentrasi H+ dalam larutan menurun)
Bahan organik tanah sebagai sumber KTK
OH
OH
O-
OH
K +
pH rendah , tapak-tapak proton
Tidak ada KTK
pH tinggi (deprotonasi, Tapak pertukaran
kation)
Bahan Organik : KTK tergantung pH
+ OH- + H2O
Liat silikat sebagai sumber KTK
Mineral liat Kaolinit tipe 1:1 Al Oktahedra
Si Tetrahedra
Kaolinite K K K K K K K
1.0 nm
Mica (Primary mineral)
H+ K K K H+ H+
1.0 nm
Illite (Med. CEC)
0.93 nm
Chlorite (Low-Med CEC)
≈1.4
nm Ca Mg H 2O Ca H2O Vermiculite (High CEC,
expands/contracts somewhat)
Ca Mg H2O Ca H2O Smectite (or Montmorillonite
(High CEC, expands/contracts a lot)
SiO4 Al(OH)3
≈1.8 to 4.0 nm
0.72
nm H+ bonding
Liat Silikat: KTK muatan permanen muncul dari substitusi isomorfik Al3+ menggantikan Si4+ dalam lapisan tetrahedra atau Mg2+
menggantikan Al3+ dalam lapisan oktahedra (tidakk terpengaruh oleh pH )
Al octahedral layer
Si tetrahedral layer Al lapisan oktahedra
Si lapisan tetrahedra
- - - - - -
..Na+ ..Na+
Pertukaran kation sederhana:
Ca
2+menukar menggantikan Na
+[Ca2+]
- - - - - -
..Ca2+ [Na+] [Na+]
2
X
Na+ + Ca2+ X
Ca2+ + 2Na+Liat bermuatan negatif
Larut dalam larutan tanah
X
= dapat ditukarKation-kation dapat ditukar (kation-tukar)
:
Kation-kation “Basa” : Na+, K+, Mg2+, Ca2+
• NH4+ juga ada, tetapi jumlahnya sangat kecil
• Jumlahnya banyak biasanya : Ca2+ > Mg2+ > K+ >
Na+
• Perkecualian serpenting yg kaya Mg2+ atau Sodik yang kaya Na+)
Kation-kation “Asam” : H+, Al3+
• Al berfungsi sebagai asam : Al3+ + H2O Al(OH)2+ + H+
• Al(OH)2+ + H2O Al(OH)2+ + H+
• Al(OH)2+ Al(OH)3 + H+
• Al3+ + 3H2O Al(OH)3 + 3H+
Bentuk-bentuk Al dalam larutan dikendalikan oleh pH larutan
pH larutan
Persentase dari total aluminium
Tidak larut - mengendap
Deret Liotrofik :
1. Kekuatan suatu kation menggantikan kation lain dari tapak pertukaran:
2. H+ > Al3+ > Ca2+ = Mg2+ > K+ > Na+
3. Itulah sebabnya mengapa tidak semua kation tukar H+ dan Al3+ ?
4. Hukum Aksi Massa: Kation yg konsnetrasinya tinggi dalam larutan tanah akan menggantikan kation-tukar dari tapak-jerapan meskipun kation-tukar ini posisinya lebih tinggi pada deret Liotrofik
Al3+
Al3+
Al3+
Al3+
CaCa2+2+
Ca2+
Ca2+Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Tapak pertukaran kation
Ca2+
Ca2+
Ca2+
Tapak pertukaran kation
Ca2+
Ca
2+menggantikan Al
3+melalui hukum aksi-massa , walaupun Al
3+dijerap dengan kekuatan lebih besar
pH meningkat, Al mengendap sebagai gibbsite:
Al3+ + 3OH- Al(OH)3
Konsentrasi Ca++ jauh lebih besar daripada
konsentrasi Al+++)
Kejenuhan basa (%BS) didefinisikan sebagai
jumlah kation basa tukar (Ca2+, Mg2+, K+, dan Na+) dibagi dnegan KTK. Biasanya dinyatakan sebagai persentase KTK, sehingga :
Unit-unit dalam ekuivalen muatan :
• Sistem lama: meq per 100g tanah (meq 100g-1)
• Sistem baru : SI units, centimoles muatan per kg tanah (cmolc kg-1 ) (angkanya identik, berbeda nama satuannya)
C C
% Ca
2 2
E
Na K
BS Mg
Kejenuhan Basa
Kalau kita hanya mempertimbangkan kation-tukar yg utama,
KTK = Ca2+ +Mg2+ + K+ + Na+ + Al3+ + H+ (in cmolc kg-1) sehingga:
H Al
Na K
Mg
Na K
BS
2 2Mg
32 2
Ca
% Ca
Kejenuhan Basa
0 100
Persen Kejenuhan Basa
Soil pH 3 4 5 6 7
3 4 5 6 7 pH
Kapasitas Tukar Kation
KTK muatan permanen
KTK tergantung pH
Kation basa (Ca2+ K+ Mg2+ Na+) Kation asam (H+ + Al 3+) Kapasitas Tukar Kation (KTK))
Pengasaman tanah
Pengasaman tanah yg tidak punya KTK tergantung pH
Kation basa (Ca2+ K+ Mg2+ Na+) Kation asam (H+ + Al 3+) Pengasaman tanah
Pengasaman tanah yg mempunyai KTK tergantung pH
Kapasitas Tukar Kation (KTK))
1. KTK diukur dengan mengaplikasikan larutan pekat NH4Cl atau NH4OAc ke sampel untuk menukar semua semua
kation-tukar dengan NH4+ melalui proses aksi massa.
2. Larutan pengekstraks dianalisis Ca2+, Mg2+, K+, Na+, dan juga Al untuk menentukan apa yang ada pada kompleks jerapan.
3. Pada suatu titik KTK dapat diukur. NH4+ digantikan oleh kation lainnya (misalnya Na+ atau K+ ) oleh proses aksi massa, dan NH4+ kemudian diukur untuk mendapatkan estimasi KTK.
KTK dan Kejenuhan Basa
1. Asumsi yg lazim adalah sumbangan NH
4+terhadap KTK sangat kecil dan dapat
diabaikan.
2. NH
4+tukar seringkali diukur secara terpisah dg menggunakan larutan ekstraks pekat KCl.
3. H
+(pH) tidak diukur pada pengekstraks ini; H
+tukar diukur dengan cara lain.
Pengukuran KTK dan Kejenuhan Basa
Ada tiga cara untuk mengukur KTK
1. Metode Jumlah Kation:
1. KTK = Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na+ + Al3+ (H+ diabaikan) 2. Ekstraksi dnegan larutan 1M NH4Cl (garam netral yg
tidak membuffer pH).
3. KTK jumlah kation, CECsum, dan diukur dalam ekstraks pertama.
4. Dalam sistem liat murni (tidak ada bahan organik, oksida hidrous Fe dan Al, tidak ada alofan; yakni tidak ada KTK tergantung pH) KTK ini
mencerminkan KTK dan kation pada mineral liat (KTK muatan permanen).
Pengukuran KTK
2. KTK efektif (CEC
eff) pada kondisi aktual pH tanah.
1. Ini mencakup KTK permanen plus KTK tergantung pH yg ada pd kondisi aktual pH tanah.
2. Ini ditentukan dari ekstraks ke dua ; setelah
ekstraksi dnegan 1M NH4Cl, tanah dicuci dengan ethanol untuk mengusir NH4+ yg terlarut, dan
kemudian diekstraks dengan 1M NaCl untuk menggantikan semua NH4+ tukar
3. Ekstraks dianalisis kandungan NH4+ .
Pengukuran KTK
Tahap 1: Ekstraksi dgan 1 M NH4Cl
NH4+ menggantikan Ca2+, Mg2+, K+, Na+, Al3+ ke dalam pengekstraks; ini
menghasilkan KTK jumlah kation (CECsum)
--- Ca2+
--- K+ --- Mg2+
--- Na+ --- H+ --- Al3+
+ NH4+
Tahap 2: Ekstraksi dnegan 1 M KCl
K+ menggantikan NH4+ tukar ke dalam pengekstraks; ini menghasilkan KTK efektif (CECeff) yg mencakup H+ tukar pada kondisi normal pH tanah
-- NH4+ -- NH4+ -- NH4+ -- NH4+ -- NH4+ -- NH4+
+ K+
-- K+ -- K+ -- K+ -- K+ -- K+ -- K+
Sampel tanah diambil
KTK Ammonium chloride (tidak mengontrol pH tanah)
Contoh tanah Tabung ekstraksi
Larutan terekstraks
Tahap 1: Ekstraksi dnegan 1 M Ammonium acetate
NH4+ menggantikan Ca2+, Mg2+, K+, Na+, Al3+ ke dalam pengekstraks;
karena pH tinggi, Al3+ pdiendapkan sebagai Al(OH)3
--- Ca2+
--- K+ --- Mg2+
--- Na+ --- H+ --- Al3+
+ NH4+
Tahap 2: Ekstraksi dengan 1 M KCl
K+ menggantikan NH4+ tukar ke dalam pengekstraks; ini menghasilkan KTK efektif (CECeff) yg mencakup H+ tukar pada pH 7.0 (yg seringkali lebih besar
daripada pH tanah)
-- NH4+ -- NH4+ -- NH4+ -- NH4+ -- NH4+ -- NH4+
+ K+
-- K+ -- K+ -- K+ -- K+ -- K+ -- K+
Contoh tanah diambil
KTK Ammonium acetate (membuffer pH pada nilai 7.0)
Contoh tanah Tabung ekstraksi
Larutan terekstraks
Al(OH)3
3. KTK Ammonium asetat (CEC
OAc).
1. Ini meliputi KTK permanen plus semua KTK tergantung pH.. KTK ini diukur dengan
mengekstraks tanah menggunakan ammonium asetat (NH4OAc, buffers pH = 7.0)..
2. Kemudian prosedur yg sama diikuti seperti KTK garam netral.
3. Catatan: Al tukar harus diukur secara terpisah dengan ekastrak KCl karena Al mengendap sebagai Al(OH)3 pada kondisi pH tinggi
Pengukuran KTK
KTK muatan
permanen KTK tergantung
pH CECeff
CECOAc
CECsum: diukur sbg jumlah Ca + Mg + K + Na + Al yh terekstraks ammonium chloride dalam ekstraksi pertama
CECeff: diukur dg ammonium chloride, garam netral, setelah ekstraksi ke dua CECOAc: diukur dengan ammonium acetate pada pH 7
Tipe KTK tergantung pada cara pengukurannya
CECsum
1. KTK dapat diukur dengan cara yg berbeda-beda, %BS juga beragam sesuai metode pengukurannya, dan harus dispesifik-kan.
2. Untuk suatu tanah dengan jumlah tertentu basa-tukar, % BS yg dihitung dari CECsum akan lebih besar dari %BS yg dihitung dari CECeff , dan akan lebih besar dari %BS yg dihitung dari CECtot karena lebih banyak kemasaman potensial pd KTK tergantung pH dihitung sebagai (yaitu CECsum < CECeff < CECtot).
3. Contoh gambar berikut menunjukkan bagaimana hal ini terjadi. Dalam masing-masing kasus, kation basanya sama (6 cmolc kg-1); menjadi pembilang ….. Mengukur perubahan KTK.
Kejenuhan Basa (%BS)
Kation-kation Basa
Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na+ = 6 cmolc kg-1
Kation –kation Asam Aln+ = 1 cmolc kg-1 H+ = 3 cmolc kg-1
CECeff = 8 cmolc kg-1
CECOAc= 10 cmolc kg-1
Nilai kejenuhan basa tergantung pada pengukuran KTK
CECsum = 7 cmolc kg-1
%BSsum=
__________________________
Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na + CECsum
Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na + =
Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na++Aln+
________________________
= X 100
X 100
X 100 6
7 = 85%
%BSeff= Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na + CECrff
________________________ X 100 6 X 100
8 = 75%
=
%BSOAc= Ca2+ + Mg2+ + K+ + Na + CECOAc
________________________ X 100 6 X 100
10 = 60%
=
Pendekatan Kerr untuk koefisien selektivitas : [AlX]
2/3[Ca
2+]
K
s= --- [CaX] [Al
3+]
2/3Products multiplied together (each raised to the power of the number of molecules in the reaction)
over reactants (also raised to the power of the number of molecules)
Persamaan Pertukaran Kation
Persamaan dapat disusun kembali menjadi : [AlX]2 [Al3+]2
--- = Ks ---
[CaX]3 [Ca2+]3
Kedua sisi persamaan dibyulatkan untuk mengeliminir
“pangkat pecahan”.
Ini setara dengan persamaan Gaines-Thomas Equation)
Persamaan Pertukaran Kation
Persamaan Gaines-Thomas merupakan salah satu
persamaan untuk memodel penggantian Al3+ pada kompleks pertukaran oleh Ca+ dalam proses pengapuran (analogi dengan kesetimbangan kimia, hasil kali konsentrasi reaktan :
K
gt
3 2
) (
X
) (
X
2 3
3
3 3
2
Ca Al
Al Ca
} }
{ {
X
= fraksi tukar, ekuivalen( ) = aktivitas fase larutan, moles L-1 Kgt = koefisien selektivitas (konstante)
Peningkatan (Ca2+) akibat pengapuran akan menghasilkan:
1) Peningkatan
X
Ca2+, yg selanjutnya mengurangiX
Al3+ atau2) Menurunkan (Al3+)
kalau Kgt tetap kostan :
Oleh karena itu, aksi massa secara total dapat diprediksi dengan model pertukaran kation.
K gt
3 2
) (
X
) (
X
2 3
3
3 3
2
Ca Al
Al Ca
} }
{ {
Persamaan pertukaran kation juga memprediksi perubahan “disproportionate” dalam larutan tanah
Al
3+relatif terhadap Ca
2+:
2 3 / 2
2 / 2 3
3 3
Ca
Ca Al Al
X X
K gt
Sehingga, (Al3+): (1) menurun sebesar
X
Ca2+pangkat 3/2, tetapi (2) meningkat sebesar (Ca2+) pangkat 3/2 Al 3 K ' Ca 2 3 / 2
Pada jangka pendek,
X
Al3+ danX
Ca2+ relatif konstan (perubahannya lambat). Sehingga:constant Ca
' 2 Al 3 / 2
3
} {X
X }
{
K gt
K
Dimana:
Perubahan (Al3+) sebesar pangkat 3/2 dari
(
Ca2+) dalam waktu singkat tanpa perubahan larutan tanah itu sendiri.Persamaan lain untuk Pertukaran Kation:
Gaines-Thomas, Gapon, Vaneslow Misalnya: Pertukaran Ca – Al
(Sumber: Reuss, 1983)
Hubungan untuk sistem pertukaran Ca-Al dinyatakan sbb:
1. Saline: Kadar garam tinggi, potensial
osmotik tinggi, tanaman sulit menyerap air dari tanah ini.
2. Sodik: persentase Na-tukar yang tinggi (ESP) (>15%).
3. Saline-Sodic: Mempunyai kedua ciri-ciri tersebut
Tanah Saline dan Sodik
Persentase Na-tukar, Exchangeable Sodium Percentage (ESP): Ukuran sodisitas dari fase pertukaran tanah (unitnya
cmolc kg-1)
Tanah-tanah sodik seringkali bersifat alkalin, kation tukar Al3+
dan H+ dapat diabaikan, sehingga:
C CE ESP Na
Mg K Na
Na E
ESP Na
2 2C Ca C
Tanah-tanah Saline dan Sodik
Sodium Activity Ratio (SAR): Ukuran sodisitas dari larutan.
Kalau satuannya mole L-1:
Kalau satuannya mole muatan (molc L-1):
Tanah-tanah Saline dan Sodik
Q
=XM
2+(Na
+)
XNa
+(M
2+)
1/2Dimana X = penukar, M
2+= (Ca
2++ Mg
2+)
Sehingga kalau Ca
2+dan Mg
2+mendominasi penukar , maka
SAR ≈ (Q)( XNa
+/XM
2+) = (Q )(ESP)
SAR diturunkan dari persamaan Gapon
SAR:
Pada tanah-tanah sodik, permeabilitas sangat rendah karena Na
+ menyebabkankoloid liat saling menempel dan merapat sehingga infiltrasi dan
porositas tanah snagat rendah
SAR >13:
Clays repel each other and line up
Poor aeration, infiltration Sodic soils
SAR <13:
Clays attract each other and stack on end
Good aeration, infiltration
Tanah-tanah Sodik mudah diperbaiki dnegan gipsum CaSO
4- - - - - -
..Na+
..Na+ [Ca2+]
- - - - - -
..Ca2+ [Na+] [Na+]
2
X
Na+ + Ca2+ X
Ca2+ + 2Na+Liat bermuatan negatif
Larut dalam larutan tanah
X
= dapat ditukarAnion utama dalam larutan tanah:
1. Khloride: garam laut
2. Sulfat: Garam laut, deposisi atmosfir, pyrit 3. Bicarbonat: udara tanah CO
24. Nitrat: nitrificasi, polusi udara, pupuk, fiksasi N (hanya pada beberapa kasus)
5. Ortho-P: tidak penting dalam moles L
-1, tetapi hara esensial sangat penting
Kimia Larutan Tanah
Kation utama dalam larutan tanah:
1. Sodium: garam laut, mineral (bukan penukar) 2. Potassium: mineral, penukar
3. Calcium: mineral, penukar
4. Magnesium: minerals, penukar
5. Aluminum: hanya pada tanah masam;
penukar
Kimia Larutan Tanah
Si dilepaskan pada pelapukan mineral, tetapi netral sebagai asam silikat :
MIsalnya, pelapukan albite melepaskan ion aluminum dan asam silikat:
NaAlSi
3O
8+ 6H
20 + 2 H
+ Na
++ Al(OH)
2++ 3Si(OH)
4+ 2 H
20
Kimia Larutan Tanah
1. Kation berinteraksi dnegan kation lainnya melalui reaksi pertukaran kation, dan perubahan
proporsional individu kation dalam larutan tanah tergantung pada total konsentrasi kation larutan tanah
2. Apa yg mengendalikan konsnetrasi kation dalam larutan tanah?
3. Satu model semi-empirik yg bagus adalah Model Mobilitas Anion: Total kation harus diimbangi
dengan total anion dalam larutan tanah (atau
larutan lain) atas dasar setara (ekuivalen) muatan:
∑
cations =∑
anions dalam satuan eq L-1 (sama dengan satuan SI, molc L-1)Model Mobilitas Anion :
Prediksi konsentrasi total kation dalam larutan tanah
Kation dan anion utama dalam larutan tanah:
H+ + Al3+ + Na+ + K+ + Ca2+ + Mg2+ = HCO3- + SO42- + Cl- +NO3- + H2PO4-
Kadangkala juga ada NH4+, CO3-, HPO42-
Misalkan persamaan pertukaran kation dalam moles L-1; untuk menyeimbangkan muatan, kita harus
mengkonversi cations dan anions menjadi mole muatan, molec L-1; Ini snagat sederhana:
molc L-1 = (mol L-1) (valensi) Misalnya:
Al3+ molc L-1 ( Al3+ mol L-1) X 3 K+ molc L-1 = (K+ mol L-1) x 1 Ca2+ molc L-1 = (Ca2+ mol L-1) x 2
Apa yg mengendalikan konsentrasi anion dalam larutan tanah?
Anion-anion tersebut adalah:
1. HCO3- : Tekanan parsial CO2 dalam udara tanah dan pH 2. SO42- : terutama oleh penjerapan, sangat dipengaruhi
pH
3. Cl- : input dan ET, tidak ada interaksi kimiawi tanah atau biologi tanah yg penting (a good tracer for water) 4. NO3- : nitrifikasi dan serapan biologis, penjerapan
minimal
5. H2PO4- : penjerapan, pengendapat dengan Ca pada kondisi pH tinggi, penyerapan biologis
Kontrol anion HCO
3-dan CO
32-Kh K1 K2
CO2 + H2O ---> H2CO3 ----> HCO3- + H+ ---- CO32- + H+
1 3
2CO H
3 H HCO
K
HCO3-
22 H CO3
K
Eq 1
Eq 2
pCO2 = tekanan partial CO2 dalam udara tanah Kh = Konstante hukum Henry
K1 dan K2 = konstante kesetimbangan
H2CO3* = gas CO2 yg larut + H2CO3 , menurut konvensi
h 2
3
2CO K pCO
H
Eq 3
Kontrol anion HCO3- dan CO32-
Kh K1 K2
CO2 + H2O ---> H2CO3 ----> HCO3- + H+ ---- CO32- + H+
1. CO32- relatif tidak penting hingga pH > 8
2. HCO3- penting dari pH 5 hingga pH 9 (biasanya dominan pada kondisi pH lebih besar dari 5)
Percent of total carbonate species
Kontrol anion HCO3- dan CO32-
Kh K1 K2
CO2 + H2O ---> H2CO3 ----> HCO3- + H+ ---- CO32- + H+
H h pCO 1 K
K
HCO3 2
Menyelesaikan persamaan 1 dan 2 untuk HCO3-:
HCO3- dalam larutan tanah dikendalikan oleh tekanan partial CO2 dalam udara tanah dan pH. Oleh karena itu,
perkalian (K1)(Kh) relatif konstan dengan temperature karena K1 meningkat dnegan suhu dan Kh menurun
dengan suhu.
Faktor pengendali SO
42-dan ortho-P
Biological uptake by plants and microbes (usually more important for ortho-P than for SO42-)
Jerapan anion dalam tanah
•Jerapan non-spesifik:
• Pertukaran kation Fe, permukaan oksida hidrous Al
• Sangat tergantung pH
• Lemah, melibatkan NO3-, Cl- Jerapan spesifik :
• Pertukaran ligand (dengan OH-)
• Sangat kuat, dapat “memfiksasi” Ortho-P atau SO42-
Apakah itu ortho-P?
Disolusi asam fosfat (asam lemah)
H3PO4 H2PO4- + H+ H2PO4- HPO42- + H+ HPO4- PO43- + H+
Bentuk fosfat merupakan fungsi pH dan dapat dengan mudah berubah;
sehingga didefinisikan:
Ortho-P = H2PO4- + HPO42- + PO43-
Kelarutan Ortho-P juga sangat dikontrol oleh pengendapan dengan Ca2+ pada kondisi pH tinggi
Sidebar on P:
Kalau tanah melapuk, bentuk P berubah secara sistematis
From Johnson and Cole, 1980
Jerapan Anion
Oksida hidrous Fe dan Al bersifat amfoter : dapat bermuatan positive, zero, atau negative tergantung pada pH
Kondisi pH dimana tidak ada muatan disebut titik NOL
muatan (point of zero charge, PZC).
Titik nol muatan pada oksida hidrous Fe, Al dan allophane adalah pH 8 - 9, sehingga mereka biasanya betindak sebagai penukar anion
Al
OH +2
OH
Cl -
Low pH (protonated, anion exchange site)
Al
OH
OH
Al
O-
OH
K +
Zero Point of Charge High pH (depronotated, cation exchange site)
Non-specific Adsorption
Jerapan Specifik : Ikatan dnegan oksida hidrous Fe dan Al, kadangkala sangat kuat sehingga ortho-P yg terjerap tidak dapat lepas
Jerapan Non-specifik : Diikat dengan lemah, seperti kation-tukar Sangat tergantung pH
1. Ortho-P dan SO42- memasuki jerapan spesifik 2. NO3- dan Cl- tidak
3. Urutan umum tarikan anion kepada tapak jerapan tanah adalah: ortho-P > SO42- > NO3- = Cl-
4. Tidak ada pertukaran anion seperti pada pertukaran kation;
5. Ortho-P akan menggantikan SO42-, tetapi tidak dapat sebaliknya
6. NO3- dan Cl- mungkin dapat saling menukar, tetapi tidak dapat menggantikan SO42- atau ortho-P
Jerapan Anion
1. Kontrol pada NO3- : biasanya nitrifikasi dan serapan biologis (oleh microba dan tanaman).
2. Kontrol pada Cl-: : sesungguhnya nol, mobil secara lengkap. Sehingga dapat menjadi “tracer” untuk air.
3. Hanya sedikit pada tanah-tanah tropis yg kaya
oksida hidrous Fe dan Al, atau tanah Andisol adalah faktor penjerapan untuk anion.
Jerapan Anion: Penyerap yg buruk
Kontribusi kation tukar Al3+ dan H+ . Al3+ berfungsi sebagai asam:
Al3+ + H2O ---> Al(OH)2+ + H+
Kation tukar H+ pd mineral liat “berumur singkat”, dan cepat digantikan oleh Al3+ dari dalam lapisan oktahedra.
Kemasaman aktif : kemasaman yg segera dilepaskan ke dalam larutan tanah (pH tanah)
Kemasaman Potential termasuk semua H+ pada tapak jerapan yg tergantung pH.
Kemasaman aktif (pH)
+ Kemasaman Potential: (kation tukar. Al3+ + H+, anion jerap.
SO42-)
= Kemasaman total
Kemasaman Tanah
Kemasaman Potensial
Kemasama n Aktif Buffering
Kemasaman total pd fase padatan > 10,000 x larutan tanah
Keseimbangahn antara fase padatan dan larutan tergantung pada:
1. Konsnetrasi garam larutan tanah (pH biasanya lebih rendah dalam garam daripada dalam air)
2. Jumlah total asam-asam yg ada (seringkali ditentukan oleh kandungan BOT)
3. Derajat disosiasi asam-asam tanah (Binkley) 4. Kekuatan asam fase padatan (Binkley)
Kemasaman Tanah
1. Pencucian
a). Asam karbonat:
CO2 + H2O ---> H2CO3 ---> HCO3- + H+
X
K+ + H+ --->X
H+ + K+____________________________________________________________
CO2 + H2O
X
K+ ---> X H+ + K+ HCO3-X
= fase (tapak) pertukaranKation basa (mis. K+) tercuci bersama bikarbonat dan tanah menjadi semakin masam.
Sumber alamiah asam dalam tanah
1. Pencucian
b). Asam-asam organik:
R-OH ---> RO- + H+ X K+ + H+ --->
X
H+ + K+____________________________________________________________
R-OH +
X
K+ --->X
H+ + K+ RO-Anion organik biasanya kurang mobil dan terjerap di horison B.
Asam organik juga dapat mengkhelat kation tidak larut seperti Fe dan mencucinya ( terutama pada Spodosols)
Sumber alamiah asam dalam tanah
1. Pencucian
c). Nitrifikasi dan pencucian nitrat
2NH4+ + 4O2 ---> 2H+ + 2NO3- + 2H2O 2
X
K+ + H+ ---> 2X
H+ + 2K+____________________________________________________________
2NH4+ + 4O2 + 2X K+ ---> 2X H+ + 2K+ + 2NO3-
Garam nitrat tercuci ke luar tanah dan tanah menjadi semakin masam.