Definisi Slow Learner
Slow learner adalah kondisi dimana siswa belajar lebih lambat dari teman sekelasnya, namun tidak sampai disabilitas yang membutuhkan pendidikan khusus. Seorang siswa dapat dikatakan slow learner karena mereka tidak mampu mencapai apa yang diharapkan dari kelompok seusianya (Ruhela, 2014). Pendapat (Carrol, 1998) slow learner adalah kondisi siswa dengan kapasitas kognitif yang berada di bawah rata-rata tetapi tidak termasuk dalam kategori disabilitas. Namun, cukup mengalami kesulitan dalam mengatasi tuntutan akademik di kelas reguler. Siswa-siswa ini biasanya tidak dapat memenuhi syarat untuk mendapatkan layanan pendidikan khusus karena siswa ini memiliki perbedaan kemampuan kognitif dan nilai akademik yang dicapainya.
Siswa yang tergolong slow learner menunjukan kondisi di mana mereka mengalami hambatan dalam proses belajar diberbagai mata pelajaran. Hal ini dapat menyebabkan pencapaian akademis mereka terbatas, serta terlihat berbeda dari rekan-rekan sebayanya karena memerlukan waktu lebih lama untuk memahami materi yang diajarakan (Chauhan, 2011). Kondisi slow learner ditandai dengan kognitif siswa yang berada di bawah rata-rata ini lah yang menyebabkan mereka membutuhkan usaha yang lebih besar untuk memenuhi standar belajar di kelas umum. Siswa yang mengalami slow learner memiliki tingkat kegagalan belajar yang bisa semakin tinggi, jika tingkat toleransi yang diberikan kepada siswa slow learner ini kurang. Hal mungkin terjadi ketika, siswa slow learner tetap mengikuti tes reguler dan standar seperti yang diberikan kepada siswa pada umumnya.
Kondisi slow learner merujuk pada siswa yang mengalami hambatan belajar yang tidak responsif terhadap pendekatan akademis yang diterapkan pada siswa lain. Mereka cenderung memerlukan waktu belajar yang lebih panjang, dengan materi pelajaran yang perlu disesuaikan dengan kondisi individual mereka. Walaupun mengalami kesulitan belajar, siswa slow learner tetap diharapkan untuk mencapai standar akademik yang sama dengan teman- teman sekelas mereka dalam program pendidikan umum. Pada penelitian (Ahmad, 2015) berpendapat bahwa dukungan untuk memberi fasilitas yang layak untuk dapat belajar dengan metode yang tepat dan untuk mengembangkan diri siswa slow learner sangat diperlukan.
Menurut (Mami & Arayesh, 2010) masalah paling dasar yang dialami siswa slow learner adalah perkembangan pendidikannya. Dimana kondisi siswa tidak memiliki masalah dalam ranah perilaku adaptasi baik perilaku sosial maupun perilaku mandiri, namun masalah terletak pada IQ siswa yang berada pada kisaran anga 70-84. Sedangkan, dari pendapat ahli
lain (Shaw, 2010) slow learner merupakan istilah pada siswa yang memiliki IQ di bawah rata-rata tetapi di atas kisaran 70 yang merupakan batas IQ yang dikategorikan siswa mengalami intellectual disability (reterdasi mental). Pendapat lain dari (Eastmead, 2004) siswa dikatakan slow learner jika memiliki skor IQ antara 70-90 dari tes IQ, sedangkan skor rata-rata adalah 100. Jika kurang dari 70 maka akan masuk dalam kategori intellectual disability atau yang biasa dikenal sebagai retardasi mental. Slow learner biasa disebut juga sebagai dull normal, low normal, ataupun borderline retarded.
Berdasarkan analisis dari berbagai perspektif pada ahli yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi slow learner merupakan suatu keterbatasan kognitif yang mempengaruhi kemampuan belajar seorang siswa. Namun, penting untuk digaris bawahi bahwa keterbatasan ini tidak mencapai tingkat yang mengklasifikasikan siswa tersebut sebagai penyandang intellectual disability. Siswa yang tergolong dalam kategori slow learner umumnya menunjukkan rentang skor IQ antara 70-90, yang menjadi indikasi adanya keterlambatan dalam proses kognitif siswa. Meskipun demikian, mereka tidak menunjukan adanya permasalahan signifikan dalam hal kemandirian pribadi maupun kemampuan beradaptasi dalam interaksi sosial sehari-hari, hal ini yang membedakan mereka dari siswa dengan intellectual disability yang lebih mendalam.
Penguasaan definisi yang akurat mengenai kondisi slow learner memiliki urgensi yang penting dalam konteks pendidikan, terutama untuk menghindari ambiguitas dan penyamaan yang keliru dengan kesulitan belajar. Fenomena ini seringkali terjadi di kalangan mahasiswa dan tenaga pendidik yang tidak memiliki latar belakang keilmuan yang mendalam dalam bidang psikologi anak berkebutuhan khusus, di mana kedua konsep tersebut, yaitu slow learner dan kesulitan belajar, seringkali disamakan. Padahal, meskipun keduanya berkaitan dengan tantangan dalam proses pembelajaran, mereka memiliki karakteristik dan dampak yang berbeda. Oleh karena itu, pemahaman yang tepat mengenai definisi slow learner menjadi sangat penting untuk mencegah kebingungan dan kesalahan dalam diagnosis serta intervensi. Ketidaktepatan dalam memahami dan membedakan antara kondisi slow learner dan kesulitan belajar dapat mengakibatkan pemberian penanganan yang tidak sesuai oleh para pendidik maupun orang tua. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan pengetahuan yang mendalam dan pemahaman yang memadai, sehingga dapat disusun rencana asesmen yang relevan dengan gejala-gejala spesifik yang ditunjukkan oleh siswa dengan kondisi slow learner. Dengan demikian, intervensi yang tepat dan efektif dapat dirancang untuk mendukung perkembangan akademis dan sosial mereka.
Ahmad, d. (2015). Conducive Attributes of Physical Learning Environment at Preschool Level for Slow Learners. Procedia- Social and Behavioral Sciences, 201.110-120.
Carrol, S. (1998). "Slow Learners" in the Reguler Classroom. A Handout for Teachers.
Bethesda: National Association of School Physologist.
Chauhan, M. S. (2011). Slow Learners Their Psychology and Educational Programmes.
Zenith: International Journal of Ultidisciplanary Research , Vol. 1 Issue 8.
Eastmead, D. (2004). What is Slow Learner.
Mami, S., & Arayesh, B. (2010). Comparative Study f Educational Status and Behavioral Disorder Between slow-learner and Normal Students of Ilam province. Procedia Social and Behavioral Sciences 5, 221-225.
Ruhela, R. (2014). The Pain of the Slow Learners.
Shaw, S. R. (2010). Rescuing students from the slow learner trap. National Association of School Psychologyists.