• Tidak ada hasil yang ditemukan

Siswa Lambat Belajar (Slow Learner)

N/A
N/A
Maha Nadia

Academic year: 2024

Membagikan "Siswa Lambat Belajar (Slow Learner)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SLOW LEARNER

(2)

Pengantar

◦ Diperkirakan terdapat 15-17% anak dengan slow learner di populasi sekolah.

◦ Mereka tidak menunjukkan kondisi fisik, sosial, emosional yang

berbeda, sehingga biasanya ditempatkan di kelas reguler.

(3)

Definisi Slow Learner

◦ Anak yang mempunyai kemampuan belajar di bawah rata-rata dengan IQ sekitar 70 – 89 dan memiliki hasil belajar yang relatif rendah pada tugas-tugas sekolah dibandingkan dengan anak- anak lain seusianya.

◦ Anak dengan slow learner mempunyai kondisi fisik serta

perkembangan yang sama dengan anak seusianya, namun mereka

mengalami keterlambatan, misal dalam kemampuan berbicara dan

(4)

Slow Learner vs. Learning Disabilities (LD)

LD

Anak mempunyai kemampuan

intelektual rata-rata atau di atas rata-rata

tetapi mengalami

kesulitan pada salah satu/ lebih bidang studi, misal kesulitan membaca, berhitung, dsb.

Tingkat inteligensi pada anak dengan LD lebih tinggi dari performa akademik yang diperoleh.

Slow Learner

Anak slow learner tidak memilki LD namun kemampuan belajarnya lebih lamban dibandingkan anak- anak seusianya.

Berpotensi mengalami kesulitan

pada semua mata pelajaran

(5)

Slow learner vs. Intellectual disability (ID)

◦ Anak-anak lambat belajar mempunyai tingkat IQ antara 75 sampai 90.

◦ Prediksi akademik yang didasarkan pada IQ menyebutkan

bahwa anak-anak lambat belajar mempunyai skor IQ antara 75

sampai 84, yang termasuk dalam rata-rata bawah atau below

average.

(6)

Kategorisasi IQ (Skala Stanford Binet)

Klassifikasi Rentang IQ

Genius 170 ke atas

Very superior 140-169

Superior 120-139

High Average 110-119

Average 90 -109

Low Average 80 - 89

Borderline 70 – 79

Intellectual Disability

30 - 69

(7)

SEBAB-SEBAB

(8)

Sebab: Genetik

◦ Gangguan biokimia dalam tubuh, seperti galactosemia dan phenylketonuria (PKU).

◦ PKU adalah suatu gangguan metabolisme genetis, dimana oksidasi yang tidak lengkap dari satu asam amino

(phenylalanine) dapat menyebabkan kerusakan pada otak, atau severe intellectual disability.

◦ Galactosemia adalah suatu gangguan biokimia dimana

terdapat defisiensi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme

galaktosa yang layak.

(9)

Sebab: Prenatal

◦ Prenatal anoxia (anoxia adalah keadaan kekurangan oksigen) pada bayi prematur.

◦ Penyakit yang diderita ibu pada waktu mengandung

bayi saat trimester pertama kehamilan.

(10)

Sebab: Perinatal

◦ Kesalahan yang terjadi saat kelahiran: asphyxia (kondisi yang

disebabkan oleh kekurangan oksigen pada saat bayi berada pada jalan lahir)  kekurangan transfer oksigen ke otak sehingga terjadi beberapa kerusakan syaraf otak.

◦ Kelahiran prematur pada masa perinatal.

◦ organ-organ tubuh yang belum siap untuk berfungsi maksimal  terjadi kelambatan proses perkembangan.

◦ kurang siapnya organ vital, seperti jantung dan paru-paru akan berpengaruh pada transfer oksigen dan nutrisi makanan ke otak serta seluruh tubuh.

◦ Ibu yang menggunakan zat adiktif, seperti kokain dan minum alkohol

dalam jumlah banyak berpengaruh pada berkurangnya kemampuan

short term memory pada anak.

(11)

Sebab: Postnatal

◦ Malnutrisi.

◦ Trauma fisik akibat kecelakaan, terutama trauma pada otak.

◦ Beberapa penyakit dan infeksi seperti encephalitis dan

meningitis.

(12)

Sebab: Lingkungan

◦ Tidak adanya stimulasi dini.

◦ Keadaan lingkungan yang tidak mendukung.

(13)

KARAKTERISTIK

(14)

Kesulitan dalam akademik

◦ Anak lambat belajar umumnya mengalami kegagalan dalam memahami pelajaran dan konsep-konsep dasar di bidang

akademik, misalnya membaca, menulis, matematika (berhitung) dan bahasa

◦ Kesulitan dalam menentukan arah, waktu, dan ukuran, seperti arah kanan dan kiri, depan dan belakang, lebar dan sempit.

◦ Reaksi anak lambat belajar lebih lamban  daya tangkap rendah.

Segala hal perlu disederhanakan dan diulang dengan cara yang berbeda

dan selalu diingatkan dari waktu ke waktu.

(15)

Kesulitan dalam akademik

◦ Anak sulit konsentrasi, kemampuan untuk memusatkan perhatian pendek, dibandingkan dengan anak-anak lain. Perhatian anak lambat belajar mudah lepas.

Daya ingat yang rendah

sangat cepat lupa dengan informasi-informasi baru yang diterimanya.

◦ Wawasan anak tentang dunia cenderung lebih sempit.

(16)

Kesulitan dalam emosi dan sosial

Anak lambat belajar sulit bersosialisasi dengan lingkungan.

◦ Lebih sering pasif, minder, dan menarik diri dari pergaulan.

Anak mengalami kesulitan dalam mengekspresikan diri.

◦ Sulit untuk memahami makna dari kata-kata dan aturan berbahasanya tidak tepat dan tidak lancar.

Anak mengalami kesulitan mengungkapkan apa yang ingin dilakukannya.

◦ Butuh lebih banyak pengarahan dan pengawasan, tetapi jangan terlalu dilindungi.

Keterbatasan perilaku karena adanya perkembangan yang lambat, baik pada tingkah laku maupun perhatian sosial.

◦ Mental agelebih rendah dari usia sebenarnya.

(17)

CONTOH KESULITAN

YANG DIALAMI

(18)
(19)
(20)
(21)

ISU SEPUTAR

ANAK DENGAN

SLOW LEARNER

(22)

Pendeteksian slow learner

◦ Pendeteksian anak-anak lambat belajar ini biasanya relatif terlambat, baik dari pihak orangtua maupun guru sekolah  biasanya dapat diketahui baru pada saat

anakanak tersebut memasuki sekolah dasar.

◦ Pada awal masa sekolah, kesulitan yang dialami oleh anak-anak ini belum langsung diketahui.

Diketahui saat anak tetap tidak bisa membaca dan butuh waktu yang lama dan berulang- ulang untuk mengajari anak membaca, padahal teman-teman sekelasnya sudah dapat membaca, atau karena anak sering tidak naik kelas.

◦ Walaupun skor IQ sebagai suatu kriteria untuk memutuskan tingkat kemampuan

pendidikan anak, tetapi skor IQ tetap mempunyai keterbatasan dan tidak digunakan secara mutlak dalam identifikasi anak lambat belajar karena harus ditambah dengan observasi dan wawancara, serta hasil belajar.

(23)

Perkembangan anak dengan slow learner

◦ Anak lambat belajar tidak dapat menjadi anak yang cerdas di pendidikan formal

sampai menginjak dewasa, tetapi masih dapat berhasil menyelesaikan pendidikannya walaupun lebih lama dari teman-temannya.

◦ Anak dapat dikembangkan potensinya sampai batas maksimal dan dapat berhasil, atau mungkin dapat dikembangkan kemampuan-kemampuan yang lainnya.

(24)

Pendidikan anak dengan slow learner

◦ Anak lambat belajar adalah anak yang performa pendidikannya di bawah rata-rata yang diharapkan dari anak-anak seusianya.

◦ Anak-anak seperti ini tidak dapat belajar dengan maksimal jika ditempatkan di sekolah umum dengan metode pengajaran yang dipakai pada umumnya, kelompok anak ini membutuhkan pendidikan khusus (special education).

◦ Anak lambat belajar tidak dapat dimasukkan pada kategori

intellectual disability sehingga anak ini tidak dapat disekolahkan di sekolah luar biasa, karena anak lambat belajar memiliki kemampuan yang lebih tinggi daripada anak retardasi mental.

◦ Sering membuat orangtua dan guru merasa bingung menempatkan anak lambat belajar.

(25)

Pendidikan anak dengan slow learner (2)

◦ Apabila mereka ditempatkan di sekolah umum maka mereka akan kesulitan, namun jika ditempatkan di SLB maka mereka lebih tinggi kemampuannya, yang akan berdampak pada penurunan potensi diri mereka.

◦ Di Indonesia, belum ada sekolah ataupun kurikulum yang cocok

dengan anak lambat belajar

(26)

PENANGANAN ANAK DENGAN

SLOW LEARNER

26

(27)

Belajar dan mengajar

◦ Keterbatasan kognitif dari lamban belajar akan sangat kesulitan jika diberi berbagai informasi dalam bentuk paper-pencil.

Mereka perlu dihubungkan dan diinternalisasi melalui kreativitas aktivitas.

Sertakan dengan peningkatan kepercayaan diri dan kecakapan belajar (aptitude for learning)

Pemberian program pendidikan yang diindividualisasikan (individualized education).

◦ Pengalaman pertama belajar mandiri yang memungkinkan atau mudah dikerjakan.

◦ Intervensi akademik dengan berbagai cara, seperti melalui drama, bermain peran

(28)

Pengajaran remedial

1. Isi pengajaran harus sangat hati-hati, dibuatkan tahapan sesuai dengan kapasitas pikiran siswa, keperluan, level pengalaman dan pendidikan siswa.

2. Frekuensi pelajaran pendek sebagai pengganti dari pelajaran panjang setiap minggu.

3. Siswa lamban belajar mampu menangkap ide-ide konkret dari pada ide-ide abstrak.

Sertakan bantuan audio visual agar dapat menyediakan pengalaman unik bagi lamban belajar di dalam penyajian isi pelajaran.

4. Memfokuskan pada minat keterampilan sosial dan kepercayaan diri siswa lamban belajar, menekankan pada keefektifan penggunaan seni, musik, dan drama.

5. Guru memberi hal yang utama untuk dipraktikkan, diulang dan di-review secara keseluruhan, memfasilitasi pemahaman dan daya tahan ingatan bagi siswa lamban belajar.

6. Kelas remedial khusus yang disusun bagi siswa lamban belajar.

(29)

Apa yang bisa dilakukan?

1. memanfaatkan potensi lain dari anak untuk membangkitkan motivasi

belajar

2. mempergunakan buku dan sumber belajar lain yang memudahkan belajar bagi anak

3. menggunakan media-media gambar agar mempermudah belajar anak 4. menjelaskan secara lisan dan

berulang

7. bertanya langsung kepada anak untuk memastikan pemahaman yang dapat ditangkap

8. memastikan perhatian anak  memanggil nama anak agar memperhatikan

9. memperbolehkan anak menggunakan alat bantu

10. mendorong siswa lainnya untuk membantu

(30)

Apa yang bisa dilakukan?

13. memberikan tambahan jam pelajaran di luar jam pelajaran efektif

14. mempersilakan ke luar kelas untuk mendapatkan remedial dari guru khusus

15. memberikan soal yang lebih mudah kepada anak

16. memberikan bantuan kepada siswa ketika mengerjakan tugas

17. bantu membacakan & menuliskan

18. beri waktu lebih banyak kepada anak denganslow learner

dibanding siswa lainnya ketika mengerjakan tugas

19. menyediakan tempat terpisah dari siswa lainnya

20. memberikan tugas secara

bergradasi dari mulai tingkat amat mudah ke yang tingkat sulit;

21. meminta orang tua agar lebih memperhatikan belajar anak 22. berkonsultasi dengan ahli terkait

(31)

Sumber Referensi

◦ APA Dictionary of Psychology, 2023

◦ Mahastuti, D. 2011. Mengenal lebih dekat anak lambat belajar. Personifikasi, Vol. 2, No.1

◦ Mumpuniarti, Rudiyati, Sukinah, Cahyaningrum. Kebutuhan belajar siswa lamban belajar (slow learner) di kelas awal sekolah dasar DI Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengertian slow learner adalah siswa yang mengalami kelambatan dalam menangkap dan memahami materi dalam proses kegiatan belajar mengajar, penelitian ini mengkaji

Dalam proses pembelajaran sehari-hari peserta didik slow learner mengalami kesulitan untuk memahami materi belajar yang disampaikan oleh guru di kelas, karena cara penyampaian

Slow learner atau anak lambat belajar adalah mereka yang memiliki prestasi belajar rendah (di bawah rata-rata anak pada umumnya) pada salah satu atau seluruh

Motivasi ekstrinsik siswa slow learner yaitu lebih rajin belajar ketika ada hadiah, lebih rajin belajar dengan kondisi lingkungan yang mendukung untuk belajar,

Terungkap masalah yang muncul pada hasil penelitian bahwa peserta didik slow learner dalam perilaku dalam belajar ditemukan adanya peserta didik slow learner

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa strategi pembelajaran poll out termasuk dalam kategori sangat baik dilaksanakan untuk siswa slow learner dimana kita bisa lihat dari hasil

Penyesuaian diri peserta didik slow learner dalam belajar dilihat dari aspek pribadi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai penyesuaian diri peserta didik slow learner

Grafik perbandingan kemampuan konsentrasi belajar anak slow learner pada tahap A1, B, dan A2 Gambar 1 memperlihatkan kemampuan konsentrasi belajar anak slow learner meningkat,