Demokrasi Pancasila era pemerintah orde baru.
Artikel kali ini akan mengajakmu meneruskan pembahasan tentang demokrasi pasca reformasi 1998 sampai saat ini.
Berbagai penyimpangan demokrasi yang terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru akhirnya membawa Indonesia ke masa-masa kritis multidimensi yang ditandai dengan terjadinya krisis moneter.
Krisis ekonomi memicu terjadinya krisis politik yang
menyebabkan kepercayaan rakyat pada pemerintah makin
menurun dengan kemunculan berbagai jenis kerusuhan di tengah masyarakat.
Tak hanya muncul dorongan untuk lengser dari dalam negeri, Presiden Soeharto juga diminta turun oleh dunia
Internasional supaya enggak timbul kekacauan yang lebih besar.
Setelah gelombang massa makin besar berdemo untuk menurunkan Presiden Soeharto, pada 21 Mei 1998 akhirnya menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Presiden dan
digantikan oleh Bapak B.J. Habibie yang sebelumnya menjabat wakil Presiden.
Pada masa pemerintahan Bapak Presiden Habibie yang cukup singkat mulai muncul indikasi penerapan demokrasi yang sesuai dengan prinsip kemerdekaan bersuara berbeda ketika masa orde baru, misalnya:
- pemberian ruang untuk kebebasan pers sebagai ruang partisipasi publik dalam urusan kebangsaan dan kenegaraan.
- Pemberlakuan kembali sistem multipartai pada proses pemilu 1999, rakyat diberi kesempatan untuk berserikat dan berkumpul sesuai ideologi dan aspirasi politiknya.
Sistem demokrasi era reformasi adalah demokrasi pancasila yang berbeda dengan konsep demokrasi pancasila orde baru,
melainkan punya pola yang agak mirip dengan masa demokrasi liberal era orde lama (1950-1959)
Perbedaan Demokrasi Pancasila Era Reformasi dengan Era Orde Baru
1. Pelaksanaan pemilu jauh lebih demokratis daripada era sebelumnya.
Hal ini dibuktikan dengan sistem pemilu yang sudah berkembang sehingga bisa memberi jalan untuk rakyat untuk memanfaatkan suara dan hak politiknya dalam pemilu.
Puncaknya pada 2004 rakyat Indonesia bisa memilih sendiri wakil legislatif, presiden, dan wakil presidennya, lalu pada 2005, kepala daerah juga bisa dipilih langsung oleh masyarakat daerahnya.
2. Rotasi kekuasaan berlangsung dari pemerintahan pusat sampai ke tingkatan desa.
3. Pola rekruitmen politik untuk jabatan politik dilakukan secara terbuka, tiap warga negara yang mampu dan memenuhi syarat bisa menduduki jabatan politik tanpa perlu mengalami
diskriminasi atau pembedaan berdasar ras, suku, dan agama.
4. Sebagian besar hak dasar rakyat dijamin pemerintah dan konstitusi seperti kapan bisa menyatakan pendapat, kebebasan pers, dan masih banyak lagi.
Kondisi demokrasi Indonesia saat ini sudah makin berkembang ke bentuk idealnya, namun tetap ada beberapa situasi yang sulit selama prosesnya.
Tugas masyarakat adalah terus mengawal jalannya demokrasi supaya nilai-nilainya tak hanya berhenti pada pemilihan umum melainkan bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demokrasi Masa Orde Lama
Sistem yang ada pada masa Orde Lama pernah tidak stabil dan tidak demokratis. Bahkan, setelah diberlakukannya kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, rakyat berharap kehidupan ketatanegaraan menjadi lebih stabil, namun semua itu ternyata hanyalah impian belaka.
Nama demokrasi pada masa ini adalah demokrasi terpimpin. Pelaksanaannya tidak sesuai dengan harapan karena banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945.
Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain:
1. Penyimpangan terhadap ideologi
2. Pergeseran dari pelaksanaan demokrasi yang cenderung menjadi pemusatan kekuasaan kepada presiden
3. Pengangkatan Ir. Sukarno sebagai presiden seumur hidup sesuai TAP MPRS no.III/MPR/1963
4. Pembubaran DPR hasil pemilu 1955 oleh presiden dan menggantinya dengan DPR-GR 5. Hak budget DPR yang tidak berfungsi
6. Perubahan kebijakan politik luar negeri RI yang bebas dan aktif menjadi "poros Jakarta- Peking"