SCIENCE TECH
Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sciencetech/
Desain Antena Mikrostrip Rectangular Frekuensi 3,5 GHz Menggunakan Metode Slits
Shinta Romadhona1(*), M. Panji Kusuma Praja2, Raditya Artha Rochmanto3
Teknik Telekomunikasi, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Jl. DI Panjaitan, No. 128, Karangreja, Purwokerto Kidul, Kec. Purwokerto Sel., Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, 53147, Indonesia1,2 Teknologi Rekayasa Elektronika, Politeknik Negeri Semarang, Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Kec.
Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah, 50275, Indonesia3
E-mail: [email protected]1(*), [email protected]2, [email protected]3 Profil Korenspondensi
Shinta Romadhona, Teknik Telekomunikasi, Institut Teknologi Telkom Purwokerto.
Submission Revision Accepted
18/07/2023 08/08/2023 12/08/2023
Abstract
In the frequency spectrum of 5G technology, there are three sub-frequencies, namely low band, midband, and high band. For the midband frequency, such as 3.5 GHz, it requires high data speed and wide coverage to support Enhanced Mobile Broadband (eMBB) services with high quality. Therefore, antennas are needed to meet the transmitter and receiver requirements for the 3.5 GHz operating frequency. An antenna with small dimensions is necessary to be used in limited spaces, thus a rectangular microstrip antenna with slit method is designed. For this research, it is limited to simulations using HFSS 15 to find the maximum possible optimization values by adjusting patch dimensions, substrate, and strip line. The return loss result at the operating frequency of 3.5 GHz is -20.0202 dB, and the VSWR is 1.2216. The final step is to add the slit method, which aims to improve the return loss, VSWR, and reduce the antenna dimensions. The optimization result with the slit method is achieved with a patch width of 25.43 mm and a patch length of 19.67 mm. The VSWR value decreases by 0.0701, indicating improved performance. The magnitude gain of the antenna is 3.8253 dB at a theta angle of 360 degrees.
Keywords: Microstrip; Return loss; Slit method; VSWR.
Abstrak
Spektrum frekuensi teknologi 5G terdapat tiga sub-frekuensi yaitu low band, midband, dan high band.
Untuk frekuensi midband salah satunya 3,5 GHz ini membutuhkan kecepatan data dan juga cakupan jangkauan untuk mendukung layanan bandwidth besar Enhanced Mobile Broadband (eMBB) dengan kualitas yang tinggi. Maka diperlukan antenna untuk dapat memenuhi kebutuhan pemancar dan penerima untuk frekensi kerja 3,5 GHz. Dibutuhkan antenna dengan dimensi yang kecil untuk dapat digunakan pada tempat yang terbatas, maka dirancang antenna microstrip rectangular dengan metode slit. Untuk penelitian ini hanya sebatas simulasi dengan hfss 15 dengan mencari nilai optimasi semaksimal mungkin dengan mengurangi dan menambah dimensi patch, substrat, strip line. Hasil return loss pada frekuensi kerja 3,5 GHz adalah -20,0202 dB dan VSWR 1,2216. Langkah terakhir adalah
Kata Kunci: Microstrip; Return loss; Metode slit; VSWR.
Pendahuluan
Teknologi 5G merupakan suatu kesatuan dari perangkat yang saling terhubung secara cepat, aman dan handal. Diperlukan peningkatan kinerja sistem ke batas baru untuk memenuhi standar seperti konektivitas yang lebih besar, throughput pengguna yang lebih tinggi, pemanfaatan spektrum yang lebih efisien, bandwidth yang lebih luas, latensi yang lebih rendah, penggunaan daya yang lebih rendah, keandalan yang lebh tinggi, dan mobilitas yang tinggi melalui virtualisasi dan arsitektur software-defined network (SDN) (Kurniasari et al., 2021). Lapisan layer untuk pembagian frekuensi jaringan 5G yaitu low band, middle band, dan high band. Salah satu frekuensi layer Middle band yaitu 3,5 GHz dimana pada leyer ini memiliki potensial bandwith yang lebih lebar diharapkan bisa melayani user.
Teknologi 5G merupakan perangkat yang terhubung dengan cepat, keamanan yang kuat, dan keandalan yang tinggi. Kecepatan akses data pada generasi ke-5 ini sangatlah cepat, mencapai 1 GHz atau 1 Gbps, yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan generasi ke-4 dengan kecepatan akses data hanya 100 MHz atau 100 Mbps (Haidi, 2018; Sandi et al., 2020). Teknologi 5G memiliki potensi untuk mengoptimalkan penggunaan dan layanan jaringan secara luas, cerdas, dan ekonomis dalam berbagai masalah dan model bisnis. Standar teknologi 5G yang ditetapkan oleh International Telecommunication Union (ITU) menetapkan kecepatan data hingga 20 Gbps pada downlink dan 10 Gbps pada uplink dengan latensi kurang dari 1 ms (M Series, 2015).
Teknologi 5G mencakup tiga sub-frekuensi, yaitu low band, midband, dan high band. Frekuensi midband memiliki keunggulan kecepatan data yang melebihi low band namun dengan cakupan yang lebih luas dibandingkan high band, sehingga menjadi frekuensi yang ideal dalam konteks 5G. Penggunaan frekuensi midband sangat penting dalam implementasi 5G di Indonesia, terutama untuk mendukung permasalahan Enhanced Mobile Broadband (eMBB) yang melibatkan komunikasi pengguna ke pengguna. Dalam lingkungan urban di Indonesia, yang didominasi oleh komunikasi pengguna ke pengguna dan membutuhkan cakupan luas, frekuensi midband menjadi kritis. Di Indonesia, frekuensi midband untuk teknologi 5G berada pada 2,6 GHz dan 3,5 GHz. Frekuensi 3,5 GHz dalam midband memiliki keunggulan bandwidth yang lebih lebar, sehingga dapat meningkatkan kecepatan data dan kapasitas pengguna yang dapat dilayani (Hikmaturokhman et al., 2022).
Antena merupakan perangkat logam biasanya berupa batang atau kawat digunakan untuk mengumpulkan atau menyebarkan gelombang elektromagnetik. Fungsi antena adalah untuk mentransformasikan gelombang elektromagnetik yang berpropagasi melalui jalur transmisi menjadi gelombang elektromagnetik yang berpropagasi di ruang bebas.
Proses transformasi ini dapat terjadi dalam dua arah (Prasetyani et al., 2021). Antena pemancar mengubah gelombang dalam jalur transmisi menjadi gelombang di ruang bebas, sedangkan antena penerima melakukan kebalikan dari itu, yaitu mengubah gelombang di ruang bebas menjadi gelombang dalam jalur transmisi. Dalam prinsipnya, setiap antena dapat digunakan untuk menerima dan memancarkan gelombang elektromagnetik, sehingga antena memiliki sifat timbal balik (Anthoni et al., 2021;
Copyright © 2023, Shinta Romadhona, M. Panji Kusuma Praja, Raditya Artha Rochmanto.
10.30738/st.vol9.no2.a15581
Balanis, 2005). Dalam sistem komunikasi seluler, antena digunakan untuk mengirim dan menerima sinyal elektromagnetik. Salah satu jenis antena yang digunakan adalah antena mikrostrip, yang memiliki karakteristik sederhana, dengan dimensi kecil dan bobot yang ringan dan mudah dipabrikasi (Sandi et al., 2020; Siringoringo et al., 2019). Namun, antena mikrostrip memiliki bandwidth dan gain yang terbatas (Prasetyani et al., 2021), dan untuk mengatasi hal ini, metode seperti penumpukan patch, electromagnetic coupling, dan penambahan slot dapat digunakan untuk memperluas bandwidth antena microstrip (Kurniasari et al., 2021). Selain itu, dalam perancangan antena, beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan adalah volume, berat, dan stabilitas mekanis. Antena jenis mikrostrip dipilih dalam perancangan karena memiliki struktur yang sederhana yang memungkinkannya untuk diaplikasikan pada frekuensi khusus (Putra et al., 2018).
Peningkatan kinerja antena yang direncanakan dicapai melalui penggunaan slit pada bidang patch antena(Kurniasari et al., 2020).Volume dan berat antena berperan dalam menentukan ukuran dan kepraktisan pemasangan antena. Sementara itu, stabilitas mekanis diperlukan untuk memastikan bahwa antena tetap berfungsi dengan baik dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang mungkin merusak. Maka dengan ini digunakan metode slit untuk membuat dimensi antenna lebih kecil dan compact. Metode Slit ini dilakukan dengan cara membuat celah pada tepi patch (Seigi et al., 2022).
Metode
Hasil dari simulasi antena diharapkan memiliki kesesuaian nilai parameter dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Pertama dilakukan perhitungan secara teoritis dimensi antena dari patch, substrat, dan ground dari antena mikrostrip patch rektangular. Dari sini didapat dimensi awal antena, setelah itu dilakukan simulasi menggunakan HFFS 15 dan dilakukan optimasi antena dengan tujuan dapat bekeja di frekuensi kerja 3,5 GHz. Desain antena dibuat dan disimulasikan menggunakan software Ansoft HFSS 15.0. Setelah dapat dimensi baru antena dengan mengoptimasi dimensi maka ditambahkan metode slit berdasarkan spesifikasi antena yang telah ditentukan pada Tabel 1. Langkah ini sesuai dengan Gambar 1 dari rancangan awal antena mikrostrip patch rektangular hingga penambahan metode slit.
Gambar 1. Alur Penelitian Desain Antena
Spesifikasi parameter rentang frekuensi antena berada di frekuensi 3,45 GHz – 3,55 GHz dengan frekuensi tengah 3,5 GHz. Return loss memiliki batasan ≤-10 dB, gain ≥ 3 dB. Untuk spesifikasi parameter antena secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Spesifikasi Parameter Antena
No Parameter Spesifikasi
1. Frekuensi tengah 3,5 GHz
2. Frekuensi kerja 3,45 GHz – 3,55 GHz
3. Return loss ≤-10 dB
4. VSWR ≤ 2
5. Bandwidth 100 MHz
6. Gain ≥ 3 dB
7. Pola radiasi unidirectional
8. Polarisasi Linear
Antena mikrostrip patch rectangular merupakan bentuk pacth yang paling banyak digunakan dan mudah untuk didesain karena bentuknya yang sederhana yaitu persegi.
Antena mikrostrip patch rectangular juga dapat menghasilkan gain yang tinggi (Venkateshkumar et al., 2020). Antena ini terdiri dari bagian patch, substrat dan ground dimana patch ini terletak pada lapisan paling atas. Lapisan setelah dari patch yaitu substrat yang berfungsi sebagai elemen elektrik, rumus untuk mengetahui nilai dimensi dari susunan antena mikrostrip seperti patch dan ground plane dapat dilihat pada persamaan berikut (Arfin et al., 2022):
Lebar Patch (𝑊!):
𝑊! = 𝐶
2𝑓"& 2
𝜀#+ 1 (2.1)
•Spesifikasi Antena
•Parameter Antena
Mulai
•Perhitungan dimensi antena
•Simulasi sesuai frekuensi kerja
Simulasi Antena •Analisis data
•Optimasi dengan menggunakan metode slit
Simulasi dengan Metode Slit
•Analisis parameter antena sebelum dan sesudah metode slit
Selesai
Nilai Konstanta Dielektrik Efektif (𝜀$%%)(Harianto et al., 2020):
𝜀$%% = 𝜀#+ 1
2 +𝜀#− 1
2 + 1
,1 + 12ℎ&/𝑊!/ (2.2)
Efek medan tepi pada patch (∆𝐿)(Arfin et al., 2022; R. Garg, 2001):
∆𝐿 = 0,412 ℎ& 6𝜀$%%+ 0,38 9𝑊!
ℎ& + 0,264;
6𝜀$%%− 0,2588 9𝑊!
ℎ& + 0,813; (2.3)
Panjang Patch (𝐿!):
𝐿$%% = 𝐿!+ 2∆𝐿 atau 𝐿$%% =(% '
!)*"## (2.4)
Untuk menentukan lebar ground plane (𝑊+) dan panjang ground plane (𝐿+) digunakan persamaan berikut (Anthoni et al., 2021):
𝑊+ = 2𝑊! (2.5)
𝐿+ = 2𝐿! (2.6)
Menghitung dimensi ground plane menggunakan persamaan (2.5) dan (2.6) untuk menentukan dimensi substrat.
Keterangan:
𝐶: Kecepatan gelombang elektromagnetik (3 × 10, m/s) 𝑓": Frekuensi center (Hz)
𝜀#: Konstanta dielektrik substrat ℎ&: Tebal substrat
Microstrip feed line dibuat dengan Panjang (𝐿%) dan lebar (𝑊%) dari saluran antena mikrostrip dapat dihitung menggunakan rumus berikut (Anthoni et al., 2021; Balanis, 2005):
𝐿% = 𝜆+
4 (2.7)
𝑊! =2ℎ"
𝜋 &𝐵 − 1 − ln(2𝐵 − 1) +𝜀#− 1
2𝜀# 0ln(𝐵 − 1) + 0,39 −0,61
𝜀# 67 (2.8) Dimana,
𝜆+ = 𝑐 𝑓√𝜀#
; 𝐵 = 377𝜋
2𝑍-√𝜀# (2.9)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil spesifikasi antena yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Spesifikasi Dimensi Antena Hasil Perhitungan
No Komponen Simbol komponen Dimensi (mm)
1. Lebar patch Wp 26,08
2. Panjang patch Lp 20,17
3. Tebal patch hp 0,0035
4. Lebar strip line Wf 3,06
5. Panjang strip line Lf 10,22
6. Lebar substrate Ws 52,16
7. Panjang substrate Ls 40,33
8. Tebal substrate hs 1,6
Hasil dan Pembahasan
Simulasi dilakukan dengan mengoptimasi antenna microstrip single patch dengan nilai return loss ≤-10 dB dan dilakukan analisa dari antenna microstrip single patch.
Dengan hasil perhitungan awal dari Table 2 dimensi ini dilakukan optimasi untuk mendapat parameter antenna sesuai dengan Table 1. Terakhir dengan simulasi hasil dari optimal dari antenna single ditambahkan dengan metode slit dan hasilnya di optimasi kembali. Simulasi dengan Ansoft HFSS 15 dilakukan pada frekuensi 3,45 GHz- 3,55 GHz dengan frekuensi kerja 3,5 GHz. Berikut adalah pembahasan terhadap hasil simulasi yang telah dilakukan.
Microstrip Rectangular
Data dari Table 1 kita lakukan simulasi di Ansoft HFSS 15.0 dengan ukuran yang sesuai di tabel tersebut sehingga didapat Gambar 2 yang sudah sesuai bentuk dari Microstrip rectangular untuk siap di validasi dan analisis hasil setiap parameternya. Data awal ada lah nilai S-Parameter dapat dilihat pada Gambar 3, terlihat bahwa pada frekuensi kerja nilai return loss pada -2,8469 dB sedangkan sesuai dari Tabel 1 nilai return loss≤
−10 𝑑𝐵. Diharapkan pada frekuensi kerja nilai S-Parameter paling rendah, sedangkan pada Gambar 3 frekuensi kerjanya adalah pada frekuensi 3,75 GHz. Selain dari nilai S- Parameter kita dapat lihat dari nilai VSWR pada Gambar 4 terlihat nilai VSWR pada frekuensi kerja 3,5 GHz yaitu 6,1564 nilai ini juga jauh dari ketetapan dari Tabel 1 yaitu VSWR≤ 2. Dari Gambar 3 dan Gambar 4 kita bisa lihat bahwa frekuensi kerja antenna sesuai dengan perhitungan masih di 3,7 GHz ini masih geser lebih besar 0,2 GHz sehingga perlu dilakukan optimasi dengan mengubah dimensi dari bagian antena.
Gambar 2. Desain Single Microstrip
Gambar 3. Return Loss Single Microstrip
Gambar 4. Nilai VSWR Single Microstrip
Gambar 5. Optimasi Return Loss Single Microstrip
2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Freq [GHz]
-8.75 -7.50 -6.25 -5.00 -3.75 -2.50 -1.25 0.00
dB(S(1,1))
HFSSDesign1
XY Plot 1
m1
m8 m9
Curve Info dB(S(1,1)) Setup1 : Sw eep
Name X Y
m1 3.4500 -2.3600 m8 3.5500 -3.5273 m9 3.5000 -2.8469
2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Freq [GHz]
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00
VSWR(1)
HFSSDesign1
XY Plot 2
m 2 m 3 m 4
m 5
Curve Info VSWR(1) Setup1 : Sw eep
Name X Y
m 2 3.4500 7.4062 m 3 3.5500 4.9924 m 4 3.5000 6.1564 m 5 3.7500 2.3184
Gambar 6. Optimasi VSWR Single Microstrip
Untuk menggeser frekuensi kerja menjadi 3,5 GHz, return loss kurang dari -10 dB dan VSWR kurang dan sama dengan 2 maka dilakukan perubahan dimensi antenna pada bagian patch, stripline dan substrate. Sesuai dengan Gambar 5 didapat Return loss pada frekuensi rendah 3,45 GHz dan frekuensi tinggi 3,55 GHz dengan nilai -10,4597 dB dan 10,2417 dB dan pada frekuensi kerjanya 3,5 GHz return loss -20,0202 dB dengan ini spesifikasi parameter antenna pada Tabel 1 terpenuhi. Gambar 6 menyatakan hasil simulasi juga didapat dari VSWR yang mencapai nilai 1,2216, VSWR ini juga lebih baik daripada VSWR sebelum optimasi.
Metode Slit
Nilai optimal dari perancangan antenna single microstrip rectangular didapat pada Gambar 5 dengan ditambahkan metode slit setelah dan sebelum strip line sesuai dengan Gambar 7 dengan ukuran 0,3 mm x 2 mm. Penambahan ini menghasilkan frekuensi kerja pada Gambar 8 yaitu 3,5 GHz dengan nilai return loss lebih baik lagi dibandingkan dengan return loss optimasi single microstrip sebesar -24,4 dB lingkup frekuensi rendah sampai frekuensi tinggi antara 3,45 GHz – 3,55 GHz dengan nilai lingkup return loss ≤
−10 𝑑𝐵 yaitu -10,06 dB dan -10,69 dB.
Efisiensi transfer daya antena dapat di lihat dari nilai VSWR pada Gambar 9 saat frekuensi kerja 3,5 GHz yaitu 1,1282 dilihat dari Tabel 1 bahwa nilai VSWR ≤ 2. Dimana semakin rendah nilai VSWR ini menandakan refleksi sinyal rendah dan meningkatkan efiseiensi daya.
Gambar 7. Microstrip Rectangular dengan Penambahan Slit
Gambar 8. Return Loss pada Microstrip Rectangular dengan Penambahan Slit
Gambar 9. VSWR pada Microstrip Rectangular dengan Penambahan Slit
Gambar 10. Optimasi Return Loss Microstrip Rectangular dengan Penambahan Slit
2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Freq [GHz]
-25.00 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00
dB(S(1,1))
HFSSDesign1
XY Plot 1
m1 m8
m9
Curve Info dB(S(1,1)) Setup1 : Sw eep
Name X Y
m1 3.4500 -10.0581 m8 3.5500 -10.6985 m9 3.5000 -24.4000
2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.12
Freq [GHz]
0.00 12.50 25.00 37.50 50.00 61.59
VSWR(1)
HFSSDesign1
XY Plot 2
m2m4m3
Curve Info VSWR(1) Setup1 : Sw eep
Name X Y
m2 3.4500 1.9160 m3 3.5500 1.8240 m4 3.5000 1.1282
2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Freq [GHz]
-35.00 -30.00 -25.00 -20.00 -15.00 -10.00 -5.00 0.00
dB(S(1,1))
HFSSDesign1 XY Plot 1
m1 m8
m9
Curve Info dB(S(1,1)) Setup1 : Sweep
Name X Y
m1 3.4500-10.1549 m8 3.5500-10.2277 m9 3.5000-30.9879
mengurangi dimensi antenna seperti pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dimensi antenna berkurang lebar patch 0,65 mm dan panjang patch 0,5 mm sehingga menjadi 25,43 mm dan 0,5 mm.
Gambar 11. Optimasi VSWR Pada Microstrip Rectangular dengan Penambahan Slit
Gambar 12. Optimasi Pola Radiasi Pada Microstrip Rectangular dengan Metode Slit
Gambar 11 nilai VSWR pada saat optimasi microstrip rectangular dengan penambahan slit dicapai sebesar 1,0581 pada frekuensi kerja 3,5 GHz. Nilai VSWR ini turun 0,0701 hasil ini menyatakan kinerja yang lebih optimal.
Gain antenna yang ingin dicapai sesuai dengan Tabel 1 minimal 3, dari Gambar 12 dapat dilihat magnitude gain 3,8253 dB pada sudut teta 360. Sehingga dari sini parameter antenna yang diinginkan pada Tabel 1 sudah mendekati.
Tabel 3. Spesifikasi Dimensi Antena Microstrip dengan Metode Slit
No Komponen Simbol komponen Dimensi (mm)
1. Lebar patch Wp 25,43
2. Panjang patch Lp 19,67
3. Panjang slit 1 dan 2 X 0,29
4. Lebar slit 1 dan 2 y 3
2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00
Freq [GHz]
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
VSWR(1)
HFSSDesign1
XY Plot 2
m2m4m3
Curve Info VSWR(1) Setup1 : Sw eep
Name X Y
m2 3.4500 1.9012 m3 3.5500 1.8904 m4 3.5000 1.0581
-15.00 -10.00 -5.00 0.00
90 60 30 0
-30
-60
-90
-120
-150
-180
150 120
HFSSDesign1
Radiation Pattern 3
m1 Curve Info
dB(GainTotal) Setup1 : LastAdaptive Freq='3.5GHz' Phi='0deg'
Name Theta Ang Mag
m1 360.0000 -0.0000 3.8253
Kesimpulan
Berdasarkan hasil desain antenna microstrip rectangular perhitungan secara teoritis didapat ukuran dari patch, substrate, strip line, setelah itu dilakukan simulasi HFSS 15 sehingga didapat hasil return loss -2,8469 dB dan VSWR 2,318 pada frekuensi kerja 3,5 GHz. Dapat dilihat untuk hasil simulasi awal jauh dari standar yang diinginkan yaitu return loss ≤ −10 𝑑𝐵 dan VSWR≤ 2. Sehingga dilakukan optimasi untuk antena tersebut dan menghasilkan return loss pada frekuensi kerjanya 3,5 GHz adalah -20,0202 dB dan VSWR 1,2216. Langkah terakhir adalah menambahkan metode slit yang bertujuan memperbaiki nilai return loss, VSWR dan dimensi antenna lebih kecil. Ukuran slit pada setiap sisi adalah 0,3 mm x 2 mm, menghasilkan return loss sebesar -24,4 dB dan nilai VSWR yaitu 1,1282. Sehingga perlu optimasi dengan dimensi masing-masing slit 0,29mm x 3 mm menghasilkan return loss -30,9879 dB dan VSWR 1,0581, nilai return loss ini lebih baik 6,5879 dB daripada sebelum optimasi. Optimasi ini dengan cara dengan dimensi antenna berkurang pada lebar patch 0,65 mm dan panjang patch 0,5 mm sehingga menjadi 25,43 mm dan 0,5 mm. Nilai VSWR ini turun 0,0701 hasil ini menyatakan kinerja yang lebih optimal. Magnitude gain antena adalah 3,8253 dB pada sudut teta 360.
Daftar Pustaka
Anthoni, M., Asthan, R. S., Pascawati, A., Maryopi, D., & Aziz, M. R. K. (2021).
Perancangan dan Simulasi Antena Mikrostrip MIMO 4×4 Rectangular Patch dengan Double U-Slot dan DGS pada Frekuensi 26 GHz untuk Aplikasi 5G.
Journal of Science and Applicative Technology, 5(2), 371.
https://doi.org/10.35472/jsat.v5i2.336.
Arfin, N. S. S., Nursal, F., & Yulindon. (2022). Antena Mikrostrip Rectangular dengan Slot X Untuk Komunikasi Pada UAV. Jurnal Teknik ITS, 2, A163–A168.
Balanis, C. A. (2005). Antenna Theory Analysis And Design Third Edition (Third). A John Wiley & Sons, Inc. www.copyright.com.
Haidi, J. (2018). Desain Antena Mikrostrip Bentuk Lingkaran Menggunakan Metode Pencatuan Langsung dan Slot Untuk Antena 5G.
Harianto, B. B., Rifai, M., Pambudiyatno, N., & Suprapto, Y. (2020). Desain Antena Mikrostrip Rectangular Patch Menggunakan Coaxial Feeding Untuk Penerima Radar SSR. In Jurnal Penelitian Politeknik Penerbangan Surabaya Edisi XXIX (Vol. 5, Issue 3).
Hikmaturokhman, A., Ramli, K., & Suryanegara, M. (2022). Indonesian Spectrum Valuation of 5G Mobile Technology at 2600 MHz, 3500 MHz, and 26 GHz and 28
GHz. Journal of Communications, 17(4), 294–301.
https://doi.org/10.12720/jcm.17.4.294-301.
Kurniasari, P., Dalimunthe, A. H., Thereza, N., & Ramadhan, F. (2020). Desain Antena Mikrostrip Menggunakan Konfigurasi Slit Pada Bidang Patch Peradiasi Untuk Kinerja Wireless Fidelity 2,4 GHz A Design Of Microstrip Antenna Using Slit Configuration On The Radiation Patch Area For 2,4 GHz Wireless Fidelity Perfomance. http://prosiding.unimus.ac.id.
Kurniasari, P., Thereza, N., Sari, M., & Ramadhan, D. F. (2021). Desain Antena
M Series. (2015). Recommendation ITU-R M.2083-0 IMT Vision-Framework and Overall Objectives of The Future Development of IMT for 2020 and Beyond M Series Mobile, radiodetermination, amateur and related satellite services.
http://www.itu.int/ITU-R/go/patents/en.
Prasetyani, M. I. L., Alam, S., & Surjati, I. (2021). Perancangan Antena Mikrostrip Array Menggunakan Metode Truncated Corner dengan U-Slot pada Frekuensi 2,3 GHz.
JTERA (Jurnal Teknologi Rekayasa), 6(1), 85.
https://doi.org/10.31544/jtera.v6.i1.2021.85-92.
Putra, R. B., Alam, S., & Surjati, I. (2018). Perancangan Antena Mikrostrip Segiempat Peripheral Slit untuk Aplikasi 2,4Ghz dengan Metode Pencatuan Proximity Coupled. Jurnal Nasional Teknik Elektro, 7(1), 38.
https://doi.org/10.25077/jnte.v7n1.520.2018.
R. Garg, P. B. I. B. and A. I. (2001). Microstrip Antenna Design Handbook.
Sandi, E., Djatmiko, W., & Putri, R. K. (2020). Desain U-slot Ganda untuk Meningkatkan Bandwidth Antena MIMO 5G Millimeter-wave. ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, 8(1), 150.
https://doi.org/10.26760/elkomika.v8i1.150.
Seigi, B. K., Alam, S., & Surjati, I. (2022). Bandwidth Enhancemen Of Microstrip Antenna With Slit and Parasitic Element For 5G Communication. Journal Of Informatics and Telecomunication Engineering, 6(1), 60–70.
https://doi.org/10.31289/jite.v6i1.7003.
Siringoringo, D. A., Suprapto, Y., & Sukma, M. M. (2019). Analisa Kinerja Teknologi Antena Mikrostrip Rectangular Patch Menggunakan Computer Simulation Technology dan Advanced Design System Pada Frekuensi 2,4 GHz.
Venkateshkumar, U., Kiruthiga, S., Mihitha, H., Maheswari, K., & Nithiyasri, M. (2020).
Multiband Patch Antenna Design for 5G Applications. Proceedings of the 4th International Conference on Computing Methodologies and Communication, ICCMC 2020, 528–534. https://doi.org/10.1109/ICCMC48092.2020.ICCMC- 00098.