• Tidak ada hasil yang ditemukan

deskripsi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "deskripsi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DESKRIPSI PENYEBAB RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI

MAN KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

ARTIKEL

RISKA APRILIYANI NPM. 11070099

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(3)
(4)

THE CAUSE OF LOW MOTIVATION STUDENTS DESCRIPTION IN STUDY OF SOSIOLOGY SUBJECT AT SOCIAL CLASS XI OF SENIOR ISLAMIC SCHOOL KINALI,

WEST PASAMAN COUNTY.

, , Riska [email protected]

* The Sociology Departement Student Of STKIP PGRI West Sumatera

** The Sosiology Staff Of Sociology Departement Of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

The baekground of this research was based on the low of motivation students in study of sosiology subject at social class XI of senior islamic school kinali, West Pasaman. The research aimed to desribe the because of low motivation students in study of sosiology subject at social class XI of senior high school kinali, West Pasaman.

The research was qualitative approach in type of descriptive. The informants of this research were sosiology teachers, students at the social class XI, headmaster, and students parent of senior islamic school kinali, West Pasaman. Informant choosing was porposive sampling which based on assumed the certain characteristic of the 16 criterion informants were two of teacher, ten of students, one of headmaster, three of student of parent. The unit data analysis were group and data analysis which is used to data colvation step, data reducation presentation data, verification or conchusion.

The result of research shown the because of low motivation students in study of sosiology subject at social class XI of senior islamic school kinali West Pasaman was influenced by external factor were: 1. Teacher at the school 2. Family 3. Classmate 4. Physical condution. So it can be concluded that external factors was dominant to the low of motivation in learning.

Key word : The cause of low motivation studenst in study of sociology PENDAHULUAN

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, pemerintah telah berupaya menciptakan sumber daya manusia yang berpendidikan, beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur dan memiliki pengetahuan serta kemampuan. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan kegiatan dibidang pendidikan adalah peningkatan mutu

pendidikan melalui peningkatan hasil belajar baik formal maupun non formal.

Menurut Sudjana (2009:22) menegaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya dan pada hakekatnya hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti motivasi, kemampuan, minat, sikap, kebiasaan belajar dan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa, sedangkan faktor eksternal seperti orang tua, kurikulum, lingkungan, sarana prasarana dan guru (Slameto, 2013:54).

Guru sebagai pendidik yang profesional harus mampu berperan sebagai komunikator dan fasilitator bagi peserta didik dalam membelajarkan siswanya. Sebagai komunikator seorang guru harus mampu menyampaikan pesan-pesan pembelajaran kepada siswa.

(5)

Motivasi adalah salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa. motivasi dalam kamus besar bahasa Indonesia kontemporer adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang lahir dari dalam diri seseorang untuk melakukan proses pembelajaran. Dorongan tersebut akan timbul apabila pemenuhan kebutuhannya terhadap sumber pembelajaran.

Menurut Slameto (2013:170) “Motivasi adalah pendorong suatu usaha untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Dengan kata lain dapat disebut sebagai penyemangat atau memberikan dorongan kepada seseorang.

Seiring dengan itu Sardiman (2014:73) mengemukakan bahwa “motivasi adalah daya pengerak yang telah menjadi aktif”. Kemudian W.S Winkel (1983: 73) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah “keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi belajar merupakan faktor yang menentukan prilaku siswa dan motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam mengikuti proses pembelajaran. Kurangnya motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran akan membuat siswa berusaha untuk melakukan kegiatan lain. Kegiatan yang di lakukan siswa tersebut adalah salah satu bentuk upaya siswa untuk mengurangi rasa bosan di dalam kelas.

Beberapa kegiatan siswa tersebut adalah bercerita dengan teman, meribut, keluar masuk lokal dan lain - lain.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MAN Kinali pada tanggal 24 November 2015, hasil belajar siswa tergolong rendah dan tidak merata yaitu berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh MAN Kinali yaitu 80.

Selain itu juga dapat diketahui pada pembelajaran mata pelajaran Sosiologi siswa

Kelas XI IPS ditemukan juga permasalahan seperti siswa kurang terpacu semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran, sering permisi pada saat jam pembelajaran berlangsung dan jajan di kantin, malas bikin tugas yang diberikan guru dan diduga masih kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan anaknya, tidak mengerjakan tugas, mengganggu teman saat jam pelajaran berlangsung dan tidak aktif dalam pembelajaran masih adanya dikalangan siswa yang masih memilih - milih teman dalam belajar. motivasi belajar siswa dalam pembelajaran sosiologi masih kurang.

Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “ Deskripsi Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS pada Mata Pelajaran Sosiologi di MAN Kinali Kabupaten Pasaman Barat”

Adapun rumusan masalah yaitu : Apakah penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Sosiologi di MAN Kinali Kabupaten Pasaman Barat? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui deskripsi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Sosiologi di MAN Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori motivasi menurut maslow.

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.

Abraham Maslow (1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan, yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi

(6)

sebagian kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).

2. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya).

3. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima, memiliki).

4. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta pengakuan).

5. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi, kebutuhan, keserasian, keteraturan, dan keindahan, kebutuhan aktualisasi diri: Mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi.

Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya.

Aktualisasi diri berkaitan dengan pengembangan potensi. Aktualisasi diri juga merupakan hirarki kebutuhan. Kebutuhan tersebut yang membuat seseorang melakukan atau berbuat sesuatu. Sebagaiman telah dijelaskan bahwa tingkah laku individu merupakan perwujudan dari dorongan untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhannya.

Kebutuhan ini inti dari kodrat manusia dengan demikian dapat di pahami bahwa kegiatan belajar disekolah pada prinsipnya manifestasi pemenuhan kebutuhan, oleh sebab itu aktualisasi diri memerlukan bimbingan dari oarang tua, guru dan memahami tingkat kebutuhan siswanya, sehingga dapat membantu dan memenuhi kebutuhan- kebutuhan mereka melalui berbagai aktifitas kependidikan, termasuk aktifitas pembelajaran.

Disamping itu dengan mengenal kebutuhan siswa, guru dapat memberikan

pembelajaran setepat mungkin.Bagi seorang siswa motivasi untuk belajar pada umu mnya timbul karena adanya ransangan, baik datang dari dalam diri individu maupun dari luar individu. Motivasi berkaitan erat dengan tujuan yang ingin dicapai oleh siswa karena motivasi dan tujuan merupakan bagian terpenting dari proses belajar agar mendapatkan hasil yang ingin dicapai

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yakni penelitian yang didasarkan pada pandangan mereka yang diteliti dengan rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistic dan rumit (Moleong, 2011:6). Menurut Herdiansyah (2014:17) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah memahami yang diartikan sebagai pemahaman apa yang dirasakan orang lain, memahami pola fikir dan sudut pandang orang lain. Tipe penelitian ini adalah deskriptif, yang berupaya untuk menjelaskan dan menggambarkan fenomena tertentu, sehubungan dari itu Arikunto (2006:291) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif tidak dimaksud untuk menguji hipotesa tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan dari variabel tersebut”. Adapun alasan menggunakan tipe deskriptif ini adalah agar yang didapat selama melakukan penelitian dapat dijabarkan secara lebih mendalam dan dijelaskan secara detail.

Menurut Moleong (2011:132) Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya atau orang lain atau suatu kejadian kepada peneliti, mereka tidak dipahami sebagai objek, sebagai seorang yang memberikan respon terhadap hal-hal yang berada diluar diri mereka, melainkan sebagai subjek penelitian. Dalam hal ini teknik pemilihan informan berdasarkan purposive sampling. Purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian subjektif peneliti berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu. Dengan demikian yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah : 1. guru

(7)

sosiologi 2. siswa kelas XI IPS 3. kepala sekolah 4. orang tua siswa.

Jenis data yaitu data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara).

Data primer dapat berupa daftar pertanyaan, opini, subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Sugiyono (2012:245) juga menjelaskan bahwa data primer adalah data yang dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian sedangkan data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara). data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, grafik, tabel, catatan, foto-foto, film, rekaman, vidio, benda-benda dan lain-lain yang dapat memperkaya data sekunder (Arikunto, 2010: 22) Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Metode pengumpulan data yaitu observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mencatat dan merupakan pengumpulan data yang paling tua yang digunakan dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (Herdiansyah, 2014:131).

Wawancara merupakan suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dengan responden atau informan melalui komunikasi langsung, dan dapat juga dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2011:186). Studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek (Herdiansyah, 2014:143).

Unit analisis data adalah Seluruh hal yang kita teliti untuk mendapatkan penjelasan ringkas mengenai keseluruhan unit dan untuk menjelaskan berbagai perbedaan diantara unit analisis tersebut. Beberapa unit analisis yang umumnya yang digunakan dalam riset ilmu

sosial, dan artefak sosial. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menurut miles and huberman ( dalam sugiyono 2012 : 164), diantaranya:

1. Pengumpulan datai dilakukan berupa data yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan dengan informan penelitian, seperti dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan dan apa yang di lihat, dan didengar.

2. Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan serta pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dilapangan.

3. Penyajian data, merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian akan dilakukan dengan matrik, bagan, dan jaringan yang dirancang guna menghubungkan informasi supaya ada kebenaran terhadap kesimpulan.

4. Penarikan kesimpulan, merupakan bagian suatu kegiatan yang telah didapati dilapangan. Kesimpulan dilakukan selama berada dilapangan atau selama penelitian, maka dilakukan dengan pengulangan supaya data yang didapati tidak salah. Setelah melakukan pengumpulan data, reduksi data serta penyajian data, baru dapat disimpulkan alasan yang ada, dan hal inilah yang

merupakan penarikan

kesimpulan.penarikan ksimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah setelah di temukan bukti - bukti yang kuat yang mendukung maka ke simpulan bersifat sempurna.

Lokasi penelitian dilaksanakan di MAN Kinali Kabupaten Pasaman Barat pada kelas XI IPS, hal ini dilakukan karena pada kelas ini hasil belajar yang diperoleh masih rendah dan diduga hal ini disebabkan oleh rendahnya motivasi.

(8)

HASIL PENELITIA DAN PEMBAHASAN

Motivasi belajar merupakan daya penggerak dalam diri seseorang untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada bagian belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.

Motivasi akan timbul apabila siswa memiliki dorongan atau energi untuk belajar yang nantinya akan menyebabkan perubahan tingkah laku dan pola pikir sehingga kesuksesan dalam belajar akan tercapai.

Supaya pembelajaran mencapai hasil maksimal, maka prosesnya dirancang sedemikian rupa sehingga guru dan siswa diberi kesempatan untuk terlihat aktif dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di MAN Kinali, Pasaman Barat sehubungan dengan deskripsi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Sosiologi di MAN Kinali Kabupaten Pasaman Barat maka diketahui penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Sosiologi tersebut adalah sebagai berikut :

5.1.1 Guru Di Sekolah

Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi semangat siswa dalam belajar.

Guru dalam satu kegiatan pembelajaran salah satu faktor yang penting yaitu sebagai fasilitator sehingga memungkinkan terciptanya suasana belajar. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru memiliki tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Metode mengajar suatu strategi yang harus dilakukan oleh guru dalam mengajar agar siswa lebih paham terhadap materi yang diajarkan dan siswa tidak bosan dalam proses belajar mengajar, Penyampain materi hanya

salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar. Guru mata pelajaran sosiologi pada dasarnya telah menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, hanya saja metode yang di gunakan ceramah sehingga siswa kurang tertarik dan cepat bosan.

Metode yang di gunakan mendorong siswa kurang memiliki perhatian terhadap penjelasan yang di sampaikan oleh guru sehingga berpengaruh hasil belajar yang di peroleh siswa. Metode mengajar sangat mempengaruhi belajar, Apabila metode belajar guru yang kurang baik, maka akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula sebaliknya apabila metode belajar guru yang baik, maka akan mempengaruhi belajar siswa yang baik pula. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang ditemukan di lapangan tanggal 15 maret 2016 dapat diketahui bahwa metode mengajar yang digunakan oleh guru kurang efektif dalam proses pembelajaran di kelas. Guru yang mengajar sering menggunakan metode ceramah dan hanya mencatat, sehingga siswa kurang memahami yang dijelaskan oleh guru dan oleh karena itu siswa menjadi kurang betah, sedikit bosan untuk belajar, siswa kurang senang terhadap pelajaran dan siswa malas membaca pada proses pembelajaran mereka hanya membaca pada saat di laksanakan ujian.

5.1.2 Keluarga

Dalam mencapai tujuan dan keberhasilan belajar disekolah peran orang tua sangat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan belajar anak, baik perhatian dan bimbingan orang tua terhadap belajar anak.

Keberhasilan belajar anak terletak dari bimbingan dan perhatian orang tua, jika bimbingan dan perhatian orang tua berjalan semestinya maka keberhasilan anak akan tercapai tetapi sebaliknya apabila perhatian dan bimbingan orang tua dalam belajar dirumah tidak baik maka tida akan tercapai keberhasilan belajar. Kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, karena sibuk mencari nafkah untuk keluarga, kurangnya fasilitas pendidikan yang diberikan orang tua terhadap anak, hubungan keluarga yang tidak harmonis,

(9)

keadaan ekonomi keluarga, dan suasana rumah yang kurang nyaman.

Suasana rumah yang tegang dan ribut menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, akibatnya belajar anak terganggu. Keadaan ini merupakan dasar anak mengalami permasalahan yang serius dan hambatan dalam pendidikannya sehingga anak malas untuk belajar dan malas sekolah. Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang ditemukan di lapangan tanggal 21 maret 2016 dapat diketahui bahwa kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dalam belajar hal ini di sebabkan oleh orang tua kurang memperhatikan masalah sekolah anaknya, orang tua juga sibuk bekerja di luar rumah dan fasilitas untuk belajar dirumah juga kurang lengkap sehingga anak malas untuk belajar.

Bahwa kurangnya perhatian orang tua terhadap anaknya dalam belajar bisa mempengaruhi rendahnya motivasi belajar hal ini di sebabkan oleh orang tua kurang memperhatikan masalah sekolah anaknya, tidak ada mengontrol jam belajar anak di rumah dan tidak ada memotivasi anak belajar karena orang tua juga sibuk bekerja di luar rumah dan sehingga anak malas untuk belajar.

Jadi seharusnya orang tua memperhatikan perkembangan belajar anaknya di sekolah supaya anak mau untuk belajar di rumah karena ada kontrol dari orang tuanya. Tetapi tidak demikian halnya orang tua hanya menyerahkan semunya kepada pihak sekolah, padahal faktor yang sangat menunjang dorongan dalam keluarga.

5.1.3 Pengaruh Teman Sebaya

Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak - anak, dalam lingkungan anak hidup berinteraksi. Lingkungan berkaitan dengan masyarakat yang berupa pandangan, adat istiadat dan kebiasaan, anak selalu melakukan kontak dengan masyarakat.

Pengaruh - pengaruh terhadap teman yang bersifat buruk akan mempengaruhi bersifat buruk juga. Jadi pengaruh yang diberikan teman sebaya sangat besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Karena kalau tidak hati - hati memilih teman kita akan sama dengan teman tersebut serta pengawasan orang tua dan

mendidik harus cukup bijaksana. Teman satu kelas teman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar.

Persaingan antar individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengukur kemampuan dirinya melalui kemampuan orang lain. Belajar dengan bersaing menimbulkan upaya belajar yang bersungguh - sungguh.

Di kelas, bentuk persaingan yang di lakukan oleh guru sosiologi ketika pembelajaran berlangsung yaitu berupa pemberian tugas dan kuis tanya jawab. Ketika guru mengajukan pertanyaan dan memberikan aba-aba untuk mengambil nilai sebagian siswa memberanikan diri mengacungkan tangan untuk menjawab atas pertanyaan yang di ajukan guru. Namun siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru orangnya hanya itu ke itu saja, sekalipun di kasih kesempatan kepada siswa lain, mereka menjawabnya asal asalan. Rendahnya motivasi anak disebabkan dari lingkungan tempat tinggal anak, lingkungan anak tersebut banyak teman - temannya yang tidak sekolah, pergaulan bebas, bebas merokok, keluyuran dan lain - lain.

Berdasarkan hasil observasi dan penelitian yang di temukan dilapangan tanggal 17 maret 2016 dapat diketahui bahwa siswa melalaikan waktunya untuk belajar, tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang di berikan gurunya dan asyik bermain - main dengan teman - temanya dari pada mengulang pelajaran.

5.1.4 Kondisi Fisik Siswa

Lingkungan fisik sekolah berpengaruh terhadap hasil belajar karena itu semakin baik lingkungan fisik sekolah maka akan semakin meningkat hasil belajar . Kondisi lingkungan merupakan unsur yang datang dari luar siswa yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Lingkungan fisik sekolah , sarana dan prasarana perlu ditata dan di kelola agar dapat menyenangkan dan membuat siswa merasa nyaman untuk belajar. Kondsi lingkungan siswa juga berpengaruh pada kuat lemahnya motivasi belajar siswa dan juga berpengaruh

(10)

terhadap rendahnya motivasi belajar di mulai dari sarana dan prasarana sekolah yang tidak lengkap, sehingga membuat anak malas untuk belajar, kemudian metode mengajar guru yang dianggap anak memmbosankan dan juga masalah ke displinan yang ada di sekolah, relasi guru dengan siswa yang kurang harmonis dimana siswa yang menyukai gurunya juga akan mnyukai mata pelajaran yang di berikan gurunya.

Sarana dan prasarana merupakan unsur yang sangat penting untuk menunjang proses belajar dan pembelajaran siswa di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan tanggal 23 maret 2016 , buku yang ada di perpustakaan belum semuanya lengkap dan lapangan praktek yang masih kurang dan perlu di perbaiki dan jaringan internet yang belum ada di pasangkan disekolah. Berdasarkan ungkapan diatas dari segi buku yang belum lengkap dan memadai untuk menunjang proses pembelajaran disekolah karena masih ada buku yang kurang dan jaringan internet yang belum ada untuk di gunakan sehingga terkendala untuk mempraktekkan apa yang dipelajari ,sebaliknya apabila praktek dilapangan tidak sesuai dengan apa yang di pelajari dikelas, maka guru belum berhasil mengerjakan materi pelajaran kepada siswa yang bersangkutan. Sarana dan persarana sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar siswa di sekolah supaya apa yang dipelajari sehingga dapat di praktekkan langsung dilapangan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa belajar banyak di pengaruhi oleh motivasi, baik dari dalam diri maupun dari luar diri seseorang, oleh karena itu motivasi merupakan motor penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk belajar sehingga tujuan belajar tercapai, maka dalam belajar sosiologi juga diperlukan motivasi yang tinggi agar siswa memperoleh nilai yang tinggi. Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dapat dilihat dari keadaan siswa pada saat mengikuti pelajaran. Perhatian siswa pada saat

pembelajaran berlangsung, seriusnya siswa mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru, serta meningkatnya hasil belajar siswa merupakan faktor penilain yang dapat dijadikan dalam mengukur peningkatan motivasi dalam belajar. Deskripsi penyebab rendahnya motivasi belajar siswa kelas XI IPS pada mata pelajaran Sosiologi di MAN Kinali Kabupaten Pasaman Barat adalah guru di sekolah, keluarga, pengaruh teman sebaya, kondisi fisik siswa .

1. Guru Di sekolah

Guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi semangat siswa dalam belajar, guru dalam satu kegiatan pembelajaran salah satu faktor yang penting yaitu sebagai fasilitator sehingga memungkinkan terciptanya suasana belajar. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru memiliki tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampain materi hanya salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar.

Guru mata pelajaran sosiologi pada dasarnya telah menyampaikan materi pembelajaran dengan baik,hanya saja metode yang di gunakan ceramah sehingga siswa kurang tertarik dan cepat bosan. Metode yang di gunakan mendorong siswa kurang memiliki perhatian terhadap penjelasan yang di sampaikan oleh guru sehingga berpengaruh hasil belajar yang di peroleh siswa.

2. Keluarga

keluarga juga berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam belajar. Jika dalam keluarga anak kurang mendapatkan perhatian dalam proses pendidikan,maka akan membuat motivasi anak rendah untuk sekolah,begitu juga dengan fasilitas pendidikan yang tidak cukup diberikan orang tua dan ekonomi orang tua yang terbatas sehingga membuat

(11)

semangat siswa dan motivasi anak rendah.

3. Pengaruh teman sebaya

Pengaruh teman sebaya juga menyebabkan rendahnya motivasi anak adalah berpengaruh dari teman - teman yang berada di lingkungan tempat tinggal siswa tersebut, sehingga mereka terpengaruh dengan pergaulan teman - temanya yang tidak sekolah dan juga berpengaruh dengan tingkah laku temannya.

4. Kondisi fisik siswa

Kondsi lingkungan siswa juga berpengaruh pada kuat lemahnya motivasi belajar siswa dan juga berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar di mulai dari sarana dan prasarana sekolah yang tidak lengkap, sehingga membuat anak malas untuk belajar, kemudian metode mengajar guru yang dianggap anak memmbosankan dan juga masalah ke displinan yang ada di sekolah, relasi guru dengan siswa yang kurang harmonis dimana siswa yang menyukai gurunya juga akan mnyukai mata pelajaran yang di berikan gurunya.

SARAN

Setelah dilakukan penelitian dan

diperoleh kesimpulan, maka disarankan kepada :

1. Diharapkan kepada siswa, agar lebih meningkatkan semangat atau motivasi dalam belajar supaya memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

2. Diharapkan kepada orang tua, agar menjadi perhatian dan segera mengambil tindakan dengan adanya motivasi belajar yang rendah dari anaknya dan dapat memberi dukungan kepada anaknya agar anaknya lebih giat dalam belajar

3. Kepada Guru agar lebih memperhatikan siswa secara merata dan tidak membedakan siswa berdasarkan kemampuannya dan memilih metode pembelajaran yang tepat, guna meningkatkan motivasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta :PT Rineka Cipta.

Herdiansyah, Haris. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta Selatan : Salemba Humanika.

Maslow, Abraham H,1943. A Theory of Human Motivation Psycological Revie,Toronto

Moleong, Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Sardiman. 2014. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Sugiyono. 2012. Metologi Penelitian

Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humani

WS, Winkel. 1983. Psikologi pengajaran.

Jakarta: Gramedia

Referensi

Dokumen terkait

Angka-angka yang baik itu bagi siswa mwrupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga, bahkan banyak juga siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya

Hasil dari penelitian kualtitatif deskriptif ini, penyebab rendahnya motivasi belajar dalam pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V sekolah dasar yaitu 1)

Tujuan penelitian ini adalah: Mengetahui penyebab, pengaruh serta cara mengatasi rendahnya kreativitas dan motivasi belajar matematika di SDN 04 Tegalgede tahun

Siswa yang mendapat hasil belajar yang tinggi selalu didukung dengan motivasi belajar yang tinggi pula.Adapun perilaku-perilaku mengindikasikan rendahnya motivasi seperti masih banyak

Faktor dominan yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar mata pelajaran aircraft drawing adalah: faktor A cita-cita/aspirasi siswa, kondisi lingkungan, dan unsur-unsur dinamis

Kondisi keluarga ini juga menjadi salah satu faktor permasalahan terkait rendahnya motivasi belajar siswa di SMPN 2 Bantaran, hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru

Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa antara lain: ketidakjelasan tujuan pendidikan, kurangnya relevansi materi, metode pengajaran yang tidak

Dengan demikian dapat disimpulkan kedua variabel motivasi belajar dan penggunaan sarana belajar secara siknifikan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa Madrasah Aliyah