PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Batubara pada tahun 2021 mencapai K6 sebesar 80,95%, hal ini masih dibawah rata-rata kinerja Sumut yaitu 83,74% (Dinkes Sumut, 2021). Hal ini menunjukkan rata-rata capaian vitamin A di Kabupaten Batubara masih di bawah Sumatera Utara (Dinkes Sumut, 2021).
Perumusan masalah
Peneliti melakukan wawancara terhadap ibu balita yang anaknya mengalami stunting, hasil yang diperoleh ibu balita mempunyai pendidikan SMA dan merupakan ibu rumah tangga, ibu penderita gula bit melakukan ANC kurang dari 6 kali bila ibu hamil penderita gula buah bit dikonsumsi kurang dari 90 tablet selama hamil bila mengonsumsi tablet penambah darah.(tablet zat besi), anak balita cacat tidak mengidap IMD dan tidak mendapat ASI Eksklusif, MP-ASI banyak diberikan pada balita dibawah 6 bulan, dan mereka berikan MP-ASI sasetan atau MP-ASI siap saji, balita mendapat vitamin A tapi kurang Dari 3 kali bahkan ada balita yang tidak mendapat vitamin A, ibu tidak mematuhi program dengan memantau anaknya pertumbuhan yaitu dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan balita (Dinkes Sumut, 2021).
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-23 bulan dengan kejadian stunting di Baduta wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Untuk mengetahui hubungan pemantauan tumbuh kembang pada anak 0 - 23 bulan dan kejadian stunting di Baduta wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023.
Manfaat penelitian
- Manfaat Bagi Responden
- Manfaat Bagi Puskesmas
- Manfaat Bagi Petugas Kesehatan
Hubungan pengetahuan ibu dengan prevalensi stunting pada anak kecil di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Hubungan pendapatan keluarga dengan prevalensi stunting pada anak kecil di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023 .
KAJIAN TEORI
Defenisi Status Gizi Balita
Status gizi merupakan hasil keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi serta pemanfaatan zat gizi tersebut, atau suatu keadaan fisiologis akibat tersedianya zat gizi dalam sel-sel tubuh. Status gizi merupakan keadaan tubuh yang disebabkan oleh keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi.
Stunting
Artinya, dalam kondisi pangan berlimpah, kasus gizi buruk masih mungkin terjadi pada anak di bawah lima tahun. Gizi buruk pada anak balita sering disebut dengan kelaparan tersembunyi (Kurniati, dkk, 2020).
Dampak Stunting
Anak-anak yang mengalami stunting akan menimbulkan kerugian negara di masa depan karena ada kemungkinan mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik, menjadi miskin dan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular seperti obesitas, kemungkinan penyakit kardiovaskular, dll. Anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang lebih besar kemungkinannya untuk menderita penyakit menular, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut, dibandingkan anak yang tidak mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
Penilaian Status Gizi secara Antropometri
Oleh karena itu, tinggi badan atau indeks TB/U merupakan indeks yang menggambarkan status gizi masa lalu atau dapat memberikan gambaran status gizi masa lalu. Berdasarkan peraturan MKRI, standar antropometri berdasarkan indeks TB/U baik untuk melihat status gizi masa lalu, hal ini mudah dilakukan.
Periode 1000 HPK
Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan prevalensi stunting di Baduta di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan prevalensi stunting di Baduta di tempat kerja . wilayah Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Jumlah kasus dan pengendalian kejadian obstruksi di Baduta Wilayah Kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara Tahun 2023.
Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Kehamilan Pada Anak Usia Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Hubungan Pemberian MP-ASI Pada Anak Usia Dini Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Laut Tador Tahun 2023. Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Hubungan pemantauan tumbuh kembang anak kecil dengan kejadian stunting pada Baduta Wilayah Kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara Tahun 2023.
Judul : Faktor Penentu Kejadian Disabilitas Pada Anak Sarjana Di Wilayah Kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Judul : Faktor Penentu Kejadian Disabilitas Pada Anak Sarjana Di Wilayah Kerja Puskesmas Laut Tador, Kabupaten Batubara pada tahun 2023.
Faktor Resiko Stunting
Pencegahan Stunting
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, dilakukan upaya untuk menurunkan prevalensi stunting. Pada ibu hamil dan bersalin, dimana upaya pemerintah dalam menurunkan kehamilan antara lain intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan, mengupayakan jaminan mutu pelayanan antenatal (ANC) terpadu, meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan, menyelenggarakan program pemberian makanan berkalori tinggi. , protein dan zat gizi mikro (TKPM), deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular), pemberantasan cacingan, peningkatan transformasi Kartu Sehat menjadi Buku KIA, penyelenggaraan penyuluhan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan layanan ASI eksklusif dan konseling/keluarga berencana. Pada anak usia dini, upaya pemerintah dalam menurunkan stunting antara lain dengan melakukan pemantauan tumbuh kembang anak dan penyelenggaraan PMT pada balita, penyelenggaraan stimulasi tumbuh kembang anak usia dini, dan pemberian pelayanan kesehatan yang optimal.
Bagi anak usia sekolah, upaya pemerintah dalam menurunkan stunting antara lain dengan melakukan revitalisasi, penguatan kelembagaan UKS dan penyelenggaraan program gizi bagi anak sekolah.
Penelitian Terkait
Kerangka Teori Penelitian
Kerangka konsep Penelitian
Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang stunting dengan kejadian stunting pada Baduta di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Hubungan Kunjungan ANC Ibu Baduta Saat Hamil dengan Kejadian Retardasi Pertumbuhan pada Ibu Baduta pada Tahun 2023. Baduta di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Hubungan ASI eksklusif pada bayi dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara Tahun 2023.
Hubungan pemberian vitamin A pada balita dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Model akhir hasil analisis multivariat terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023. Judul tugas skripsi : Penentu kejadian stunting pada anak Baduta di wilayah kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara Tahun 2023.
Hipotesa Penelitian
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain penelitian case controlled, menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui hubungan antara pendidikan ibu, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga, kunjungan ANC ibu selama hamil, riwayat pemberian tablet zat besi selama hamil, pemberian ASI eksklusif. pada bayi usia 0 sampai 6 bulan, pemberian MPASI pada anak usia 6 sampai 23 bulan, pemberian vitamin A dan pemantauan tumbuh kembang dengan kejadian stunting pada anak dibawah lima tahun.
Lokasi dan Waktu Penelitian
- Lokasi Penelitian
- Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
- Populasi Penelitian
- Sampel Penelitian
- Besar sampel
- Prosedur pengambilan sampel
Hubungan Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Baduta Saat Hamil Dengan Kejadian Stunting Di Badutas Wilayah Kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten. Berdasarkan Tabel 4.15, persentase kejadian stunting di Baduta lebih tinggi (61,2%) pada ibu yang mendapat tablet zat besi cukup (90 tablet) selama kehamilan dibandingkan pada ibu yang mendapat tablet zat besi lebih sedikit (<90 tablet) selama kehamilan. statistik keseluruhan menunjukkan hubungan yang signifikan (p <0,05). Pemberian MP-ASI merupakan variabel yang dominan terhadap kejadian stunting pada masyarakat Baduta di wilayah operasi Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara pada tahun 2023.
Variabel yang dominan berhubungan dengan prevalensi stunting pada Baduta di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara pada tahun 2023 adalah pemberian AM-ASI pada Baduta. Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Slogohimo Kabupaten Wonogiri. Judul : Faktor Penentu Kejadian Obstruktif Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara Tahun 2023. Nr. Tanggal bahan disediakan.
Definisi Operasional dan Aspek ukur
Metode Pengumpulan Data
- Sumber data
- Jenis data
- Cara pengumpulan data
Metode Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 4.18 terlihat bahwa proporsi kasus stunting di Baduta lebih tinggi (54,8%) pada kelompok Baduta yang diberi vitamin A kurang dibandingkan dengan yang diberi vitamin A cukup, dan secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna (p > 0,05). . Berdasarkan Tabel 4.19 terlihat bahwa proporsi kejadian stunting di Baduta lebih tinggi (91,8%) di Baduta yang tidak melakukan pemantauan pertumbuhan dibandingkan yang melakukan pemantauan, dan secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan (p > 0,05). . ). Berdasarkan nilai OR, variabel yang dominan berhubungan dengan prevalensi stunting di Baduta wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023 adalah pemberian AM-ASI kepada Baduta.
Variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna (p<0,05) dengan prevalensi stunting pada masyarakat Baduta di wilayah kerja Puskesmas Laut Tador Kabupaten Batubara Tahun 2023 adalah: 1) Pendapatan keluarga; Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di wilayah kerja Puskesmas Tatah Makmur Kabupaten Banjar. Menerima dan memahami penjelasan penelitian “Determinan Kejadian Anestesi Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara Tahun 2023.
Metode Analisa Data
- Analisis Univariat
- Analisis Bivariat
- Analisis Multivariat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Berdasarkan Tabel 4.13, persentase kejadian stunting lebih tinggi (66,1%) di Baduta, dimana keluarga mempunyai pendapatan lebih rendah dibandingkan keluarga dengan pendapatan cukup, dan terdapat hubungan yang signifikan secara statistik (p < 0,05). Risiko stunting di Baduta tiga kali lebih tinggi pada ibu Baduta yang melakukan kunjungan ANC lebih sedikit dibandingkan ibu Baduta yang melakukan kunjungan ANC. Berdasarkan hasil analisis multivariat terdapat hubungan yang signifikan antara kehadiran ANC dengan kejadian stunting di Baduta.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian retardasi pertumbuhan di Baduta. Hubungan pengetahuan dan sikap responsif pemberian makan dengan kejadian retardasi pertumbuhan pada balita umur 6 s/d 24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Semarang.
Hasil Analisa Univariat
- Analisis Univariat
- Hasil Analisis Bivariat
- Hasil Analisis Multivariat
Hasil Analisa Bivariat
- Hubungan Penghasilan Keluarga dengan Kejadian
- Hubungan Kunjungan ANC ibu Baduta pada Saat
- Hubungan Pemberian Tablet Besi pada Saat Ibu Hamil
- Hubungan Pemberian ASI Ekslusif dengan Kejadian
- Hubungan Pemberian MP-ASI dengan Kejadian
- Hubungan Pendidikan Ibu, Pengetahuan Ibu,
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Risiko terjadinya stunting di Baduta 6 kali lebih besar pada keluarga Baduta dengan pendapatan rendah dibandingkan dengan keluarga dengan pendapatan cukup dengan interval kepercayaan antara 3,4 dan 6,6. Risiko terjadinya stunting di Baduta 3 kali lebih tinggi pada ibu Baduta yang melakukan kunjungan ANC lebih sedikit dibandingkan ibu Baduta yang melakukan kunjungan ANC cukup dengan interval kepercayaan antara 4,4 hingga 6,6. Risiko terjadinya stunting pada masyarakat Baduta 2,5 kali lebih besar pada masyarakat Baduta yang tidak memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan masyarakat Baduta yang memberikan ASI eksklusif dengan interval kepercayaan antara 3,2 hingga 5,6.
Risiko terjadinya stunting pada suku Baduta 10 kali lebih tinggi pada suku Baduta yang tidak diberikan MP-ASI dibandingkan dengan suku Baduta yang diberikan MP-ASI dengan interval kepercayaan antara 3,3 hingga 9,9. Variabel yang tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan kejadian stunting di Baduta adalah :.
Rekomendasi
Faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacatan pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Faktor yang berhubungan dengan kejadian kecacatan pada balita usia 25 -59 bulan di Posyandu Masyarakat Wonosari II Wilayah Puskesmas Tahun 2018. 2017. Hubungan pendapatan keluarga, berat badan lahir dan panjang badan lahir dengan prevalensi stunting pada balita 24-59 bulan di Bangkalan.
Hubungan pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting pada anak usia 6 sampai 59 bulan. Tingkat pendidikan ibu dan pendapatan rumah tangga dengan kejadian stunting pada anak usia 6 sampai 59 bulan di desa Mataram Ilir kecamatan Seputih Sur. Hubungan pengetahuan dan sikap orang tua mengenai kejadian penyapihan dini dengan retardasi pertumbuhan pada balita di Puskesmas Kedung Banteng Kabupaten Banyumas. Pemberian ASI eksklusif dan asupan energi berhubungan dengan keterlambatan pertumbuhan antara usia 6 dan 24 bulan di Jawa Tengah.
MP-ASI merupakan pemberian makanan pendamping ASI kepada anak di bawah umur 6-24 bulan dengan memperhatikan bintang 4. Publikasi saya yang berjudul: Faktor Penentu Kejadian Stunting pada Anak Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Tador Laut Kabupaten Batubara Tahun 2023 akan dimuat pada Jurnal Ilmiah minimal terakreditasi Sinta dan akan saya presentasikan serta dimasukkan dalam prosiding nasional. seminar.