• Tidak ada hasil yang ditemukan

DI DESA HUTATINGGI TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DI DESA HUTATINGGI TAHUN 2020 "

Copied!
109
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Bagaimana perilaku pasangan usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi akseptor KB di Desa Hutatinggi tahun 2020. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi akseptor KB di Desa Hutatinggi pada tahun 2020. 2020. Mengetahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) saat mengambil keputusan menjadi akseptor KB di Desa Hutatinggi Tahun 2020.

Distribusi responden berdasarkan data demografi mengenai perilaku pasangan usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi akseptor. Distribusi responden berdasarkan pernyataan sikap pasangan usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi akseptor KB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pasangan usia subur dalam mengambil keputusan menjadi akseptor KB.

Manfaat Kegiatan

  • Bagi Pelayanan Kesehatan
  • Bagi Masyarakat
  • Bagi Penelitian Selanjutnya
  • Bagi Institusi Pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA

Metode Kontrasepsi

Kerangka konseptual dalam penelitian ini merupakan pedoman penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) dalam pengambilan keputusan menjadi akseptor KB yang meliputi aspek pengetahuan dan sikap. Jenis penelitian kuantitatif dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, yang bertujuan untuk mengetahui perilaku pasangan usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi akseptor KB di Desa Hutatinggi Tahun 2020. Pertimbangan untuk menentukan lokasi ini adalah Desa Hutatinggi, belum pernah dilakukan penelitian serupa yaitu tentang perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) dalam mengambil keputusan untuk diterima KB.

Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan dan sikap pasangan usia subur (PUS) dalam memutuskan menjadi penerima KB. Bab ini menguraikan hasil survei tentang perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) dalam mengambil keputusan untuk melakukan KB di Desa Hutatinggi Tahun 2020. Berikut akan diuraikan hasil survei berdasarkan karakteristik responden. , Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memutuskan Menjadi Pendukung KB di Desa Hutatinggi Tahun 2020.

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa pengetahuan pasangan usia subur dalam mengambil keputusan menjadi penerima KB mayoritas berpengetahuan baik sebanyak 36 orang (50,7%), berpengetahuan cukup sebanyak 33 orang. (46,5%), dan minoritas dengan pengetahuan kurang 2 orang (2,8. Hasil penelitian ini dapat dilihat secara detail pada tabel 4.3 mengenai sebaran responden berdasarkan pertanyaan pengetahuan pasangan anak usia subur (PUS) dalam pengambilan keputusan menjadi penerima KB di desa Hutatinggi 10 Keunggulan metode kalender Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan pasangan usia subur dalam mengambil keputusan menjadi penerima KB menunjukkan bahwa secara umum 68 orang penduduk usia subur (PUS) menjawab benar untuk definisi keluarga berencana (KB) 68 orang (96.

Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa sikap pasangan usia subur ketika mengambil keputusan menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB) sebagian besar bersifat positif yaitu sebanyak 65 orang (92%), dan kelompok minoritas bersifat negatif sebanyak sebanyak 6 orang. (8) Hasil penelitian dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.5 mengenai sebaran responden berdasarkan pernyataan sikap pasangan usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi penerima KB di Desa Hutatinggi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pasangan usia subur saat mengambil keputusan menjadi akseptor KB di Desa Hutatinggi mayoritas mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 36 orang (50,7).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap pasangan usia subur dalam mengambil keputusan menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB) sebagian besar positif yaitu sebanyak 65 orang (92%), namun masih terdapat responden yang mempunyai sikap negatif terhadap KB. . yang mengikuti program KB sebanyak 6 orang (8%), namun persentasenya masih dapat diterima. Kerangka konseptual dalam penelitian ini hanya menggambarkan karakteristik responden, pengetahuan dan sikap pasangan usia subur dalam mengambil keputusan menjadi akseptor KB. Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Perilaku Pasangan Usia Subur dalam Pengambilan Keputusan Menjadi Akseptor Keluarga Berencana”.

Pasangan Usia Subur (PUS)

Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil atau hasil suatu pemikiran atau proses kognitif yang mengarah pada pilihan suatu tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia, setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan pilihan akhir. Jumlah informasi yang dibutuhkan semakin meningkat, dan terdapat ketidakpastian terhadap informasi yang ada.

Perilaku

Dimana respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih sebatas pelatihan, persepsi pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati dengan jelas oleh orang lain. Respon terhadap stimulus tersebut terlihat jelas dalam bentuk tindakan atau praktik yang mudah diamati atau dilihat oleh orang lain. Karena perilaku itu terjadi melalui proses pemberian stimulus pada organisme, kemudian organisme tersebut memberikan respon, maka teori ini disebut S-O-R atau Stimulus-Organism-Response Theory.

Orang yang memahami suatu objek atau materi dapat menjelaskan, memberi contoh, menyimpulkan, meramalkan suatu objek yang dipelajari. Penilaiannya berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. Percobaan pertama gagal, percobaan kedua dilakukan dan seterusnya sampai masalah terpecahkan, yang kedua adalah ditemukannya kebenaran secara kebetulan yang terjadi secara tidak sengaja oleh yang bersangkutan.

Setelah adopsi, subjek berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus (Roger dalam Notoatmodjo, 2012). Sebaliknya jika suatu perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama (Roger dalam Notoatmodjo, 2012). Sikap adalah perasaan atau pandangan seseorang yang disertai kecenderungan bertindak terhadap suatu obyek atau rangsangan.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggapnya penting. Pengaruh faktor emosional, kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Prasangka sering sekali merupakan bentuk sikap negatif yang didasari oleh kelainan kepribadian pada orang-orang yang sangat frustasi.

Pada tahap ini peserta sudah memiliki sistem nilai yang mengatur perilakunya sejak lama sehingga membentuk ciri “gaya hidup” yang perilakunya menetap, konsisten dan praktis.

Kerangka Konsep

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

  • Lokasi
  • Waktu

Populasi dan Sampel

  • Populasi
  • Sampel

Etika Penelitian

Hak untuk menentukan nasib sendiri, masyarakat sebagai makhluk bebas mempunyai otonomi untuk mengatur kehidupannya, artinya masyarakat dapat ikut serta dalam penelitian atau tidak tanpa adanya paksaan dari pihak manapun yang mempunyai hak untuk bertanya, menolak informasi yang diberikan, meminta klarifikasi dan mengakhiri. partisipasi. Hak atas keterbukaan penuh, masyarakat mempunyai hak untuk menentukan apa yang harus dilakukan, termasuk bebas dari paksaan dalam bentuk apapun. Dalam pelaksanaannya, sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari lembaga pendidikan yaitu program studi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan dan izin dari Kepala Desa Hutatinggi.

Instrumen Penelitian

Total skor penilaian sikap diperoleh dari skor terendah 10 dan skor tertinggi 40, dimana semakin positif skor maka semakin baik pula sikap PUS dalam mengambil keputusan menjadi pengadopsi KB. Penilaian kategori sikap didasarkan pada persentase sebagai berikut: Sikap positif jika jawaban responden benar antara 51-100% skor tertinggi dan sikap negatif jika jawaban responden benar antara 0-50% skor tertinggi. .

Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti meminta bantuan bidan desa untuk mencari calon responden yang dapat mengikuti proses pengujian kuesioner. D. Peneliti memeriksa kelengkapan kuesioner yang diserahkan dan meminta responden untuk mengisinya jika ada jawaban kuesioner yang belum lengkap dan mengambilnya kembali.

Defenisi Operasional

Kumpulan data ini menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh peneliti sendiri berdasarkan konsep teori untuk memperoleh data tentang perilaku pasangan usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi penjamin KB. Data yang telah terkumpul diolah melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) Penyuntingan merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data, maka akan diperbaiki dengan melakukan pengecekan ulang dan penggunaan kembali data yang telah dikumpulkan.

Tabel 3.2  Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Analisa Data

  • Analisa Univariat

Untuk mengetahui perilaku Pasangan Usia Subur (PUS) dalam mengambil keputusan menjadi penerima KB, peneliti menggunakan kuesioner yang berisi dua puluh pertanyaan, yang meliputi sepuluh pertanyaan tentang pengetahuan dan sepuluh pernyataan tentang sikap. Berdasarkan tabel 4.1 terlihat pasangan usia subur 23-31 tahun terbanyak berjumlah 33 perempuan (46,5%), seluruhnya bersuku Batak 71 perempuan (100%), sebagian besar berpendidikan menengah 61 perempuan ( 85.9 Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap pasangan usia subur dalam mengambil keputusan menjadi penerima KB menunjukkan bahwa secara umum pasangan usia subur (PUS) sangat setuju bahwa penggunaan alat kontrasepsi dapat mengatur jarak antar kehamilan dari 46 orang (65%), pasangan usia subur juga sangat setuju untuk reseptif. Keluarga berencana merupakan program yang sangat baik untuk menjaga kesehatan reproduksi wanita sebanyak 40 orang (56%), hanya saja pasangan usia subur (PUS) tidak setuju. bahwa memiliki terlalu banyak anak, terlalu banyak makanan merupakan pemahaman yang dianut oleh budaya ibu 29 (41.

Hal ini cukup beralasan karena usia dan pendidikan dapat mempengaruhi beberapa hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan, menunjukkan bahwa dari 71 pasangan usia subur, 61 diantaranya adalah perempuan (85,9). Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia, menurut penelitian terhadap 71 pasangan usia subur sebanyak 33 wanita (46,5%) berusia 23-31 tahun, dengan perubahan pada aspek kejiwaan dan kejiwaan (mental). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erna Listyani sebanyak 54,8% mempunyai sikap positif dalam memutuskan menjadi akseptor Keluarga Berencana (KB), dengan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin mudah mereka dalam mendapatkan informasi tentang KB, sehingga diharapkan dapat mempengaruhi sikap berkeluarga berencana. pasangan usia subur mengenai keluarga berencana menjadi positif.

Proses pengumpulan data dari responden dilakukan pada bulan Juli dengan sistem penyebaran kuesioner kepada pasangan usia subur di Desa Hutatinggi. Hal ini diharapkan dapat terus meningkatkan penyuluhan KB untuk menambah informasi sehingga pasangan usia subur lebih mengetahui tentang KB. Peneliti lain yang ingin meneliti perilaku pasangan usia subur dalam mengambil keputusan menjadi pengadopsi KB sebaiknya melanjutkan penelitiannya lebih spesifik dengan variabel yang lebih variatif dan diharapkan dapat menyelidikinya dengan melihat dari sisi korelasi. sehingga dapat diketahui adakah hubungan antara pengetahuan dan sikap pasangan usia subur dalam memutuskan menjadi peserta KB.

Nilai anak dan jumlah anak yang diinginkan pasangan usia subur di pedesaan dan perkotaan. Setelah mendapat penjelasan dari penelitian “Perilaku Pasangan Usia Subur Saat Memutuskan Menjadi Penerima Keluarga Berencana (KB)”, Saya dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan siap untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Gambar

Tabel 3.2  Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Menurut (Arsyad, 2013), berpendapat bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, motivasi