PROFIL ETNIK BETAWI
Demografi
Batas wilayah Jakarta adalah Laut Jawa di utara, Kabupaten Bogor di selatan, Kabupaten Tangerang di barat, dan Kabupaten Bekasi di timur.
Asal-Usul Etnis Betawi
Berdasarkan informasi Raffles tahun 1815, sebagian orang Batavia adalah budak yang berasal dari Bali dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan data tersebut, jelas terlihat bahwa suku Betawi terdiri dari berbagai suku dan etnis Nusantara yang sebagian besar berasal dari Indonesia bagian timur.
Mata Pencaharian
Agama
Dengan kata lain, kelangsungan hidup masyarakat Betawi sebagai komunitas etnis terkait erat dengan proses Islamisasi mereka. 171−197) Bagi masyarakat Betawi, Islam tampil sebagai salah satu simbol pembeda yang paling penting dalam menghadapi intrusi kekuatan luar.
Kesimpulan
Grin, "Bahasa Betawi" sebenarnya bukan bahasa, tapi bentuk dialek Melayu. Secara umum dapat diasumsikan bahwa bahasa Betawi yang kita kenal adalah bahasa Melayu dialek Betawi.
SEJARAH BAHASA BETAWI
Pengertian Bahasa Melayu Dialek Betawi
Pandangan lain tentang bahasa Betawi menurut Saidi (1993) adalah bahwa bahasa Betawi adalah bahasa yang diadopsi dari bahasa Kawi, termasuk bahasa Melayu, Arab, Portugis, Cina, Belanda di luar bahasa Melayu itu sendiri. Jadi secara linguistik, hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Betawi merupakan bahasa Melayu dialek Betawi.
Peradaban Bahasa Melayu Dialek Betawi
Bahasa Melayu yang digunakan dalam dokumen-dokumen ini tidak menunjukkan siapa yang menerjemahkan bahasa tersebut. Namun berdasarkan penelusuran dari bentuk aksaranya, memiliki ciri yang sama dengan contoh yang terdapat pada bahasa Melayu yang digunakan di Batavia.
Variasi Bahasa Melayu Dialek Betawi
Secara morfologi, dialek Betawi dalam bahasa Melayu juga dipengaruhi oleh bahasa Bali khususnya pada akhiran '"in". Contoh di atas juga merupakan ciri morfologi bahasa Melayu dialek Betawi, yang dipengaruhi oleh bahasa Bali khususnya pada akhiran.
Ciri dan Hubungan Khas Bahasa Melayu
Dua ciri lain dalam sintaksis bahasa Betawi adalah (1) ungkapan properti diungkapkan dengan kata punya (memiliki) seperti Amat punya rumah, aye punya istri; (2) Pendahuluan kedudukan kelasnya dibalik dari bahasa Indonesia, misalnya dit is een huis (rumah ini), dat adalah anak (anak itu).
MORFOSINTAKSIS BAHASA BETAWI
Latar Belakang
Definisi lain dari Betawi adalah bahasa kreol (Siregar, 2005), yang didasarkan pada bahasa Melayu Bazaar ditambah unsur bahasa Sunda, bahasa Bali, bahasa dari Cina Selatan (khususnya Hokkien), bahasa Arab, serta bahasa dari Eropa khususnya. bahasa Belanda dan bahasa. Berdasarkan penjelasan tersebut, makalah ini disusun untuk menyelidiki morfosintaks bahasa Betawi yang terdapat dalam Pantun Palang Pintu.
Morfosintaksis Bahasa Betawi
Namun, penggunaannya di Jakarta cukup khas di Betawi, sufiks bisa mengatakan lebih banyak jika dihubungkan dengan bentuk dasar kata sifat. Dalam bahasa Indonesia ada dua bentuk repetisi, yaitu (1) repetisi lengkap kata seperti laki-laki dan seterusnya; (2) pengulangan kata awal seperti man atau neighbour.
Pengertian Sintaksis
Analisis Morfosintaksis Pantun Palang Pintu
Analisis Pantun Palang Pintu
Analisis: Maaf, katain adalah morfem Betawi yang akhirannya menggunakan akhiran -in, yang menggantikan akhiran -i dan -kan dalam bahasa Indonesia. Salah satu ciri sintaksis bahasa Betawi adalah susunan kalimat atau klausa yang berbeda dengan bahasa Indonesia.
Kesimpulan
Indonesia, (2) bentuk atau model industri kreatif dioptimalkan dalam pengelolaan PBB sebagai bentuk ciri budaya dan (3) model bahan ajar sebagai industri budaya Setu Babakan Betawi. Kaitan seni gambang rancag dengan orkestra Gambang Kromong menurut Japp Kunst (1934, hlm. 308; dalam Ruchiat 1981, hlm.
SUBDIALEK BAHASA BETAWI
Bahasa Betawi
Penyebaran bahasa Arab di Jakarta sendiri merupakan salah satu hasil dari perdagangan dan perkawinan antar etnis. pengaruh Melayu; Ciri yang paling khas dari dialek Betawi adalah peralihan dari bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/.
Pembagian Wilayah Betawi
Perbedaan Dialek
Salah satu pertunjukan tersebut, yakni kehadiran orkestra Gambang Kromong yang mengiringi nyanyian puisi atau pantun cerita, disebut Gambang Rancag. Ini dilakukan untuk mendapatkan Congin-Nongin”, menurut Amshar (55 tahun), salah satu seniman gambang rancag yang pernah mengalaminya.
UNGKAPAN DAN PERIBAHASA DALAM
Ungkapan
Artinya, kata, gabungan kata atau kalimat tersebut tidak digunakan menurut makna asalnya atau makna leksikal, makna gramatikal, melainkan menurut makna lain, yang sedikit banyak masih memiliki kaitan atau kaitan dengan makna aslinya. Hubungan atau asosiasi antara makna asal dengan makna lain yang terkandung dalam ungkapan tersebut dapat berupa kiasan, perbandingan, atau perumpamaan. Di sini ada hubungan yang sama dengan fakta bahwa orang yang bekerja keras biasanya berkeringat sangat banyak sehingga keringatnya tampak seperti diperas.
Peribahasa
Lenong Betawi
Lakon Lenong berkembang dari iseng tanpa alur yang dirangkai menjadi pertunjukan larut malam dengan lakon yang panjang dan lengkap. Dalam lenong denes (dari kata denes dalam dialek Betawi yang berarti dinas atau pejabat), aktor dan aktris umumnya mengenakan pakaian formal dan ceritanya berlatarkan lingkungan kerajaan atau bangsawan. Sebagai contoh plot dalam Lenong Preman adalah kisah rakyat yang ditindas oleh para tuan tanah dengan memungut pajak dan bangkitnya tokoh-tokoh pejuang saleh yang membela rakyat dan melawan para tuan tanah yang jahat.
Analisis Ungkapan dalam Lenong: Sastra
Ungkapan dalam Bahasa Betawi dengan
Peribahasa Bahasa Betawi dan Konteksnya
- Kesimpulan
Pagelaran gambang rancag yang merupakan karakter hidup masyarakat Betawi ini telah dilestarikan oleh komunitas Putra Jali bekerjasama dengan para pemain muda yunior. Gambang rancag lebih kuat unsur sastranya, sedangkan Gambang Kromong lebih kuat dari segi seni karawitan. Selanjutnya, gambang rancag dapat dimaknai sebagai representasi identitas, seperti dalam wujud kearifan lokal dan mitos masyarakat Betawi.
KEPUNAHAN BAHASA BETAWI DI SRENGSENG
Kepunahan Bahasa Betawi
Sosiolinguistik
Bilingualisme dan Diglosia
Pergeseran Bahasa
Pemertahanan Bahasa
Kepunahan Bahasa
Penggunaan bahasa asing dan bahasa daerah juga dapat dimasukkan dalam diglosia jika fungsinya berbeda dengan bahasa induk masyarakat. Kepunahan bahasa karena pergeseran bahasa (penutur tidak berada dalam wilayah tutur yang padat, atau bahasanya tidak cukup kuat untuk menghadapi dinamika inheren infrastruktur budaya modern). Secara keseluruhan, alasan yang paling jelas adalah kurangnya konsentrasi penutur dan bahasa yang tidak dinamis dalam kaitannya dengan lingkungan yang kuat secara ekonomi dan teknologi.
Analisis Kepunahan Bahasa Betawi di
Kemudian, generasi muda mulai mengurangi penggunaan bahasa Betawi, yang diamati di beberapa daerah seperti lingkungan sekitar, tetapi hanya pada lawan bicara yang lebih tua. Sikap sadar norma terhadap bahasa Betawi masih ditunjukkan oleh dua generasi masyarakat Betawi. Faktor internal merupakan akibat dari sikap yang dihasilkan masyarakat Betawi. Masyarakat Betawi memiliki sikap positif terhadap bahasa Betawi.
Profil Perkampungan Budaya Betawi Setu
Peran dan fungsi kampung Setu Babakan dalam upaya pelestarian dan pengembangan kesenian Betawi menunjukkan bahwa api masih jauh dari kisi-kisinya, peran dan fungsi Setu Babakan belum maksimal. Setu Babakan seperti membalas kerinduan masyarakat terhadap kawasan cagar budaya Betawi yang dulu langka (Cicih et al., 2013). Keadaan yang memprihatinkan ini menimbulkan keprihatinan terhadap perkembangan seni budaya Betawi, khususnya peran dan fungsi kampung Setu Babakan dalam upaya pelestarian dan pengembangan kesenian Betawi yang harus disikapi secara bijaksana.
Implementasi Setu Babakan sebagai
Pertunjukan Gambang Rancag
Sebagai salah satu bentuk teater kata lisan (istilah ini diciptakan pada akhir 1980-an), lakon gambang rancag ditekankan pada cara bercerita dan musiknya. Saputra (2009, hlm. 8) berpendapat bahwa “gambang rancag bisa disebut pertunjukan musik maupun teater bahkan sastra. Dengan demikian, baik pemain maupun unsur lainnya memiliki pengaruh yang besar terhadap penampilan gambang rancag.
Pertunjukan Gambang Kromong
Tayangan sahibul hikayat pada perayaan Idul Fitri Betawi pada 28 Juli 2017 merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat Betawi. Masyarakat yang menyaksikan pagelaran Sahibul Hikayat malam itu terdiri dari panitia Lebaran Betawi 2017 dari Bamus Betawi, dibantu UPK Kampung Budaya Betawi Setu Babakan, dan penonton dari lima wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Budaya yang saling mempengaruhi dalam interaksi kehidupan Betawi dan Arab dapat dilihat dalam pertunjukan Sahibul Hikayat.
KARAKTERISTIK PERTUNJUKAN BUDAYA
Pertunjukan Sahibul Hikayat
Apabila menyampaikan cerita Sahibul Hikayat, perawi sering menyebut perkataan: "Menurut Sahibul Hikayat" atau perkataan "Sahibul Hikayat". Kata-kata pengarang cerita, tanggungjawab diberikan kepada siapa yang memiliki cerita, siapa tahu siapa. Hal ini juga dicontohi oleh perawi Sahibul Ustaz Miftah, improvisasi daripada lakonan kisah Hakim siti Zulfah dimulakan dengan jenaka lucu.
Pertunjukan Lenong
Menonton Sahibul Hikayat bersama secara percuma juga merupakan simbol ikatan dan keterikatan, menggambarkan suka dan duka yang akan anda hadapi bersama. Kemahiran seorang pencerita dalam bercerita ialah apabila pencerita tahu cara menggoncang perut penonton kerana ekspresi dan bunyi yang berbeza yang disampaikan oleh cerita. Sememangnya sikap jenaka ini juga terserlah dalam setiap kesenian Betawi termasuk Sahibul Hikayat yang bertujuan untuk interaksi yang baik antara pencerita dan penonton.
Pertunjukan Topeng Betawi
Beberapa pemain Topeng Betawi mengenakan pakaian khusus sesuai dengan perannya, dan beberapa lainnya mengenakan pakaian biasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tari Topeng sendiri terdiri dari beberapa jenis tari yaitu tari Lipet Gandes (tarian yang dijalin dengan nyanyian, canda dan terkadang dengan sindiran tajam tapi lucu), tari Topeng Tunggal, tari Enjot-enjotan, tari Gregot, Indah topeng, Tari Topeng Putri, Tari Topeng Ekspresi, Tari Kang Aji, dll. Dalam perkembangannya, muncul kreasi baru dari Tari Topeng seperti Tari Ngarojeng, Tari Dagor Amprok, dan Tari Gitek Balen.
Pertunjukan Palang Pintu
Selain itu, kendala pemasaran yang peneliti temukan adalah belum tersedianya informasi melalui website yang secara khusus menginformasikan produk batik Betawi di Kampung Budaya Betawi Setu Babakan. Proses pengelolaan batik Betawi di rumah Yayasan Batik Setu Babakan hampir sama dengan batik lainnya. Motif Batik Betawi sendiri terbilang unik karena terinspirasi dari lingkungan Jakarta dan kekayaan budaya Betawi.
KARAKTERISTIK KULINER BETAWI
Kerak Telor
Kerak Telor merupakan salah satu makanan khas masyarakat Betawi yang bentuknya menyerupai martabak, namun isinya berbeda. Bahkan di festival seperti Pekan Raya Jakarta, kerak telor pasti mudah ditemukan jika ingin mencicipi makanan khas Betawi. Masakan Kerak Telor merupakan ciri khas kreasi masyarakat Betawi, pilihan kuliner yang terkenal sejak zaman kolonial.
Soto Betawi
Tak banyak yang tahu kalau sajian Soto Betawi ini dipopulerkan oleh Li Boen Po (ada yang menyebut namanya Lie Boen Po). Cara memasak soto betawi adalah (1) didihkan air lalu masukkan daging dan jeroan beserta potongan jahe dan lengkuas. Kelezatan sop betawi ini sudah diakui oleh banyak orang, baik warga betawi maupun bule betawi.
Gado-Gado Betawi
Ada beberapa pedagang soto Betawi yang berjejer dari Zona Embrio hingga Zona A, B, C di sepanjang Danau Setu Babakan. Tentang resep gado-gado di Setu Babakan, menurut seorang penjual gado-gado, sebut Marni (25 tahun) bahwa di daerah ini resepnya berada di antara gado-gado Jakarta atau Betawi dan gado-gado Kampung Tugu. Sayuran yang digunakan juga unik, biasanya gado-gado menggunakan kangkung tapi yang ini menggunakan bayam.
Bir Pletok
Tatang Hudayat S.H., Sumiati Adi Susilo, Manajemen, Ketua: Yahya Andi Saputra, Sekretaris: Rudi Haryanto, bahwa pengelolaan batik Betawi di Unit Pengelola Kampung Budaya Betawi (UPK-PBB) Setu Babakan tampaknya sudah dimulai. Manajemen menggandeng para perajin batik Betawi agar dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam menghidupkan kembali batik Betawi di UPK-PBB Setu Babakan. Ade (34 tahun) menjelaskan, motif batik Betawi lebih dinamis dan modern dibanding motif batik dari budaya lain.
ICON BUDAYA BETAWI
Ondel-Ondel
Bentuk/Desain
Filosofi/Makna Ondel-Ondel
Fungsi, Penggunaan dan Penempatan Ondel-
Kembang Kelapa (Manggar)
Ornamen Gigi Balang
Penggunaannya pada bangunan tradisional Betawi, fasilitas umum, gedung bertingkat, gapura, panggung, stand pameran (warung) dan area lain yang dimungkinkan dari segi estetika dan keamanan masyarakat.
Baju Sadariah (Sadarie)
Kebaya Kerancang
- Batik Betawi
Namun sayang, setelah menempuh perjalanan jauh, produksi kain batik Betawi semakin hari semakin berkurang. Batik Betawi berupa kain panjang dan sarung yang motifnya ditulis dan dicap. Pengelolaan batik Betawi di komunitas Batik Setu Babakan dilaporkan oleh Syaiful Amri (53 tahun) pengurus yayasan keluarga batik Betawi Setu Babakan menggunakan laporan dari K.H.
Kerak Telor
Model pengelolaan yang dilakukan harus berkelanjutan untuk mengembangkan karakter kampung budaya Setu Babakan sehingga mampu bersaing dengan kampung cagar budaya di daerah lain di Indonesia. Untuk itu perlu penelitian lebih lanjut untuk melengkapi model bahan ajar karakter kampung budaya Betawi dengan melakukan sebaran penelitian berupa pengakuan dari para ahli, tokoh masyarakat Betawi mengenai hasil penelitian ini di bentuk model dokumenter yang dapat diakses oleh semua pihak untuk mewujudkan Model Karakteristik Kampung Budaya Betawi sebagai model yang mendapat pengakuan dari pemangku kepentingan dan masyarakat Betawi. Termasuk mengadakan publikasi nasional dan internasional untuk menggaungkan hasil penelitian ini sebagai bentuk penyajian ciri khas kampung budaya Betawi sebagai kampung budaya Betawi yang mampu bersaing dan bermanfaat bagi masyarakat Betawi khususnya masyarakat Setu Babakan dan pada umumnya. Masyarakat Betawi di DKI Jakarta maupun di luar DKI Jakarta memiliki peradaban budaya dengan karakter dan identitasnya masing-masing.
Bir Pletok
Kesimpulan
2014 “Pelestarian Nilai-nilai Kearifan Lokal Betawi dalam Tradisi Gambang Rancag Melalui Pewarisan”, Prosiding pada Forum Ilmiah X, Seminar Internasional Bahasa, Sastra. 2013 “Membawa Pembelajaran Sastra Lisan Gambang Rancag ke Pembelajaran Inovatif Loka Bahasa: Jurnal Kajian Bahasa Daerah, Sastra dan Budaya dan Pengajarannya Loka Bahasa. Restorasi Budaya Cerita Rancag si Pitung Melalui Pertunjukan Gambang Rancag oleh Kelompok Gali Putra Pekayon di Masyarakat Betawi”, Prosiding Kongres Internasional Ketiga Cerita Rakyat Asia (The 3rd International Congress on Asian Folklore 2013) pada Jumat-Minggu, 7 - 9 Juni 2013 di Keraton Yogyakarta dan Hotel Inna Garuda Yogyakarta.