• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Belajar

N/A
N/A
Vina Febriani

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Belajar"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup. Dari proses belajar akan ada hasil yang ditimbulkan yaitu berupa perubahan tingkah laku pada diri individu, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif),keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif).Dari istilah belajar ada juga istilah “pembelajaran”.

Pembelajaran yang dimaksud ini merupakan usaha sadar dan terencana dengan maksud agar terjadi proses belajar pada diri seseorang. Dalam proses belajar sendiri banyak hal-hal penting yang harus diketahui dan dipahami oleh pengajar/ guru mengenai apa saja yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran agar proses belajar peserta didik dapat berjalan dengan baik.Oleh karena itu, sebagai seorang yang bergerak dalam bidang Pendidikan (khususnya guru) perlu mempelajari hakikat dari belajar, agar pendidik dapat memahami proses belajar/gaya belajar pada tiap peserta didik yang bermacam-macam dan kendala atau hambatan-hambatan dari proses belajar tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian belajar?

2. Apa-apa saja ciri-ciri perilaku dalam belajar?

3. Apa tujuan dari belajar?

4. Bagaimana dengan prinsip-prinsip belajar?

5. Faktor apa saja yang mempengaruhi belajar?

6. Bagaimana cara belajar yang efektif?

7. Bagaimana belajar dalam konsep islam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian belajar

2. Untuk mengetahuiciri-ciri perilaku dalam belajar 3. Untuk mengetahui tujuan dari belajar

4. Umtuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip belajar

5. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi belajar 6. Untuk mengetahui cara belajar yang efektif

7. Untuk mengetahui belajar dalam konsep islam

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat belajar mempunyai peran penting dalam mentransimisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi (Bell- Gredler, 1986).

Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku (M. Ngalim P, 1997:85) yaitu proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

Proses Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikirdan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif.

Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya

B. Ciri-Ciri Perilaku Dalam Belajar

Perilaku belajar tidak dapat dipisahkan dari berbuatan belajar,karena belajar merupakan suatu proses,sedangkan preatasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran itu sendiri. Bagi seorang siswa belajar merupakan suatu kewajiban.

Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut.

Menurut Logan,dkk (1976) dalam Sia Tjundjing (2001:70) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan latihatan. Senada dengan hal tersebut , Winkel (1997:193) berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivutas

(3)

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan disekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana, seperti runah ataupun dilingkungan masyarakat. Irwanto (1997:105) berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu.

Sedangkan menurut Mudzakir (1997:34) belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Di dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach (Sumadi Suryabrata, 1998:231) : "Belajar yang sebaik- baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pajar mempergunakan pancainderanya. Pancaindera tidak terbatas hanya indera penglihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain".

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas (Mubihhin Syah, 2000:116) antara lain:

a. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan Aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

c. Perubahan Efektif dan Fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaan tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan salam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat direproduksi dan dimanfaatkan lagi.

Berdasarkan dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yanh baru secara keseluruhan, secara sengaja,disadari dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya

C. Tujuan Belajar

Dalam tujuan pembelajaran yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri.

(4)

Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.

Untuk merumuskan tujuan pembelajaran kita harus mengambil suatu rumusan tujuan dan menentukan tingkah laku siswa yang spesifik yang mengacu ke tujuan tersebut. Tingkah laku yang spesifik harus dapat diamati oleh guru yang ditunjukkan oleh siswa, misalnya membaca lisan, menulis karangan, untuk mengoperasionalisasikan tujuan suatu tingkah laku harus didefinisikan di mana guru dapat mengamati dan menentukan kemajuan siswa sehubungan dengan tujuan tersebut.

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Melalui belajar diharapkan dapat terjadi perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Selain itu tujuan belajar yang lainnya adalah untuk memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. Benyamin S Bloom, menggolongkan bentuk tingkah laku sebagai tujuan belajar atas tiga ranah, yakni:

1) Ranah Kognitif 2) Ranah Afektif 3) Ranah Psikomotorik.

Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian tujuan pembelajran yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu sebagai berikut:

Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.

Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.

Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar.

Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .

Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mempunyai kedudukan yang sangat penting. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan bagi:

1. Penentuan isi (materi) bahan ajar.

2. Penentuan dan pengembangan strategi pembelajaran.

3. Penentuan dan pengembangan alat evaluasi.

(5)

Tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah pernyataan umum tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada struktur orientasi, sedangkan tujuan khusus adalah pernyataan khusus tentang hasil pembelajaran yang diinginkan yang mengacu pada konstruk tertentu.1

Tujuan umum pembelajaran dapat dibedakan atas:

 Tujuan yang bersifat orientatif, dapat diklasifikasikan pula atas 3 tujuan, yakni:

a. Tujuan orientatif konseptual. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami konsep-konsep penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.

b. Tujuan orientatif procedural. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa belajar menampilkan prosedur.

c. Tujuan orientatif teoritik. Pada tujuan ini tekanan utama pembelajaran adalah agar siswa memahami hubungan kausal penting yang tercakup dalam suatu bidang studi.

 Tujuan pendukung dapat diklasifikasikan menjadi 2 tujuan, yakni:

a. Tujuan pendukung prasyarat, yaitu tujuan pendukung yang menunjukkan apa yang harus diketahui oleh siswa agar dapat mempelajari tugas yang didukungnya.

b. Tujuan pendukung konteks, yaitu tujuan pendukung yang membantu menunjukkan konteks dari suatu tujuan tertentu dengan tujuan yang didukungnya.

Selain tujuan umum dan tujuan khusus di atas, terdapat pula tujuan

pembelajaran yang lain yaitu untuk mengembangkan kemampuan, membangun watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka pencerdasan kehidupan bangsa.

D. Prinsip-Prinsip Belajar

Ada beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, yang baik bagi siswa untuk meningkatakan upaya belajarnya maupun bagi guru yang digunakan untuk meningkatkan upaya mengajarnya. Berikut ini adalah contoh prinsip-prinspnya:

1. Prinsip Kesiapan

Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi kesiapan siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.

2. Prinsip Motivasi

Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.

3. Prinsip Persepsi

Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.

4. Prinsip Tujuan

(6)

Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu.

Tujuan ini harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh setiap peserta didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.

5. Prinsip Perbedaan Individual

Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam kelas dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi- tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.

6. Prinsip Transfer dan Retensi

Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat digunakan dalam situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses Transfer. Sedangkan yang dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.

7. Prinsip Belajar Kognitif

Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan penemuan.

8. Prinsip Belajar Afektif

Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.

9. Prinsip Belajar Evaluasi

Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan.

10. Prinsip Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menetukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktifitas ragawinya. Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik.

Secara umum, prinsip-prinsip belajar berkaitan dengan:

 Perhatian dan Motivasi

 Keaktifan

 Keterlibatan langsung atau pengalaman

 Pengulangan

 Tantangan

 Balikan dan Penguatan (law of effect)

 Perbedaan individual

E. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi belajar.

Diantaranyasebagai berikut:

(7)

1. Faktor Internal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor internal dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu:

a. Faktor jasmani

Faktor jasmani terdiri dari atas:

1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian- bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan- gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan- ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, makan, tidur dan beribadah.

2) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat itu dapatberupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain- lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya.

b. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Untuk mendapatkan penjelasan tentang ketujuh faktor tersebut di atas dapat di uraikan sebagai berikut:

1) Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari:

- kecakapan untuk menghadapi dan menyusuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif.

- Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif.

- Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Iteligensi besar pegaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempuyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah

(8)

salah satu faktor di antara faktor yang lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/mempengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya. Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika ia belajar dengan baik

Maksudnya belajar dengan menerapkan metode yang efesien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya. Seperti faktor jasmaniah, psikologi, keluarga, sekolah dan masyarakat memberi pengaruh yang positif.

Jika siswa memiliki inteligensi yang rendah, ia perlu mendapat perhatian dan pendidikan dilembaga pendidikan khususnya.

2) Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata- mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbul kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.

Agar siswa dapat belajar dengan baik,usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobbi ataupun bakatnya.

3) Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi, beberapa dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang, dan dari situ diperoleh suatu keputusan.Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan- segan untuk belajar, ia tidak memperoleh keputusan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih muda dipelajari dan dikuasi, karena minat dapat menambah kegiatan belajar.

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya itu.

4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud. Bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan pada masa yang akan datang.

Selain, kecerdasan bakat merupakan faktor yang menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk

(9)

berhasil.Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat dalam berbahasa dan bersastra misalnya, akan lebih cepat dapat menguasai bahan dan sastra dibandingkan dengan orang lain yang kurang tahu tidak berbakat di bidang itu.

Bakat juga dapat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya cendrung lebih baik.

Karena ia senang belajar dan pastilah ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.

Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.

5) Motifasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan memiliki, kemampuan pada suatu mata pelajaran, baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mampu dikembangkan, siswa diharapkan dapat mengalih gunakan kemampuan-kemampuan tersebut dalam mengahadapi masalahmasalah dalam berbagai bidang pelajaran. Kemampuan bernalar, kemampuan memilih strategi yang cocok dengan permasalahannya, maupun kemampuan menerima dan mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan kemampuan umum yang dapat digunakan dalam berbagai bidang.Motifasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai.

Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan memutuskan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan, dan menunjang dalam belajar. Motif-motif di atas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.Dari penjelaan-penjelasan di atas jelaslah bahwa motifasi yang kuat sangatlah perlu dalam belajar. Dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya Latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasaan dan juga pengaruh lingkungan memperkuat. Jadi, latihan dan kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

6) Kematangan

(10)

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang yang alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

Misalnya, anak dengan kakaknya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, denagan otaknya sudah siap untuk berfikir, dan lain-lain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan belajar. Dengan kata lain, anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu terganggu dari kematangan dan belajar.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atu berinteraksi.

Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematanagn berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan cendrung lebih naik.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak/kurang lancar pada bagian tertentu.

Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi seolah-olah otak kehabisan daya untuk bekerja.

Kelelahan rohani dapat terjadi terus menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama tanpa ada variasi, dan megerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kelelahan itu juga dapat mempengaruhi belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari agar jangan samapi terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. Kelelahan baik kelelahan jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan cara sebagai berikut :

 Tidur

 Istirahat

 Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja

 Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah,misalnya obat gosok

 Rekriasi dan ibadah yang teratur

(11)

2. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Belajar Peserta Didik

Faktor-faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri anak yang ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang tua, sekolah, dan masyarakat.

1) Faktor yang berasal dari orang tua

Faktor yang berasal dari orang tua utamanya adalah cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dalam hal ini dapat dikaitkan suatu teori, apakah orang tua mendidik secara demokratis, pseudo demokratis, otoriter, atau cara laisses faire.

Cara atau tipe mendidik yang demikian masing-masing mempunyai kebaikan dan ada pula kekurangannya. Salah satu tipe mendidik yang sesuai dengan kepemimpinan Pancasila lebih baik dibandingkan tipe-tipe di atas, karena orang tua dalam mencampuri belajar anak, tidak akan masuk terlalu dalam.

Prinsip kepemimpinan Pancasila sangat manusiawi, karena orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Dalam kepemimpinan Pancasila ini berarti orang tua melakukan kebiasaan-kebiasaan yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga selalu memperhatikan anak selama belajar baik langsung maupun tidak langsung, dan memberikan arahan-arahan manakala akan melakukan tindakan yang kurang tertib dalam belajar.

Di dalam pergaulan di lingkungan keluarga hendaknya berubah menjadi situasi pendidikan, yaitu bila orang tua memperhatikan anak, misalnya anak ditegur dan diberi pujian….” Pendek kata, motivasi, perhatian, dan kepedulian orang tua akan memberikan semangat untuk belajar bagi anak.

2) Faktor yang berasal dari sekolah

Faktor yang berasal dari sekolah, dapat berasal dari guru, mata pelajaran yang ditempuh, dan metode yang diterapkan. Faktor guru banyak menjadi penyebab kegagalan belajar anak, yaitu yang menyangkut kepribadian guru, kemampuan mengajarnya. Terhadap mata pelajaran, karena kebanyakan anak memusatkan perhatianya kepada yang diminati saja, sehingga mengakibatkan nilai yang diperolehnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keterampilan, kemampuan, dan kemauan belajar anak tidak dapat dilepaskan dari pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi tugas guru untuk membimbing anak dalam belajar.

3) Faktor yang berasal dari masyarakat

Anak tidak lepas dari kehidupan masyarakat. Faktor masyarakat bahkan sangat kuat pengaruhnya terhadap pendidikan anak. Pengaruh masyarakat bahkan sulit dikendalikan. Mendukung atau tidak mendukung perkembangan anak, masyarakat juga ikut mempengaruhi. Selain itu masih terdapat faktor penghambat prestasi belajar yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari

dalam yaitu kesehatan, kecerdasan, perhatian, minat dan bakat. Sedangkan faktor dari luar diri siswa yaitu keluarga , sekolah,disiplin yang diterapkan di sekolah, masyarakat, lingkungan tetangga, dan aktivitas organisasi. Menurut Muhibbinsyah, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:

(12)

a. Faktor internal (faktor dalam diri pesrta didik), keadaan/kondisijasmani dan rohani peserta didik.

b. Faktor Eksternal (faktor dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan peserta didik.

c. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran peserta didik.

F. Cara Belajar efektif

Belajar yang efektif adalah cara belajar secara kuantitatif dan berkualitas, berkesinambungan sehingga menimbulkan perubahan secara akademis dan perilaku yang lebih baik (disiplin dan kebiasaan). Agar belajar secara efektif dapat terwujud, siswa harus dimotivasi agar giat belajar. Motivasi sangat penting dalam kaitannya mengupayakan prestasi optimal siswa. Motivasi perlu dibangun oleh sekolah melalui unsur guru, karyawan administrasi, siswa dan kepala sekolah. Pada dasarnya motivasi itu bersumber dari adanya kebutuhan(teori Moslow). Maka untuk menumbuhkan motivasi berprestasi bagi siswanya, kepala sekolah dapat menggunakan berbagai cara, yaitu diantaranya :

a) ciptakan iklim kerja keras, b) jadikan prestasi sebagai acuan

c) tumbuhkan semangat persaingan positif,

d) terkankan keimanan dan ketaqwaan pada diri siswa, e) aktifkan mengikuti berbagai lomba.

Selain siswa dimotivasi agar giat belajar, juga terdapat factor-faktor yang mempengaruhi siswa belajar secara efektif, yaitu :

1. Faktor Internal, mencakup 3 faktor yaitu : a) Faktor jasmani (fisik)

b) Faktor psikologis (jiwa) c) Faktor kelelahan

2. Faktor Eksternal, mencakup 3 faktor yaitu :

a) Faktor keluarga : faktor pertama dan utama, karena keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak berada ditengah-tengah keluarganya.

b) Faktor sekolah : lembaga pendidikan secara resmi menyelenggarakan pendidikan secara sistematis, berencana, sengaja dan terarah, yang dilakukan oleh pendidik yang profesional dengan program yang dituangka kedalam kurikulum tertentu dan diikuti oleh peserta didik pada setiap jenjang tertentu.

c) Faktor masyarakat : pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.

d) Cara belajar yang efektif di sekolah : Biasakan berangkat sekolah tepat waktu, tidak terlambat dan tidak membolos, karena pelanggaran dengan segala konsekuensinya akan membawa jiwa tidak tenang.

Jadilah siswa yang simpatik, karena orang yang simpatik akan disenangi banyak orang.

Proaktif dalam belajar

(13)

Bila ada pelajaran yang kosong, manfaatkan perpustakaan. Ingat, waktu berjalan sekali dan tidak akan terulang.

 Bacalah buku di perpustakaan baik yang ada kaitannya dengan mata pelajaran maupun buku-buku umum

 Lengkapi buku catatan

 Biasakan berdoa sebelum beraktifitas

 Usahakan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan segar

 Biasakan baca dulu sebelum guru mengajar

 Biasakan mengulang pelajaran yang diberikan guru di sekolah sesampai di rumahSelalu berdoa agar diberikan kemudahan dalam belajar dan mengerjakan ulangan atau ujian di sekolah.

Cara belajar yang efektif di rumah :

 Mengatur waktu belajar

 Mengulang pelajaran atau menghafal

 Membuat ringkasan

 Membaca dengan baik

 Mengerjakan latihan-latihan dan PR serta tugas yang diberikan guru di sekolah untuk diselesaikan di rumah.

Cara Mengatasi Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar ditunjukkan dengan kegagalan-kegagalan mencapai prestasi akademik sesuai dengan kapasitas yang diinginkan. Kesulitan ini dapat diketahui ketika siswa gagal menampilkan salah satu atau beberapa kemampuan akademik.

Beberapa faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu :

1) Faktor Internal (dari diri sendiri) : Faktor ini timbul dari siswa sendiri yang sering kali menganggap remeh dan tidak berusaha memperbaiki, yang termasuk dalam sebab ini, yaitu :

 Siswa tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas

 Siswa kurang berminat terhadap pelajaran

 Kesehatan siswa terganggu

 Kebiasaan belajar yang kurang menguntungkan bagi siswa

2) Faktor Eksternal : Faktor keluarga (ekonomi, kurang kontrol keluarga, tidak ada dukungan keluarga)

G. Belajar dalam Konsep Islam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Sedangkan menurut al ghazali, belajar adalah proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang di sampaikan dalam bentuk pengajaran yang teerhadap, dimana proses proses pembelajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua, dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada allah menuju manusia sempurna.

(14)

Dari pengertian diatas dapat kita cermati sebagai berikut : 1. Belajar adalah proses memanusiakan manusia.

2. Waktu belajar adalah seumur hidup, dimuli sejak lahir hingga akhir hayat.

3. Belajar adalah proses pengalihan pengetahuan dari guru kepada murid.

Sedangkan Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa difinisi lain, yang dirumuskan secara rinci dan tampak bertingkat. Dalam pengertian yang luas, mengajar diartikan sebagai suatau aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkunagn sebaik- baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi ynag kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.

B. Ayat-Ayat dan Hadist Tentang Kewajiban Belajar Mengajar.

Hukumbelajarataumenuntutilmuadalahwajib seperti sabda Rasululla Saw :

ٍةَمِلْسُم َو ٍمِلْسُم ّلُك ىَلَع ٌةَضْيِرَف ِمْلِعلْا ُبَلَط

Rasulullah Saw bersabda : Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan.

Dari penjelasan hadist di atas sudah sangat jelas bahwasanya hukum menuntut ilmu bagi kaum muslim maupun muslimat yaitu fardu (wajib) dan Ilmu yang wajib di pelajari adalah Ilmu yang di perlukan untuk menghadapi tugas atau kondisi dirinya misalkan kita di wajibkan menjalankan sholat,maka wajib bagi kita memiliki ilmu yang berkaitan dengan sholat, secukupnya guna menunaikan kewajiban tersebut, Wajib pula mempelajari Ilmu-ilmu lain yang menjadi sarana dalam menunaikan kewajibannya.

Begitu pentingnya ilmu hingga allah berfirman dalam surat al-alaq yang mana merupakan surat pertama yang di turunkan allah kepada nabi muhammad saw melalui perantara malaikat jibril as.

)َقَََلَخ يِذّلا َكّبَر ِمْساِب ْأَرْقا ) ٍقَََلَع ْنِم َنا َََسْنِ ْلا َقَََلَخ (1

) ُمَرََْكَ ْلا َكّبَرَو ْأَرََْقا (2

َمّلَع يِذّلا (3

) ِمَلَقْلاِب

ْمَلْعَي ْمَل اَم َناَسْنِ ْلا َمّلَع (4 Yang berarti :

1. Bacalah dengan ( menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah,dan tuhanmulah yang maha pemurah.

4. Yang mengajar ( manusia) dengan perantara qalam.

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak di ketahui.

Dari wahyu yang pertama ini allah memberikan petunjuk, sejatinya melalui perantara alat tulis manusia memelihara dan mengembangkan ilmu pengetahuan, mendokumentasikan hukum-hukum, menyampaikan surat sebagai ganti dirinya,dan berbagai keperluan. Tentu semua ini merupakan nikmat besar dari allah saw,sebab seandainya tidak ada keterampilan membaca dan menulis maka agama tidak akan

(15)

tegak dan kehidupan manusia tidak berjalan dengan baik, dengan demikian terjadi transformasi dari kegelapan (kebodohan) menuju pencerahan (cahaya Ilmu Pengetahuans). Berbagai aktivitas pendidikan di mulai dari aktivitas baca tulis dan hampir semua ahli dalam semua bidang memulai aktivitasnya lewat baca tulis.

Sedangkan Hukum mengajar dalam agama islam sendiri adalah wajib seperti disebutkan dalam firman Allah SWT.

ميحرلا نمحرلا هللا مسب

ِنيّدَلا يِف اوَُهّقَفَتَيِل ٌةَََفِئاَط ْمُهْنِم ٍةََقْرِف ّلَُ ك ْنِم َرََفَن َلْوََلَف ًةّفاَك اوُرَِفْنَيِل َنوَُنِمْؤُمْلا َناَََ ك اَمَوۚ

َنوُرَذْحَي ْمُهّلَعَل ْمِهْيَلِإ اوُعَجَر اَذِإ ْمُهَمْوَق اوُرِذْنُيِلَو

Yang artinya, “Tidak sepatutnya bagi mukmin ini tupergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. Ada beberapa riwayat tentang penafsiran ayat ini, dan penetapan kelompok yang pergi untuk memperdalam agama dan nantinya memberi peringatan kepada meraka ketika kembali kepada mereka.

Dalam penafsiran Ibnu Abbas ra- dan dari penafsiran Hasan Al-Bashri, pilihan Ibnu Jarirath-Thabari, serta pendapat Ibnu Katsir, adalah bahwa agama ini adalah

“manhaj haraki”, yang takdapat dipahami kecuali oleh orang-orang yang berharakah didalamnya. Oleh karena itu, orang-orang yang keluar untuk berjihad memperjuangkan agama ini adalah orang-orang yang berpotensial untuk memahaminya, karena mereka telah melihat secara langsung atas ayat-ayatnya dan implementasi praktisnya ketika mengusung harakah agama, sehingga mereka lebih banyak menyingkap banyak rahasia dan makna agama ini.

Dan orang-orang yang berdiam di dalam negeri, mereka adalah orang-orang yang membutuhkan penjelasan dari orang-orang yang berharakah. Karena mereka takmenyaksikan apa yang disaksikan oleh orang-orang yang keluar, takmemahami apa yang mereka pahami, dan takmencapai rahasia-rahasia agama ini seperti yang dicapai oleh orang-orang yang berharakah. Apalagi jika keluarnya bersama Rasulullah, keluar bersama beliau secara umum lebih mendekatkan seseorang untuk memahami dan mengerti agama ini.

Mungkin penafsiran ini berbeda jika dilihat secara diametral dengan yang diduga secara elementer pertama kali oleh kebanyakan orang, bahwa orang-orang yang berdiam, tak ikut berperang, takberjihad, dan takberharakah itulah yang harusnya mengkhususkan dirinya untuk mendalami agama. Tapi ini hanya ilusi saja, dan taksesuai dengan sifat agama ini. Karena harakah adalah pokok agama ini. Sehingga yang betul-betul memahami agama ini adalah yang turut serta berjihad, bergerak dengannya berjuang membumikan panji islam dalam kehidupan manusia dengan harakah amaliah, dan memenangkannya atas kejahiliahan. Sementara itu, hal itu taktampak pada orang-orang yang tenggelam dalam buku-buku dan hanya berinteraksi dengan kertas-kertas. [6]

Melihat asbabun nuzul ayat ini, Ibnu al- Hatim meriwayatkan dari dari I’krimah bahwa ketika turun ayat, “Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan menghukum kamu dengan azab yang pedih...(At-taubah: 39), padahal waktu itu sejumlah oramg tidak ikut berperang karena sedang berada di padang pasir untuk mengajar agama kepada kaum meraka- maka orang-orang munafik mengatakan, “Ada beberapa orang dipadang pasir tinggal (tidak berangkat perang). Ccelakalah orang-

(16)

orang padang pasir itu.” Maka turunlah ayat, “Dan tidak sepatutnya orang-oang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang)...(At- taubah: 122)”

Ibnu Katsir (2/528) menulis bahwa mujahidah mengatakan, “Ayat ini turun tentang beberapa orang sahabat Rasulullah yang pergi ke padang pasir, lalu mereka mendapat perlakuan yang baik dari penduduknya, dan mereka memanfaatkan kesuburan daerah itu, serta mendakwahi orang-orang yang merka temui. Penduduk setempat berkata kepada mereka, “ Kami lihat kalian telah meninggalkan para sahabat kaliandan kalian mendatangi kami.” Kalimat itu mendatangkan rasa tidak enak dalam hati mereka.

Lalu mereka semuanya meninggalkan daerah padang pasir untuk menghadap Rasulullah. Maka Allah menurunkan Firman-Nya, (7].(..َرَفَن َلْوَلَف]

Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama dan bersedia mengajarkannya di tempat-tempat pemukiman serta memahamkan orang lain tentang ilmu agama, sebanyak yang dapat memperbaiki keadaan mereka. Sehingga, mereka tidak bodoh lagi tentang hukum-hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap mukmin.

(17)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Tujuan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dariindividu setelah individu tersebut melaksanakan proses belajar. Tujuan belajardapat diartikan sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu setelahindividu tersebut melaksanakan proses belajar.Tujuan penting dalam rangka sistem pembelajaran, yakni merupakan suatukomponen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang sistemyang efektif. Secara khusus, kepentingan itu terletak pada:

a. Untuk menilai hasil pembelajaran.

b. Untuk membimbing siswa belajar.

c. Untuk merancang sistem pembelajaran.

d. Untuk melakukan komunikasi dengan guru-guru lainnya dalam meningkatkan proses pembelajaran.

e. Untuk melakukan control terhadap pelaksanaan dan keberhasilan program pembelajaran.

Aspek-aspek belajar dan pembelajaran mencakup diantaranya : Aspek kognitif,aspek afektif, aspek psikomotorik dan aspek social.Pengertian kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturanmengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajarmengajar.

Pengertian kurikulum adalah seperangkat atau sistem rencana dan pengaturanmengenai isi dan bahan pembelajaran yang dipedomani dalam aktivitas belajarmengajar.

B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini disesuaikan dengan kurikulum pendidikan yang diterapkan di Negara Republik Indonesia dan sesuai dengan tujuan Pendidikan dalam konteks belajar dan pembelajaran. Penulis meminta kritik dan saran untuk pengembangan makalah ini agar menjadi lebih baik dan sempurna.

Referensi

Dokumen terkait

tsffiA[ HASII PBIIIANH S.SHAT SMNAilE ATAU M ffiTW IGRYA ltli{AH JllftllAL lLliftffl Judul knya llmiah : ilndertsanding The Sufism and lslamic Jurisprudencefieasoning in the Term of

This effect leads to an increase in the magnitude of the magnetoelastic energy, but the value of the elastic modulus 𝑐′ does not change, which leads to an increase in the