Arah tersebut menjadi semacam cermin atau harapan bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, termasuk pendidikan Islam. Disini penulis ingin mendalami lebih jauh dinamika pendidikan Islam pasca Orde Baru di Indonesia.
PENDAHULUAN
Pengertian Pendidikan Islam
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Sebelum mengetahui dasar-dasar dan tujuan pendidikan Islam, terlebih dahulu penulis harus menjelaskan tentang tujuan dan dasar-dasar pendidikan nasional (umum). Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif. , mandiri. , dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah terbentuknya manusia dan warga negara yang cakap, demokratis, dan bertanggung jawab demi kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.
II Tahun 1960 yang berbunyi sebagai berikut: 'Tujuan pendidikan adalah mendidik anak menuju terbentuknya manusia yang berjiwa Pancasila. 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan demokratis serta menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
Kurikulum dan Fungsi Pendidikan Islam
Pelajaran pendidikan agama Islam yang lengkap dan menyeluruh meliputi Al-Quran, agama, akhlak, fiqh/. Kesatuan, keselarasan, keseimbangan dan keselarasan mata pelajaran agama Islam di sekolah akan semakin jelas apabila memperhatikan ruang lingkupnya. Ruang lingkup pendidikan agama Islam di sekolah meliputi keselarasan, keselarasan dan keseimbangan, meliputi: hubungan manusia dengan Allah SWT;
Bahan pembelajaran dapat dikembangkan dari pengertian, tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. Standar kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memuat seperangkat keterampilan minimal yang harus dikuasai siswa selama mengikuti Pendidikan Agama Islam di sekolah.
Pendekatan dan Metode Pendidikan Islam
Menyajikan segala bentuk materi yang baku ditinjau dari manfaatnya bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas. Menjadikan sosok guru agama dan non agama, serta pejabat sekolah lainnya dan orang tua siswa, menjadi cermin manusia yang berkepribadian religius (Depdiknas, 2003: 5).
Orientasi Pendidikan Islam
Aktualisasi pandangan ini dalam proses pendidikan Islam memberikan lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk bertanya (ask question) dan bertanya (ask question) tanpa dibebani rasa takut guru untuk bertanya kritis atau menjawab pertanyaan dan bertanya. dan tidak boleh terikat oleh hasil pemikiran atau temuan manusia yang bersifat relatif. Dengan demikian, proses pendidikan akan menghasilkan nilai-nilai positif berupa sikap rasional, kritis, kreatif, mandiri, bebas dan terbuka. Dengan demikian, proses pendidikan menghasilkan nilai-nilai positif berupa hubungan rasional-empiris, objektif-empiris, dan objektif-matematis.
Aktualisasi pandangan tersebut dalam proses pendidikan adalah terwujudnya kesadaran akan penghayatan dan pengalaman akan nilai-nilai amanah dan tanggung jawab antara guru dan siswa dalam segala aktivitasnya, berdasarkan wawasan Inna lillahi wainna ilaihi raaji’un ( sesungguhnya kita adalah milik Allah, manusia hanya berhak memanfaatkan, dan pemilik sebenarnya hanyalah Allah, maka kita harus mempertanggungjawabkan segala aktifitas kita dihadapan-Nya). Proses pendidikan ini merupakan perwujudan sikap kehati-hatian dan kesabaran dalam upaya pendidikan, serta perwujudan sikap cinta kasih, toleransi dan saling menghormati antara guru dan siswa, serta menghargai sesama siswa.
Filsafat Pendidikan Islam
Pada pendapat penulis, asas kajian falsafah pendidikan Islam ialah membincangkan falsafah pendidikan yang bercorak keislaman yang disertai dengan refleksi tentang apa. Dengan kata lain, falsafah pendidikan Islam ialah analisis atau pemikiran rasional yang dilakukan secara kritis, radikal, sistematik dan metodologi untuk menimba ilmu tentang hakikat pendidikan Islam. -Syaibany menekankan bahawa falsafah pendidikan Islam mestilah mengandungi unsur dan syarat berikut:
Objek material filsafat pendidikan Islam merupakan bahan dasar yang dipelajari dan dianalisis, sedangkan objek formal adalah pendekatan atau cara pandang terhadap bahan dasar tersebut. Jadi, objek materi filsafat pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha sadar manusia untuk menciptakan kondisi yang memberikan peluang bagi pengembangan kecerdasan, pengetahuan, dan kepribadian atau akhlak peserta didik melalui pendidikan.
Urgensi Filsafat Pendidikan Islam
Sedangkan objek formal adalah aspek khusus dari usaha sadar manusia, yaitu penciptaan kondisi yang memungkinkan berkembangnya kecerdasan, pengetahuan, dan kepribadian, sehingga peserta didik mempunyai kesempatan untuk menghayati dan menyelesaikan permasalahan hidupnya dengan menempatkan Islam sebagai hudan. dan furqan. Filsafat pendidikan dapat membantu perancang pendidikan dan orang-orang yang melakukannya di suatu negara untuk membentuk pemikiran yang masuk akal tentang proses pendidikan. Filosofi pendidikan Islam akan mendorong pendalaman pemikiran terhadap faktor spiritual, budaya, sosial, ekonomi dan politik di negara kita.
Berdasarkan kutipan di atas, nampaknya penerapan dan fungsi filsafat pendidikan Islam sangatlah strategis. Berdasarkan filosofi pendidikan tersebut, maka setiap permasalahan pendidikan akan diselesaikan secara komprehensif, terpadu, dan tidak parsial, terselubung atau sepotong-sepotong.
Mazhab-Mazhab Pendidikan Islam
- Mazhab Bayani
- Mazhab Irfani (Gnostisisme)
- Mazhab Burhani (Demonstrasi Rasional)
- Paradigma Baru Pendidikan Islam
- Rekonstruksi Paradigma Pendidikan Islam
- Paradigma Pendidikan Islam Transformatif
- Kontekstualisasi Pengajaran Agama
- Dari Indoktrinasi ke Dialog
- Sistem Pendidikan Islam
- Pembelajaran Pendidikan Islam
- Problematika Pendidikan Islam
Padahal, pemikiran pendidikan Islam merupakan ruh yang menyatukan isi pendidikan dengan budaya masyarakat Islam. Stagnasi yang terjadi antara lain karena pendidikan Islam akhir-akhir ini lebih menekankan pada manajemen dan birokrasi. Sementara itu, pemikiran pendidikan Islam yang mendalam dan radikal, dalam hal ini pencarian makna pendidikan, kurang berkembang dan kurang mendapat perhatian.
Pendidikan Islam berusaha lebih berorientasi atau “lebih menekankan pada proses pembelajaran dibandingkan pengajaran”. Dalam konteks ini perlu pula dipikirkan kembali tujuan dan fungsi lembaga pendidikan Islam yang ada. Dan menurut Imam Suprayogo (Rektor UIN Malang) beliau menggambarkan lembaga pendidikan Islam sebagai “lembaga pendidikan yang bertahan namun sulit maju (stagnan)”.
Harus diakui bahwa porsi pengajaran literasi agama di lembaga pendidikan Islam masih sangat kecil.
Kompetensi Guru
Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar bagi guru yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas mengajarnya secara profesional. Mengamalkan nilai-nilai kehidupan berarti guru yang bersangkutan berada pada keadaan dimana ia mengetahui, menginginkan dan melakukan perbuatan baik yang nyata, yang mendamaikan dirinya dan lingkungan sosialnya. Dalam hal ini persoalan kesantunan, kehalusan cita rasa, keselarasan dan penyesuaian diri dengan situasi nyata di lingkungan menjadi persoalan penting dalam sosialisasi guru yang bersangkutan.
Kenyataannya, sepuluh kompetensi dasar guru yang disyaratkan dalam dokumen resmi masih berupa harapan atau cita-cita yang menjadi pedoman kualitas guru. Tidak semua guru yang mampu memahami materinya mampu menjelaskan materi tersebut kepada siswa.
Guru Masa Depan
Motivator, artinya calon guru mampu mempunyai motivasi untuk terus belajar dan belajar seperti yang dicontohkan oleh gurunya. Calon guru haus akan keterampilan dan peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya mampu dan mahir menggunakan komputer, internet, dan model pembelajaran multimedia. Jadi guru masa depan adalah guru yang berperan sebagai fasilitator, pengayom, pembimbing dan mempunyai karakter yang baik (disiplin, setia, bertanggung jawab, kreatif, mengabdi sesuai visi dan misinya.
Selain itu, calon guru juga mempunyai kemampuan dasar mengajar, kompetensi keilmuan juga optimal, keberhasilan di dalam kelas maupun di luar kelas tidak diragukan lagi. Tentunya sebagai calon guru, ia bangga dengan profesinya dan akan tetap setia pada kode etik profesinya untuk mewujudkan manusia Indonesia yang sempurna dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Definisi Sejarah Pendidikan Islam
Perkataan ini masuk ke dalam bahasa Melayu tidak lama selepas abad ke-13 dan seterusnya mengambil bentuk 'sejarah', yang hampir sama dengan bahasa Indonesia moden. Selain itu, masih terdapat perkataan yang hampir sama maknanya dengan perkataan 'genealogy' iaitu merujuk kepada keluarga atau nenek moyang; 'naratif' dan 'berhati-hati'. Di samping itu, terdapat perkataan "tambo" (Minangkabau) dan "tutui teteek" (roti) yang khusus untuk budaya daerah.
Kemudian kata 'cerita' dan 'cerita' yang umumnya digunakan dalam bahasa sehari-hari untuk menyebut masa lalu, juga dapat diartikan sebagai kata sejarah dalam hal ini.6. Pemahaman modern tentang sejarah saat ini sangat bergantung pada pemikiran Barat, seperti kata “sejarah” yang berasal dari bahasa Yunani kuno “istoria” yang berarti “belajar dengan bertanya”.
Objek dan Metode Sejarah Pendidikan Islam
Islam memuat fakta-fakta terkait tumbuh dan berkembangnya pendidikan Islam, baik formal, nonformal, maupun informal. Mengingat objek sejarah pendidikan Islam erat kaitannya dengan nilai-nilai agama, filsafat, psikologi dan sosiologi, maka perlu ditempatkan objek sasaran tersebut secara menyeluruh dan mendasar. Komparatif; yaitu suatu metode yang berupaya membandingkan ajaran Islam dengan berbagai fakta yang terjadi dan berkembang pada waktu dan tempat tertentu guna mengetahui persamaan dan perbedaan suatu permasalahan tertentu, sehingga diketahui adanya garis tertentu yang menghubungkan pendidikan Islam. dibandingkan dengan pendidikan lain (pendidikan nasional).
Analisis; yaitu suatu metode yang berupaya memahami secara kritis istilah-istilah dan makna-makna yang dirumuskan Islam, sehingga dapat diketahui manfaat dan ciri-ciri khusus pendidikan Islam. Perpaduan; yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menarik kesimpulan dan memperoleh manfaat dari penulisan sejarah pendidikan Islam.16.
Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
- Pendidikan pada Masa Rasulullah a. Pendidikan pada Masa Nabi di Makkah
- Pendidikan Islam pada Masa Khulafaur Rasyidin a. Pada Masa Khalifah Abu Bakar as-Shiddieq
- Pendidikan Islam Pada Masa Bani Umayyah
Zaman perkembangan pendidikan Islam yang berlaku sejak kewafatan Nabi Muhammad SAW, di mana pendidikan Islam diajarkan oleh Khulafaur Rasyidin dan diteruskan pada masa pemerintahan Bani Umayyah. Pendidikan Islam pada periode pertama dan kedua berpusat di masjid dengan al-Quran sebagai bahan ajar inti. Pemerintahan Khalifah Abu Bakar tidak bertahan lama, tetapi beliau berjaya meletakkan asas perjuangan pengembangan dakwah dan pendidikan Islam.
Pemikiran pendidikan pada masa itu masih bercermin pada Al-Qur’an dan Sunnah, di ibu kota Khilafah di Madinah, di Mekkah dan di berbagai tempat lain yang ditaklukkan umat Islam. Pemikiran tentang pendidikan Islam pada masa Bani Umayyah juga disebarluaskan dalam tulisan-tulisan ahlu nahwu, sastra, hadis dan tafsir.
Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia
- Pendidikan Islam pada Masa Permulaan
- Pendidikan Islam Masa Penjajahan
- Pendidikan Islam masa Kebangkitan Nasional
Pada awal perkembangan Islam di Indonesia, pendidikan Islam dilaksanakan secara informal, misalnya dengan sistem pendidikan langgar. Dari keterangan di atas nampaknya kedatangan Islam di Indonesia tidak jauh dari masa kelahirannya. Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Pase dan Samudera Pasai di daerah Aceh pada abad ke 10 Masehi.
Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tahun 1901, dan baru diakui oleh pemerintah Belanda pada tahun 1905, organisasi ini merupakan organisasi Islam pertama di Indonesia. Tujuan organisasi ini adalah untuk memajukan kajian agama Islam murni di kalangan masyarakat Arab Indonesia.