Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Tenaga Kerja Indonesia (Studi Kasus Desa Arjowilangun Kecamatan
Kalipare Kabupaten Malang) JURNAL ILMIAH
Disusun oleh : Setiya Bhakti Santoso
115020100111028
JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2015
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Tenaga Kerja Indonesia (Studi Kasus Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang)
Yang disusun oleh :
Nama : Setiya Bhakti Santoso
NIM : 115020100111028
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 07 Januari 2016
Malang, 07 Januari 2016 Dosen Pembimbing,
Devanto Shasta Pratomo,SE., M.Si., Ph.D
NIP.19761003 201121 003
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Tenaga Kerja Indonesia
(Studi kasus Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang)
Oleh:
Setiya Bhakti Santoso
Devanto Shasta Pratomo, SE., M.Si., MA., Ph.D Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu keputusan investasi atas remitansi Tenaga Kerja Indonesia pada tahun 2014. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan wawancara dan kuisioner. Analisis data yang digunakan adalah model Binary Logisticdengan bantuan program SPSS 16. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah usia (X1) ,status perkawinan (X3) dan jenis kelamin (X4)berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi (Y). Variabel jumlah tanggungan keluarga (X5)dan tingkat pendidikan (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel (Y).
Kata kunci: Keputusan investasi, usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, jenis kelamin, jumlah tanggungan keluarga.
A. Pendahuluan
Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare yang terletak di Kabupaten Malang dijuluki juga sebagai desa TKI modern. Desa yang berpenduduk sekitar 13 ribu jiwa ini memiliki 5 dusun yang semuanya tertata rapi serta terbangun semi modern. Semua itu karena mayoritas warganya bekerja di luar negeri. Masyarakat memanfaatkan hasil jerih payahnya untuk membangun rumah serta tempat usaha. Mulai dari bengkel motor, swalayan dan warnet. Kontribusi juga diberikan para migran untuk membangun desa lebih maju dibandingkan seluruh desa di Kabupaten Malang. Hasil swasembada digunakan untuk memperbaiki drainase kampung, membangun pos kamling serta jalan desa. Sejak tahun 2009 sampai 2010 tersalur sekitar Rp 1,5 miliar lebih dana swasembada yang berasal dari mayoritas warga migran. Meski lokasi desa Arjowilangun terpinggir dan jauh dari pusat kota, tetapi seluruh infrakstrutur tertata dengan baik, tak satupun jalan masih dalam kondisi berbatu atau makadam. Selain itu desa ini pun dinobatkan sebagai desa empat kategori terbaik di Provinsi Jawa Timur.
Dilihat dari tingkat upah minimum Kabupaten Malang pada tahun 2014 sebesar 1.635.000 rupiah yang tergolong tinggi namun masih belum dapat mencukupi kebutuhan penduduknya yang menyebabkan banyak penduduknya melakukan migrasi terutama ke luar negeri. Dalam beberapa studi
yang telah dilakukan migrasi yang dilakukan oleh penduduk suatu daerah juga memiliki keuntungan positif dan besar diantaranya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dilihat melalui terciptanya pendidikan bagi anak Tenaga Kerja Indonesia yang memiliki pendidikan tinggi dan terpenuhinya kebutuhan sehari-hari anggota keluarga. Sejalan dengan fenomena yang terjadi di Desa Arjowilangun bahwa dengan tingkat pengiriman tenaga kerja yang tinggi diharapkan mampu memberikan multiplier effect dalam peningkatan ekonomi.
Tabel 1.1 : 10 Besar Data Penempatan TKI Berdasarkan Provinsi ,Kab-Kota Dan Jenis Kelamin Periode 1 Januari S.D 31 Oktober 2014 di Jawa Timur
KAB-KOTA 2014
Laki-Laki Perempuan Total
PONOROGO 2,O84 5,436 7,520
MALANG 1,435 5,581 7,016
BLITAR 1,555 5,120 6,675
BANYUWANGI 1,575 4,539 6,114
TULUNGAGUNG 2,010 3,552 5,562
MADIUN 1,266 3,198 4,464
BANGKALAN 3,192 670 3,865
KEDIRI 1,202 2,642 3,844
MAGETAN 703 1,915 2,618
TRENGGALEK 764 1,471 2,235
Total 15,786 34,124 43,733
Sumber Data: Subbid Pengolahan Data, Bidang Pengolahan Data Dan Penyajian Data (PUSLITFO BNP2TKI), 2014
Menurut data yang di dapatkan dari BNP2TKI dalam periode 1 Januari-31 Oktober 2014 terdapat 43.733 TKI berasal dari Jawa Timur, 23.742 berjenis kelamin laki-laki dan 42,274 berjenis kelamin perempuan yang ditempatkan di berbagai negara. Apabila dibandingkan jenis kelamin laki-laki, jenis kelamin perempuan sangat mendominasi dalam menyumbang angka penempatan TKI. Hal ini sangat berlainan dengan Teori Gravitasi Ravenstein (Mantra, 2000) di mana salah satu teorinya yang menyebutkan bahwa wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibandingkan pria. Artinya, pria lebih dominan melakukan migrasi dibandingkan wanita, walaupun tidak sedikit pula wanita yang melakukan migrasi, akan tetapi dalam jarak yang tidak terlalu jauh. Dilihat dari daerahnya Malang merupakan angka penyumbang TKI tertinggi ke 2 setelah Ponorogo, yaitu dengan jumlah 7.016 TKI pada tahun 2014.
Mengingat arus migrasi yang di lakukan oleh masyarakat Indonesia terutama Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang yang terbilang unik dan berlainan dengan teori- teori yang ada dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi untuk bermigrasi Internasional, maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti dengan penelitian perjudul “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi oleh Tenaga Kerja Indonesia di Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang
B. Kajian Pustaka
Konsep dan Definisi Migrasi
Perpindahan penduduk atau migrasi merupakan satu dari tiga komponen yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk disuatu daerah atau suatu negara. Berbeda dengan dua komponen perubahan jumlah penduduk lainnya (kelahiran dan kematian), konsep dan definisi mengenai migrasi lebih sulit ditentukan. Konsep dan definisi mengenai migrasi atau perpindahan penduduk yang ada saat ini berbeda-beda menurut masing-masing peneliti. Perbedaan konsep dan definisi yang muncul tersebut tergantung pada tujuan penelitian dan analisis yang akan dilakukan oleh peneliti yang bersangkutan.
Muhidin (dalam Kartika, 2005), juga mengadopsi pemikiran yang sama. Menurut Muhidin migrasi secara umum didefinisikan menurut dua dimensi yaitu menurut wilayah atau ruang (space) yang mengacu kepada batas-batas wilayah yang dilewati, misalnya antar desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan antarnegara (internasional dan waktu (time), sedangkan dimensi kedua mengacu kepada lama waktu (duration) yang dihabiskan seseorang di wilayah tujuannya, misalnya dalam hitungan hari, minggu, bulan atau tahun. Dari beberapa pengertian migrasi di atas didapatkan kesimpulan awal bahwa migrasi adalah suatu bentuk gerak penduduk geografis, spasial atau teritorial antara unit-unit geografis yang melibatkan perubahan tempat tinggal
Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Tenaga Kerja Indonesia atau disebut dengan TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Sedangkan Calon Tenaga Kerja Indonesia atau disebut dengan calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi Pemerintah Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan (UU No.39 tahun 2004).
Faktor Migrasi
Lean (dalam Mulyadi, 2003) telah memilah aspek-aspek makro dan mikro yang mempengaruhi migrasi. Yang berkaitan dengan aspek makro antara lain berkaitan dengan tempat (daerah), struktur sosial ekonomi, faktor demografi serta kelembagaan (kebijakan). Sedangkan yang berkaitan dengan aspek mikro terutama berhubungan dengan model-model yang akan digunakan, seperti model-model manusia dan model motivasi atau pengambilan keputusan untuk pindah.
Sementara itu Lee (dalam Mulyadi, 2003) dalam teori migrasinya menyatakan bahwa yang mendorong seseorang untuk pindah tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor nyata yang ada di daerah asal dan tujuan saja, namun juga ditentukan oleh persepsi jiwa mengenai faktor-faktor tersebut.
Kepekaan pribadi, kecerdasan, kesadaran tentang kondisi di tempat lain mempengaruhi evaluasinya tentang keadaan tempat asal. Sedang pengetahuan tentang keadaan di tempat tujuan tergantung kepada hubungan seseorang atau berdasarkan berbagai informasi yang diperolehnya.
New Economic Labour Migration (NELM)
Keputusan dalam melakukan migrasi juga merupakan keputusan dari keluarga migran bukan hanya dari migran itu sendiri. Migrasi merupakan strategi rumah tangga yang digunakan untuk mengatasi kegagalan pasar kredit dan asuransi yang sering terjadi di negara berkembang Stark (dalam Hayu 2014). Dalam hal ini maka anggota rumah tangga menggunakan remitan sebagai sumber
pendapatan alternatif, dalam NELM ini maka migrasi merupakan keputusan unit rumah tangga Vasco (dalam Hayu, 2014)
Migrasi adalah strategi keluarga bertujuan untuk diversifikasi pendapatan untuk meminimalkan risiko seperti pengangguran, kehilangan pendapatan akibat gagal panen, dan menghapus hambatan yang bisa menyebabkan kegagalan pasar di negara pengirim Arango (dalam Syafitri, 2011). Bisa dikatakan cara untuk mengatasi kegagalan pasar yaitu dengan melakukan migrasi di mana anggota keluarga akan mempunyai cadangan kekayaan untuk masa depan. Keputusan migrasi tidak dibuat oleh aktor individu tetapi oleh unit-unit keluarga atau rumah tangga, dimana orang bertindak secara kolektif untuk memaksimalkan pendapatan yag diharapkan dan meminimalkan risiko (Syafitri, 2011)
Remitansi dan Investasi di Pedesaan
Menurut Curson dalam Prihanto (2012) remitansi merupakan pengiriman uang, barang, ide- ide pembangunan oleh migran ke daerah asal. Sedangkan menurut Connel dalam Prihanto (2012) definisi remitansi dikembangkan menjadi masukkan berbagai ketrampilan dan ide yang diperoleh migran di daerah tujuan. Pembangunan di daerah asal dengan menggunakan remitan bisa dikatakan sebagai investasi. Remitansi terbagi menjadi dua jenis yaitu remitan dari migrasi internasional dan remitan dari migrasi internal (Fitranita,2009).
Remitansi pada dasarnya adalah bagian dari penghasilan migran yang disisih kan untuk dikirimkan ke daerah asal. Dengan demikian semakin besar penghasilan migran maka akan semakin besar juga remitansi yang dikirimkan ke daerah asal (Skeldon,2003). Remitansi yang yang dikirimkan ke rumah tangga asal migran baik secara langsung maupun dari lembaga perantara keuangan dapat di gunakan untuk konsumsi atau investasi. Penggunaan remitansi untuk investasi konsumsi lebih mengacu terhadap pembelian barang-barang dan jasa yang berfungsi untuk konsumsi langsung rumah tangga dan pastinya meningkat kan kesejahteraan rumah tangga tersebut. Sedangkan penggunaan remitansi untuk investasi produktif lebih mengacu pada investasi dalam aktifitas untuk meningkatkan kapasitas rumah tangga untuk menghasilkan uang (BPS, 2013).
C. Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang pada tahun 2015. Alasan memilih desa tersebut adalah karena adanya jumlah dan fenomena dari TKI yang besar di Desa Arjowilangun. Selain itu Desa Arjowilangun merupakan salah satu kantong TKI yang berada di Kabupaten Malang.
Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif, kenapa menggunakan pendekatan tersebut karena peneliti berusaha untuk menggambarkan dan menginterpretasi hasil statistika objek penelitian sesuai dengan apa adanya. Pendekatan ini digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi pada tenaga migran khususnya informasi-infiromasi hasil penelitian yang mempunyai hubungan dengan TKI dan prioritas pola pemanfaatan dana remitan yang dihasilkan khususnya untuk konsumsi dan investasi. Pembahasan akan mengacu pada hasil observasi data dan kuesioner di lapangan, yang kemudian dipaparkan secara
sistematis dan faktual. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui wujud dari alokasi remintansi dari Tenaga Kerja Indonesia dan pemanfaatannya. Disamping itu juga untuk melihat apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menginvestasikan remitansi dari Tenaga Kerja Indonesia.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai adalah data primer dan sekunder berupa dokumen-dokumen, keterangan- keterangan baik lisan maupun tertulis, pemikiran, hasil interpretasi dan lain-lain. Sumber data berasal dari :
1. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau informan. Data primer yang dimaksudkan adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber sebenarnya, berupa data-data dari hasil wawancara dengan responden yang disini adalah para keluarga dari tenaga imigran yang bekerja di luar negeri dan berbagai instansi terkait yang berhubungan dengan fokus penelitian.
2. Data sekunder, adalah data-data yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder yang dimaksud disini adalah data-data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Malang, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia dan literatur lain yang relevan dan mendukung penelitian ini.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan merupakan data primer, dimana wawancara yang dilakukan merupakan wawancara langsung. Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan yang telah terstruktur dalam kuesioner. Data yang telah dikumpulkan kemudian disusun yang kemudian dievaluasi dimana nantinya data akan mudah digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis.
Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan populasi sampling dimana akan meneliti seberapa besar pengaruh remitan terhadap pendapatan ekonomi keluarga dan meneliti tentang prioritas penggunaan dana remitan yang dihasilkan oleh Tenaga Kerja Indonesia yang aktif di Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ada dalam obyek penelitian yang diharapkan akan dapat mewakili suatu keadaan tertentu. Dengan meneliti sebagai dari populasi, peneliti mengharapkan bahwa hasil yang dipeoleh akan dapat menggambarkan sifat populasi yang bersangkutan. Dalam penelitian ini menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan, sehingga memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang sedang diteliti (Sugiyono,2008).
Untuk menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumus Slovin didapatkan:
n =
n =
n =76 orang
Dimana n=sampel, N=jumlah TKI di Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang pada tahun 2014 (Tabel 3.1), dan e= nilai kritis ketelitian (batas yang masih dapat ditolerir maksimal 10%).
Dari total sampel yang dihitung dengan rumus slovin didapatkan sebanyak 76 orang responden namun peneliti menentukan sebanyak 50 orang responden, Dasar kenapa diputuskan 50 orang responden dikarenakan keterbatasan responden yang akan diteliti, ketika peneliti terjun ke lapangan dengan menggunakan kuisioner hanya 50 orang yang di anggap valid dari total 76 orang, hal ini dikarenakan sebagian TKI ada yang masih aktif berada di luar negeri sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam mendapatkan responden yang valid untuk diteliti. Peneliti menentukan nilai kritis ketelitian sebesar 10% tidak menggunakan 5% ataupun 2% dikarenakan sulitnya mendapatkan responden yang valid dalam jumlah besar. Sehingga Peneleti mengambil sampel kurang lebih sebesar 10% dari jumlah populasi.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang diambil untuk menjadi data dalam penelitian ini yaitu terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas (x)
Variabel bebas adalah variabel yang memberikan pengaruh atau yang menjadikan sebab suatu variabel bebas menjadi berubah.
Tabel Deskripsi Statistik Variabel
Jenis Variabel Variabel Pengukuran
Dependen (Y) Keputusan Investasi 1: Melakukan Investasi 0:Tidak Melakukan investasi
Independen (X) Usia 1: 30 Tahun keatas
0: 19-30 tahun Tingkat Pendidikan 1: SMA dan PT
0: SD dan SMP Status Perkawinan 1: Menikah
0: Tidak menikah Jenis Kelamin 1: Perempuan
0: Laki-laki Jumlah Tanggungan
Keluarga
Jumlah keluarga yang di tanggung
2.Variabel terikat (y)
Variabel terikat dalam penelitian ini merupakan suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti yang memiliki nilai dari diduga berasal dari pengaruh variabel independen dimana variabel ini ditentukan oleh peneliti secara sistematis ( Morrisa, 2012). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keputusan pekerja migran dalam menginvestasikan remitan mereka. Keputusan antara berinvestasi atau tidak yang ditentukan dengan nilai 0/1.
Metode Analisis Data
Model yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah adalah dengan menggunakan model Binary Logistic. Dengan bertujuan untuk menjawab dari rumusan masalah apa saja yang mempengaruhi keputusan pekerja migrant menginvestasikan remitansi mereka. Sesuai dengan variabel independen yang digunakan dimana Y mewakili keputusan berinvestasi sebagai variabel dependen sedangkan X mewakili variabel independen dimana yang tergolong dalam penelitian keputusan investasi.
Jika Y adalah 1 maka Tenaga Kerja Indonesia yang telah menginvestasikan remitansinya dan jika Y adalah 0 maka Tenaga Kerja Indonesia tersebut tidak menginvestasikan remitansi mereka. Maka model yang dihasilkan adalah :
Li = In(
) = 𝛽1 + 𝛽2𝑋1 + 𝛽3𝑋2 + 𝛽4𝑋3 + 𝛽5𝑋4 + e Dimana :
X1= Usia
X2= Tingkat Pendidikan X3= Status Perkawinan X4= Jenis Kelamin
X5= Jumlah Tanggungan Keluarga Uji Validitas Data
Uji validitas data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Data yang dikatakan valid adalah jika beberapa instrumennya mengukur apa yang seharusnya diukur (Idrus, 2009). Estimasi data yang digunakan yaitu dengan menggunakan estimasi non linear yaitu dengan metode maximum likelihood . Signifikansi secara statistic tidak diuji dengan statistic t, akan tetapi menggunakn statistic Z (Gujarati, 2003). Goodness of fit yang biasa diukur menggunakan R2 tidak memiliki arti. Sedangkan untuk pengujian hipotesis digunakan metode statistic likelihood ratio (LR) yaitu menggantikan uji F pada model regresi linear.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil Analisis dan Pembahasan
Pada sub bab ini akan dilakukan analisis dari hasil data yang telah di input dengan SPSS 16.0 dan telah diolah. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Uji regresi binary logistic, dan uji hipotesa. Selanjutnya analisis yang dilakukan disertai pembahasan dari olahan data masing-masing pengujian.
Validitas Data
Untuk regresi data menggunakan binary logistic signifikansi model dapat dilihat menggunakan tabel omnimbus tes dimana diperoleh nilai signifikan model sebesar 0.001. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi dari 5 persen sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan investasi.
Hasil Omnimbus test
Sumber : data diolah, 2015
Hasil Omnimbus test hampir sama dengan uji F pada OLS, namun pada regresi logistik menggunakan nilai Chi-Square dari selisih antara -2 Log Likehood sebelum variabel independen masuk model dan -2 Log Likelihood setelah variabel independen masuk model pengujian ini biasa di sebut Maximu Likelihood. Hasil output omnimbus test diatas terlihat bahwa 0.001 yang berarti kurang dari 0.05 keputusan Ho ditolak dan kesimpulannya terlihat bahwa chi-square sebesar 23.310 dengan p-value 0.001 yang berarti dengan tingkat keyakinan 95 persen, ada minimal satu variabel bebas yang berpengaruh pada variabel tak bebas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model dapat digunakan untuk analisis lebih lanjut.
Hasil Hosmer dan Lemeshow
Step Chi-Squaare df Sig.
1 22.242 8 .004
Sumber : data diolah, 2015
Hosmer and Lemeshow Test adalah Uji Goodness of fit (GOF), yaitu uji untuk menentukan apakah model yang dibentuk sudah tepat atau tidak. Dikatakan tepat apabila tidak ada perbedaan signifikansi antara model dengan nilai observasinya. Uji hipotesis juga dapat menggunakan Hosmer dan Lemeshow dimana nilai signifikansi sebesar 0.004 yaitu lebih kecil dari 0.05, yang berarti HO ditolak dikarenakan adanya perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya.
Nilai Nagelkerke R Square Step -2 Log
likelihood
Cox % Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 38.404 .365 .517
Sumber : data diolah, 2015
Nagelkerke R-Square memiliki interpretasi yang mirip dengan koefisien determinasi pada regresi linear. Maka proporsi varians dari melakukan investasi yang bisa dijelaskan oleh model adalah sebesar 51.7 persen. Namun nilai tersebut hanya bersifat pendekatan saja, karena pada regresi logistik koefisien determinasi tidak dapat dihitung seperti regresi linear. Sehingga perlu diperhatikan adalah seberapa banyak dapat meprediksi dengan benar yang tercermin dari nilai Classification Plot.
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 23.310 6 .001
Block 23.310 6 .001
Model 23.310 6 .001
Tabel klasifikasi observasi
Observed
Predicted Minat_Investasi
Percentage Correct Tidak investasi investasi
Step 1 Minat_Investasi Tidak investasi 12 3 80.0
investasi 2 33 94.3
Overall Percentage 90.0
Sumber : data diolah, 2015
Classification Table merupakan tabel kontingensi yang seharusnya terjadi atau disebut juga frekuensi harapan berdasarkan data empiris variabel dependen. Berdasarkan tabel di atas ada 12 + 3 = 15 orang yang tidak melakukan investasi, dapat dilihat 12 orang tidak melakukan investasi, namun 3 dari 15 orang yang seharusnya tidak melakukan investasi justru melakukan investasi. Selanjutnya jumlah sampel yang melakukan investasi terdapat 33 + 2 = 35 orang, sebanyak 33 orang murni melakukan investasi. Namun, 2 orang yang masuk dalam klasifikasi melakukan investasi, terlihat tidak melakukan investasi. Dari penjabaran diatas, nilai overall percentage sebesar (12 + 33)/50 = 90%, yang berarti ketepatan model penelitian ini sebesar 90%.
Dalam tabel tersebut menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam tabel hasil regresi menggunakan model binary logistic. Dengan menggunakan model tersebut maka akan dapat melihat variabel apa saja yang mempengaruhi.
Hasil regresi model
Variable Coefficient SE Prob.
Usia (x1)
.155 .093 .096
Pendidikan (x2)
-.698 1.247 .576
Status_Perkawinan (x3)
-4.943 1.614 .002
Jenis_kelamin (x4)
-3.530 1.452 .015
Jumlah_Tanggungan (x5)
-.339 .385 .378
Constant
1.878 2.990 .530
Sumber : Data diolah, 2015
Berdasarkan output dari tabel diatas diperoleh model :
𝑋 𝑋 𝑋 𝑋 𝑋
Hasil regresi yang ditunjukkan oleh tabel 4.6 menjelaskan sebesar 10% variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Dalam tabel hasil regresi menunjukkan pengaruh yang akan dibangun oleh variabel independen terhadap variabel dependen keputusan investasi.
Dari uji diatas diketahui bahwa usia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri. Usia 30 tahun ke atas membuktikan bahwa akan sangat mempengaruhi keputusan investasi mereka. Berdasarkan hasil regresi menggunakan binary logistik yang dilakukan usia memiliki signifikansi sebesar 0.096 yang lebih kecil dari tingkat signifikansi sebesar 10% dimana ketika seseorang yang sudah berusia 30 tahun keatas memiliki pemikiran atau akan lebih memilih hasil remitansi mereka untuk berinvestasi. Orang yang berumur dewasa biasanya sudah berkeluarga sehingga berpeluang besar untuk memikirkan keluarganya dan menginvestasikan remitannya untuk masa depan.
Status perkawinan Tenaga Kerja Indonesia secara signifikan mempengaruhi kecenderungan investasi mereka. Dalam analisis yang menggunakan binary logistic menunjukkan bahwa hasil signifikansi sebesar 0,002 yakni lebih kecil dari 10% (lihat tabel 4.6) yang berarti status perkawinan berpengaruh secara negatif. Tenaga Kerja Indonesia yang belum menikah, janda ataupun duda lebih cenderung untuk melakukan investasi daripada dengan status perkawinan yang sudah kawin atau menikah dengan nilai kecenderungan 0,002. Menurut hasil yang didapatkan di lapangan bahwa sesorang yang berstatus belum menikah cenderung uang yang didapatkan dari bekerja di luar negeri dipergunakan untuk investasi produksi seperti membuka usaha untuk persediaan ketika menikah kelak berbeda dengan responden berstatus menikah yang lebih cenderung untuk melakukan investasi konsumsi karena harus memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Variabel yang selanjutnya signifikan terhadap keputusan Investasi Tenaga Kerja Indonesia adalah variabel jenis kelamin. Diketahui tingkat signifikansi nya sebesar 0,015 lebih kecil dari 10%
(lihat tabel 4.6) maka dalam hal ini bahwa laki-laki lebih memilih berinvestasi daripada perempuan.
Karena menurut dari hasil yang didapatkan di lapangan perempuan lebih mengerti atau terfokus terhadap kebutuhan sehari-hari atau konsumsi sehari-hari sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki merupakan pemegang kendali sebuah rumah tangga untuk melakukan investasi dan perkonomian keluarga sehingga laki-laki lebih cenderung untuk melakukan investasi.
Dari variabel yang digunakan terdapat dua variabel yang tidak signifikan pada tingkat signifikansi sebesar 10% (lihat tabel 4.6), yaitu adalah variabel pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga yang ditinggalkan selama menjadi migran.Variabel Pendidikan tidak akan mempengaruhi keputusan investasi terhadap remitansi tenaga migran begitu juga jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap keputusan hasil investasi tenaga migran di desa Arjowilangun.
Pembahasan Hasil Penelitian
Menurut temuan dilapangan variabel usia signifikan mempengaruhi keputusan tenaga kerja indonesia dalam menginvestasikan remitannya. Semakin dewasanya umur seseorang akan mempengaruhi keputusan oang tersebut untuk menginvestasikan remitannya. Orang yang berumur dewasa kebanyakan sudah berkeluarga sehingga berpeluang besar untuk memikirkan keluarganya dan menginvestasikan remitannya untuk masa depan. Mengingat bahwa umur adalah hal yang sangat diperhitungkan dalam kemaksimalan bekerja. Ketika melakukan wawancara terhadap responden, banyak responden yang menyebutkan bahwa semakin bertambah umur maka akan semakin tambah pula orientasi terhadap investasi. Adanya pemikiran keharusan pensiun atau istirahat dan menikmati sisa umur dirumah dengan hal ini maka ketika umur masih sangat kuat untuk bekerja maka semangat untuk mengumpulkan uang masih sangat banyak dan sangat money oriented, ketika umur sudah mulai matang maka money oriented berganti dengan investment oriented. Semakin banyak investasi di umur matang maka semakin cepat untuk pensiun.
Status perkawinan Tenaga Kerja Indonesia memberikan pengaruh yang signifikan pada keputusan seseorang dalam berinvestasi. Ketika seseorang belum menikah,duda atau janda cenderung
uang yang didapatkan bekerja di luar negeri dipergunakan untuk investasi produksi seperti membuka usaha untuk persediaan atau bekal ketika menikah kelak berbeda dengan responden berstatus menikah yang lebih cenderung untuk melakukan investasi konsumsi karena harus memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Dapat dikatakan bahwa status pernikahan berpeluang dalam keputusan melakukan investasi. menurut Mantra dan Mallo (2011) menyebutkan bahwa perkawinan merupakan salah satu pendorong bagi mobilitas potensial untuk mengambil keputusan.
Jenis kelamin memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan Tenaga Kerja Indonesia dalam berinvestasi. Dimana jenis kelamin laki-laki lebih berpikir untuk masa depannya di karenakan laki-laki merupakan kepala rumah tangga yang berperan sebagai pemegang kendali sebuah rumah tangga dalam melakukan investasi. Berbeda dengan yang perempuan, yang lebih cenderung pemegang kendali mengenai kebutuhan konsumsi keluarga sehari-hari. Ketika melakukan penelitian, ditemukan bahwa laki-laki sebagai kepala keluarga yang sangat konsen terhadap keberlangsungan perekonomian keluarga pada masa yang akan datang. Maka dari hasil penelitian di desa Arjowilangun ini jenis kelamin laki-laki lah yang lebih banyak mengambil alih keputusan untuk berinvestasi. Mengingat keadaan perekonomian keluarga dimasa yang akan datang tidak mungkin bergantung pada migrasi internasional yang dilakukan. Perlu adanya keadaan dimana investasi harus dilakukan untuk menopang kebutuhan keluarga. Hal ini berbeda dengan hasil temuan penelitian Choirul Hamidah (2015) yang mengatakan jenis kelamin wanita lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang kiriman suami, sedangkan jenis kelamin laki-laki cenderung boros dalam membelanjakan uang hasil kiriman istri yang bekerja di luar negeri.
Terdapat dua variabel yang tidak signifikan yaitu variabel pendidikan dan jumlah tanggungan, pendidikan rendah maupun tinggi tidak mempengaruhi minat Tenaga Kerja Indonesia dalam menginvestasikan remitannya dikarenakan pendidikan yang rendah tidak menjamin orang tersebut dalam melakukan investasi terhadap remitansi. Begitu juga dengan variabel jumlah tanggungan keluarga tidak signifikan dalam mempengaruhi minat untuk menginvestasikan remitannya.
Investasi atas remitansi para Tenaga Kerja Indonesia memiliki dampak yang positif. Selain meningkatan kesejahteraan masih-masing individu, migrasi juga mensejahterakan lingkungan sekitar termasuk mensejahterakan lingkungan tempat tinggal. Dalam hal ini investasi remitansi dari Tenaga Kerja Indonesia yang telah dan sedang melakukan migrasi juga memberikan efek multiplier terhadap lingkungan sekitar sebagai perluasan tenaga kerja. Peran pemerintah sangat dibutuhkan, dukungan ini diperlukan agar dampak positif dari remitansi yang dihasilkan lebih besar daripada dampak negatifnya.
Sehingga investasi menjadi sangat bermanfaat bagi para Tenaga Kerja Indonesia baik yang sedang melakukan migrasi dan yang sudah pernah. Sehingga para Tenaga Kerja Indonesia memiliki kehidupan yang layak yang sesuai dengan apa yang sudah dikerjakan.
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
1. Keinginan untuk melakukan migrasi oleh Tenaga Kerja Indonesia dipengaruhi keinginan untuk menjadi sukses seperti pendahulunya yang bekerja diluar negeri dengan penghasilan yang besar. Seperti yang terjadi di Desa Arjowilangun Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang yang merupakan salah satu contoh desa yang maju dalam perekonomian dan pembangunannya.
2. Untuk alokasi investasi di Desa Arjowilangun banyak yang di alokasikan untuk membuat rumah, membeli lahan atau juga membuka usaha seperti salon, toko, warnet dan berternak sapi, ayam, kambing.
3. Untuk faktor yang signifikan mempengaruhi investasi di Desa Arjowilangun ialah usia, status perkawinan dan jenis kelamin. Usia atau umur diatas 30 tahun cenderung melakukan investasi, hal ini dikarenakan untuk umur atau usia dibawah 30 tahun uang hasil bekerja keluar negeri cenderung dipergunakan untuk biaya menikah dan membangun rumah terlebih dahulu atau konsumsi sehari-hari. Variabel status perkawinan Tenaga Kerja yang belum menikah janda atau duda cenderung uang yang didapatkan dari bekerja di luar negeri dipergunakan untuk investasi produksi seperti membuka usaha hal ini bertujuan sebagai persediaan atau modal ketika menikah kelak berbeda dengan responden berstatus menikah yang lebih cenderung untuk melakukan investasi konsumsi karena harus memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari. Untuk variabel jenis kelamin laki-laki lebih cenderung untuk melakukan investasi hal ini dikarenakan laki-laki memegang kendali keluarga atau rumah tangga dalam melakukan investasi.
Rekomendasi
1. Pentingnya pembinaan terhadap calon Tenaga Kerja Indonesia yang siap bekerja diluar negeri dengan standar pendidikan minimal SMA, serta mengikuti kursus-kursus keahlian, dan menjalin komunikasi yang baik terhadapa keluarga dirumah.
2. Selain itu, penyuluhan atau pengetahuan yang dilakukan pemerintah terhadap daerah-daerah yang berpotensi untuk menjadi TKI, untuk memberikan gambaran tentang pentingnya memiliki investasi sebagai tabungan apabila TKI tersebut sudah tidak lagi bekerja.
Pengetahuan tentang memiliki investasi juga penting untuk keluarga yang ditinggalkan, karena keluarga merupakan pengelola keuangan.
3. Pelatihan usaha juga sangat berpengaruh di daerah-daerah penghasil TKI karena daerah penghasil TKI masih belum memiliki keahlian, sehingga pelatihan ini dapat memacu agar memiliki kesempatan untuk berkarir di daerah nya dan tidak harus untuk bekerja diluar negeri
Daftar Pustaka
_________________. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Ed.7. Diterjemahkan Oleh:
Burhanudin Abdulloh. Jakarta.
Arsyad, Lincolin. 1999. Ekonomi Pembangunan Edisi Keempat. Yogyakarta:Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Dibyantoro, Bayu dan Mukti Alie, Muhammad. 2014 Pemban. Pola Penggunaan Remitan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Serta Pengaruhnya Terhadap gunan di daerah asal (Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor 2 2014 Universitas Diponegoro)
Didit Purnomo, SE. 2004. Studi Tentang Pola Migrasi Sirkuler Asal Wonogiri Ke Jakarta. Thesis S2 (Tidak Dipublikasikan), MIESP Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Gujarati, Damondar N. 2003. Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Hamidah, Choirul. 2013. Dampak Remitansi Tenga Kerja Luar Negeri (TKI) luar Negeri Pada Peningkatan Investasi Daerah Asal (Jurnal Ekuilibrium volume 11 Nomor 2 Maret 2014 Universitas Muhammadiyah Ponorogo)
Hamidah, Choirul. 2015. Pengaruh Gender Terhadap Keputusan Konsumsi dan Investasi Keluarga TKI (Prosiding Hasil Penelitian dan PPM 2015 Universitas Muhammadiyah Ponorogo)
IOM. 2010 Labour Migration From Indonesia (An Overview Of Indonesian Migration to Selected Destinations in Asia and the Middle East)
Lee, S. Everett. 1976. Suatu Teori Migrasi. Diterjemahkan Oleh Daeng Hans. Jogjakarta.
Mantra, Ida Bagoes. 2004. Persebaran Penduduk Dan Kebijaksanaannya Di Indonesia. [On Line]
Available. Http: // Www.Google.Co
Mankiw, N Gregory . 2006. Makroekonomi 6th . Terjemahan oleh Fitria Liza dan Imam Nurmawan.
2007 . Jakarta: Gramedia.
Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Puspitasari Ciptaning, Endah dan Salim A, Wilmar. 2012. Peran Remitan Tenaga Kerja Indonesia dalam Pembangunan Wilayah Pedesaan (Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N1 ITB)
Skeldon, Ronald. 2003. Migration and Proverty
http:/pum.priceton.edu/pumconference/papers/6-skeldon.pdf
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo
Syafitri, Wildan. 2011. Determinant of Labour Migration Decision (The Case of East Java, Indonesia). International Labour Migration ( Desertasi: Kassel University)
Todaro, P. Michael. 1994. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga, Ed.4. Diterjemahkan Oleh:
Burhanudin Abdulloh. Jakarta.
w.w.w.BNP2TKI.go.id (Diakses Tanggal 1 April 2015)
w.w.w.disnaker.malangkab.go.id (Diakses Tanggal 1 April 2015) w.w.w.bps.go.id (Diakses 20 september 2015)