• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCUMENT ABOUT PLANNING APPROACH

N/A
N/A
fazira tasya

Academic year: 2024

Membagikan "DOCUMENT ABOUT PLANNING APPROACH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PLANNING APPROACH

Tugas ini di susun guna melengkapi tugas mata kuliah Seminar Teori Perencanaan Disusun oleh :

Kelompok Stp 22-07

Okky Rizal Maulana 193060019 Aulia Ghita Apriliyan 193060026 M. Akira Dananjaya 193060044

Fazira Tasya A 193060067

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN 2022

Tugas : 05

Nama Dosen : Ir. Supratignyo Aji, MT.

Tanggal Penyerahan : 31 Oktober 2022

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...i

PEMBAHASAN...1

1.1 Pendekatan Perencanaan...1

1.2 Macam-Macam Pendekatan Perencanaan...1

1.2.1 Sudut Pandang Melihat Kota Sebagai Sebuah Sistem...1

1.2.2 Sudut Pandang Sebagai Inisiator...5

1.2.3 Pelaksanaan Perencanaan...8 DAFTAR PUSTAKA...I

(3)

PEMBAHASAN 1.1 Pendekatan Perencanaan

Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Sedangkan Planning (Perencanaan) adalah rangkaian aktivitas/kegiatan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan suatu metode tertentu. Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa sebuah planning atau perencanaan merupakan proses menuju tercapainya tujuan tertentu. Atau dalam istilah lain merupakan persiapan yang terarah dan sistematis agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendekatan Perencanaan adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam proses penetapan tujuan dengan menggunakan suatu metode tertentu agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

1.2 Macam-Macam Pendekatan Perencanaan

1.2.1 Sudut Pandang Melihat Kota Sebagai Sebuah Sistem A. Komprehensif

Komprehensif adalah suatu kerangka pendekatan yang logis dan teratur, mulai dari diagnosis sampai kepada tindakan yang didasarkan pada analisis fakta yang relevan.

Diagnosis masalah yang dikaji melalui kerangka teori dan nilai-nilai. Perumusan tujuan dan sasaran dalam rangka pemecahan masalah diarahkan untuk merancang alternatif cara-cara untuk mencapai tujuan, dan pengkajian atas efektivitas cara-cara tersebut. Pendekatan perencanaan komprehensif yang pada mulanya sangat dominan digunakan, yang menggunakan model berfikir sistem dalam perencanaan, sehingga objek perencanaan dipandang sebagai suatu kesatuan yang bulat, dengan satu tujuan yang disebut visi.

Ciri pendekatan perencanaan komprehensif :

 Dilandasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan yang utuh.

 Didasari oleh seperangkat spesifikasi tujuan yang lengkap, menyeluruh dan terpadu.

 Peramalan yang tepat serta ditunjang oleh sistem informasi yang lengkap, handal dan rinci.

 Peramalan yang diarahkan pada tujuan jangka panjang. Contoh : Master Plan Keunggulannya pendekatan perencanaan komprehensif :

(4)

 Pada kesederhanaan dalam metode yang digunakan dan sangat sesuai untuk memecahkan permasalahan yang bersifat umum.

 Perencanaan model ini bersifat ”keahlian”. Karena itu, seorang perencana dituntut memahami perencanaan baik dari sisi teknis maupun filosopis.

 Pada umumnya, perencanaan model ini dilakukan bersifat perorangan, namun tidak menutup kemungkinan bersifat kolektif atau kelompok dengan asumsi kepentingan individu menyesuaikan kepentingan kelompok.

 Karakter dasar perencanaan bersifat komprehensif (menyeluruh), yakni mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan, sehingga semua masalah ingin coba diselesaikan.

Kelemahannya pendekatan perencanaan komprehensif :

 Biasanya kurang dapat memperhitungkan sumber daya yang tersedia, karena berasumsi bahwa sumber daya dapat dicari dan diusahakan.

 Pembuat keputusan dipegang para ahli/perencana, sedangkan masyarakat hanya diberikan sedikit peran, biasanya hanya dalam bentuk public hearing yang sifatnya serimonial.

Asumsi pendekatan perencanaan komprehensif :

 Suatu konsensus umum terhadap cara dan tujuan yang mempunyai makna kepentingan/ kesejahteraan umum dapat dicapai.

 Pemilihan rencana yang terbaik pada dasarnya merupakan suatu proses teknikal yang dapat diselesaikan melalui analisis yang cermat atas data yang relevan dan akurat.

 Dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh suatu mekanisme perencanaan yang sentralistik.

B. Inkremental

Inkremental adalah suatu kerangka pendekatan yang hanya mengutamakan subsistem tertentu yang diprioritaskan tanpa melihat dalam wawasan yang lebih luas. Hanya memilih di yang lebih luas. Hanya memilih di antara rentang substansi yang ng substansi yang terbatas dan hanya berbeda/berubah sedikit dari kebijaksanaan yang ada.

(5)

Ciri pendekatan perencanaan inkremental :

 Tidak perlu ditunjang oleh penelaahan rencana secara menyeluruh.

 Hanya mempertimbangkan bagian dari kebijakan umum yg prioritas.

 Pelaksanaan lebih mudah dan realitis. Contoh : Rencana Khusus Keunggulannya pendekatan perencanaan inkremental :

Model perencanaan inkremental banyak digunakan saat ini karena tidak memerlukan banyak informasi data dan dapat dengan cepat dalam pengambilan pengambilan keputusan.

keputusan. Model perencanaan perencanaan inkremental inkremental lebih kepada pendekatan pendekatan yang didasarkan didasarkan pada pengalaman-pengalaman pengalaman-pengalaman perencana perencana dan memiliki porsi rasionalitas yang lebih kecil dibandingkan pendekatan sebelumnya.

Kelemahannya pendekatan perencanaan inkremental :

 Asumsinya bahwa kondisi masyarakat adalah pluralis yang terdiri dari kelompok- kelompok kecil. Pengkritik paham incremental memperdebatkan bahwa masyarakat didominasi oleh kelompok-kelompok tertentu yang melakukan kompetisi tidak adil dan tidak demokratis. Dalam hal ini nantinya kelompok masyarakat pemenang saja yang terwakili dalam perencanaan.

 Pendekatan inkremental tanpa mendasarkan pada efektivitas belanja setiap kegiatan yang dilaksanakan sehingga kegiatan bersifat monoton dan banyak dijumpai penggunaan anggaran yang tidak relevan.

Asumsi pendekatan perencanaan inkremental :

 Kemungkinan terjadinya consensus dalam isu dalam isu perencanaan yang luas yang luas (berorientasi pada rentang alternatif yang terbatas) tidak ada.

 Konsensus secara menyuluruh sangat sulit dicapai dan kemungkinan yang terjadi hanya pada usulan-usulan yang menghendaki perubahan yang inkrimental (perubahan yang gradual) dan parsial.

 Membutuhkan suatu perencanaan yang terdesentralisasi.

(6)

C. Mixed Scanning

Mixed scanning adalah suatu kerangka pendekatan yang tepilah yang berdasarkan berdasarkan pertimbangan pertimbangan menyeluruh menyeluruh berupa kombinasi kombinasi dari komprehensif komprehensif yang menekankan pada pelaksanaan yang analitik, penelitian dan pengumpulan pengumpulan data yang menyeluruh menyeluruh dan inkremental inkremental yang menitikberatkan menitikberatkan pada tugas interaksional interaksional untuk mencapai mencapai konsensus konsensus pada perubahan perubahan yang terbatas.

Ciri pendekatan perencanaan mix scanning :

 Perencanaan mengacu pada kebijakan umum.

 Perencanaan latar belakang menyeluruh, pendalaman penelaahan diutamakan.

 Peramalan mempertimbangkan aspek menyeluruh.

 Penghematan waktu dan dana, penyederhanaan.

 Untuk menunjang hasil, telah dilakukan perumusan sasaran dan tujuan rencana pembangunan. Contoh: Rencana Struktur Kota (1968, di Inggris), Action Plan.

Keunggulannya pendekatan perencanaan mix scanning :

Waktu yang lebi yang lebih efesien mengenai tenaga kerja dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit karena menggunakan pendekatan terpilah, namun tetap melihat atau mengacu pada keseluruhan aspek( menggunakan pendekatan komprehensif).

Kekurangannya pendekatan perencanaan mix scanning :

 Memperbolehkan consensus dalam setiap isu yang Memperbolehkan consensus dalam setiap isu yang dihadapi.

 Asumsi pendekatan perencanaan mix scanning

 Membolehkan terjadinya konsensus dalam setiap isu yang dihadapi.

 Untuk mengarahka Untuk mengarahkan kebijaksanaan umum sebaiknya umum sebaiknya ditangani secara terpusat.

 Untuk rancangan program yang efisien lebih efektif untuk dilaksanakan oleh mekanisme prencanaan yang desentralistik

(7)

1.2.2 Sudut Pandang Sebagai Inisiator

Ilustrasi Perencanaan merupakan tindakan untuk menentukan masa depan. Dalam Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, pasal 1 disebutkan perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Perencanaan adalah meletakkan tujuan-tujuan dalam jadwal waktu atau program pekerjaan untuk mendapat hasil yang optimal. Oleh karena itu perencanaan merupakan sebuah keniscayaan, keharusan dan kebutuhan. Perencanaan itu sendiri berfungsi sebagai penuntun arah, meminimalisasi ketidakpastian, minimalisasi infesiensi sumber daya, penetapan standard dan pengawasan kualitas.

Proses perencanaan merupakan suatu prosedur dan tahapan dari perencanaan itu dilaksanakan.Secara hierarki, prosedur perencanaan itu dilakukan atas dasar prinsip Top-Down Planning, yaitu proses perencanaan yang dilakukan oleh pemimpin tertinggi suatu organisasi kemudian atas dasar keputusan tersebut dibuat suatu perencanaan di tingkat yang lebih perencanaan di tingkat yang lebih rendah. Prinsip rendah. Prinsip lainnya adalah lawan dari prinsip d lainnya adalah lawan dari prinsip di atas yaitu Bottom-Up Planning yang merupakan perencanaan yang awalnya dilakukan di tingkat yang paling rendah dan selanjutnya disusun rencana organisasi di atasnya sampai dengan tingkat pusat atas dasar rencana dari bawah.

Adanya pertumbuhan penduduk menentukan adanya perubahan struktur masyarakat.

Dengan rakat. Dengan adanya konflik juga adanya konflik juga dapat menimbulka dapat menimbulkan perubahan struktur masyarakat dimana rakat dimana dalam membuat perubahan yang dalam membuat perubahan yang terencana kita harus memebuat kita harus memebuat perencanaan terlebih dahulu. Beberapa jenis dari perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan dengan sistem “Top Down Planning” artinya adalah perencanaan perencanaan yang dilakukan dilakukan oleh lembaga lembaga pemerintahan pemerintahan sebagai sebagai pemberi pemberi gagasan awal serta pemerintah berperan lebih dominan dalam mengatur jalannya program jalannya program yang berwal dari erwal dari perencaan perencaan hingga proses hingga proses evaluasi, dimana evaluasi, dimana peran masyarakat tidak begitu berpengaruh.

(8)

2. Perencanaan dengan sistem “Bottom Up Planning” artinya adalah perencanaan yang dilakukan dilakukan dimana masyarakat masyarakat lebih berperan berperan dalam hal pemberian pemberian gagasan gagasan awal sampai dengan mengevaluasi mengevaluasi program program yang telah dilaksanakan sedangkan pemerintah pemerintah hanya sebagai fasilitator dalam suatu jalannya program.

3. Perencaan dengan sistem gabungan dari kedua sistem diatas adalah perencaan yang disusun berdasarkan kebutuhan masyarakat dan program yang diinginkan oleh masyarakat yang merupakan kesepakatan bersama antara pemerintah pemerintah dan juga masyarakat masyarakat sehingga sehingga peran antar satu dan keduanya keduanya saling berkaitan.

A. Perencanaan Pembangunan Bottom Up

Buttom Up Planning adalah perencanaan yang dibuat berdasarkan kebutuhan, keinginan dan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan bersama-sama dengan atasan menetapkan kebijakan atau pengambilan keputusan dan atasan juga berfungsi sebagai fasilitator. Sedangkan dalam pengertian dibidang pemerintahan, button up planning planning atau perencanaan perencanaan bawah adalah perencanaan perencanaan yang disusun disusun berdasarkan berdasarkan kebutuhan mereka sendiri dan pemerintah kebutuhan mereka sendiri dan pemerintah hanya sebag hanya sebagai fasilitator dari bawah ke atas (bottom-up).

Pendekatan ini merupakan upaya melibatkan semua pihak sejak awal, sehingga setiap keputusan yang diambil dalam perencanaan adalah keputusan mereka bersama, dan mendorong keterlibatan dan komitmen sepenuhnya untuk melaksanakannya. Kelemahannya memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk perencanaan. Diperlukan pengembangan budaya perusahaan yang sesuai.

Kelebihan dari sistem “Bottom Up Planning” adalah sebagai berikut :

1. Peran masyarakat dapat optimal dalam memberikan masukan atau ide-ide kepada pemerintah dalam menjalakan suatu program.

(9)

2. Tujuan yang yang diinginkan oleh masyarakat akan dapat berjalan sesuai dengan keinginan masyrakat karena ide-idenya berasal dari masyarakat itu sendiri sehingga masayarakat bisa melihat apa yang diperlukan dan apa yang diinginkan.

3. Pemerintah tidak perlu bekerja secara optimal dikarenakan ada peran masyarakat lebih banyak.

4. Masyarakat aka akat akan lebih kreat dalam mengeluarkan ide- kan ide-ide yang yang aka ide yang yang akan digunakan dalam suatu jalannya proses suatu program.

Kelemahan dari sistem “Bottom Up Planning” adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah akan tidak begitu berharga karena perannya tidak begitu besar.

2. Hasil dari suatu program tersebut belum tentu karena perbadaan tingkat pendidikan dan bisa dikatakn cukup rendah bila dibanding para pegawai pemerintahan.

3. Hubungan masyarakat dengan pemerintah tidak akan lebih baik karena adanya silih faham atau munculnya ide-ide yang berbeda dan akan menyebabkan kerancuan bahkan salah faham antara masyarakat dengan pemerintah dikarenakan kurang jelasnya masing-masing tugas dari pemerintah dan juga masyarakat.

B. Perencanaan Pembangunan Top Down

Top-down planning merupakan model kan model perenca perencanaan yang naan yang dilakukan dari ukan dari atasan yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja.

Dalam pengertian lain terkait dengan pemerinta dengan pemerintahan, perencanaan top-down planning atau perencanaan atas adalah perencanaan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah pemerintah ditujukan ditujukan kepada masyarakat masyarakat dimana masyarakat sebagai pelaksana saja.

Tidak ada satupun yang menyangkal bahwa metode top down yang diterapkan diera orde baru menghasilkan pertumbuhan pembangunan ekonomi yang menakjubkan secara prese ubkan secara presentase. Akan tetapi sayangnya kemajuan ini tidak diikuti an ini tidak diikuti oleh kemajuan bidang-bidang sosial yang lain sehingga muncullah ketimpangan pembangunan. Ketimpangan pembangunan dibeberapa dibeberapa daerah terjadi terjadi bukan karena kesalahan konsep, tetapi ketidakmampuan sistem pelaksanaan dalam

(10)

menterjemahkan konsep tersebut ke dalam program operasional yang mantap.

Ketidakmampuan ini bisa diakibatkan diakibatkan oleh rendahnya rendahnya kemampuan kemampuan teknis aparat pelaksana, pelaksana, bisa juga karena ketidakcocokan (rasionalisasi penerapan) antara program yang dibuat Pemerintah Pusat dengan kondisi daerah dan keinginan masyarakat, sebab masyarakat setempat tidak diberi kesempatan untuk terlibat pada penyusunan konsep atau tidak berdaya mempengaruhi atau merencanakan masa depan mereka.

Adapun kelemahan dari tipe “Top Down Planning” adalah :

1. Masyarakat tidak bisa berperan lebih aktif dikarenakan peran pemerintah yan ntah yang lebih dominan bila dibanding peran dari masyarakat itu sendiri.

2. Masyarakat tidak bisa melihat sebarapa jauh suatu program telah dilaksanakan.

3. Peran masyarakat hanya sebagai penerima keputusan atau hasil dari suatu program program tanpa mengetahui mengetahui jalannya jalannya proses pembentukan pembentukan program program tersebut tersebut dari awal hingga akhir.

4. Tujuan utama dari program tersebut yang hendaknya akan di dikirimkan kepada masyarakat tidak terwujud dikarenakan pemerintah pusat tidak begitu memahami hal- hal yang diperlukan oleh masyarakat.

5. Masyarakat akan merasa terabaikan karena suara mereka tidak begitu diperhitungkan dalam proses berjalannya suatu proses.

6. Masyarakat menjadi kurang kreatif dengan ide-ide mereka.

Kelebihan dari sistem ini adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat tidak perlu bekerja serta memberi masukan program tersebut sudah dapat berjalan sendiri karena adanya peran pemerintah yang optimal.

2. Hasil yang dikeluarkan bisa optimal dikarenakan biaya yang dikeluarkan ditanggung oleh pemerintah.

3. Mengoptimalkan kinerja para pekerja dipemerintahan dalam menyelenggarakan suatu program.

(11)

1.2.3 Pelaksanaan Perencanaan A. Teknokratis

Menurut penjelasan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, “perencanaan teknokrat dilaksanakan dengan menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu”. Menurut Suzetta (2007) adalah proses perencanaan yang dirancang berdasarkan data dan hasil pengamatan kebutuhan masyarakat dari pengamat professional, baik kelompok masyarakat yang terdidik yang walau tidak mengalami sendiri namun berbekal berbekal pengetahuan pengetahuan yang dimiliki dimiliki dapat menyimpulkan menyimpulkan kebutuhan kebutuhan akan suatu barang barang yang tidak dapat disediakan disediakan pasar, untuk menghasilkan perspektif akademis akademis pembangunan.

pembangunan. Pengamat ini bisa pejabat pejabat pemerintah, pemerintah, bisa non- pemerintah, atau dari perguruan tinggi.

Tujuan Perencanaan Teknokratis untuk membangun perencanaan strategis dan perencanaan perencanaan kontingensi, kontingensi, menetapkan menetapkan ketentuan- ketentuan, standar, prosedur petunjuk pelaksanaan serta evaluasi, pelaporan dan langkah taktis untuk menopang menopang organisasi (Tomatala, 2010).

B. Partisipatif

Filosofi Perencanaan Partisipatif yaitu menekankan adanya peran serta aktif dari masyarakat dalam merencanakan pembangunan mulai dari pengenalan wilayah, pengidentifikasian masalah sampai penentuan skala prioritas. Menurut UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional: “perencanaan partisipatif partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan terhadap pembangunan. Pelibatan mereka adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki”. Dan dalam UU No. 25 Tahun 2004, dijelaskan pula “partisipasi masyarakat”

adalah keikutsertaan untuk mengakomodasi kepentingan mereka dalam proses penyusunan rencana pembangunan.

Menurut Sumarsono (2010), perencanaan partisipatif adalah metode perencanaan pembangunan pembangunan dengan cara melibatkan melibatkan warga masyarakat

(12)

masyarakat yang diposisikan diposisikan sebagai sebagai subyek pembangunan. Tujuan Perencanaan Partisipatif yaitu agar masyarakat diharapkan mampu mengetahui permasalahannya sendiri di lingkungannya, menilai potensi SDM dan SDA yang tersedia, dan merumuskan solusi yang paling menguntungkan.

C. Advokatif

Teori Advokasi yaitu menekankan hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan. Dasar perencanaan tidak bertitik tolak dari pengamatan pengamatan secara empiris, empiris, tetapi atas dasar argumentasi argumentasi yang rasional, rasional, logis dan bernilai bernilai (advocacy (advocacy = mempertahankan mempertahankan dengan argumentasi). argumentasi). Kebaikan Kebaikan teori ini adalah untuk kepentingan umum secara nasional. Karena ia meningkatkan kerja sama secara nasional, toleransi, kemanusiaan, perlindungan terhadap minoritas, menekankan hak sama, dan meningkatkan kesejahteraan umum. Perencanaan yang memakai teori ini tepat dilaksanakan oleh pemerintah/ atau badan pusat.

Perencanaan advokasi adalah perencanaan yang muncul pada konsep perencanaan plural.

Perencanaan rencanaan ini yang berfungsi berfungsi sebagai sarana untuk mendukung mendukung pernyataan/ pemikiran pemikiran yang saling berkompetisi, berkompetisi, dalam hal bagaimana bagaimana masyarakat masyarakat harus membangun dan dibangun.

Perencanaan advokasi muncul akibat adanya perbedaan kepentingan dan posisi tawar berbagai kelompok di masyarakat. Di dalam proses perencanaan pembangunan yang bersifat unitary plan (yang dilakukan oleh pemerintah), perbedaan kepentingan dan posisi tawar antar kelompok masyarakat akan menyebabkan sulitnya melakukan pencapaian pencapaian tujuan akhir pembangunan. pembangunan. Untuk itu perencanaan perencanaan advokasi advokasi sangatlah sangatlah dibutuhkan di dalam pencapaian tujuan akhir pembangunan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Prihatin, Djuni. Aplikasi Teori Perencanaan : Dari Konsep Ke Realita.Yogjakarta. ISBN: 978- 623-7358-33-6

https://www.academia.ed/13176796/Pembahasan_Pendekatan_sistem_Perencanaan Diakses Pada 28 Oktober 2022

Berlan et all., 2017. Planning Approach. Universitas Pasundan

Referensi

Dokumen terkait

Mekanisme top down planning melalui pengalihan dana Tugas Pembantuan (TP) ke Dana Alokasi Khusus (DAK) sektor pertanian memiliki tujuan untuk menertibkan sistem pendanaan

Mekanisme top down planning melalui pengalihan dana Tugas Pembantuan (TP) ke Dana Alokasi Khusus (DAK) sektor pertanian memiliki tujuan untuk menertibkan sistem

Sebuah proyek sistem informasi, dalam perencanaannya harus memperhitungkan analisa resiko yang mungkin terjadi dan melakukan perencanaan solusi dengan disaster recovery

Model yang dikemukakan oleh Edwards III ini sifatnya top down dan cocok diimplementasikan pada level birokrasi yang terstruktur pada suatu lembaga pemerintahan, dalam hal ini

Perencanaan sumberdaya perusahaan (Enterprise Resource Planning /ERP) adalah aplikasi komputer yang menyatukan sistem informasi yang mencakup berbagai fungsi utama

Metodologi enterprise architecture planning (EAP) yang digunakan dalam proses perencanaan sistem informasi akademik dapat memberikan sebuah blueprint arsitektur

Berlakunya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional juga telah mengubah wajah proses perencanaan pembangunan didaerah, dari bersifat top

Berdasarkan hal tersebut, disusunlah sistem perencanaan dan pengendalian produksi yang mengacu pada sistem Manufacturing Resource Planning, dimulai dari pengukuran kapasitas